Anda di halaman 1dari 42

Situasi Kesehatan

Reproduksi Remaja dan


Aborsi di Indonesia
JIA – MARYAM – SHIFA – SITI – WINA
Kesehatan
Reproduksi Remaja
Definisi

Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu


keadaan sehat jasmani,psikologis, dan sosial yang berhubungan
dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja.
Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan
bila mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di
sekitarnya (Hasmi,2001)
Ciri-ciri perkembangan remaja
menurut perkembangannya

Masa remaja tengah (13-15 Masa remaja akhir (16-19


Masa remaja awal (10-12 tahun) tahun)
tahun) Ciri khas : Ciri khas :
Ciri khas : • Mencari identitas diri, • Pengungkapan kebebasan
• Lebih dekat dengan teman • Timbulnya keinginan untuk diri,
sebaya, kencan, • Lebih selektif dalam
• Ingin bebas, • Mempunyai rasa cinta yang mencari teman sebaya,
• Lebih banyak mendalam, • Mempunyai citra jasmani
memperhatikan keadaan • Mengembangkan dirinya,
tubuhnya dan mulai kemampuan berpikir • Dapat mewujudkan rasa
berpikir abstrak. abstrak, cinta,
• Berkhayal tentang aktifitas • Mampu berpikir abstrak.
seks.
Perubahan fisik pada masa remaja

Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat


pada masa remaja, termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai
kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan Kejiwaan

Sensitif (mudah menangis,Agresif dan mudah bereaksi


Perubahan Emosi cemas, frustasi dan tertawa)terhadap rangsangan luar

Perkembangan Mampu berpikir kritis, senang


Ingin mengetahui hal-hal baru
intelegensia memberikan kritik (perilaku coba-coba)
Pengaruh buruk akibat seks pranikah

Kematangan organ seks


dapat berpengaruh buruk Hal ini akan menimbulkan
bila remaja tidak mampu akibat yang dirasakan
mengendalikan bukan saja oleh pasangan,
rangsangan seksualnya, khususnya remaja puteri,
sehingga tergoda untuk tetapi juga orang tua,
melakukan hubungan keluarga, bahkan
seks pranikah. masyarakat.
Kaitan antara Kesehatan Remaja dan Kesehatan
Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan


remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja
akan menimbulkan gangguan pula pada sistem reproduksi.
Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja
termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja :

1. Masalah Gizi
2. Masalah Pendidikan
3. Masalah Lingkungan dan Pekerjaan

4. Masalah Seks dan Seksualitas

5. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja

Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk


memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan
perilaku hidup sehat bagi remaja, di samping mengatasi masalah yang
ada.
Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk
menjalani masa remaja secara sehat,para remaja diharapkan mampu
memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan
bereluarga dengan reproduksi yang sehat.
Pembekalan pengetahuan yang
diperlukan remaja meliputi:
Perkembangan fisik,kejiwaan dan kematangan
seksual remaja.

Proses reproduksi yang bertanggung-jawab

Pergaulan yang sehat

Persiapan pranikah

Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya.


Kasus 1
MANADO - Pergaulan bebas di Kota Manado kian memprihatinkan.
Seorang pengangguran berinisial MM (16) dilaporkan ke petugas SPKT
Polresta Manado karena melakukan hubungan badan dengan salah
seorang siswi SMP negeri.
Pelapor adalah ibu kandung dari siswi tersebut. Meski hubungan
badan itu dilakukan atas dasar suka sama suka, dan tanpa paksaan,
ibunda siswi itu meminta polisi segera memproses MM dan
menghukumnya sesuai dengan pasal yang berlaku.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, kasus ini bermula saat
siswi itu menjalin hubungan asmara dengan seorang pria yang
merupakan warga Kelurahan Karombasan Selatan. Hubungan
keduanya cukup dekat.
Siswi SMP tersebut kerap datang ke rumah MM, baik diminta
maupun tidak. Saat berada di rumah MM, siswi itu kerap melakukan
hubungan badan layaknya suami/istri. Hubungan badan ini sudah
sering mereka lakukan.
Namun hubungan itu diketahui ibunda sang siswi, hingga
akhirnya MM dilaporkan ke polisi. Ibunda siswi tersebut berharap
pelaku diganjar sesuai dengan perbuatannya. Kasus ini selanjutnya
ditangani Polresta Manado.

