Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

F20.0
SKIZOFRENIA PARANOID
PEMBIMBING :
DR. HJ. NI WAYAN ANI P, SPKJ

DI SUSUN OLEH :
DHEA HANDYARA M. ILHAM RINALDY
2018790034 2018790088

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RS. JIWA ISLAM KLENDER
2019
STATUS PSIKIATRI
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. SJ
 Usia : 18 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 TTL : Padang, 8 Januari 2001
 Alamat : Jl. Nusa Indah VI Rt 05/03
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Minang
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Belum bekerja
 Status pernikahan : Belum menikah
 Tanggal Masuk Rawat Inap : 28 Mei 2019
 Tanggal Wawancara : 28 Mei 2019
RIWAYAT PSIKIATRI

Keluhan Utama
Pasien dibawa ke RS Jiwa islam klender oleh orang tuanya karena pasien gelisah,
sulit tidur dan mendengar ada bisikan dari benda-benda mati atau lingkungan rumah
yang semakin hari semakin sering sejak 3 hari yang lalu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (1)

Menurut keluarga, pasien akhir-akhir ini sering merasa terganggu karena sering mendengar bisikan
dari lingkungan sekitarnya. Menurut pasien, bisikan tersebut berasal dari tetangganya yang sedang
membicarakan pasien, dan saat menonton televisi pasien merasa bahwa acara yang ada dalam televisi
tersebut sedang mengomentari dirinya.

Sejak 1 bulan SMRS, orang tua pasien mengatakan pasien terlihat normal seperti layaknya orang yang
sehat. Hanya saja pasien sering cerita pada ibunya banyak sekali orang yang lewat depan rumahnya
sedang membicarakan dia. Pasien menyatakan dengan yakin bahwa kepintaran yang di miliki pasien telah
di ambil oleh tetangga pasien sendiri dengan bantuan dukun, sehingga pikiran tersebut membuat pasien
marah dan mengurung diri dikamar.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (2)

Sejak 3 minggu SMRS, saat kontrol berobat ke RS Jiwa Islam klender pasien merasa bahwa ada yang
sedang ingin membunuh dirinya di RS Jiwa Islam Klender tersebut. Menurut orang tuanya pasien terlihat
lesu dan kurang tidur. Pasien tetap yakin bahwa tetangganya iri pada pasien.

Sejak 1 minggu SMRS, pasien pun masih mengalami hal yang sama. Menurut orang tuanya, perilaku
pasien dirumah terlihat murung, kadang pasien terlihat sedang berbicara sendiri dan bisikan-bisikan yang
didengar pasien semakin mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Pasien pun merasa sangat ketakutan
dan berkata “Ma, kenapa orang-orang di TV itu membicarakan aib saya?”, dan ibu pasien pun
menenangkan pasien dan bilang bahwa tidak ada orang yang akan menyakitinya. Tetapi, pasien tetap
yakin ada orang yang akan menyakitinya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (3)

Sejak 3 hari SMRS, pasien mengatakan bahwa bisikan-bisikan yang didengar pasien di lingkungan sekitar mulai bertambah
parah dan intensitasnya semakin meningkat sehingga membuat pasien tidak nyaman. Pasien juga mengeluh sakit kepala seperti
otaknya ditarik dan di ambil oleh seseorang yang menurutnya adalah tetangganya sendiri, sehingga membuat pasien muntah-
muntah. Menurut orang tuanya, pasien sudah lebih dari 5 kali muntah-muntah sejak 3 hari SMRS.

Sejak 1 hari SMRS, keluhan-keluhan tersebut semakin memberat, sering murung dan sering berbicara sendiri, sehingga orangtua
pasien memutuskan membawa pasien ke RS Jiwa Islam Klender.

