Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT

SEORANG WANITA 59 TAHUN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2, KETOASIDOSIS DIABETIKUM,


DIABETIC FOOT

OLEH
YUNIKA PRAJNA SUYOSO J510195047

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


RS DR Harjono S Ponorogo
Universitas Muhammadiyah Surakarta - 2019
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. K
 Umur : 59 tahun
 Jenis Kelamin : perempuan
 Alamat : Jl. Kalimantan 03/01 Siwalan Mlarak
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Status Pernikahan : Menikah
 Tanggal Masuk RS : 11 Agustus 2019 (10.30 WIB)
 Tanggal Pemeriksaan : 14 Agustus 2019 (jam 11.00)
ANAMNESIS
Keluhan Luka pada kaki kanan tertusuk kayu 3 hari yang lalu. Luka bengkak,
kemerahan, dan nyeri.
Utama
Pasien datang ke RSUD DR. Harjono pada tanggal 11 Agustus 2019 pukul 10.30
dengan keluhan luka pada punggung kaki kanan sejak 3 hari SMRS. Keluhan
dirasakan sejak 3 hari yang lalu ketika pasien mencari kayu di hutan dan kaki
kanan tertusuk kayu. Luka berawal dari goresan kecil dan semakin lama semakin
melebar, bengkak, dan terasa nyeri. Luka berdarah dan bernanah. Pasien juga
mengeluhkan sering buang air kecil dan sering merasa haus sejak kurang lebih 2
bulan yang lalu. Keluhan BAK dalam 1 hari kurang lebih 10x dengan keadaan

Riwayat urin yang normal (warna, kekeruhan, bau). Nafsu makan pasien juga dirasakan
meningkat namun tidak ada peningkatan berat badan yang signifikan. Pasien
Penyakit mengaku pernah mengobati lukanya ke mantri namun tidak kunjung membaik,
dan ketika dilakukan pemeriksaan GDA oleh mantri didapatkan kadar glukosa
Sekarang darah acak pasien 490 mg/dl. Oleh mantri disarankan untuk berobat ke RSUD dr.
Hardjono Ponorogo.
Pada tanggal 12 Agustus 2019 pagi hari pasien mengalami penurunan
kesadaran dengan GCS E2V2M2 dan ketika dilakukan pemeriksaan GDA
menunjukkan hasil 508 mg/dl dan keton (++) pada pemeriksaan urin rutin.
Keluhan lain seperti nyeri kepala (-), pandangan kabur (-), mual (-), muntah (-),
nyeri dada (-), sesak (-), batuk(-), flu (-), nyeri pinggang (-), nyeri perut (-),
kelemahan anggota gerak (-), BAK dan BAB normal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Komorbid Lain : Riwayat Hipertensi (-), DM terkontrol (+) sudah 1,5 tahun yang lalu
• Riwayat Opname : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Operasi : diakui 8 tahun lalu operasi ORIF pada tungkai kanan
• Riwayat Trauma : diakui

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
• Riwayat Kelainan pada Ginjal : disangkal
• Riwayat Kelainan pada Hepar : disangkal

Riwayat Kebiasaan
• Riwayat rutin minum obat DM : disangkal
• Riwayat minum alkohol : disangkal
• Riwayat merokok : disangkal
• Makan dan minum manis : diakui
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: lemah

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Vital Sign
TD : 120/70 mmHg BB/TB : 48 cm/152 kg
Nadi : 118 x/menit, reguler BMI : 20,77kg/m2 (normal)
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,8 °C per axiler

Status Generalis
Kepala: simetris (+), deformitas (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-
/-), nafas cuping hidung (-), sianosis (-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
(+/+).
Leher : simetris(+), peningkatan JVP (-), pembesaran limfe (-).
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : simetris statis dan dinamis (+), • Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
pengembangan dada kanan dan kiri sama. • Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
• Palpasi : pergerakan dada kanan sama • Perkusi Batas jantung:
dengan dan kiri, fremitus dada kanan sama • Batas jantung kanan atas : SIC II linea
dengan kiri. parasternalis dextra
• Perkusi • Batas jantung kanan bawah : SIC V linea
• Kanan: sonor parasternalis dextra
• Kiri : sonor, mulai redup pada batas • Batas jantung kiri atas : SIC II linea
jantung. parasternalis sinistra
• Auskultasi • Batas jantung kiri atas : SIC V linea
• Kanan dan kiri : suara dasar vesikuler midklavikularis sinistra
diseluruh lapangan paru (+), tidak ada • Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, bising
suara tambahan (-), gallop (-).