source: http://daerah.sindonews.com/read/1035246/193/siswi-smp-di-
manado-lakukan-seks-bebas-1440079612
Pembahasan Kasus
Pada kasus diatas, terlihat bahwa situasi kesehatan reproduksi
remaja saat ini sangat buruk. Hal ini dapat dilihat dari maraknya
pergaulan bebas pada usia remaja. Kurangnya pengawasan dari orang
tua juga turut membuat remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Selain itu, seks bebas pada usia remaja bisa menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan sering kali berakhir
dengan aborsi. Remaja perempuan berusia dibawah 18 tahun berisiko
2-5 kali terhadap kematian dibandingkan perempuan usia 18-25 tahun
akibat persalinan lama, persalinan macet, perdarahan, atau factor lain.
Walaupun hubungan seks dilakukan atas keinginan bersama (mau
sama mau), seringkali remaja tidak merencanakan terlebih dahulu
sehingga tidak siap dengan kondom ataupun kontrasepsi lain. Remaja
putri mempunyai risiko lebih tinggi terhadap infeksi dibandingkan
perempuan lebih tua karena belum matangnya sistem reproduksi
mereka.
Peran bidan dalam menghadapi masalah seperti ini, yaitu dengan
memberikan konseling pada remaja dan keluarganya, mencegah
semakin tingginya angka penyakit menular seksual (PMS) dengan cara
konseling, pelaksanaan upaya preventif dilakukan dengan
meningkatkan hubungan remaja dengan lingkungan keluarganya,
memberikan pendidikan seksual yang sehat.
Kasus 2
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyebaran penyakit
menular seksual (PMS) sangat mengkhawatirkan.Tak hanya menyerang
kaum dewasa, bayi di bawah usia lima tahun (balita) pun terkena
penyakit ini. Sedikitnya, ada empat balita dan delapan anak-anak yang
terjangkit PMS.Lebih miris lagi, ratusan para remaja juga mengidap
penyakit seksual menular ini.
Data dari Dinas Kesehatan Bali menyebutkan, periode Januari-
Juni 2015, terdapat 3.987 orang terserang PMS, mulai dari sifilis,
servisitis, uretritis, gonore, kandidiasis, trikomoniasis, herpers genital,
ulkus mole dan lainnya.
Dari total itu, 248 menyerang balita, anak-anak dan remaja,
3.650 menyerang para orang dewasa dengan kisaran usia 20-49 tahun.
Sedangkan kakek-nenek, mereka yang berusia di atas 50 tahun, yang
terserang PMS sebanyak 89 orang.
Hingga semester pertama di tahun 2015, sudah terdapat total 3.987
orang di Bali mengidap penyakit infeksi menular seksual. Penyakit
ini pada umumnya disebabkan oleh prilaku seksual masyarakat yang
kurang sehat," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali , dr Gede
Wira Sunetra, Selasa (7/7/2015).

Sumber:
http://bali.tribunnews.com/2015/07/08/ratusan-remaja-di-bali-
terserang-penyakit-menular-seksual-ini-penyebabnya?page=2
Pembahasan..
Pada kasus diatas, terlihat bahwa situasi kesehatan reproduksi
remaja saat ini sangat buruk. Dari pergaulan bebas itu pula,
sangat memungkinkan para remaja yang melakukan pergaulan
bebas akan mengidap Infeksi PMS(Penyakit Menular Seksual).
Infeksi PMS dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur
hidup, termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis, serta
meningkatkan risiko penularan HIV. Sekitar 333 juta kasus PMS
yang dapat disembuhkan terjadi setiap tahunya; dan data yang
ada menunjukkan bahwa sepertiga dari infeksi PMS di negara
negara berkembang terjadi pada mereka yang berusia 13-20
tahun.
Kaum muda cenderung lebih beresiko tertular PMS,
karena berbagai karena belum matangnya sistem
reproduksi mereka. Namun tetap saja hal yang terpenting
ialah, kita sebagai remaja sebaiknya menjaga diri dengan
sebaik-baiknya, sehingga terhindar dari pergaulan bebas
dan terbebas dari penyakit Infeksi PMS.
Situasi Kesehatan
Reproduksi yang
Berhubungan dengan
Aborsi di Indonesia
Aborsi adalah keluarnya hasil konsepsi
sebelum kehamilan berumur 20 minggu.
Keguguran dapat terjadi secara spontan atau
buatan/sengaja. Aborsi spontan biasanya DEFINISI
terjadi sebelum kehamilan berusia 12 minggu
(3 bulan), sedangkan aborsi buatan atau
disengaja yang dilakukan setelah 12 minggu.
(Depkes & UNFPA 2003).
Resiko aborsi
Terdapat juga akibat jangka
Menurut Depkes & UNFPA panjang yang mungkin timbul
(2003), resiko aborsi yang akan (Depkes& UNFPA (2003))
terjadi adalah:
• Syok
• Perdarahan
• Rupture uteri
• Sepsis (infeksi berat) Infeksi saluran reproduksi
Kehamilan di luar kandungan
Kemandulan
Aborsi di Indonesia
Menurut Depkes (2003) menyebutkan bahwa ibu yang tidak menerima
akan kehamilannya ia berusaha mengugurkan kandungannya dengan
berbagai cara, yakni:
• Memakan obat-obatan, termasuk obat tradisional
• Memasukkan benda ke alat kelamin
• Memijat atau memukul-mukul perutnya dengan keras
• Mencari pertolongan dukun bayi atau tenaga kesehatan yang tidak
memiliki kewenangan atas kasus aborsi ini.
Lanjutan….

Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat,


karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan, kecuali
jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan rumah sakit. Akan
tetapi, berdasarkan perkiraan BKKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus
aborsi yang terjadi tiap tahunnya di Indonesia
Penanganan Aborsi
Menurut Surjadi, dkk (2001) asuhan pasca-abortus

tindakan pengobatan aborsi dengan


berabagai komplikasi yang mungkin terjadi

konseling dan pelayanan kontrasepsi pasca


aborsi

serta asuhan kesehatan reproduksi


Peran Pemerintah dalam Kasus Aborsi
UU No. 36 Tahun 2009
• tentang Kesehatan. Melarang melakukan aborsi tapi
membuka pengecualian untuk aborsi berdasarkan
indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat
perkosaan.
PP No. 61 tahun 2014
• tentang kesehatan reproduksi.
Syarat penyelenggaraan Aborsi

Menurut PP no 61 tahun 2014 tentang kesehatan


reproduksi pasal 35, bahwa syarat penyelanggaraan aborsi :
Aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan
kehamilan akibat perkosaan harus dilakukan dengan aman,
bermutu, dan bertanggung jawab.
Dilakukan di fasilitas
Atas permintaan atau
pelayanan kesehatan
Dilakukan oleh dokter persetujuan
yang memenuhi syarat
sesuai dengan standar; perempuan hamil yang
yang ditetapkan oleh
bersangkutan;
Menteri;

Dengan izin suami,


Tidak mengutamakan
kecuali korban Tidak diskriminatif;
imbalan materi
perkosaan;
Dalam hal perempuan hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c tidak dapat memberikan persetujuan,
persetujuan aborsi dapat diberikan oleh keluarga yang
bersangkutan.
Dalam hal suami tidak dapat dihubungi, izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d diberikan oleh keluarga yang
bersangkutan.
Studi kasus 1
SI (18) siswi salah satu sekolah menengah atas (SMA) swasta di
kabupaten Tanggerang menggugurkan kandungannya yang masih
berusia lima bulan di toilet sekolahnya. Peristiwa itu terjadi pada
selasa (5/3/2013) sekitar pukul 9.30 WIB. Saat itu, SI tengah
mengikuti ujian di sekolahnya tersebut. Kuat dugaan, SI tak kuasa
menahan beban pikiran dengan kondisinya yang di hamili oleh sang
pacar.
Diduga (janin) dari hubungan di luar nikah dengan
pacarnya.mungin terlalu banyak pikiran karena sedang
ujian, akhirnya waktu ujian ia ke kamar mandi. SI
akhirnya pergi menuju kamar mandi sekolah. Dilokasi
tersebut SI kemudian melahirkan janin yang masi berusia
lima bulan tersebut. Setelah melakukan aborsi, SI
kemudian masuk kelas kembali untuk mengikuti ujian.
Peristiwa tersebut baru di ketahui setelah ada salah
seorang siswa yang menemukan janin yang masih
berdarah di toilet sekolah. Atas kasus tersebut, pihak
kepolisisan sector Cisauk memeriksa SI. Sementara janin
di bawa ke RSU Tanggerang untuk divisum.
Pembahasan
Pada kasus tersebut
di jelaskan bahwa Aborsi menjadi jalan terakhir
seorang siswi yang bagi remaja yang mengalami
berada dalam tekanan hamil di luar nikah karena
mereka tidak mendapatkan
ujian dan hamil di luar
bimbingan tentang pendidikan
nikah telah melakukan seks dari orang tuanya.
aborsi.
Peran orang tua dalam menurunkan
angka kejadian aborsi di Indonesia
sangatlah penting. Bisa dibayangkan angka
kejadian aborsi di Indonesia saat ini sangat
tinggi. Tetapi dalam PP no 61 tahun 2014
aborsi boleh di lakukan atas indikasi medis
dan korban pemerkosaan. Selain atas
indikasi tersebut, pelaku aborsi dapat di
jerat hukum yang berlaku di Indonesia.
Studi Kasus 2

