Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK

Landasan Ideal dalam pelaksanaan politik luar


negeri Indonesia adalah Pancasila yang merupakan
dasar negara Indonesia. Sedangkan landasan
konstitusional dalam pelaksanaan politik luar
negeri Indonesia adalah Pembukaan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945 alinea pertama.
Tujuan politik luar negeri bebas aktif adalah untuk
mengabdi kepada tujuan nasional bangsa Indonesia
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat.
Politik Luar Negeri Bebas Aktif &
Pelaksanaanya
Lahirnya politik luar negeri bebas aktif
Dalam perang dingin yang sedang berkecamuk antara Blok
Amerika (Barat) dengan Blok Uni Soviet (Timur), Indonesia
memilih sikap tidak memihak kepada salah satu blok yang
ada. Tetapi walaupun Indonesia memilih untuk tidak memihak
kepada salah satu blok yang ada, hal itu tidak berarti
Indonesia berniat untuk menciptakan blok baru. Indonesia
juga tidak bersedia mengadakan atau ikut campur dengan
suatu blok ketiga yang dimaksud untuk mengimbangi kedua
blok raksasa itu. Sikap yang demikian inilah yang kemudian
menjadi dasar politik luar negeri Indonesia yang biasa disebut
dengan istilah Bebas Aktif, yang artinya dalam menjalankan
politik luar negerinya Indonesia tidak hanya tidak memihak
tetapi juga “aktif“ dalam usaha memelihara perdamaian dan
meredakan pertentangan yang ada di antara dua blok tersebut
dengan cara “bebas“ mengadakan persahabatan dengan
semua negara atas dasar saling menghargai.
Politik Luar Negeri Indonesia Masa
Demokrasi Parlementer(1950-1959)

 Prioritas utama politik luar negeri dan diplomasi Indonesia pasca


kemerdekaan hingga tahun 1950an lebih ditujukan untuk menentang
segala macam bentuk penjajahan di atas dunia, termasuk juga untuk
memperoleh pengakuan internasional atas proses dekolonisasi yang
belum selesai di Indonesia, dan menciptakan perdamaian dan
ketertiban dunia melalui politik bebas aktifnya. Sejak pertengahan
tahun 1950 an, Indonesia telah memprakarsai dan mengambil sejumlah
kebijakan luar negeri yang sangat penting dan monumental, seperti,
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Konsep politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif merupakan gambaran dan usaha
Indonesia untuk membantu terwujudnya perdamaian dunia. Salah satu
implementasinya adalah keikutsertaan Indonesia dalam membentuk
solidaritas bangsa-bangsa yang baru merdeka dalam forum Gerakan
Non-Blok (GNB) atau (Non-Aligned Movement/ NAM)
Politik Luar Negeri Masa SOEKARNO
(Demokrasi Terpimpin)
 Politik luar negeri Indonesia pada masa ini bersifat revolusioner. Presiden Soekarno
dalam era ini berusaha sekuat tenaga untuk mempromosikan Indonesia ke dunia
internasional melalui slogan revolusi nasionalnya yakni Nasakom (nasionalis, agama
dan komunis) dimana elemen-elemen ini diharapkan dapat beraliansi untuk
mengalahkan Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme) Presiden Soekarno
memperkenalkan doktrin politik baru berkaitan dengan sikap konfrontasi penuhnya
terhadap imperialisme dan kolonialisme. Doktrin itu mengatakan bahwa dunia
terbagi dalam dua blok, yaitu “Oldefos” (Old Established Forces) dan “Nefos” (New
Emerging Forces). Soekarno menyatakan bahwa ketegangan-ketegangan di dunia
pada dasarnya akibat dari pertentangan antara kekuatan-kekuatan orde lama
(Oldefos) dan kekuatan-kekuatan yang baru bangkit atau negara-negara progresif
(Nefos).
 Politik luar negeri pada masa Demokrasi Terpimpin juga ditandai dengan usaha
keras Presiden Soekarno membuat Indonesia semakin dikenal di dunia internasional
melalui beragam konferensi internasional yang diadakan maupun diikuti Indonesia.
Tujuan awal dari dikenalnya Indonesia adalah mencari dukungan atas usaha dan
perjuangan Indonesia merebut dan mempertahankan Irian Barat. Efek samping dari
kerasnya usaha ke luar Soekarno ini adalah ditinggalkannya masalah-masalah
domestik seperti masalah ekonomi.
Politik luar negeri Indonesia
pada masa orde baru
 Pada masa pemerintahan Soeharto, Indonesia lebih memfokuskan
pada pembangunan sektor ekonomi. Beberapa sikap Indonesia
dalam melaksanakan politik luar negerinya antara lain;
menghentikan konfrontasi dengan Malaysia. Upaya mengakhiri
konfrontasi terhadap Malaysia dilakukan agar Indonesia
mendapatkan kembali kepercayaan dari Barat dan membangun
kembali ekonomi Indonesia melalui investasi dan bantuan dari
pihak asing. Selanjutnya Indonesia juga terlibat aktif membentuk
organisasi ASEAN bersama dengan Singapura, Malaysia, Thailand
dan Filipina.
POLITIK luar negeri
Indonesia era reformasi

Anda mungkin juga menyukai