Thoraks Jantung
•Inspeksi : distended (-)

Abdomen
•Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
•Perkusi : timpani 4 regio abdomen
•Palpasi : supel, nyeri tekan (-),hepar tdk teraba membesar, lien tidak
teraba membesar, turgor baik.

•Atas : dbn
•Bawah : edema (-/-), ruam (-/-), akral dingin (-/-), CRT <2
detik (+/+)

Ekstremitas
•R. Dorsum pedis (D) :
•Inspeksi : ulkus (+) ukuran 10x7 cm, hiperemis (+), jaringan nekrosis (+),
pus (+), darah (+)
•Palpasi : nyeri tekan (+), kulit mudah terkelupas, jaringan rapuh
•Neurologis : sensorik (+)
•Wagner classification : diabetic foot grade 1
Parameter Hasil Nilai normal
Hemoglobin (HGB) 16.1 11.7 – 15.5 gr/dL
Eritrosit (RBC) 5.49 3.80 -5.20
Leukosit (WBC) 17.3 4.1 – 10,9
Hematokrit 47.6 36,0 – 56,0
Trombosit (PLT) 272 150 -450
MCV 86,7 80,0 – 100,0
MCH 29.8 28,0 – 36,0
MCHC 34.4 31,0 – 37,0
RDW-CV 12.4 10,0 – 16,5
PDW 17.7 12,0 – 18,0
MPV 3.9 5,0 – 10,0
PCT 0.07 0,10 – 1,00
Eosinofil 0.3 0,0 – 6,0
Basofil 1.0 0,0 – 2,0
Neutrofil 89.0 42,0 – 85,0
Limfosit 3.2 11,0 – 49,0
Monosit 20.5 0,0 – 9,0
Urine lengkap Hasil Nilai normal
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih
Berat jenis 1.015 1.002 – 1.030
Blood POSITIF (+++) NEGATIF
Leukosit NEGATIF NEGATIF
Nitrit NEGATIF NEGATIF
Protein POSITIF (+) NEGATIF
Bilirubin NEGATIF NEGATIF
Keton POSITIF (++) NEGATIF
Glukosa POSITIF (+++) NEGATIF
Urobilinogen NEGATIF 0.2 – 1.0
Mikroskopis
Eritrosit 7-8/LPB 0-1
Leukosit 5-6/LPB 1-4
Epitel 2-3/LPK 5-15
Silinder GRANULER (+) NEGATIF
Kimia Klinik Hasil Nilai normal
Trigliserid 269 mg/dl 20-200mg/dl
LDL-Kolesterol 26 <130
Ureum 119.50 10 - 50
Creatinin 2.71 0.6-1.3
Asam urat 8.0 2.5 – 7.0
GDS
Tanggal Pemerikaan Hasil Nilai Rujukan
11-8-2019 490 30-180 mg/dL
12-8-2019 508
13-8-2019 268
14-8-2018 281
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2015
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DM TIPE 2
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya
PATOFISIOLOGI DM TIPE 2

Muhammadiyah Jakarta 2015


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
 Kegagalan sel B pankreas
 Liver  memicu glukoneogenesis
 Gangguan transport glukosa pada sel otot
 Peningkatan proses lipolisis  FFA  rangsang
glukoneogenesis
 Efek incretin oleh GLP-1 dan GIP
 Sel A pankreas  sekresi glukagon
 Ginjal  peningkatan ekspresi hormon SGLT-2 yang
menyerap kembali glukosa ke darah
 Otak  peningkatan insulin merangsang turunnya
nafsu makan
DIAGNOSIS DM TIPE 2
Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain : lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulvae pada
wanita.
TATALAKSANA DM TIPE 2
 EDUKASI
 Edukasi mengenai pengetahuan seputar DM tipe 2, edukasi komplikasi DM,
pengelolaan gaya hidup (aktivitas merokok, pola kegiatan sehari-hari), pengelolaan
pola makan dan asupan gizi, latihan jasmani, kepatuhan dalam pengobatan, edukasi
untuk pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri, dan edukasi mengenai
indikasi perawatan di fasilitas kesehatan lebih lanjut.
 Terapi Nutrisi Medis
 Kalori : 25-30 kal/kgBB ideal
 Karbohidrat : 45-65% dari total asupan energi
 Lemak : 20-25% dari total kebutuhan kalori. Kolesterol <200 mg/hari
 Protein : 10-20% dari total energi. Pada pasien dengan gangguan ginjal 0,8 g/kgBB/hari
 Natrium : <2300 mg/hari
 Serat : 20-35 g/hari
 Kurangi makanan dan minuman manis