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus


menggugurkan kandungan secara biadab (aborsi) kembali
terjadi di Makassar. Kali ini kembali dilakukan oleh pasangan
kekasih yang masih berstatus mahasiswa beda kampus. Bayi
malang yang masih berusia enam bulan tersebut, dipaksa
keluar dengan menggunakan obat penggugur kandungan.
Mahasiswa bernama Ismail (20), adalah mahasiswa Pertanian
dari Universitas Muhammadiyah Makassar semester V.
Sedangkan kekasihnya adalah Mustaabsyirah (20), mahasiswi
Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar
semester V.
Keduanya menggugurkan kandungan di sebuah rumah kost di
Jl Pabentengan, Kecamatan Tamalate, Makassar. Bayi tersebut
berhasil keluar, namun Mustaabsyirah lemas karena banyak
mengeluarkan darah.
Mahasiswi asal Kolaka Sulawesi Tenggara ini kemudian
dilarikan ke Rumah Sakit Haji Makassar untuk mendapatkan
perawatan. Namun karena kondisinya makin memprihatinkan, ia
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Di rumah sakit milik polisi inilah, kasus ini terungkap.
Perawat curiga jika Mustaabsyirah baru saja menggugurkan
kandungan. Dokter kemudian melaporkan kecurigaan ini ke
Polsek Tamalate.
Tanpa menunggu lama, polisi mendatangi rumah kost tempat
keduaya menggugurkan kandungan. Di rumah kost tersebut,
polisi menemukan mayat bayi yang disimpan di dalam kamar dan
dimasukkan dalam tas.
“Saat kami menunggu pasien yang menjalani pembersihan
sisa janin karena kasus aborsi, tiba-tiba masuk pasien lain dengan
kasus yang sama, aborsi,” kata dokter forensik Bhayangkara,
Makassar, Komisaris Polisi Mauluddin, Selasa (28/10/2014).
Kasus aborsi ini adalah yang kedua kalinya terjadi di Makassar
dalam sepekan terakhir. Pada 20 Oktober lalu, polisi juga
menangkap sepasang kekasih yang mencoba menguburkan janin
hasil aborsinya di Sudiang. Modusnya sama yakni menggugurkan
kandungan dengan menggunakan obat.
Ngaku Malu. Ismail mengaku tega menggugurkan bayi hasil
hubungan gelapnya dengan Mustaabsyirah karena belum mau
memiliki anak.
“Saya malu karena belum menikah dan memang saya belum
mau punya anak,” kata Ismail di Markas Polsek Tamalate.
Ismail menceritakan, ia menggugurkan kandungan pacarnya
atas kesepakatan bersama. Ia membeli obat penggugur
kandungan di apotek seharga Rp 100 ribu per biji. Lima butir obat
ditelan sekaligus dan tiga biji dimasukkan ke dalam kelamin
Mustaabsyirah yang telah dipacarinya selama empat tahun.
Obat itu diminum pada Senin pagi dan keesokan harinya, bayi
tersebut sudah keluar dalam keadaan tidak bernyawa.
Pembahasan
Pada kasus ini dijelaskan bahwa sepasang kekasih yang
berstatus mahasiswa beda kampus telah mengugurkan
kandungan yang berusia 6 bulan secara paksa dengan
menggunakan obat penggugur kandungan.
Tindakan yang membahayakan nyawa perempuan ini
dilakukan atas kesepakatan bersama dengan membeli obat
penggugur kandungan di apotek. Hal tersebut merupakan situasi
yang sangat mengkhawatirkan bagi remaja di Indonesia.
Mahasiswi yang menggugurkan kandungannya mengalami
perdarahan yang sangat hebat dan kondisi yang sangat
memprihatinkan sehingga membuat dirinya dirujuk ke rumah
sakit. Perdarahan yang terjadi ini dapat membahayakan bagi
nyawa perempuan dan bagi kesehatan reproduksinya.
Tidak hanya berdampak pada kehamilan yang tidak
diinginkan melainkan akan mengundang berbagai penyakit
menular seksual dan penyakit infeksi lainnya. Kemudian
mengatahui dari dampak aborsi yang dilakukan secara paksa
karena akan menimbulkan komplikasi lain yang dapat
membahayakan nyawa.
Pemerintah telah menetapkan dalam Undang-Undang No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan yang di dalamnya menyatakan
bahwa aborsi boleh dilakukan atas indikasi medis dan dilakukan
pleh yang berwenang untuk menghindari berbagai komplikasi
yang tidak diinginkan. Begitu pula dalam PP no 61 tahun 2014
aborsi boleh di lakukan atas indikasi medis dan korban
pemerkosaan. Selain atas indikasi tersebut, pelaku aborsi dapat di
jerat hukuman yang berlaku di Indonesia baik berupa denda
ataupun kurungan penjara.

Anda mungkin juga menyukai