3 jam SMRS, ayah pasien mengatakan pasien tiba-tiba marah karena tidak mau pergi ke RS, namun akhirnya pasien mau pergi
ke RS dengan bujukan orangtua. Sesaat sampai di RS, pasien langsung mendatangi pelayanan zakat dan meminta pada ayahnya
untuk menyumbang beras, namun pasien curiga pada pegawai zakat tersebut dan berkata bahwa pegawai tersebut korupsi,
karena menyangka pegawai tersebut menulis nama ayahnya didaftar penyumbang beras jelek, padahal ayahnya penyumbang
beras yang bagus.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (4)

Saat masuk ke bangsal RS Jiwa Islam klender, pasien terlihat lesu dan kurang tidur. Namun, pasien
terlihat terbuka saat diajak bicara oleh perawat RSJ Islam klender dan pasien berespon dengan cukup baik.

Pasien merasa bahwa pikirannya sedang dikendalikan oleh tetangga yang berada di sebelah rumahnya.
Merasa yakin jika otak dan pikirannya telah diambil tetangganya. Pasien juga dengan yakin bercerita bahwa
dia sedang mendengar bisikan seseorang yang menyuruhnya untuk mati dan membantu mencari tumbal lain
untuk dukun tetangganya tersebut. Menurut orangtuanya, pasien sering sekali curiga pada beberapa hal yang
sepele.

Saat dilakukan wawancara, pasien awalnya murung dan diam, namun setelah beberapa pertanyaan pasien
mulai bisa berekspresi seperti tertawa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (1)

Pasien mulai mengalami perubahan perilaku saat mulai masuk sekolah SMP kelas 1 tahun 2013. Saat itu
pasien mulai menutup diri dari pergaulan di sekolah maupun dilingkungan rumahnya dan mulai fokus pada
kegiatan akademiknya saja. Pasien menutup diri dan mulai fokus belajar saat masuk SMP dikarenakan pasien
selalu merasa takut akan masa depannya terlebih lagi saat dia melihat kakaknya yang sudah tamat SMA lalu
sampai saat ini belum juga bekerja. Sifat pasien yang sangat ambisius pada suatu tujuan menyebabkan dia lupa
merawat dirinya sendiri.

Orang tuanya mengatakan bahwa pasien saat SMP mulai jarang main dengan temannya dan aktivitas
kesehariannya kebanyakan dihabiskan dikamar untuk belajar saja, karena menurut pasien belajar lebih penting
daripada berteman. Saat masa SMP pasien selalu mendapat ranking 5 besar dikelas, dan 10 besar dengan nilai
tertinggi disekolahnya, dan selalu membuat orang tuanya bangga akan pencapaian nilai akademiknya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (2)

Saat masuk SMA tahun 2016, pasien mulai terlihat berbeda dari biasanya dikarenakan menurut orang
tuanya pasien yang biasanya mendapat nilai tinggi di SMP. Namun, saat di SMA dia mendapat nilai yang
biasa-biasa saja bahkan pernah mendapat nilai yang rendah di pelajaran matematika. Keadaan tersebut
membuat pasien sedih dan sering bertanya-tanya kepada ibunya mengapa saat SMP nilai dia bagus
sedangkan di SMA nilai dia menurun. Menurut orangtuanya, pasien pernah bercerita bahwa dia telah
dicurangi temannya dan dicurangi pihak sekolah, karena merasa seharusnya dia yang mendapat piagam
penghargaan siswa beprestasi, namun tiba-tiba nama di piagam tersebut diganti secara mendadak
menjadi nama temannya. Sehingga sampai saat ini pasien merasa dia telah ‘didukunkan’ dan
kepintarannya diambil oleh seseorang yang iri padanya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (3)

Masalah tersebut diperberat dengan adanya masalah keluarga yaitu seperti pertengkaran rumah tangga yang
biasanya dianggap oleh kebanyakan pasangan itu normal tetapi pasien menanggapinya sangat berlebihan bahkan dia
beranggapan bahwa orang tuanya akan bercerai. Keluhan mulai muncul pada diri pasien salah satunya yaitu dia merasa
dibicarakan oleh teman-teman sekolahnya yang karena pada saat itu pasien mendapat nilai tertinggi ujian fisika,
sedangkan teman-teman kelasnya mendapat nilai yang rendah. Pasien merasa dibicarakan oleh teman-temannya, pasien
pun merasa mendengar bahwa teman-temannya berkata bahwa seharusnya ia tidak mampu mendapat nilai yang tinggi,
kejadian tersebut bahkan membuat pasien membolos dalam beberapa kali jam pelajaran.

Setelah kejadian tersebut, pada tahun 2016 tepatnya saat pasien kelas 1 SMA, pasien sudah mulai berobat jalan ke RS
Jiwa Islam Klender atas saran guru BP. Dokter menyarankan kepada pasien untuk libur sekolah seminggu saat masa rawat
jalan, tetapi pasien menolak karena pasien takut ketinggalan pelajaran di sekolahnya. Menurut orang tuanya pasien rutin
meminum obat yang diresepkan dokter, karena selalu di pantau oleh ibunya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (4)

Saat kelas 3 SMA, pasien mulai berambisi ingin melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya yaitu kuliah.
Sebulan yang lalu, pasien baru saja menyelesaikan Ujian Nasional Tingkat SMA, pasien merasa ia tidak
mampu mengerjakan soal-soal tersebut, dan kehilangan percaya diri. Namun, sebelum nilai UN keluar,
orang tua pasien dan gurunya telah merencanakan membuat nilai UN palsu, agar pasien tidak lagi murung
dan cemas. Setelah nilai tersebut keluar, justru pasien curiga dan menyalahkan guru-gurunya bahwa telah
memanipulasi nilai UN, karena pada saat ujian pasien merasa tidak mampu mengerjakannya, namun
mendapat nilai yang cukup baik.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (5)

Kecemasan pasien mulai bertambah saat mendaftarkan diri ke beberapa unversitas, dia takut apabila
dia tidak masuk ke universitas yang diinginkannya. Dia merasa apabila dia gagal masuk ke universitas yang
diinginkannya, dia telah mengecewakan kedua orang tuanya dan pasien sangat tidak mau menyusahkan
kedua orangtuanya. Keluhan yang tampak akibat ke cemasannya ini seperti bisikan-bisikan orang semakin
kuat terdengar dan dia mulai menganggap bahwa acara televisi yang dia tonton sedang mengomentari
dirinya. Pasien juga mencurigai bahwa tetangganya lah yang mengendalikan pikirannya. Sejak saat itu ortu
pasien mulai khawatir dan langsung membawanya ke RS Jiwa Islam Klender untuk berobat dan dokternya
menyarankan untuk rawat inap.
D. RIWAYAT KELAINAN MEDIK

 Riwayat Trauma Kepala

Saat umur 4 tahun pasien pernah mengalami kecelakaan ketika sedang main dihalaman
rumahnya dan kejatuhan batu bata dari atap rumahnya. Orang tuanya mengatakan saat itu pasien
sudah di lakukan CT scan dan EEG lalu hasilnya dalam batas normal.

 Riwayat Penyakit Infeksi : disangkal


 Riwayat Epilepsy : disangkal
 Riwayat Gangguan Endokrin : disangkal
 Riwayat Penyakit Kongenital : disangkal
 Pasien tidak pernah menderita penyakit berat hingga membutuhkan perawatan rumah sakit.
 Riwayat Penggunaan Alcohol Dan Napza : disangkal
E. RIWAYAT PREMORBID | Riwayat Prenatal Dan Perinatal

Pasien dilahirkan cukup bulan melalui persalinan normal dan saat persalinan tidak mengalami cedera
apapun. Kehamilan pasien direncanakan, gizi ibu baik saat mengandung pasien, ASI diberikan 2 tahun
kurang 1 minggu dan dilanjutkan dengan MP ASI. Ibu sehat dan tidak mengidap penyakit apapun saat
mengandung pasien. Ibu kandung tidak pernah merokok, minum-minuman beralkohol, dan menggunakan
zat-zat terlarang saat mengandung.
E. RIWAYAT PREMORBID | Riwayat Masa Kanak Awal (0-3
Tahun)

Pasien tidak pernah mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Interaksi antara ibu dan
anak baik. Tidak terdapat gangguan tingkah laku ataupun fantasi yang berulang. Sifat pada masa kanak
pasien yaitu orang yang pemalu.
E. RIWAYAT PREMORBID | Riwayat Masa Kanak
Pertengahan (3-11 Tahun)

