Anda di halaman 1dari 33

Wukhrifah Dewi Hanapi, S.

Ked

Pembimbing:
dr. Sari Yuniar, Sp.pd
PERNAKAH ANDA MENGALAMI HAL INI ?

 Bahu terasa sakit ketika menyisir rambut


 Nyeri pada lengan ketika diangkat
 Bahu terasa kaku ketika digerakkan
 Susah menoleh ke kanan dan ke kiri

Mungkin anda mengalami Frozen shoulder/bahu beku


 Terjadi pada ±2% populasi
 Sering terjadi pada wanita usia 40-70 tahun
 Proses berhubungan dengan penebalan dan kontraktur
pada kapsula yang mengelilingi sendi bahu
 Imobilisasi
Definisi lain
Gangguan pada permukaan gelang bahu dimana jaringan
lunak disekitar sendi yang membentuk gelang bahu
terjadi inflamasi dan kekakuan

Adhesi atau perlengketan

Pembatasan gerak dan nyeri


Anatomi Shoulder
Klasifikasi Frozen Shoulder

Frozen Shoulder primer Frozen Shoulder sekunder

penyebabnya tidak diketahui frozen yang diikuti trauma


yang berarti misal fraktur,
dislokasi, luka bakar yg
berat
Faktor risiko
 Usia dan Jenis kelamin
 Gangguan Endokrin
 Trauma Bahu atau Pembedahan
 Kondisi Sistemik lainnya
Patogenesis

Kapsul sendi terdiri dari selaput


penutup fibrosa padat, suatu
lapisan dalamnya terbentuk dari
jaringan penyambung pembuluh
darah dan sinovium, yang
berbentuk kantong melapisi
seluruh sendi, membungkus
tendon yang melintasi sendi
sinovium tidak meluas melampaui
permukaan sendi sehingga
memungkinkan gerakan secara
penuh
Tanda dan Gejala
 Nyeri
Nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan pasien tidak dapat tidur
pada sisi yang terkena, setelah berapa lama nyeri berkurang, sementara
kekakuan semakin terjadi berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri
menghilang, nyeri yang dirasakan pada daerah deltoid.
 Keterbatasan lingkup gerak sendi
kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga
penderita akan melakukannya dengan mengangkat bahunya.
 Penurunan kekuatan otot dan atropi otot
 Gangguan aktifitas fungsional
Pasien seringkali mengeluh sulit untuk menyisir rambut, menyabuni
punggung, mengambil sesuatu di saku celana belakang dan memakai
kemeja, terbatas aktivitas rekreasi: melempar bola
Stadium klinik frozen shoulder
Fase Frozen
Durasi Keterangan
Shoulder
Stadium I : Nyeri dan kaku di sekitar bahu tanpa riwayat
Painful 10-36 cedera. Nyeri konstan yang mengganggu yang
Freezing minggu bertambah parah pada waktu malam, hanya
phase sedikit berespon terhadap obat NSAID
Stadium II : Nyeri mulai mereda namun kaku menetap.
Adhesive Nyeri hanya muncul pada pergerakan yang
phase 4-12 bulan ekstrim. Pergerakan glenohumeral sangat
terbatas, dengan ketidakmampuan melakukan
exorotasi bahu
Stadium III : Mengikuti fase adhesive dengan perkembangan
Resolution spontan pemulihan jangkauan pergerakan.
phase 12-42 bulan Durasi rata-rata dimulainya onset frozen
shoulder hingga fase resolusi terjadi selama 30
bulan
Gambaran patologis
 Fase sangat nyeri
ditandai adanya sinovitis yang berlanjut menjadi penebalan kapsular
(terutama bagian anterior posterior kapsul) dan disertai penurunan cairan
synovial.
Gejala: nyeri progresif, bertambah berat saat malam hari dan setelah
aktivitas leher.
 Fase adhesif
fibrosis yang terjadi pada kapsul semakin berat dan penebalan pada tendon
rotator cuff, sendi glenohumeral makin menyempit dan terjadi obliterasi.
gejala: nyeri berkurang, menurun ROM disetiap bidang, terjadi kekakuan
pada ROM aktif dan pasif
 Fase resolusi
perubahan lebih berat disertai inflamasi kronis yang akhirnya terjadi
hilangnya celah sendi
gejala: ditandai peningkatan secara bertahap ROM normal tanpa nyeri.
Pemeriksaan fisik
 Look: Pada inspeksi, lengan ditahan di samping pada posisi
adduksi dan endorotasi. Atrofi ringan dari deltoid dan
supraspinatus mungkin nampak.
 Feel: Pada palpasi, terdapat difusi yang lembek dari
glenohumeral joint yang meluas ke area trapezius interscapula
 Move: Pada frozen shoulder terdapat kehilangan kemampuan
untuk melakukan exorotasi.
Sebagai contoh, bila exorotasi dapat dilakukan dengan bantuan
dokter maka kita harus mempertimbangkan diagnosis robekan
pada rotator cuff. Pada frozen shoulder, semua pergerakan
sendi berkurang, dan bila pergerakan terjadi itu disebabkan
sendi thoracoscapular
Test provokasi pada bahu
 Yergason’s test.
Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tendon otot
biceps dapat mempertahankan kedudukannya di dalam
sulkus intertuberkularis atau tidak.
 Speed Test
Pemeriksa memberikan
tahanan pada shoulder
pasien yang berada dalam
posisi fleksi, secara
bersamaan pasien
melakukan gerakan supinasi
lengan bawah dan ekstensi
elbow. Tes ini positif apabila
ada peningkatan tenderness
di dalam sulcus bicipitalis
dan ini merupakan indikasi
tendinitis bicipitalis.
 Drop-arm test / Test Moseley
Tes ini dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya
kerusakan pada otot –otot serta tendon yang menyusun rotator
cuff dari bahu.
 Apley Scratch test
Test ini ditujukan untuk menilai apakah ada keterbatasan
lingkup gerak sendi pada persendian bahu.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksan radiologi anteroposterior pada posisi endorotasi,
exorotasi, axillar, dan outlet
untuk mengidentifikasi penyebab lain dari kekakuan sendi
seperti arthritis glenohumeral, tendonitis kalsifikasi, atau
penyakit rotator cuff.
Gambaran radiologi --> normal pada pasien frozen shoulder,
walaupun mungkin terdapat kemungkinan osteopenia.

 MRI berguna untuk melihat sebagian atau seluruh robekan


rotator cuff pada pasien yang mengeluhkan adanya nyeri dan
kekakuan bahu namun hal ini tidak rutin dilakukan dalam
mendiagnosa frozen shoulder.
Diagnosis Banding
 Calsific tendinitis
 Robekan rotator cuff
 Oateoartritis
Tatalaksana
Tujuan: mengurangi nyeri dan inflamasi disertai peningkatan
ROM di semua bidang
 pada awal nyeri dan inflamasi ditangani dengan pemberian es
dan obat-obatan anti inflamasi serta modifikasi aktivitas
 perbaikan ROM sangat penting dengan latihan pendulum,
peregangan melewati kepala dan adduksi silang pada sisi yang
terkena
 setelah terjadi perbaikan latihan yang rinci harus diajarkan
kepada pasien
Tatalaksana

Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3

memotong siklus inflamasi dan


nyeri dengan memperhatikan diatur untuk memperbaiki
modalitas nyeri yang timbul, untuk mengurangi inflamasi kehilangan pergerakan bahu
mengajarkan pasien tentang posisi- nyeri dan meminimalisasikan yang signifikan dengan
posisi yang dapat membantu pembatasan capsular sehingga cara meningkatkan
mengurangi nyeri, dan tidak terjadi kehilangan cakupan pergerakan
modifikasi aktivitas untuk pergerakan. bahu melalui peregangan
menyeimbangkan waktu kegiatan yang agresif istirahat
dan istirahat
Komplikasi
 Kekakuan sendi bahu
 Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu
 Terjadinya deformitas pada sendi bahu
 Atropi otot-otot sekitar sendi bahu
 Gangguan aktifitas keseharian

Anda mungkin juga menyukai