Anda di halaman 1dari 29

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK

KEJANG
DEMAM
A. MUH. YASSER MUKTI
111 2018 2084

Puskesmas Sudiang Raya


PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38,5o C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam
ini terjadi pada 2% - 4 % anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam
kejang demam. Kejang demam terbagi menjadi 2 yaitu
kejang demam simpleks dan kompleks. Suatu penelitian
menunjukkan prognosis yang baik untuk kejang demam
simpleks
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : An. RJ
Usia : 2 tahun 1 bulan
Alamat : Jl. Pare
Pemeriksaan : 26 Desember 2019
Anamnesis
• A. Keluhan Utama :
Demam sejak 1 hari yang lalu

B. Keluhan Tambahan :
• Kejang sejak 1 hari yang lalu
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun 1 bulan 9 kg diantar
neneknya ke Puskesmas Sudiang Raya. Pasien mengeluhkan
demam terus-menerus sejak 1 hari yang lalu disertai kejang.
Kejang selama kurang lebih 1 menit, setelah kejang anak
langsung tertidur. Batuk (-), sesak (-), Mual (-), Muntah (-), BAK
lancar. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada, riwayat
penyakit keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama
dengan pasien. Riwayat trauma tidak ada.
Anamnesis
D. Riwayat Penyakit Dahulu.
Tidak ada penyakit dahulu
E. Riwayat Penyakit Keluarga.
Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama
F. Riwayat Lingkungan
Tidak ada orang di sekitar lingkungan mengalami hal
yang sama
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis GCS 15
Vital sign : Suhu 38”C, HR 105x/I , RR : 24x/i
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis.
Kepala :
• Konjungtiva Palpebra Anemis ( - / - )
• Sclera Icteric ( - / - )
• Cyanosis (-)

Leher :
• Pembesaran KGB parotis,submandibula,sublingual
(-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Bentuk thoraks : Normochest
Pergerakan Napas : Simetris.
Masa Abnormal : (-)
Palpasi :
Pergerakan Napas : Simetris
Fremitus Raba : Simetris
Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi :
Pulmo : Suara napas dasar vesikuler Suara
napas tambahan (-)
Cor : S1S2 Tunggal, Reguler
Suara Tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi :
– Datar Simetris

• Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

• Palpasi :
– Hepar ,lien dan ginjal tidak teraba
– Nyeri Tekan (-)

• Perkusi : Tympani
Diagnosis
• Kejang demam sederhana (simpleks)
Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa
1. KIE pasien dan keluarga tentang Kejang
demam
2. KIE pasien tentang komplikasi yang
dapat terjadi
3. Istrahat cukup
4. Makan – makanan yang bergizi
Penatalaksanaan
Medikamentosa :

• Diazepam 4 mg
B6 4 tab
B1 3 tab
m.f. pulv. dtd
2 dd 1
• Paracetamol syr 3 x 1 c
• Cefadroxil syr 2x1 cth
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38,5o C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam ini terjadi pada 2% - 4 % anak berumur 6
bulan – 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang
tanpa demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam
harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai
dengan kejang berulang tanpa demam.
EPIDEMIOLOGI

Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % - 4 % di


Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di
Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira – kira 20 % kasus
merupakan kejang demam kompleks. Umumnya
kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan
(17 – 23 bulan) kejang demam sedikit lebih sering
pada laki – laki
Etiologi
Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam
sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas,
otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi
saluran kemih
FAKTOR RESIKO
• Demam
• Riwayat kejang demam pada keluarga
• Perkembangan terlambat
Patomekanisme Kejang Demam
KLASIFIKASI
• Kejang demam yang berlangsung singkat,
kurang dari 15 menit dan umumnya akan
SIMPLEKS berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum
tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam

• Kejang lama lebih dari 15 menit.


• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
KOMPLEKS
umum didahului kejang parsial.
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
Pungsi Lumbal
Laboratorium

EEG
Diagnosis Banding
Kelainan di dalam otak biasanya karena infeksi,
misalnya :
1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Abses otak
PENATALAKSANAAN
Saat Kejang Saat Demam

• Diazepam intravena dosis 0,3 – • Parasetamol dengan dosis 10 –


0,5 mg/kgBB perlahan – lahan 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali
dengan kecepatan 1 – 2 sehari dan tidak lebih dari 5
mg/menit atau dalam waktu 3 – kali. Dosis ibuprofen 5 – 10
5 menit,dengan dosis maksimal mg/kgBB/kali, 3 – 4 kali sehari.
20 mg
• Dosis diazepam rektal adalah
0,5 – 0,75 mg/kgBB atau
diazepam rektal 5 mg untuk
anak dengan berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg
untuk berat badan lebih dari 10
kg
PENATALAKSANAAN
OBAT RUMATAN
INDIKASI OBAT

• Kejang lama > 15 menit. • Obat pilihan saat ini adalah asam
• Adanya kelainan neurologis yang nyata valproat. Pada sebagian kecil
sebelum atau sesudah kejang, misalnya kasus,terutama yang berumur kurang
hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy, dari 2 tahun asam valproat dapat
retardasi mental, hidrosefalus. menyebabkan gangguan fungsihati. Dosis
• Kejang fokal. asam valproat 15 – 40 mg/kgBB/hari
dalam 2 – 3 dosis, dan fenobarbital 3 –
• Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
4mg/kgBB/hari dalam 1 – 2 dosis.
 Kejang berulang dua kali atau lebih dalam
24 jam.
 Kejang demam terjadi pada bayi kurang
dari 12 bulan.
 Kejang demam > 4 kali per tahun.
1. Meyakinkan bahwa kejang
demam umumnya
mempunyai prognosis
baik.
2. Memberitahukan cara
penanganan kejang.
3. Memberikan informasi
mengenai kemungkinan
kejang kembali.
4. Pemberian obat untuk EDUKASI
mencegah rekurensi
memang efektif tetapi
harus diingat adanya
efek samping obat.
PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya
baik dan tidak menyebabkan kematian.
SIMPULAN
Pada pasien tersebut telah diberikan penanganan yang tepat untuk
kejang demam sesuai dengan tatalaksana pada anak. Pasien diberikan
paracetamol 500 mg 3 x ¼ tab sebagai anti piretik, kemudian
diberikan puyer (diazepam 4 mg, B6 4 tab, B1 3x 6 tab) 2 x 1 pulv
untuk mengatasi kejang, dan diberikan obat tambahan Cefadroxyl syr
2x1 cth sebagai antibiotik untuk mengatasi infeksi yang ada pada
pasien. Apabila pasien datang dengan kejang pada saat di puskesmas
atau layanan kesehatan tingkat pertama, pasien dapat diberikan
diazepam rectal dosis 0,3-0,5 mg/kgBB ataupun secara IV. Kemudian
untuk pengobatan rumatan dapat diberikan asam valproate dosis 15 –
40 mg/kgBB/hari dalam 2 – 3 dosis atau fenobarbital dosis 3 –
4mg/kgBB/hari dalam 1 – 2 dosis. Prognosis pada pasien ini bonam.

Anda mungkin juga menyukai