Anda di halaman 1dari 26

MANIFESTASI KLINIS DAN

PENATALAKSANAAN PADA KASUS DIARE


KARENA INFEKSI BAKTERI

Haswinanti Wilda 102012443


Yuan Alessandro Suros 102013009
Thena Artika Anggun 102013422
Theresia Cesa Puteri Wongkar 102014027
Priyaveda Janitra 102014047
Dewi Dyanwahyuni pps 102014107
Erica Sander 102014196
Lum Gah Meng 102014252
SKENARIO
 Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poliklinik
umum dengan keluhan BAB cair 5 x sehari sejak
2 hari yang lalu
IDENTIFIKASI ISTILAH
 Tidak ada
RUMUSAN MASALAH
 Laki-laki 25 tahun dengan keluhan BAB cair 5 x
sehari sejak 2 hari yang lalu
ANALISIS MASALAH
Pencegahan Komplika
Prognosis si

Anamnesis Penatalaksanaan
Laki-laki 25 tahun dengan
• Medika
keluhan BAB cair 5 x sehari
mentosa
sejak 2 hari yang lalu
• Non medika
mentosa
Pemeriksaan
Fisik dan
Diagnosis
Pemeriksaan Patofisiologi Etiologi
Kerja dan
Penunjang Epidemiologi
Diagnosis
Banding
HIPOTESIS

 Laki-laki 25 tahun dengan keluhan BAB cair 5


x sehari sejak 2 hari yang lalu karena diare
akut ec enteroinvasif bakteri

 Mahasiswa dapat menjelaskan PF, PP dan


anamnesis terkait kasus diare.
 Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi
dari diare.
 Mahasiswa dapat menjelaskan tatalaksana
dari diare.
ANAMNESIS

Keluhan utamanya apa??


Sudah berapa sakit seperti ini?
Bagaimana sifat fesesnya??
(konsistensi, frekuensi, ada lender/darah/lemak, warna feses, takaran
feses)

Riwayat sebelum Diare??


(pengobatan, keluar kota, riwayat makan, operasi,alergi)

Keluhan Penyerta
(demam, mual, muntah, penurunan BB, lemas, nyeri abdomen)
HASIL ANAMNESIS
 volume ½ - 1 gelas
 darah(+) warnanya tidak jelas

 lendir(-), lemak(-)

 pasien merasa BB turun, tidak nafsu makan,


sakit perut, mual, ada muntah sedikit, pasien
tidak merasa demam, dan lemas.
 riwayat sosial, didapati pasien sering jajan di
pinggir jalan dan suka lupa cuci tangan.
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran umum : CM
 Keadaan pasien sakit ringan sedang

 TTV :
 TD 110/80
 Suhu 38oC
 Nadi 88x/menit
 RR 20x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi
 kontur abdomen, gerakan peristaltik, warna kulit,
adanya lesi atau tidak (termasuk bekas operasi)
 Auskultasi
 Mengetahui bising usus
 Perkusi
 Mencari adanya pembentukan gas atau massa pada
abdomen
 Palpasi
 Palpasi organ
 Turgor kulit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah
tepi, elektrolit, ureum kreatinin, pemeriksaan
tinja lengkap)
 Pemeriksaan tinja rutin

 pemeriksaan darah samar


 pemeriksaan leukosit
 kultur feses (infeksi bakteri)
 pemeriksaan parasit maupun telurnya
 Pemeriksaan serologi
 Endoskopi saluran cerna bagian bawah
(rektoskopi, atau sigmoidoskopi, atau
kolonoskopi)
WORKING DIAGNOSIS
 Diare Akut ec Enteroinvasif Bakteri
 Anamnesis :
 Darah pada feses
 Sering jajan di pinggir jalan dan suka lupa cuci tangan

 PF :
 Suhu 38oC
 Bising usus meningkat

 Turgor kulit melemah (dehidrasi)

 PP :
 Darah samar +
 Leukosit meningkat

 Kultur feses +
GEJALA KLINIS
 90% bakteri
 Onset kurang dari 4 minggu

 Dibagi 2, invasif dan non invasif


 Invasif (Kolon)
 Adanya pendarahan
 Nyeri abdomen

 Hasil PP (pH feses >5.5, leukosit serum meningkat, leukosit

feses >10/ LPK).


 Non Invasif (Usus Halus)
 Feses hanya cair tanpa adanya darah, lendir
 Hasil PP (pH feses <5.5, leukosit serum normal, leukosit
feses <5/LPK).
ETIOLOGI
 Bakteri enterik batang gram negatif
 Salmonella
 Enteroinvasif Escherichia Coli (EIEC)
 Klebsiella, Shigella, Proteus, Serratia
EPIDEMIOLOGI
 Data WHO tahun 2009 menunjukkan angka
kejadian diare akut di seluruh dunia mencapai 2
miliar kasus per tahun.
 Di Amerika Serikat, ditemukan 100 juta kasus
diare akut pada dewasa tiap tahunnya,
menyebabkan 250.000 diantaranya dirawat di
rumah sakit dan 5000 meninggal dunia.
PATOFISIOLOGI
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 Diare akut ec enterotoksik bakteri
 Disentri
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Diare akut ec Diare akut ec Disentri
enteroinvasif enterotoksik (amoeba /
bakteri bakteri basiler)
Etiologi EIEC, Salmonella ETEC, Shigella,
Klebsiella, Entamoeba
Staphylococcus histolytica
aureus, Vibrio
cholerae
Gejala Klinis Feses cair disertai Feses cair Feses cair
darah, demam tanpa darah, disertai darah,
tidak terdapat lendir dan
demam berbau busuk,
demam
PENATALAKSANAAN
MEDIKA MENTOSA
 Antibiotik
 Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 5-7 hari
 Kotrimoksasol 2 x 160/800 mg selama 5-7 hari.

 Simptomatik
 Antimotilitas (Loperamid 4 mg untuk dosis pertama
+ 2 mg setiap kali diare, dosis maksimal 16 mg/hari)
 Antisekretorik (Bismuth subsalisilat)
 Pengeras feses (Atalpugit 2 tab @630 mg tiap diare,
maksimal 12 tab).
NON MEDIKA MENTOSA
 Terapi cairan dan elektrolit merupakan terapi
paling penting pada semua kasus diare akut.
 Larutan yang sering dipakai untuk perbaikan
cairan dan elektrolit adalah larutan gula-
elektrolit oral.
PENCEGAHAN
 Menghindari makan atau jajan sembarangan di
jalan
 Menjaga kebersihan diri terutama membiasakan
mencuci tangan sebelum makan
 Pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat.
KOMPLIKASI
 Komplikasi dari kasus diare tergantung dari
jenis bakteri yang menyerang.
 Paling umum
 Bacteremia
 Infeksi organ lain (sistem ekskresi urin, sistem
hepatobilier, dan infeksi organ percernaan lainnya)
 Untuk diare karena Salmonella, 1 – 4 % kasus
membuat pasien menjadi karier dari Salmonella.
PROGNOSIS
 Dengan penanganan yang benar, maka prognosis
dari kasus diare karena infeksi bakteri ini baik,
terutama di negara berkembang.
 Mortalitas biasanya terjadi akibat adanya
dehidrasi dan malnutrisi.
KESIMPULAN
 Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang pada kasus seorang laki-laki 25 tahun
yang datang dengan keluhan BAB 5x sehari
sejak 2 hari yang lalu, dapat disimpulkan pasien
terkena penyakit diare akut ec enteroinvasif
bakteri. Dengan penanganan yang tepat, maka
prognosis pasien disimpulkan baik.

Anda mungkin juga menyukai