Pasien anak yang baik dan periang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pasien sama dengan teman-
teman-teman sebayanya. Pasien tinggal serumah dengan ortunya. Hubungan pasien dirumah dengan
anggota keluarga yang lain baik.
E. RIWAYAT PREMORBID | Riwayat Masa Kanak Akhir dan
Remaja

 Hubungan Sosial

Menurut keluarga pasien merupakan orang yang baik dan bersahabat. Pasien mau berteman
dengan siapapun dilingkungan tetangganya. Akan tetapi pasien memiliki sifat curiga yang terlalu
besar sampai membuat dia susah untuk bersosialisasi dengan lingkungan luar. Namun , setelah
SMP-SMA pasien tidak suka bermain dengan teman, dan memilih belajar dirumah.

 Riwayat Pendidikan Formal

Pasien sampai saat ini menempuh pendidikan sampai SMA dan ingin melanjutkan ke tahap
perkuliahan.
E. RIWAYAT PREMORBID | Riwayat Masa Kanak Akhir Dan
Remaja

 Perkembangan Motorik dan Kognitif


Pasien tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik. Tidak pernah ada
gangguan perkembangan motoric dan dalam perkembangan kognitif pasien tidak terhambat.
 Masalah Emosi dan Fisik
Pasien tidak mengalami gangguan emosi maupun fisik sebelum sakit.
F. RIWAYAT PSIKOSEKSUAL

Pasien sadar bahwa dirinya perempuan. Pada masa pubertas, pasien mengalami masa menstruasi
yang terganggu. Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah mendapat
pelecehan seksual dan tidak pernah melakukan pelecehan seksual.
G. RIWAYAT AGAMA

Pasien merupakan pribadi yang taat Bergama. Dia selalu solat lima waktu dan dilanjutkan dengan membaca
Al-Quran setelah solat. Pasien masih taat berpuasa. Menurut orangtuanya, sampai saat ini pasien sering pergi
mengaji di masjid, dan berkali-kali hatam Al-Quran.

Riwayat lainnya:

 Riwayat pekerjaan : pasien belum bekerja

 Riwayat pernikahan : pasien belum menikah

 Aktivitas social: tidak pernah mengikuti kegiatan social

 Riwayat hukum: pasien tidak pernah berurusan dengan hukum sebelumnya


H. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara dan kakaknya laki-laki. Hubungan pasien dengan
keluarganya akur dan baik-baik saja. Menurut ayahnya, kakak dari ayahnya yang nomer 2 memiliki sifat
yang keras, gigih dan ambisi yang tinggi dalam mengejar suatu tujuan, persis seperti pasien, sehingga
sempat memiliki keluhan yang sama seperti pasien. Pasien dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan.
Pasien dekat dengan kedua orang tuanya.
I. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakaknya. Hubungan pasien dengan kakaknya
baik. Hubungan pasien dengan lingkungannya baik, namun seringkali timbul rasa curiga yang
membuat pasien marah dan mengurung diri di kamar.

J. Persepsi Keluarga Tentang Diri Pasien


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien orang yang baik dan bersahabat tetapi pasien
memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai suatu tujuan dan memiliki sifat cemas yang berlebihan.
Terkadang terlihat murung dan sedih. Keluarga pasien menerima kondisi pasien saat ini dan mau
merawat pasien.
GENOGRAM KELUARGA

X X X X

Tn. R Ny.T

Tn. Nn.
M S
STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM

 Penampilan
Seorang remaja perempuan, tampak sesuai usia. Saat dilakukan wawancara tampak memakai kerudung
cokelat, berbaju biru dan jaket kuning. Pasien terlihat bersih dan rapih. Pasien dating dengan
menggunakan alas kaki.
 Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat pertama bertemu pasien terlihat murung dan takut karena di kunjungi oleh perawat dan dokter,
namun pasien menerima jika pasien akan di rawat inap. Saat diwawancarai pasien duduk berhadapan
dengan pemeriksa dan melakukan kontak mata dan terkadang pasien menunduk dan berespon lambat,
apabila sedang bercerita masa lalunya. Saat diamati di bangsal pasien tampak tenang.
 Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dan mau menjawab pertanyaan pemeriksa.
 Pembicaraan
 Volume : Sedang
 Irama : Teratur
 Intonasi : Jelas
 Kualitas : Baik
 Kuantitas : Banyak

