Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


LEPTOSPIROSIS

OLEH
KELOMPOK 2
PENGERTIAN

LEPTOSPIROSIS: adalah penyakit yang disebabkan


oleh infeksi bakteri Leptospira yang menyerang
hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral
dan dapat hidup dalam air tawar selama lebih
kurang satu bulan.Mulanya penyakit ini merupakan
penyakit hewan ( zoonis ), manusia terkena
infeksi setelah kontak langsung maupun tidak
langsung dengan hewan yang menderita bakteri
leptospirosis.
PENYEBAB

Leptospirosis penyebabnya adalah kuman


leptospira SP, yang hidup dan berkembang biak
didalam tubuh hewan.
Hewan hewan itu sangat dekat dengan kehidupan
manusia seperti kuda, babi, sapi dan terbanyak
pada binatang pengerat seperti tikus atau tupai.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi berkisar antara 2-26 hari(kebanyakan 7-13 hari) rata-rata 10 hari.
Pada leptospira ini ditemukan perjalanan klinis bifasik :

1. Leptopiremia (berlangsung 4-9 hari)

Timbul demam mendadak, diserta sakit kepala (frontal, oksipital atau bitemporal).
Pada otot akan timbul keluhan mialgia dan nyeri tekan (otot gastronemius, paha
pinggang,)
dan diikuti heperestesia kulit. Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah,
diare, batuk, sakit
dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjunctiva. Injeksi
faringeal, kulit dengan
ruam berbentuk makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada badan,
splenomegali, dan
hepatomegali.
2. Fase imun (1-3 hari)
Fase imun yang berkaitan dengan munculnya
antibodi IgM sementara konsentrasi C¬3, tetap
normal. Meningismus, demam jarang melebihi
39oC. Gejala lain yang muncul adalah
iridosiklitis, neuritis optik, mielitis, ensefalitis,
serta neuripati perifer.
3. Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai
minggu ke-4)
Dapat ditemukan adanya demam atau nyeri otot
yang kemudian berangsur-angsur hilang.
Patofisiologi

Manusia bisa terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau


selaput lendir yang luka/erosi dengan air, lumpur dan
sebagainya yang telah tercemar oleh air kemih binatang yang
terinfeksi leptospira. Leptospira yang masuk melalui kulit
maupun selaput lendir yang luka/erosi akan menyebar ke
organ-organ dan jaringan tubuh melalui darah. Sistem imun
tubuh akan berespon sehingga jumlah laptospira akan
berkurang, kecuali pada ginjal yaitu tubulus dimana akan
terbentuk koloni-koloni pada dinding lumen yang
mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke
dalam kemih.
Penularan
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi,
kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar
dan tupai.
paling sering melalui hewan tikus
Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke dalam
tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka,
selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi setitik urin tikus yang
terinfeksi leptospira, kemudian dimakan dan diminum
manusia
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien
Komplikasi
Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang
berat tetapi lebih sering terjadi self limiting disease dan
tidak fatal
Pada leptospira, komplikasi yang sering terjadi adalah
iridosiklitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis aseptik
dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui dan bila
terjadi selalu menyebabkan kematian.
Penatalaksanaan

Obat antibiotika yang biasa diberikan adalah penisillin,


streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan
siproflokasasin. Obat pilihan utama adalah penicillin G 1,5 juta
unit setiap 6 jam selama 5-7 hari. Dalam 4-6 jam setelah
pemeberian penicilin G terlihat reaksi Jarisch Hecheimmer yang
menunjukkan adanya aktivitas antileptospira> obat ini efektif
pada pemberian 1-3 hari namun kurang bermanfaat bila diberikan
setelah fase imun dan tidak efektif jika terdapat ikterus, gagal
ginjal dan meningitis. Tindakan suporatif diberikan sesuai denan
keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul.
Prognosis

Tergantung keadaan umum klien, umur, virulensi


leptospira, dan ada tidaknya kekebalan yang
didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat
sekunder dari faktor pemberat seperti gagal ginjal
atau perdarahan dan terlambatnya klien mendapat
pengobatan
ASUHAN KEPERAWATAN
1 Pengkajian
a. Identitis
b. Keluhan utama
Demam yang mendadak
Timbul gejala demam yang disertai sakit kepala,
mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata merah, fotofobia,
keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah, diare,
batuk, sakit dada, hemoptosis dan penurunan kesadaran
Demam ini berlangsung 1-3 hari
c.Riwayat keperawatan
Riwayat pekerjaan klien apakah termasuk kelompok orang resiko
tinggi seperti bepergian di hutan belantara, rawa, sungai atau
petani, dokter hewan.
d.Pemeriksaan dan observasi
• Fisik (penurunan kesadaran, lemah,aktivitas menurun)
Laboratorium(Trombositopenia,LED naik,Bun Sc naik
e. Penatalaksanaan

Obat antibiotika yang biasa diberikan adalah penisillin,


streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan
siproflokasasin. Obat pilihan utama adalah penicillin G 1,5
juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari
F. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi dari perjalanan
penyakitnya ditandai dengan suhu tubuh klien 38℃
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri (akut) b/d proses penyakit
ditandai dengan klien mengatakan nyeri skala nyeri 4(0-10)
3.Cemas / takut b/d perubahan kesehatan (penyakit
leptospirosisi) ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan
4. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake kurang ditandai dengan klien mengatakan intake tidak
adekuat, kehilangan selera, nausea dan vomitng, berat badan
turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa
otot dan lemak subkutan.
5.Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d output yang tidak
normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
6. Kurangnya pengetahuan tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan b/d
kurangnya informasi
7.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan efek kerja
penyakitnya defisit imunologik,
penurunan intake nutrisi dan anemia.
DX INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
1.Peningkatan suhu a.Berikan a. kompres 1.S(36-
tubuh sehubungan kompres dingin dingin 37,5℃)
dengan proses infeksi b.Peningkatan merangsang 2.(nadi
dari perjalanan kalori dan beri penurunan 80-100
penyakitnya. banyak minuman suhu tubuh. x/menit.
Tujuan : suhu (cairan) b.Air
tubuh turun sampai c. Anjurkan merupakan
batas normal memakai baju pangatur suhu
Kriteria hasil : tipis yang tubuh.
a. Suhu tubuh menyerap c.Baju yang
dalam batas normal keringat. tipis akan
36 – 37 ,5 0 C d.Observasi mudah untuk
b. Klien bebas tanda-tanda vital menyerap
demam terutama suhu keringat yang
c. Mukosa mulut dan denyut nadi keluar.
basah, mata tidak e.Kolaborasi d..Observasi
cekung, istirahat dengan tim medis TTV merupakan
cukup dalam pemberian deteksi dini
obat-obatan untuk
terutama anti mengetahui
piretik., komplikasi yg
antibiotika terjadi
(Pinicillin G ) e.Agar terapi yg
DX INTRVENSI RASIONAL EVALUASI
2. Gangguan a. Tentukan a.Untuk a.Mampu
rasa nyaman: riwayat nyeri, mengetahui mengontrol
Nyeri (akut) lokasi, durasi dan terapi yang nyeri (tahu
berhubungan intensitas dilakukan penyebab nyeri,
dengan proses b.Berikan b.Untuk mampu
penyakit pengalihan meningkatkan menggunakan
(penekanan/ker mendengarkan kenyamanan teknik
usakan jaringan musik atau nonton dengan nonfarmakologi
syaraf, infiltrasi TV (distraksi) mengalihkan untuk
sistem suplay c.Menganjurkan perhatian klien mengurangi
syaraf, syaraf, tehnik penanganan dari rasa nyeri. nyeri, mencari
inflamasi), stress (tehnik c.Meningkatkan bantuan)
ditandai dengan relaksasi, kontrol diri 2. Melaporkan
klien d.Evaluasi nyeri, atas efek bahwa nyeri
mngatakan berikan pengobatan samping berkurang
nyeri. ekspresi bila perlu. dengan dengan
nyeri menurunkan menggunakan
e. Kolaborasi stress dan manajement
Berikan analgetik ansietas. nyeri
sesuai indikasi 3. Mampu
f. Agar terapi mengenali nyeri
DX INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
3.Pemenuhan a. Monitor a. Memberikan • Asupan
nutrisi (kurang intake makanan informasi makanan tidak
dari kebutuhan setiap hari, tentang status menyimpang
tubuh) apakah klien gizi klien. dari rentang
berhubungan makan sesuai b. Memberikan normal
dengan intake dengan informasi • Rasio berat
kurang ditandai kebutuhannya. tentang badan/tinggi
dengan klien b. Timbang dan penambahan dan badan tidak
mengatakan ukur berat penurunan berat menyimpang
intake tidak badan badan klien. dari rentang
adekuat, c. Ciptakan c.Agar klien normal
kehilangan suasana merasa seperti • Hidrasi tidak
selera, nausea makan yang berada dirumah menyimpang
dan vomitng, menyenangka sendiri. dari rentang
berat badan n misalnya normal
turun sampai makan
20% atau lebih bersama
dibawah ideal, teman atau
keluarga.
d.Kolaborasi d. Membantu
Berikan menghilangkan
pengobatan gejala
sesuai indikasi penyakit, efek
Phenotiazine, samping dan
antidopaminer meningkatkan
gicorticosteroi status
ds, vitamin kesehatan
khususnya klien.
A,D,E dan B6, e.Mempermuda
antacid h intake
e.Pasang NGT makanan dan
untuk minuman
memberikan dengan hasil
makanan yang maksimal
secara enteral, dan tepat
imbangi sesuai
dengan infus. kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai