Anda di halaman 1dari 26

Perspektif Tata Ruang dalam

Pengembangan Kawasan Pariwisata


Agus Sutanto, S.T., M.Sc.
Direktur Penataan Kawasan
Ditjen Tata Ruang, Kemen. ATR/BPN

Bali, 8 November 2017


TOURISM PLANNING FORUM: TOURISM DESIGN AND PROTOTYPE CONFERENCE
Daftar Isi
I. Pendahuluan
II. Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang
III. Konsep Penataan Kawasan Strategis
IV. Program Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Pariwisata
V. Penutup
superadventure.co.id

I Pendahuluan
Isu dan tantangan pengembangan pariwisata

Minimnya infrastruktur pariwisata Rendahnya aksesibilitas dan konektivitas Komplikasi regulasi dan perizinan

Lokasi wisata Indonesia sangat banyak Tingkat kemudahan pencapaian ke Profil dan promosi investasi
dan beragam, namun fasilitas yang lokasi wisata akan mempengaruhi pariwisata melalui forum bisnis dan
tersedia untuk menunjang kegiatan perkembangan suatu daerah wisata. penyederhanaan prosedur perizinan
wisata, seperti akomodasi, sanitasi Faktor biaya, waktu dan jarak sangat guna meningkatkan daya saing dan
dan akses informasi masih dianggap mempengaruhi keinginan seseorang mempercepat pengembangan
kurang memadai. untuk melakukan perjalanan wisata. destinasi pariwisata di Indonesia.
Arahan Kebijakan Pembangunan Nasional
Perpres No. 2 Tahun 2015
tentang RPJMN 2015-2019
Kebijakan
Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis
Butir 3 adalah percepatan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa
“Membangun Indonesia dari (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua)
pinggiran dengan memperkuat dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi,
daerah daerah dan desa dalam menggali potensi dan keunggulan daerah dan
kerangka negara kesatuan.” peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.

Butir 6 Sasaran
“Meningkatkan produktivitas Sasaran pembangunan kawasan strategis periode 2015-
rakyat dan daya saing di pasar 2019 adalah berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan
internasional sehingga bangsa ekonomi di masing-masing pulau dengan memanfaatkan
Indonesia bisa maju dan potensi dan keunggulan daerah, termasuk di antaranya:
bangkit bersama bangsa Asia 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), 15
lainnya.” Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan pusat-pusat
pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran.
Sebaran lokasi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Destinasi Pariwisata
Prioritas (DPP) adalah
Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
(KSPN) yang perlu
dipercepat
pembangunannya.
Empat dari 10 DPP
tersebut merupakan
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dengan
sektor unggulan
pariwisata.

• Kawasan pariwisata merupakan kawasan dengan batas yang telah ditetapkan, serta diarahkan untuk
mencapai target kunjungan wisatawan, menambah devisa dan meningkatkan kontribusi terhadap
PDB dan kesempatan kerja melalui berbagai program pembangunan.
• Pembangunan kawasan pariwisata diharapkan selaras dengan kawasan sekitarnya untuk
meningkatkan nilai tambah dan menciptakan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Urgensi Perencanaan MACRO competitiveness