 Mood dan afek


 Mood : Hipotimik
 Afek : Terbatas
 Keserasian : Tidak serasi
PERSEPSI
 Halusinasi
 Auditorik : Ada
 Pasien mendengar bisikan seperti suara TV yang sedang membicarakan dirinya.
 Pasien mendengar bisikan seseorang yang meminta pasien meninggal dan membantu mencari tumbal lain untuk
dukun dari tetangganya.
 Visual : tidak ada
 Penciuman : tidak ada
 Pengecapan : tidak ada
 Taktil : tidak ada
 Somatik : tidak ada
 Ilusi : tidak ada
 Fobia : tidak ada
 Depersonalisasi : tidak ada
 Derealisasi : tidak ada
PIKIRAN (1)
Proses Pikir
 Produktivitas : Asosiasi Longgar
 Kontinuitas : Relevan

Isi Pikir

 Isi pikir : Cukup


 Preokupasi : tidak ada
 Obsesi : tidak ada
 Kompulsi : tidak ada
 Fobia : tidak ada
PIKIRAN (2)
 Waham
 Waham bizarre : tidak ada
 Waham sistematik : tidak Ada
 Waham nihilistik : tidak ada
 Waham somatik : tidak ada
 Waham kebesaran : tidak ada
 Waham kejaran : Ada (pasien merasa dibicarakan oleh tetangga dan teman-temannya)
 Waham rujukan : tidak ada
 Waham cemburu : tidak ada
 Thought control : Ada (pasien merasa otak dan pikirannya telah di ambil dan dikendalikan oleh dukun)
 Thought insertion : tidak ada
 Thought broadcasting : tidak ada
 Thought withdrawal : tidak ada
Sensorium dan Kognisi
 Kesadaran
GCS : E4V5M6 (Composmentis)
 Orientasi dan daya ingat
 Orientasi
 Waktu :baik, pasien dapat menyebutkan hari, bulan, dan tahun saat
dilakukan wawancara.
 Tempat : baik, pasien mengetahui ia sedang berada di RSJI Klender.
 Orang : baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter
 Daya Ingat
 Segera : baik, pasien dapat menyebutkan tiga benda yang baru saja pemeriksa sebutkan.
(Pulpen – Meja – Buku)
 Pendek : baik, pasien dapat mengingat menu sahur tadi pagi.
 Sedang : baik, pasien dapat mengingat dan menyebutkan menyebutkan tiga benda yang
baru saja pemeriksa sebutkan di tengah wawancara.
 Panjang : baik, pasien dapat mengingat kejadian sebelum pasien sakit dan menceritakan
dengan baik.
 Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi baik, saat dilakukan seven serial test oleh pemeriksa pasien dapat
menjawab dengan benar (97, 86, 79, 72, 65). Perhatian baik, pasien dapat mengeja kata D-
U-N-I-A dan dapat mengeja dari belakang A-I-N-U-D.
 Kemampuan membaca dan menulis
 Kemampuan membaca dan menulis baik, pasien dapat menulis nama lengkap pasien dan
dapat membaca tulisan tersebut dengan baik.
 Kemampuan visuospasial
 Baik, pasien dapat menggambar persegi dan segi 6 berhimpit
 Pikiran abstrak
 Baik, pasien dapat menyebutkan 3 persamaan antara jeruk dan apel.
 Kemampuan informasi dan intelegensi
 Baik, pasien mengetahui presiden Indonesia sekarang.
 Pengendalian Impuls
 Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
 Pengendalian Impuls : Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
 Daya Nilai
 Daya nilai social : baik (pasien mampu bersosialisasi dan mengenal teman-teman dan
dokter koas di ruang perawatan).
 Uji daya nilai : baik (apabila pasien menemukan dompet berisi uang di jalan, pasien
akan membawa dompet tersebut ke kantor polisi).
 Reality Testing Ability (RTA) : Baik
 Tilikan : Derajat I
 Taraf Dapat Dipercaya : dipercaya.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNIS
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 93 x/menit regular
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,80C
 Kepala : Normochepal
 Thorax
 Paru : Simetris, vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : supel, bising usus (+), nyeri tekan epigastrium (-)
 Ekstremitas : hangat, sianosis (-), edema (-), capillary refill test < 2 detik.
STATUS NEUROLOGIS
 Gangguan rangsang meningeal : tidak ada
 Mata
 Gerakan : Normal
 Bentuk pupil : Isokor
 Refleks cahaya : +/+
 Motorik
 Tonus : dalam batas normal
 Kekuatan : dalam batas normal
 Koordinasi : dalam batas normal
 Refleks : dalam batas normal
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (1)

Telah dilakukan wawancara dan pemeriksaan status mental terhadap pasien Nn.S perempuan, seorang
remaja berusia 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA, tinggal di cakung nusa indah, dan beragama islam.

Pasien dibawa ke RS Jiwa islam klender oleh orang tuanya karena pasien gelisah, sulit tidur dan mendengar
ada bisikan dari benda-benda mati atau lingkungan rumah yang semakin hari semakin sering sejak 3 hari yang
lalu SMRS.

Satu bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mendapat berita tentang nilai-nilai ujian yang menurun dan
nilai yang didapat tidak sesuai dengan harapan pasien yang merupakan stressor.

Satu minggu sebelum masuk rumah sakit terdapat sering gejala bisikan yang membicarakan pasien dan
merasa jika pasien dibicarakan tetangganya. Pasien juga merasa pikirannya di kendalikan oleh tetangganya.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (2)

Hampir setiap mendapat nilai yang jelek dan tidak sesuai yang diharapkan, kondisi tersebut dapat muncul
lagi, karena sifat ambisius dan kecemasan yang berlebih pasien terhadap masa depannya.

Saat masuk SMA pasien merasa terbully dan dicurangi oleh guru dan teman-temannya, karena pasien
merasa di anggap tidak mampu mendapat nilai yang tinggi dan seharusnya dialah yang mendapat penghargaan
siswa berprestasi.

Pasien mengatakan ia sakit skizofren, pasien biasa konsumsi 4 obat yaitu fluoxetin, THP, haloperidol dan
trifluoroperazine.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan perilaku baik, mood hipotimik, afek terbatas, terdapat
gangguan presepsi terutaman halusinasi auditorik, proses piker asosiasi longgar dan ide relevan, isi pikir terdapat
waham kejaran dan thought of control. RTA baik. Sensorium kognisi, pengendalian impuls dan daya nilai baik.
Tilikan derajat I dengan taraf dapat dipercaya.
DAFTAR MASALAH
 Organobiologik

 Tidak terdapat riwayat genetik pada keluarga pasien.

 Psikologik

 Perilaku baik, mood hipotimik, afek terbatas. Adanya gangguan persepsi, berupa halusinasi auditorik,
proses piker cukup ide, isi pikir berupa waham kejar dan thought of control.

 Lingkungan dan Faktor sosial

 Mulai menolak minum obat dan,

 Tidak suka bermain dengan teman,

 Adanya stressor di lingkungan sekolah/problem Pendidikan.


DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

 Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid.


 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : Tidak ada kelainan
 Aksis IV : Masalah Psikososial dan Problem Pendidikan
 Aksis V : GAF saat masuk : 41-50
GAF satu tahun terakhir: 61-70
RENCANA TERAPI

Farmakologi Non-Farmakologi
THP 2 mg. 3 dd 1 1. Psikoterapi Suportif
Haloperidol 5 mg. 3 dd 1 2. Psikoterapi Edukatif
Trifluoroperazine 5 mg. 3 dd 1
Fluoxetin, 20 mg. 1 dd 1
PROGNOSIS

 Quo ada vitam : dubia ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ada sanationam : dubia

Anda mungkin juga menyukai