Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal
Kode Etik Perhimpunan Auditor Internal
PERHIMPUNAN AUDITOR
INTERNAL
KODE ETIK PERHIMPUNAN
AUDITOR INTERNAL
Ada dua kode etik PAII adalah :
a. Kode etik PAII
Kode etik PAII berlaku bagi organisasi profesi dan seua anggota PAII
yang bekerja pada departemen/bagian audit internal suatu
organisasi/perusahaan
b. Kode etik Qualified Internal Auditor(QIA)
adalah kode etik bagi anggota yang telah memperoleh
kualifikasi/sertifikat QIA melalui suatu pendidikan formal yang di
tetapkan oleh PAII.
Kode Etik Auditor Internal
3. Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total nilai
kumulatif sebesar Rp674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar Rp 70 Miliar
oleh manajemen PT KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember 2005 sebagai bagian
dari hutang.
Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan BPK sebagai
auditor perusahaan kereta api tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor
Akuntan Publik yang mengaudit Laporan Keuangan PT KAI melakukan kesalahan.
ANALISIS KASUS BERDASARKAN
KODE ETIK PAII
1.Kepentingan Publik
Dimana akuntan harus bekerja demi kepentingan publik atau mereka
yang berhubungan dengan perusahaan seperti kreditur, investor dan
lain-lain. Dalam kasus ini akuntan PT KAI diduga tidak bekerja demi
kepentingan publik karena diduga sengaja memanipulasi laporan
keuangan sehingga PT KAI yang seharusnya mengalami kerugian, namun
karena laporan keuangan sudah dimanipulasi PT KAI terlihat mengalami
keuntungan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya, termasuk bagi PT KAI,
karena apabila kerugian tersebut semakin besar namun tidak dilaporkan,
maka PT KAI tidak sanggup unntuk menanggulangi kerugian tersebut.
2. Tanggung Jawab
Dalam kasus ini analisis berdasarkan kode etik PAII dalam tanggung
jawab, jika dilihat dari permasalahannya masuk dalam pelanggaran
tanggung jawa karena akuntan dan auditor internal tidak bekerja dengan
penuh tanggung jawab dalam melakukan tugas yang sudah diberikan.
Mereka membebankan seluruh pekerjaan kepada tim audito eksternal,
auditor internal hanya memperdulikan diri sendiri dan tidak melaksanakan
tugas, mereka tidak memikirkan beban dan tanggung jawab auditor
eksternal akibat cara kerja mereka yang tidak beretika dan bertanggung
jawab. Dengan demikian akuntan dan auditoe internal dituntut untuk selalu
bertanggung jawab tentang tugas-tugas mereka, agar tidak menimbulkan
kerugian baik untuk diri sendiri maupun orang banyak
3. kompetensi
Dalam kompetensi dapat dilihat dari :
Unsur keterampilan yaitu :
a. Perusahaan harus meningkatkan kemampuan manajemennya agar tidak
terjadi manipulasi keuangan. Manipulasi keuangan PT KAI terjadi karena
kurangnya kemampuan dan ketidakseriusan pihak manajemen.
b. Auditor haruslah memiliki etika kerja, dalam kasus PT KAI auditor
Unsur pengetahuan yaitu:
a. Salah satu fator terjadinya manipulasi laporan keuangan ialah karena
sistem akuntansi PT KAI masih dilakukan secara manual dan sebagian
kecil proses akuntansi di lakukan oleh komputer perusahaan harus
mengupgarde sistem akuntansi manual menjadi sistem akuntansi modern
yaitu menggunakan komputer dan kemampuan IT sangatlah di perlukan.
c. Hubungan klien :
1.Para anggota dilarang untuk menerima imbalan atau hadiah dari
pemberi tugas, klien, pelanggan, atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali
yang menjadi haknya. Dalam kasus ini auditor tidak diperbolehkan mengambil
fee yang bukan haknya dalam menjalankan tugasnya, karena besar nilai fee
bisa sangat berpengaruh terhadap independensi seorang auditor, namun
dalam kasus PT.KAI ini kesalahan pada laporan keuangan tersebut karena tata
2.Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan
informasi yang diperoleh dalam melaksanakan tugasnya. Para anggota
dilarang untuk menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi,
atau merugikan kepentingan pemberi tugas. Auditor harus memberikan
informasi dengan sebenar-benarnya, tanoa ada yang di manipulasi, pada
kasus PT KAI ini di temukan bahwa PT. KAI mendapat keuntungan sebesar
Rp 6,90 miliar. Padahal sebenarnya mengalami kerugian sebesar Rp 63
miliar. Dapat diindikasikam bahwa adanya informasi-informasi manipulasi
yang ditambahkan sehingga membawa keuntungan bagi PT KAI namun
memberikan kerugian bagi para pemakai lap. Keu eksternal PT.KAI misalnya
investor, dll
d.Pengawasan :
Pengawasan yang efektif sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan.
Hal itu juga dilakukan oleh para auditor terhadap kasus pelanggaran kode
etik PAII yang dilakukan oleh PT KAI. Kasus ini berawal dari perbedaan
pendapat anatara manajemen dan komisaris, khususnya ketua komite audit
dimana komisaris menolak menyetujui dan menandatangi laporan keuangan
yang telah diaudit, dan komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang
DAMPAK DAN SOLUSI KASUS PT
KAI
Dampak dari kasus PT. KAI
Perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar dikarenakan pada
laporan keuangan yang dimanipulasi tercatat pendapatan lebih besar
yaitu sebesar Rp. 60,9 M dari kerugian. Tetapi kenyatannya berbanding
terbalik, yakni keruian lebih besar daripada pendapatan. Manipulasi
auditor yang dilakukan melangar standar akuntansi keuangan.
Kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah
terjadi dari tahun 2005. Penurunan nilai persediaan suku cadang dan
perlengkapan sebesar Rp 24 M yang diketahui pada saat dilakukan
investigasi tahun 2002 diakui manajemen PT.KAI sebagai kerugian.
Solusi atau pencegahan dari kasus PT.KAI ;
4. SOPHIA J. A. PATTY(2018-30-122)
5. GLORIA RAITELU (2018-30-123)
6. ANIKEN USEMAHU (2018-30-124)
7. AFIDA FIRYA KASBEN (2018-30-131)
8. YESICA T. GASPERSZ (2018-30-135)
9. LORA A. USEMANY (2018-30-146)
10. WILDO N. CH. MURIANY (2018-30-167)
11. RONAL UNIPLAITA (2018-30-156)
12. EZRA .J. LILIPORY (2018-30-162)
13. SHARON D. PATTIPEILOHY (2018-30-166)
14. CHRISNA PESSIWARISA (2018-30-182)