MESO competitiveness

Tata Ruang di Sekitar KEK MICRO competitiveness

Pariwisata
 Pengembangan KEK Pariwisata diharapkan dapat berperan
sebagai sebagai prime mover kawasan di sekitarnya, sekaligus
berperan untuk mempercepat pembangunan perekonomian
daerah.
 Pengembangan KEK Pariwisata akan berimplikasi terhadap
dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya, seperti
peningkatan kegiatan ekonomi, perubahan guna lahan,
kebutuhan SDM/tenaga kerja, maupun kebutuhan dukungan
sarana dan prasarana pendukung.
 Diperlukan penataan kawasan yang terintegrasi antara KEK
Pariwisata dengan kawasan sekitarnya, baik secara ruang
maupun ekonomi, dengan memperhatikan aspek sosial budaya,
keterkaitan infrastruktur, dan keberlanjutan lingkungan.
 Secara tata ruang, perlu segera disusun rencana rinci tata ruang
di sekitar KEK Pariwisata dengan menciptakan sinergi untuk
investasi yang dapat mendukung fungsi KEK Pariwisata,
diantaranya melalui: Cultural sustainability
 Pembagian peran (role sharing), terutama terkait segmen © Sieglinde Kindl da Cunha, 2005
pasar (komplementer); serta
 Menunjang business process kawasan melalui penyediaan
rantai pasok industri, seperti logistik, kebutuhan
perumahan, jasa-jasa, dan kegiatan penunjang wisata Tourism cluster competitiveness and sustainability: proposal for a
lainnya (suplementer). systemic model to measure the impact of tourism on local development
Perkembangan pembangunan pada Perbukitan di
Bagian Utara KEK Mandalika yang dikhawatirkan
Contoh Kasus: Urgensi Perencanaan Tata Ruang di Sekitar KEK Mandalika mengganggu fungsi konservasi kawasan.

Pertumbuhan permukiman dan tingginya minat/izin


investasi di kawasan sekitar KEK Mandalika.

Potensi pengembangan kawasan


pariwisata yang bila tidak
dikendalikan dapat menjadi KEK Mandalika
kompetitor KEK Mandalika.
Pengendalian banjir
kawasan hilir.

Dukungan logistik (Minapolitan Awang,


Minapolitan Grupuk, Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Awang.

Alih fungsi lahan dan penambangan emas ilegal di


Bukit Prabu yang dikhawatirkan mengganggu
fungsi konservasi kawasan.
Oyi Kresnamurti

II Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang


Kebijakan Pembangunan Nasional
(RPJP; RPJM; Direktif Presiden; Proyek Strategis Nasional)

Hirarki Peraturan Perundangan


dan Kedudukan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan
(RIPPARNAS) dalam Perencanaan
Tata Ruang
“Rencana induk pembangunan
kepariwisataan merupakan bagian
integral dari rencana tata ruang wilayah.”
- ps 13 ayat 2 UU 10/2009
Kedudukan produk rencana dalam sistem perencanaan tata ruang
Wacana Penyusunan Rencana
Rinci Tata Ruang di Kawasan
Sekitar KEK/KI:
Apakah dalam bentuk RTR
Kawasan Strategis Kab atau
RDTR Kota/Kab?

Sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang


Best practice kebijakan pembangunan dan tata ruang: KEK Mandalika
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBIJAKAN TATA RUANG

 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah  Perpres No. 56 Tahun 2014 Tentang RTR Kepulauan Nusa
mengarahkan KEK Mandalika sebagai pusat kegiatan MICE bertaraf Tenggara: pengembangan Kepulauan Nusa Tenggara sebagai pusat
internasional, yang didukung oleh industri kreatif penunjang pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata.
kawasan, serta aksesibilitas dan konektivitas kawasan.  Perda No. 3 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Nusa Tenggara
 Pada tahun 2016, Mandalika ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Barat, telah menetapkan Kawasan Kute dan Sekitarnya sebagai
destinasi pariwisata prioritas nasional, dengan visi sebagai World's Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan
Best Halal Tourism and Cruise Destination. ekonomi.

