Anda di halaman 1dari 12

STUNTING DAN GIZI BURUK

1. MIKE OKTAVYANA (1711B0047)


2. ROSLIN KONO (1811B0093)
Pendahuluan

 WHO menetapkan batas toleransi stunting (bertubuh pendek) maksimal 20% atau seperlima
dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta dari 23juta balita
penderita stunting atau sekitar 35,6%. Sebanyak 18,5% kategori sangat pendek dan 17,1 persen
kategori pendek. Ini juga yang mengakibatkan WHO menetapkan Indonesia dengan status gizi
buruk.
 Stunting tertinggi terdapat di selawesi Tengah dengan jumlah mencapai 16,9 persen dan
terendah ada di sumatera utara dengan 7,2 persen. Dalam rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (PJMN), pemerintah menargetkan penururan prevalensi stunting dari
status awal 32,9% turun menjadi 28% pada tahun 2019. Untuk pengurangan angka stunting,
pemerintah juga menetapkan 100 kabupaten prioritas yang akan ditangani di tahap awal,
dan kemudian dilanjutkan 200 kabupaten lainnya.
 Prof dr dodik birawan MCN, pengajar dan peneliti departemen gizi masyarakat, FEMA IPB
menambahkan intervensi gizi perlu dilakukan dalam bentuk edukasi brkesinambungan kepada
masyarakat terutama orangtua. Orangtua harus paham betul kebutuhan nutrisi anak,
makanan yang baik dan tidak baik, tidak terpengaruh gaya hidup yang serba instan serta iklan
iklan produk makanan anak yang kadang menjajikan hal yang berlebihan.
Definisi

 Stunting
Stunting adalah kondisi dimana anak balita mengalami gagal tumbuh akibat
dari kekurangan gizi kronis, sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek
dibandingkan teman-teman se usianya.
 Gizi buruk
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan gizi yang disebabkan oleh
kurangnya asupan energi dan protein dalam gizi buruk. Jangka waktu lama
mayoritas penderita gizi buruk adalah anak-anak.
Etiologi

 Stunting
1. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan
2. Asupan makan yang tidak seimbang (kadungan zat gizi dalam makanan yaitu
karbohidrat, protein, lemak, moneral dan air
3. Berat badan lahir rendah
 Gizi buruk
1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang
dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
2. Penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh
sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
Manifestasi Klinis

 Stunting
1. Kelelahan dan kekurangan energi
2. Kulit yang kering dan bersisik
3. Pertumbuhan lambat
4. Sulit untuk konsentrasi dan mempunyai reaksi lambat
5. BB dan TB kurang
 Gizi buruk
1. Anak tampak kurus, tampak tulang terbungkus kulit
2. Wajah seperti orangtua
3. Kulit keriput
4. Perut membuncit
5. Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air
Patofisiologi

Ekonomi rendah

Kekurangan bahan makanan

Kekurangan gizi

Gizi buruk

Stunting
Pencegahan

 Stunting
1. Melakukan pemenuhan gizi bagi ibu hamil
2. Setiap bayi baru lahir mendapat ASI sampai 6 bulan (eksklusif) dan setah umur 6 bulan
diberi makanan mendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya
3. Memantau pertumbuhan balita diposyandu
 Gizi buruk
1. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandunganprotein, lemak,
vitamin dan mineralnya.
2. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
3. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang
tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula
Pemeriksaan penunjang

 Lab :
1. Pemeriksaan serum protein(periksa kadar albumin)
2. Pemeriksaan darah lengkap (kadar hemoglobin, leukosit), pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
3. Urinalisis, pemerikaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal
Penanganan

 Medis :
1. Menurut medis.adalah memberikan vitamin D dengan dosis tinggi bisa menaikan
berat badan pada anak-anak yang mengalami kekurangan gizi
 Gizi :
1. Memberi makan 3 sampai 4 kali sehari
2. Makanan untuk anak tidak menggunakan bumbu perangsang (asam atau pedas)
3. Memvariasi makanan sehari-hari dengan menu yang seimbang dan sesuaikan dengan
kemampuan keluarga
 Keperawatan :
1. edukasi kepada masyarakat terutama orangtua. Orangtua harus paham betul
kebutuhan nutrisi anak, makanan yang baik dan tidak baik, tidak terpengaruh gaya
hidup yang serba instan serta iklan-iklan produk makanan anak yang kadang
menjajikan hal yang berlebihan
Kesimpulan

Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Gizi buruk
dapat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia. Masalah gizi buruk
dapat ditangani dengan pemberian asupan gizi yang seimbang secara
bertahap susuai kebutuhan pada anak tersebut.
Stunting merupakan kondisi dimana anak balita mengalami gagal tumbuh
akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga menyebabkan tubuhnya lebih
pendek dibandingkan teman-teman se usianya.
saran

Untuk semua masyarakat terutama orangtua harus paham betul kebutuhan


nutrisi anak, makanan yang baik dan tidak baik, tidak terpengaruh gaya
hidup yang serba instan serta iklan-iklan produk makanan anak yang kadang
menjajikan hal yang berlebihan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya gizi buruk pada anak, baik dilakukan selama masal kehamilan dan
setelah anak lahir.
Thanks you

Anda mungkin juga menyukai