ASSOCIATED ENDOPHTHALMITIS
A 14-Year Study
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
IDENTITAS JURNAL
Identitas Jurnal
Pengarang
Mehrdad Malihi, Md
Judul Xintong Li, Md
Shriji Patel, Md
Keratitis Infection associated Thomas Eck, Md
Endophtalmitis David S. Chu, Md
Marco A. Zarbin, Md, P d
h
Metode: Tinjauan grafik retrospektif dari semua pasien yang diobati untuk
Infeksi Keratitis terkait endoftalmitis antara tahun 2001 dan 2014 di University
Hospital, Rutgers New Jersey Medical School
INTISARI
Hasil:
• 38 kasus dengan infeksi keratitis terkait endoftalmitis yang teridentifikasi (21 pria [55%], usia rata-
rata: 66,2 ± 20,7 tahun),
• Waktu rata-rata dari awal gejala ulkus sampai endoftalmitis 11,0 hari
• Kondisi (diabetes, HIV, terapi imunosupresif, sirosis, atau demensia) sebanyak 57,9%; 60,5%
pernah menjalani operasi intraokular sebelumnya.
• Etiologi bakteri gram positif dalam 14 kasus (36,9%), bakteri gram negatif 7 kasus (18,4%), jamur
4 kasus(10,5%), dan tidak ada pertumbuhan bakteri / tidak diketahui 12 kasus (31,6%).
• 19 kasus dengan visus tanpa persepsi cahaya dan mendapat enukleasi primer
• 19 kasus lain menerima antibiotik intravitreal (rerata: 1,5 suntikan);
• 8 kasus (42,0%) menjalani vitrktomi pars plana dengan biopsi vitreous,
• 5 kasus (26,3%) menerima transplantasi kornea darurat
• Ketajaman penglihatan akhir meliputi tidak ada persepsi cahaya di 6 kasus (3 sekunder
enukleasi), persepsi cahaya 2 kasus , gerakan tangan 7 kasus, menghitung jari 2 kasus, dan
visus 20/50 pada 2 kasus.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ditandai dengan
Keratitis Hilangnya penglihatan
Nyeri
Hipopion
JARANG TERJADI Diagnosis endoftalmitis sulit
Segmen posterior sulit dinilai
ditegakkaan
Dilakukan penelitian
Butuh pencitraan segmen
posterior
Endoftalmitis Tujuan penelitian:
- Menggambarkan kondisi pasien
dengan keratitis yang berkembang
menjadi endoftalmitis USG
- Laporan demografi faktor terkait,
mikrobiologi dan hasil klinis dari kasus
tersebut
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
• Pasien yang dirawat karena infeksi keratitis terkait
endoftalmitis
Tempat
• Rutgers New Jersey Medical School dan University
Hospital
Waktu
• 1 Januari 2001 dan 31 Desember 2014
METODE PENELITIAN
Tinjauan grafik retrospektif Kriteria diagnosis endoftalmitis , semua
mata mengalami :
Ulkus kornea : Kriteria ekskulsi - Hipopion
Hilangnya epitel kornea - peradangan vitreous difus
Pasien yang dirawat dengan
disertai infiltrasi pada - kultur positif sampel intraokular
infeksi keratitis yang terkait (segmen anterior atau tap vitreous
stroma yang dibuktikan
dengan endoftalmitis atau biopsi vitreus)
dengan pemeriksaan
slitlamp - mata yang dienukleasi konsisten
dengan diagnosis endoftalmitis
sebagaimana tercatat pada preparat
yang dinilai oleh ahli bedah patologi
Hasil mikrobiologi Sampel yang diperoleh dari permukaan kornea dan / atau sampel intraokular
(segmen anterior atau vitreous) dan diproses di Rumah Sakit Universitas atau di luar
laboratorium mikrobiologi swasta
Tajam Ketajaman penglihatan diukur dengan Snellen chart bila memungkinkan dan
Penglihatan dikategorikan dengan menghitung jari, gerakan tangan, persepsi cahaya, atau tidak
Pasien ada persepsi cahaya (NLP) apabila tidak terukur menggunakan grafik Snellen.
Tap dan injeksi Vitreous dilakukan sesuai dengan protokol standar11,12 oleh
Pengobatan spesialis retina atau ahli bedah kornea (pada saat penetrasi keratoplasti [PKP]).
Gejala termasuk nyeri (86,8%), discharge mata (57,9%), dan kehilangan penglihatan (57,9%). 12 pasien
Semua kasus endoftalmitis pada penelitian ini telah dikonfirmasi vitritis pada pemeriksaan klinis atau
Rata-rata 1,5 suntikan per kasus diberikan selama perawatan, dengan kisaran 1 hingga 3 suntikan.
Vitrektomi pars plana dengan biopsi vitreous dilakukan dalam 8 kasus (42,0%) selama pengobatan, dan
Waktu rata-rata dari mulai gejala ulkus kornea hingga melakukan PKP adalah 19,0 hari.
Dalam 4 dari 5 kasus (80%), PKP dilakukan pada hari diagnosis endoftalmitis.
4 dari 6 kasus (67%) menjadi NLP walaupun sudah mendapat pengobatan, sehimhha vitrektomi pars plana
ditunda karena ulkus kornea sentral yang menhalangi pandangan ke fundus, meskipun semua mata menerima
Pada penelitian O'Neill et al, 1 31 (83,8%) adalah kultur positif, dengan 8 (21,6%) kasus memiliki profil
polimikroba., 26 (83,9%) bakteri gram positif terisolasi , 14 (45,2%) bakteri gram negatif, dan tidak ada jamur
yang diidentifikasi. Perbedaan dalam hasil mikrobiologi antara studi yang berbeda mungkin karena perbedaan
geografis.
Pada kelompok pertama dengan visus tanpa persepsi cahaya dan menjalani enukleasi primer 57,9% dari
kasus adalah phakia dengan adanya riwayat kondisi penglihatan yang buruk sebelumnya.
Kondisi sistemik yang menurunkan kompetensi kekebalan pasien (diabetes, HIV, atau kemoterapi) atau
keterbatasan kemampuan mereka untuk mencari perawatan medis (demensia) juga lebih umum terjadi pada
kelompok pertama (73,7% vs 42,1%).
Pada kelmpok kedua dengan visus persepsi cahaya 21% kasus adalah phakia
PEMBAHASAN
Keterbatasan penelitian :
• Desain retrospektif,
• Gagal identifikasi jumlah total ulkus kornea dalam periode penelitian untuk menghitung tingkat
perkembangan ke endoftalmitis.
• Kasus-kasus salah terklasifikasi sebagai endoftalmitis ketika mungkin hanya terjadi peradangan vitreous
4 Korespondensi penulis +