Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STATUS EPILEPTIKUS
Aa Noval Ubaidillah
Sri Rahmi Putri
Wahyu Yogma Sutantyo
Wira Lestiani Alif
Preseptor:
dr. H. Edi Nirwan, Sp.S. M.Biomed
Pendahuluan
• Status epileptikus menurut International League Againts Epilesy (ILAE)
adalah kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode
waktu tertentu atau berulang tanpa adanya pemulihan kesadaran
diantara kejang. Para ahlii sepakat, kejang berlangsung selama 30
menit atau lebih.
• Sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita epilepsi, sehingga
epilepsi menjadi salah satu penyakit neurologis yang paling umum di
dunia.
• Permasalahan epilepsi tidak hanya dari segi medis tetapi juga sosial
dan ekonomi penderita maupun keluarganya.
• Batasan Masalah
Penulisan case report ini dibatasi mengenai definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pemeriksaan
penunjang, tatalaksana epilepsi, dan status epileptikus.
• Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan case report ini adalah untuk menambah
pengetahuan mengenai epilepsi dan status epileptikus.
• Metode Penulisan
Metode Penulisan case report ini adalah berdasarkan tinjauan
kepustakaan dari berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala
berikut:
• Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks
dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
• Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan
kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan
sama dengan (minimal 60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/
bangkitan refleks (misalkan bangkitan pertama yang terjadi 1 bulan setelah
kejadian stroke, bangkitan pertama pada anak yang disertai lesi structural
dan epileptiform dischargers) .
• Sudah pernah ditegakkan diagnosis sindroma epilepsi.
Etiologi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
EEG
Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan Darah
Lumbal Pungsi
Pencitraan
Status Epileptikus
Definisi
Click to add text.
PRINSIP TATALAKSANA
01 Fenobarbital
Dosis awal 4-5 mg/kgbb/hari dalam 2 dosis dan akan
• kejang tonik-klonik umum (grandmal), mencapai kadar terapeutik dalam 2-3 minggu. Kadar
• serangan parsial sederhana kompleks, terapeutik 15-40ug/ml dan efek toksik pada kadar
• status epileptikus lebih dari 60ug/ml.
Fenitoin
02 Dosis rata-rata adalah 4-6 mg/kgbb diberikan
• kejang parsial,
• kejang tonik-klonik, dan 2 kali sehari dan mencapai kadar terapeutik
• kejang saat tidur dalam 7-10 hari.
Pilihan obat antiepilepsi
03 Fenobarbital
Dosis 15-18 mg/kgbb 2 kali sehari. jika
• kejang parsial kompleks.
dikombinasikan dengan obat lain harus
• Tetapi juga efektif untuk kejang
diberikan tiga kali sehari.
parsial lainnya
• semua tonik-klonik.
Valproate
04 Dosis inisial anak adalah 15-20mg/kgbb/hari
• absen umum,
• kejang mioklonik, dalam 2-4 dosis mencapai kadar terapeutik
• serangan drop dan dalam 1-4 hari dan dilanjutkan dosis rumatan
• kejang tonik-klonik. 30-60 mg/kgbb/hari.
Tatalaksana Saat Kejang
airway
OAE
brathing
ADD TITLE HERE
01 TASK
02 TASK
Epilepsi pada Berbagai Kondisi
Tambahkan OAE yang bekerja cepat seperti Klobazam. Dosis Klobazam 20-30 mg/hari
diberikan 10 hari selama periode mentruasi.
Asetazolamid, dosis 250-500 mg perhari, pada 5-7 hari sebelum dan selama menstruasi.
Terapi hormon progesterone, metabolit progesterone, dan antagonis estrogen.
02 Epilepsi pada Kehamilan
Nama / No. RM
• An. MK. NS/38.18.99
Umur
• 16 tahun
Jenis Kelamin
• Laki-laki
Pekerjaan
•-
LAPORAN KASUS Identitas Pasien
Alamat
• Bukittinggi
Status
• Belum Menikah
Agama
• Islam
Suku
• Minang
ILUSTRASI KASUS Anamnesis
Keluhan
Utama
Kejang
berulang
ILUSTRASI KASUS Anamnesis
Kejang berulang sejak 8 jam SMRS,
RPS dimana kejang didahului kaku pada
kedua tangan kemudian diikuti mata
melirik ke atas, kepala terangkat
kedepan, dan kaku hingga ke kaki.
Pada saat kejang pasien tidak sadar,
keluar BAK dan BAK saat kejang (-).
Jarak antara kejang ± 10 menit. Kejang
berlangsung selama ± 1 menit. Setelah
kejang pasien tidak sadar.
