Perspektif Tata Ruang Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata-OK
Perspektif Tata Ruang Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata-OK
I Pendahuluan
Isu dan tantangan pengembangan pariwisata
Minimnya infrastruktur pariwisata Rendahnya aksesibilitas dan konektivitas Komplikasi regulasi dan perizinan
Lokasi wisata Indonesia sangat banyak Tingkat kemudahan pencapaian ke Profil dan promosi investasi
dan beragam, namun fasilitas yang lokasi wisata akan mempengaruhi pariwisata melalui forum bisnis dan
tersedia untuk menunjang kegiatan perkembangan suatu daerah wisata. penyederhanaan prosedur perizinan
wisata, seperti akomodasi, sanitasi Faktor biaya, waktu dan jarak sangat guna meningkatkan daya saing dan
dan akses informasi masih dianggap mempengaruhi keinginan seseorang mempercepat pengembangan
kurang memadai. untuk melakukan perjalanan wisata. destinasi pariwisata di Indonesia.
Arahan Kebijakan Pembangunan Nasional
Perpres No. 2 Tahun 2015
tentang RPJMN 2015-2019
Kebijakan
Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis
Butir 3 adalah percepatan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa
“Membangun Indonesia dari (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua)
pinggiran dengan memperkuat dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi,
daerah daerah dan desa dalam menggali potensi dan keunggulan daerah dan
kerangka negara kesatuan.” peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.
Butir 6 Sasaran
“Meningkatkan produktivitas Sasaran pembangunan kawasan strategis periode 2015-
rakyat dan daya saing di pasar 2019 adalah berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan
internasional sehingga bangsa ekonomi di masing-masing pulau dengan memanfaatkan
Indonesia bisa maju dan potensi dan keunggulan daerah, termasuk di antaranya:
bangkit bersama bangsa Asia 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), 15
lainnya.” Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan pusat-pusat
pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran.
Sebaran lokasi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Destinasi Pariwisata
Prioritas (DPP) adalah
Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
(KSPN) yang perlu
dipercepat
pembangunannya.
Empat dari 10 DPP
tersebut merupakan
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dengan
sektor unggulan
pariwisata.
• Kawasan pariwisata merupakan kawasan dengan batas yang telah ditetapkan, serta diarahkan untuk
mencapai target kunjungan wisatawan, menambah devisa dan meningkatkan kontribusi terhadap
PDB dan kesempatan kerja melalui berbagai program pembangunan.
• Pembangunan kawasan pariwisata diharapkan selaras dengan kawasan sekitarnya untuk
meningkatkan nilai tambah dan menciptakan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Urgensi Perencanaan MACRO competitiveness
MESO competitiveness
Pariwisata
Pengembangan KEK Pariwisata diharapkan dapat berperan
sebagai sebagai prime mover kawasan di sekitarnya, sekaligus
berperan untuk mempercepat pembangunan perekonomian
daerah.
Pengembangan KEK Pariwisata akan berimplikasi terhadap
dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya, seperti
peningkatan kegiatan ekonomi, perubahan guna lahan,
kebutuhan SDM/tenaga kerja, maupun kebutuhan dukungan
sarana dan prasarana pendukung.
Diperlukan penataan kawasan yang terintegrasi antara KEK
Pariwisata dengan kawasan sekitarnya, baik secara ruang
maupun ekonomi, dengan memperhatikan aspek sosial budaya,
keterkaitan infrastruktur, dan keberlanjutan lingkungan.
Secara tata ruang, perlu segera disusun rencana rinci tata ruang
di sekitar KEK Pariwisata dengan menciptakan sinergi untuk
investasi yang dapat mendukung fungsi KEK Pariwisata,
diantaranya melalui: Cultural sustainability
Pembagian peran (role sharing), terutama terkait segmen © Sieglinde Kindl da Cunha, 2005
pasar (komplementer); serta
Menunjang business process kawasan melalui penyediaan
rantai pasok industri, seperti logistik, kebutuhan
perumahan, jasa-jasa, dan kegiatan penunjang wisata Tourism cluster competitiveness and sustainability: proposal for a
lainnya (suplementer). systemic model to measure the impact of tourism on local development
Perkembangan pembangunan pada Perbukitan di
Bagian Utara KEK Mandalika yang dikhawatirkan
Contoh Kasus: Urgensi Perencanaan Tata Ruang di Sekitar KEK Mandalika mengganggu fungsi konservasi kawasan.
Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah Perpres No. 56 Tahun 2014 Tentang RTR Kepulauan Nusa
mengarahkan KEK Mandalika sebagai pusat kegiatan MICE bertaraf Tenggara: pengembangan Kepulauan Nusa Tenggara sebagai pusat
internasional, yang didukung oleh industri kreatif penunjang pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata.
kawasan, serta aksesibilitas dan konektivitas kawasan. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Nusa Tenggara
Pada tahun 2016, Mandalika ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Barat, telah menetapkan Kawasan Kute dan Sekitarnya sebagai
destinasi pariwisata prioritas nasional, dengan visi sebagai World's Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan
Best Halal Tourism and Cruise Destination. ekonomi.
KSP Kawasan
Kute dan Sekitarnya
Organisasi dan tata kelola Organisasi dan tata kelola Penetapan tema kawasan
Peraturan/panduan Peraturan/panduan Penyusunan Perencanaan dan penataan kawasan
Kelembagaan
Program dan rencana aksi Program dan rencana aksi Rencana Kebijakan penatagunaan tanah
Dokumen kesepakatan multipihak dan Tata
Dokumen kesepakatan multipihak Smart code
Induk
Kelola
Kawasan
Lember-Bali Pelabuhan
38 mil 4-6 Jam 03 Lember
KEK Mandalika merupakan salah satu
destinasi wisata berdaya saing internasional,
yaitu menjadi bagian dalam strategi GREAT BALI:
Keterpaduan pengembangan destinasi Bali, 04
Lombok-NTB, dan Flores-NTT.
02
Bandara Internasional Lombok
01
Mandalika
Aksesibilitas
01
Lember-Mandalika
52 km 1-1,5 jam
02
BIL-Mandalika
21 km 0,5-1 jam
03
BIL-Mataram
30 km 0,5-1 jam
04 Jalan Strategis Nasional;
Mataram-Lember Rencana Pembangunan Bypass
20 km 0,5-1 jam Bandara-KEK Mandalika
© Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), 2017
250 ha
525 ha 400 ha
V Penutup
Penutup
1. Dalam rangka mendorong peran sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan,
Pemerintah telah menetapkan kawasan pariwisata sebagai prioritas nasional;
a. Mendorong penetapan kawasan peruntukan atau zona pariwisata di dalam rencana tata ruang;
b. Penataan kawasan di sekitar kawasan pariwisata untuk mengamankan kepentingan nasional di kawasan pariwisata; dan
3. Pengembangan kawasan pariwisata mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan tidak hanya di
kawasan pengembangan tetapi juga di kawasan sekitarnya; serta
4. Penataan kawasan sekitar kawasan pariwisata perlu mengakomodasi kegiatan KOMPLEMENTER dan SUPLEMENTER terhadap
pengembangan kawasan pariwisata.
terima kasih