Anda di halaman 1dari 20

MODERATOR ANGGOTA

Sri Indrahwati Saputri Nova Anggitha Putri


(PO714203161038) (PO714203161024)
PEMATERI

Nur Hikma Jaya Sari


(PO714203161038)
Latar Belakang

INFERTIL
(Infertilitas)
TES HORMON
Penyebab ketidaksuburan pada
Tes hormon dilakukan untuk menilai
wanita bisa diperiksa atau diketahui
kemampuan perempuan berovulasi
dengan melakukan beberapa jenis
(menghasilkan telur).
tes. Mulai dari tes hormondan tes
kondisi kesehatan umum

Infertilitas dapat disebabkan oleh pihak wanita, pria, maupun keduanya akan tetapi dari
jumlah pasangan infertil yang ada, sebagian besar penyebabnya berasal dari faktor wanita.
Epidemiologi

WHO (World Health Organisation) masalah gangguan


kesuburan di antara wanita usia reproduksi (usia 18 -42 tahun),
mencapai 10 -15 % (BPS,2008). Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2012 kasus infertil di Indonesia
mengalami peningkatan setiap tahun. Prevalensi pasangan infertil
di Indonesia tahun 2013 adalah 15-25% dari seluruh pasangan
yang ada (Riskesdas, 2013).
Tujuan

Sebagai kepentingan klinis untuk mengukur kadar


hormon untuk infertil guna memastikan penyebab
ketidaksuburan.
Tes Laboratorium

FSH

Tes Hormonal LH

Estradiol
Tes Hormon untuk Infertil Pada Perempuan

Tes FSH merupakan tes untuk


FSH (Follicle mengukur jumlah FSH (hormon
yang diproduksi oleh kelenjar
Stimulating Hormone),
dibawah otak) didalam darah.

Tes LH merupakan uji untuk


mengetahui jumlah hormon
LH
Luteinizing dalam darah,yang
(Luteinizing Hormone) berfungsi membantu siklus
menstruasi dan sel telur

Estradiol adalah hormon dalam


Estradiol darah yang membantu
pertumbuhan organ seks
perempuan.
Tes Hormon untuk Infertil Pada Laki-laki

hormon testoteron berperan


dalam spermatogenesis serta
stimulasi libido.
Kalau hormon testosteron kurang,
Hormon Testoteron proses pembentukan sperma bisa
terganggu. Tapi kalau terlalu
berlebihan pembentukan sperma
juga terganggu.
Grafik Hormon
METODE

ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)


SANDWICH
Prinsip Tes

Prinsip dari Sandwich assay adalah sampel yang mengandung


antigen direaksikan dengan antibodi spesifik pertama yang
terikat dengan fase padat. Selanjutnya ditambahkan antibodi
spesifik kedua yang berlabel enzim dan ditambahkan substrat
dari enzim tersebut.

Pada pemeriksaan hormon, label


radio isotop yang digunakan adalah isotop I
untuk hormon LH dan progesteron estrogen
dan H dan Co untuk FSH
Quality kontrol

Serum Plasma
Teknik Pengukuran

Metode ELISA reader (spektrofotometer) untuk


pengukuran kuantitatif, dengan memasukkan larutan
standar, kontrol ,Sampel,buffer dan substrat.
Prosedur kerja

 Tentukan jumlah microtitter yang akan digunakan kemudian


letakkan pada penahannya.
 Masukkan masing-masing 25 mL sebagai larutan standar,
kontrol dan sampel
 Masukkn 200 mL enzim conjugate ke dalam setiap sumuran
dan diaduk selama 10 detik
 Inkubasi selama 60 menit dalam suhu ruangan
 Mengeluarkan seluruh isi sumuran dan dicuci 3 kali
menggunakan larutan pencuci sebanyak 400 mL setiap
sumuran
 Menghentakkan sumuran dengan keras di atas kertas
penyerap untuk menghilangkan gumpalan residu
 Menambahkan 200 mL substrat solution pada setiap
sumuran
 Inkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan
 Menghentikan reaksi enzimatik dengan menuangkan 100
mL stop solution pada setiap sumuran
 Membaca penyerapan pada setiap sumuran menggunakan
microtitter plate reader, 10 menit setelah penambahan stop
solution.
Nilai Rujukan

 LH : 5-20 mlU/mL
 FSH : 5-20 mlU/mL diperiksa pada hari ke 2-3 siklus
menstruasi.
 Estradiol : 20-400 pg/mL diperiksa pada hari ke 2-3 siklus
menstruasi.
 Testoteron : 250-1100 ng/dL (nanogram per desiliter)
Kesimpulan

Pemeriksaan hormonal berguna untuk menentukan


fungsi organ seksual dan reproduksi. Pemeriksaan hormon
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan harus dilakukan pada
saat yang tepat. Adapun metoda digunakan untuk menguji
hormon ini seperti enzim linked immunosorbant assay
(ELISA).
Saran

Dalam interpretasi pemeriksaan hormonal


disamping memperhatikan nilai-nilai normal juga
diperlukan peran anamnesis , pemeriksaan fisik dan
penunjang serta rasio hormone yang satu dengan
yang lain.
Daftar Pustaka

Braunstein, G.D.. Testes. In Francis S.G and ordon J.S


(eds), Basic andClinical Endocrinology. 5th ed. 1997.London:
Prentice-Hall InternationalInc

Linde. R dan Goshin J.P. Reproduction. In James P.G.


Lawrence V.B(eds), immunoassay Laboratory Analysis and
Clinical Application. 1994.Boston Butterworth-Heineman

Asihara,Y dan Kasahara, Y. Immunoassay and


immunochemistry. In John,B.H (eds),Clinical Diagnosis
and Management by Laboratory Methods 21 st ed.
2001.Philadelphia : WB Saunders Company

Anda mungkin juga menyukai