KSP Kawasan
Kute dan Sekitarnya

 Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek


Strategis Nasional: Pembangunan KEK Mandalika.
KEK Mandalika

 Perda Kabupaten Lombok Tengah No.7 Tahun 2011


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Lombok Tengah:
o Penetapan Kecamatan Pujut sebagai kawasan
peruntukan pariwisata bahari (teks), namun dalam
peta pola ruang masih berupa kawasan perkebunan
 perlu revisi RTRW Kab. Lombok Tengah.
o Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari
kepentingan pertumbuhan ekonomi: (i) Kawasan
Pariwisata Kuta dsk; (ii) Kawasan Minapolitan
Gerupuk; (iii) Kawasan Minapolitan Awang; (iv)
Kawasan Sade dsk; dan (v) Kawasan Selong Belanak
dsk.
 RTR Kawasan Strategis saat ini sedang disusun untuk
menjadi acuan pembangunan di Kawasan Sekitar KEK
Mandalika.
Jiwajawa.com

III Konsep Penataan Kawasan Strategis


PENDEKATAN penataan kawasan strategis
MULTI FACET
- Multi Level/Skala
- Multi Aspek
- Multi Aktor
1. KAWASAN INTI 1
memuat antara lain fungsi-fungsi utama
yang dapat mendorong investasi sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
2. KAWASAN INTI 2
merupakan kawasan yang mendesak untuk
diatur dan dikendalikan, serta disusun
rencana detail tata ruangnya.
Kriteria:
 memiliki akses ke jalan utama;
 memiliki guna lahan terbangun yang
tinggi;
 memiliki perubahan/alih fungsi lahan
yang tinggi; dan
 dekat/berbatasan langsung dengan
atraksi utama (KEK/KI)
Mengakomodasi kegiatan yang bersifat
komplementer dan suplementer terhadap
kegiatan inti 1 (KEK/KI).
Skala Pengaturan/Peta 1:5000
3. KAWASAN PENYANGGA:
merupakan kawasan yang memberikan
pengaruh secara spasial terhadap
pengembangan KEK/KI.
Kriteria:
 dukungan infrastruktur wilayah
(bandara, jalan nasional, terminal,
sumber air baku, TPA, energi, dll)
Konsep Delineasi Kawasan  keberlanjutan sistem alam (konservasi);
Permen ATR/BPN No. 37 Th. 2016 tentang  menunjang business process kawasan
melalui penyediaan rantai pasok, seperti
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis logistik, obyek wisata, jasa-jasa, dll.
Skala Pengaturan/Peta 1:25.000
Delineasi kawasan sekitar KEK Pariwisata
KAWASAN INTI 1:
 Luas: 1.035,67 ha
 Delineasi: KEK Mandalika
KAWASAN INTI 2:
 Luas: 3.762,82 ha
 Delineasi:
1. Desa Kuta (Kec. Pujut);
2. Sebagian Desa Prabu (Kec. Pujut);
3. Sebagian Desa Sengkol (Kec. Pujut);
4. Sebagian Desa Rembitan (Kec. Pujut);
5. Sebagian Desa Sukadana(Kec. Pujut);
6. Sebagian Desa Mertak (Kec. Pujut).
KAWASAN PENYANGGA:
 Luas: 23.339,11 ha
 Delineasi:
1. Desa Selong Belanak (Kec. Praya Barat);
2. Desa Mekarsari (Kec. Praya Barat);
3. Desa Montong Ajan (Kec. Praya Barat);
4. Desa Tumpak (Kec. Pujut);
5. Desa Prabu (Kec. Pujut);
6. Desa Mertak (Kec. Pujut);
7. Desa Sengkol (Kec. Pujut);
8. Desa Rembitan (Kec. Pujut);
9. Desa Sukadana (Kec. Pujut);
10. Desa Ketara (Kec. Pujut);
11. Desa Tanak Awu (Kec. Pujut);
12. Desa Teruwai (Kec. Pujut);
13. Desa Pengengat (Kec. Pujut);
Kawasan Kawasan Inti 2 14. Desa Bangket Parak (Kec. Pujut)
Penyangga 15. Desa Kidang (Kec. Praya Timur)
Kawasan Inti 1 16. Desa Bililando (Kec. Praya Timur)
(KEK)
Taufiqurokhman

IV Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Pariwisata


Pelibatan ekonomi lokal  Pelibatan ekonomi lokal  Kebijakan tata ruang
Rencana pembiayaan  Rencana pembiayaan Tinjauan  Sistem perkotaan dan perdesaan
Keterlibatan masyarakat  Keterlibatan masyarakat  Keterkaitan antar wilayah
Pelestarian sosial dan budaya 
Aspek
Pelestarian sosial dan budaya
Kewilayahan
Daya dukung dan daya tampung  Keberlanjutan
Daya dukung dan daya tamping dan Tata
lingkungan lingkungan Ruang
Kebencanaan  Kebencanaan

Organisasi dan tata kelola  Organisasi dan tata kelola  Penetapan tema kawasan
Peraturan/panduan  Peraturan/panduan Penyusunan  Perencanaan dan penataan kawasan
 Kelembagaan 
Program dan rencana aksi Program dan rencana aksi Rencana Kebijakan penatagunaan tanah
Dokumen kesepakatan multipihak  dan Tata
Dokumen kesepakatan multipihak  Smart code
Induk
Kelola
Kawasan

Building blocks penataan kawasan


Konektivitas

Regional Linkage Mataram

Lember-Bali Pelabuhan
38 mil 4-6 Jam 03 Lember
KEK Mandalika merupakan salah satu
destinasi wisata berdaya saing internasional,
yaitu menjadi bagian dalam strategi GREAT BALI:
Keterpaduan pengembangan destinasi Bali, 04
Lombok-NTB, dan Flores-NTT.

02
Bandara Internasional Lombok
01

Mandalika
Aksesibilitas
01
Lember-Mandalika
52 km 1-1,5 jam
02
BIL-Mandalika
21 km 0,5-1 jam
03
BIL-Mataram
30 km 0,5-1 jam
04 Jalan Strategis Nasional;
Mataram-Lember Rencana Pembangunan Bypass
20 km 0,5-1 jam Bandara-KEK Mandalika
© Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), 2017

Blok peruntukan kawasan


wisata umumnya dibagi menjadi
zona perhotelan, komersial,
hiburan, amenitas, infrastruktur
kawasan (energi, water treatment
plant, tempat pembuangan
sementara), ruang terbuka hijau
dan non-hijau.
Jalur mitigasi dan tempat
evakuasi sementara untuk
mengantisipasi ancaman bencana
alam.
Peraturan zonasi yang berisi
ketentuan pengendalian kawasan
dan aktivitas (KLB, KDB, ITBX)
Daya dukung dan daya tampung lingkungan
Pola kerjasama:
 Penyewaan lahan jangka panjang
 Kerjasama usaha patungan
 Kerjasama pengoperasian

250 ha

525 ha 400 ha

Pentahapan Pembangunan Kawasan


KEK Mandalika
Tahap 1 2016-2020
10 hotel dan 200 unit residensial
© Sekdenas, 2017 liputan6.com Tahap 2 2021-2025
21 hotel, 500 unit residensial, international theme park
Tahap 3 2026-2030
13 hotel, 1500 unit residensial
ONTube Channel
Suwandi Chandra

V Penutup
Penutup
1. Dalam rangka mendorong peran sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan,
Pemerintah telah menetapkan kawasan pariwisata sebagai prioritas nasional;

2. Kementerian ATR/BPN mendukung pengembangan kawasan pariwisata melalui:

a. Mendorong penetapan kawasan peruntukan atau zona pariwisata di dalam rencana tata ruang;

b. Penataan kawasan di sekitar kawasan pariwisata untuk mengamankan kepentingan nasional di kawasan pariwisata; dan

c. Pengendalian pemanfaatan ruang yang mengancam keberlanjutan kawasan pariwisata.

3. Pengembangan kawasan pariwisata mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan tidak hanya di
kawasan pengembangan tetapi juga di kawasan sekitarnya; serta

4. Penataan kawasan sekitar kawasan pariwisata perlu mengakomodasi kegiatan KOMPLEMENTER dan SUPLEMENTER terhadap
pengembangan kawasan pariwisata.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai