1. Masalah Gizi
2. Masalah Pendidikan
3. Masalah Lingkungan dan Pekerjaan
Persiapan pranikah
source: http://daerah.sindonews.com/read/1035246/193/siswi-smp-di-
manado-lakukan-seks-bebas-1440079612
Pembahasan Kasus
Pada kasus diatas, terlihat bahwa situasi kesehatan reproduksi
remaja saat ini sangat buruk. Hal ini dapat dilihat dari maraknya
pergaulan bebas pada usia remaja. Kurangnya pengawasan dari orang
tua juga turut membuat remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Selain itu, seks bebas pada usia remaja bisa menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan sering kali berakhir
dengan aborsi. Remaja perempuan berusia dibawah 18 tahun berisiko
2-5 kali terhadap kematian dibandingkan perempuan usia 18-25 tahun
akibat persalinan lama, persalinan macet, perdarahan, atau factor lain.
Walaupun hubungan seks dilakukan atas keinginan bersama (mau
sama mau), seringkali remaja tidak merencanakan terlebih dahulu
sehingga tidak siap dengan kondom ataupun kontrasepsi lain. Remaja
putri mempunyai risiko lebih tinggi terhadap infeksi dibandingkan
perempuan lebih tua karena belum matangnya sistem reproduksi
mereka.
Peran bidan dalam menghadapi masalah seperti ini, yaitu dengan
memberikan konseling pada remaja dan keluarganya, mencegah
semakin tingginya angka penyakit menular seksual (PMS) dengan cara
konseling, pelaksanaan upaya preventif dilakukan dengan
meningkatkan hubungan remaja dengan lingkungan keluarganya,
memberikan pendidikan seksual yang sehat.
Kasus 2
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penyebaran penyakit
menular seksual (PMS) sangat mengkhawatirkan.Tak hanya menyerang
kaum dewasa, bayi di bawah usia lima tahun (balita) pun terkena
penyakit ini. Sedikitnya, ada empat balita dan delapan anak-anak yang
terjangkit PMS.Lebih miris lagi, ratusan para remaja juga mengidap
penyakit seksual menular ini.
Data dari Dinas Kesehatan Bali menyebutkan, periode Januari-
Juni 2015, terdapat 3.987 orang terserang PMS, mulai dari sifilis,
servisitis, uretritis, gonore, kandidiasis, trikomoniasis, herpers genital,
ulkus mole dan lainnya.
Dari total itu, 248 menyerang balita, anak-anak dan remaja,
3.650 menyerang para orang dewasa dengan kisaran usia 20-49 tahun.
Sedangkan kakek-nenek, mereka yang berusia di atas 50 tahun, yang
terserang PMS sebanyak 89 orang.
Hingga semester pertama di tahun 2015, sudah terdapat total 3.987
orang di Bali mengidap penyakit infeksi menular seksual. Penyakit
ini pada umumnya disebabkan oleh prilaku seksual masyarakat yang
kurang sehat," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali , dr Gede
Wira Sunetra, Selasa (7/7/2015).
Sumber:
http://bali.tribunnews.com/2015/07/08/ratusan-remaja-di-bali-
terserang-penyakit-menular-seksual-ini-penyebabnya?page=2
Pembahasan..
Pada kasus diatas, terlihat bahwa situasi kesehatan reproduksi
remaja saat ini sangat buruk. Dari pergaulan bebas itu pula,
sangat memungkinkan para remaja yang melakukan pergaulan
bebas akan mengidap Infeksi PMS(Penyakit Menular Seksual).
Infeksi PMS dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur
hidup, termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis, serta
meningkatkan risiko penularan HIV. Sekitar 333 juta kasus PMS
yang dapat disembuhkan terjadi setiap tahunya; dan data yang
ada menunjukkan bahwa sepertiga dari infeksi PMS di negara
negara berkembang terjadi pada mereka yang berusia 13-20
tahun.
Kaum muda cenderung lebih beresiko tertular PMS,
karena berbagai karena belum matangnya sistem
reproduksi mereka. Namun tetap saja hal yang terpenting
ialah, kita sebagai remaja sebaiknya menjaga diri dengan
sebaik-baiknya, sehingga terhindar dari pergaulan bebas
dan terbebas dari penyakit Infeksi PMS.
Situasi Kesehatan
Reproduksi yang
Berhubungan dengan
Aborsi di Indonesia
Aborsi adalah keluarnya hasil konsepsi
sebelum kehamilan berumur 20 minggu.
Keguguran dapat terjadi secara spontan atau
buatan/sengaja. Aborsi spontan biasanya DEFINISI
terjadi sebelum kehamilan berusia 12 minggu
(3 bulan), sedangkan aborsi buatan atau
disengaja yang dilakukan setelah 12 minggu.
(Depkes & UNFPA 2003).
Resiko aborsi
Terdapat juga akibat jangka
Menurut Depkes & UNFPA panjang yang mungkin timbul
(2003), resiko aborsi yang akan (Depkes& UNFPA (2003))
terjadi adalah:
• Syok
• Perdarahan
• Rupture uteri
• Sepsis (infeksi berat) Infeksi saluran reproduksi
Kehamilan di luar kandungan
Kemandulan
Aborsi di Indonesia
Menurut Depkes (2003) menyebutkan bahwa ibu yang tidak menerima
akan kehamilannya ia berusaha mengugurkan kandungannya dengan
berbagai cara, yakni:
• Memakan obat-obatan, termasuk obat tradisional
• Memasukkan benda ke alat kelamin
• Memijat atau memukul-mukul perutnya dengan keras
• Mencari pertolongan dukun bayi atau tenaga kesehatan yang tidak
memiliki kewenangan atas kasus aborsi ini.
Lanjutan….