ILUSTRASI KASUS Anamnesis
Keadaan
Kesadaran Suhu
Umum
• Sedang • Somnolen • 37,2 C
Tekanan
Frek. Nafas Frek. Nadi
Darah
• 140/80 • 20 x/menit • 90 x/menit
mmHg
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan Fisik
Anemis /
BB / TB / IMT Edema
Sianosis / Ikterus
• 60 kg / 165 cm / • Anemis -/- • Tidak ada
22,05 kg/m2 • Ikterus -/-
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Perkusi
Sonor kanan sama dengan kiri
Auskultasi
SN vesikular, Rh -/-, wh -/-
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan Fisik (Cor)
Inspeksi
Iktus kordis tidak terlihat
Inspeksi
Tidak membuncit
Perkusi
Timpani
Auskultasi
Bising usus (+) normal
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan Fisik (Abd)
Inspeksi
Deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-)
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan Fisik (Ver)
Inspeksi
Deformitas (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-)
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan Fisik (Neo)
Gerkan bulbus Doll’s eye manuver (+) Doll’s eye manuver (+)
Pupil:
Nervus IV (Troklearis)
Kanan Kiri
Diplopia - -
Nervus VI
(Abdusen)
Kanan Kiri
Diplopia - -
ILUSTRASI KASUS N. Cranialis
Kanan Kiri
Nervus V Motorik
(Trigeminu • Membuka mulut Sulit dinilai Sulit dinilai
Sensorik
• Divisi oftalmika
• Refleks kornea + +
• Divisi maksila
• Refleks masseter - -
• Divisi mandibula
Fissura palpebra + +
) Detik arloji + +
• Memanjang
• Memendek
Nistagmus
• Pendular
- -
• Vertikal
• Siklikal
Nervus IX
(Glossopharingeal)
Kanan Kiri
Nervus X
Arkus faring Simetris
(Vagus)
Uvula Ditengah
Nadi Teratur
ILUSTRASI KASUS N. Cranialis
Nervus XI
(Asesorius)
Kanan Kiri
Nervus XII
(Hipoglosus) Kedudukan lidah dalam
Sulit dinilai
Tremor -
Fasikulasi -
Atropi -
ILUSTRASI KASUS Koordinasi & keseimbangan
Keseimbangan
Koordinasi
Duduk Bisa
Tremor -
Atetosis -
Mioklonik -
Khorea -
Berbangkis Triseps ++ ++
Laring KPR ++ ++
Masetter - - APR ++ ++
• Bawah + +
ILUSTRASI KASUS Sistem Refleks
Tromner
• Reflek memegang -
• Reflek palmomental -
ILUSTRASI KASUS Pemeriksaan labor
Hb : 14,8 gr/dl
Leukosit : 9.530/mm3
Trombosit : 418.000/mm3
Ureum : 10
creatinin : 0,4
GDS : 86 g/dl
Natrium : 137 Mmol/L
Kalium : 3,5 Mmol/L
Klorida : 102 Mmol/L
ILUSTRASI KASUS Diagnosis
Umum :
- IVFD Dx 5%
- O2 4 l/menit
Khusus :
- Drip Diazepam 2 ampl + Dx 5%
- Fenitoin 3x1
ILUSTRASI KASUS Prognosis
S/ Kejang (-)
Demam (+) ↓
O/ KU Kes TD Nd Nf T
Sdg CMapatis 140/90 80 19 37,2
A/ Status Epileptikus
P/ IVFD Dx 5% 8 Jam/kolf
O2 4L/menit
Drip diazepam 2ampl + Dx 5%
Fenitoin 3x1
ILUSTRASI KASUS Follow Up (01/3/18)
S/ Kejang (-)
Demam (-)
KU Kes TD Nd Nf T
O/
Sdg CMapatis 130/80 75 18 36,6
A/ Status Epileptikus
P/ IVFD Dx 5% 8 Jam/kolf
O2 4L/menit
Fenitoin 3x1
ILUSTRASI KASUS Follow Up (02/3/18)
S/ Kejang (-)
Demam (-)
KU Kes TD Nd Nf T
O/
Sdg CMapatis 120/70 70 18 36,5
A/ Status Epileptikus
P/ IVFD Dx 5% 8 Jam/kolf
Fenitoin 3x1
Diskusi
CASE
status epileptikus
konvulsif
TEORI
Status Epileptikus
SE konvulsif
(dengan bengkitan motorik)
2 tipe SE
SE non-konvulsif
(tidak terdapat bangkitan
motorik).
TEORI
status epileptikus
konvulsif
TEORI
SE konvulsif dini SE konvulsif partial
Status epileptikus
SE konvulsif konvulsif
menetap SE konvulsif general
SE konvulsif refrakter
TEORI
bangkitan yang muncul akibat induksi
Dalam epilepsi dikenal istilah
oleh faktor pencetus spesifik
BANGKITAN REFLEK
(eg. stimulasi visual, auditorik,
somatosensitif, dan somatomotor.
TEORI
Etiologik
Diagnosis etiologi
epilepsi pasien Kriptogenik
Simptomatis
TEORI
Hasil pemeriksaan
fisik
• tanda vital
• status internus
• tanda peningkatan tekanan
intracranial tidak memiliki kelainan
• tanda rangsang meningeal
• pemeriksaan nervus
kranialis kondisi pasien yang tidak
• koordinasi dan memungkinkan untuk
keseimbangan diperiksa
• fungsi motorik
• fungsi sensorik
• Sensibilitas
• Reflek
CASE
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Retardasi Mental
TEORI
Retardasi Mental
borderline
ringan
sedang pemeriksaan IQ
berat
sangat berat
CASE
Penatalaksanaan
ATAU
phenobarbital IV (10-15 mg/kg) kecepatan 100
mg/menit
TEORI
Terapi lain
Lanjutkan
fenitoin 3 x 1
Thank You