 Olahraga/jasmani
 Farmakologi
Golongan obat antihiperglikemi
Insulin
KOMPLIKASI DM TIPE 2
Komplikasi Akut Komplikasi Kronis

Mikrovaskular (neuropati dm,


Ketoasidosis diabetikum nefropati dm, retinopati dm,
ulkus dm)
Hiperglikemia, hiperosmolar, Makrovaskular (stroke, infark
koma non ketotik miokard, iskemia, TIA)

Hipoglikemia
KETOASIDOSIS DIABETIKUM

Muhammadiyah Jakarta 2015


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam- Universitas
 DEFINISI
 Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi – kekacauan
metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif

 ETIOLOGI
 Faktor pencetus yang berperan untuk terjadinya KAD adalah infeksi, infark
miokard akut, pankreatitis akut, penggunaan obat golongan
steroid,menghentikan atau mengurangi dosis insulin. Sementara itu 20%
pasien KAD tidak ditemukan faktor pencetus.
 PATOFISIOLOGI
 Gejala klinis
Pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul), berbagai derajat dehidrasi
(turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering), kadang-kadang disertai
hipovolemia sampai syok. Bau aseton dari hawa nafas tidak terlalu mudah
tercium.
gambaran klinis KAD sebagai berikut keluhan poliuri, dan polidipsi seringa
kali mendahului KAD serta didapatkan riwayat berhenti menyuntik insulin,
demam, atau infeksi.
 Diagnosis
 A namnesis dan pemeriksaan fisik yang cepat dan teliti dengan terutama
memperhatikan patensi jalan napas, status mental, status ginjal dan
kardiovaskular, dan status hidrasi.
 Pemeriksaan kadar glukosa darah dengan glucose sticks dan pemeriksaan
urin dengan mengunakan urine strip untuk melihat secara kualitatif jumlah
glukosa, keton, nitrat, dan leukosit dalam urin.
 Pemeriksaan elektrolit dan osmolaritas plasma
Prinsip pengelolaan KAD
 Penggantian cairan dan garam yang hilang
 Menekan lipolisis sel lemak dan menekan glukoeogenesis sel hati
dengan pemberian insulin
 Mengatasi stres sebagai pencetus KAD
 Mengembalikan keadaan fisiologi normal dan menyadari pentingnya
pemantauan serta penyesuaian pengobatan
Ulkus Kaki Diabetik/Diabetic Foot
 DEFINISI
Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik dari
DMT2 yang sering ditemui. UKD adalah penyakit pada kaki penderita
diabetes dengan karakteristik adanya neuropati sensorik, motorik,
otonom dan atau gangguan pembuluh darah tungkai.
 PATOFISIOLOGI
 KLASIFIKASI WAGNER
 DIAGNOSIS
 Anamnesis : riwayat kesehatan pasien, keluarga, riwayat kebiasaan, riwayat
aktivitas sehari-hari
 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi meliputi kulit dan otot
 Pemeriksaan neurologis yang dapat menggunakan monofilamen ditambah dengan
tunningfork 128-Hz, pinprick sensation, reflek kaki untuk mengukur getaran, tekanan
dan sensasi.
 Pemeriksaan aliran darah dengan menggunakan palpasi denyut nadi pada arteri kaki,
capillary refilingtime, perubahan warna, atropi kulit dan kuku dan pengukuran ankle
brachial index
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan glukosa darah baik glukosa darahpuasa atau sewaktu, glycohemoglobin
(HbA1c), Complete Blood Count(CBC), urinalisis, dan lain-lain
 Pemeriksaan Penunjang: X-ray, EMG(Electromyographi) dan pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui apakahkaki diabetikmenjadi infeksi dan menentukan kuman
penyebabnya
Tatalaksana Diabetic foot
 Manajemen kaki diabetikdilakukan secara komprehensifmelalui upaya;
mengatasi penyakit (commorbidity), menghilangkan/mengurangi tekanan
beban (offloading), menjaga luka agar selalulembab (moist), penanganan
infeksi, debridemen, revaskularisasidan tindakan bedah elektif, profilaktik, kuratif
atau emergensi
 Deridement : upaya pembersihkan benda asing dan jaringan nekrotik pada luka.
Setelah dilakukan debridemen luka harusdiirigasi dengan larutan garam fisiologis
atau pembersih lain dandilakukan dressing (kompres)
 Mengurangi beban tekanan (off loading): mengurangi kecepatan saat berjalankaki,
istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable castwalker, total contact cast,
walker, sepatu boot ambulatory
 Perawatan luka : metode moist wound healingatau menjaga agar luka dalam
keadaan lembab
 Pengendalian infeksi dengan antibiotik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai