Anda di halaman 1dari 14

PERAN DAN ADVOKASI

PERAWAT
LATAR BELAKANG
 Disebutkan dalam undang- undang no 23 tahun 1992 bab III pasal 4 bahwa
setiap orang berhak dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal,
dilanjutkan dengan bunyi pasal 50 bahwa tenaga kesehatan bertugas
menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang
keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan.
 peran keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap
klien, dan akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan
keperawatan itu sendiri. Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan,
sebagaimana pengertiannya “Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak
orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang jelas bagi perawat, hal ini
(advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada pendekatan
keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika
keperawatan.
RUMUSAN MASALAH

 Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah


adalah sebagai berikut :
 1. Apa Pengertian Peran dan advokasi
 2. Bagaimana peran perawat sebagai advokator
 3. Perawat dalam Undang-undang no 23 tahun 1992
TUJUAN PENULISAN

 Sebagaimana latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan
penulisan adalah sebagai berikut :
 1. Mengetahui apa Pengertian Peran dan advokasi
 2. Memahami bagaimana peran perawat sebagai advocator
 3 Memahami kedudukan perawat dalam undang-undang No 23 Tahun 1992
PERAN PERAWAT

 Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya


menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 1994)
 menurut Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa peran adalah
serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu di masayarakat dan keluarga.
 Sedangkan menurut Stuart and Sundeen, 1998 peran adalah serangkaian pola
dan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan
fungsi individu diberbagai kelompok.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
terlaksananya peran
 Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
 1. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya
tindakan, merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi
suatu perilaku;
 2. keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan
hidup bermasyarakat;
 3. nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai
adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.
PENGERTIAN ADVOKASI

 advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi


klien
 Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal
yang memiliki penyebab atau dampak penting.
 Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan
yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas
menentukan nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
 Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak
bertentangan dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien.
 Adapun Seorang advokator yaitu menginformasikan hak-hak klien dalam situasi
apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus peran advokasi
perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien
PENGERTIAN PERAWAT

 Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan


pelayanan kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut
berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya
(Depkes RI,2002)
PERAN PERAWAT

 Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai
kedudukan dalam suatu system pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989),
menurut Doheney (1992)
Peran perawat terdiri dari

 Care giver/pemberi pelayanan


 Clien advocate/pembela pasien
 Consellor/konseling
 Educator /pendidik
 Coordinator/koordinator
 Collaborator/kolaborasi.
 Consultan/konsultan
 Change agent/perubah
. Peran perawat sebagai advocator

 perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan

lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, Dalam menjalankan peran

sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan

memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

 Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-

hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi;
Pasien berhak memperoleh informasi
tentang:

 - penyakit yang dideritanya;


 - tindakan medik apa yang hendak dilakukan
 - hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
 hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
keperawatan tanpa diskriminasi;
 - hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/ tindakan
medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed consent);
 - hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta
perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya;
 - hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 - hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
 hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
 - hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
hak-hak petugas kesehatan yang dijabarkan
pada pasal 53 yaitu

 (1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam


melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
 (2) Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untukmematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
 (3) Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pcmbuktian, dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan yang bersangkutan.
 (4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dcngan Peraturan Pemerintah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai