Anda di halaman 1dari 38

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

MATA PELATIHAN
1. Undang-Undang Nomor 02 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014
Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum;
3. Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009
tentang Sistem Manajemen Mutu
MATERI PELATIHAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 02 TAHUN 2017
TENTANG
JASA KONSTRUKSI

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,


peserta mampu memahami, menjelaskan dan
menerapkan
Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi
A. Pengantar
Dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pemerintah Pusat melakukan pembinaan yang mencakup
penetapan kebijakan, penyelenggaraan kebijakan, pemantauan dan evaluasi, serta penyelenggaraan
pemberdayaan terhadap Pemerintah Daerah.
B. Ketentuan Umum
Pasal 1

1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau


pekerjaan konstruksi.
2. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu
bangunan.
3. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.
Lanjutan
4. Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai sendiri oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerja sama untuk
mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan.
5. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa Konstruksi.
6. Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi.
Lanjutan

7. Sub penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi kepada Penyedia Jasa.
8. Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
9. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan,
keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pasal 3
d. menata sistem Jasa Konstruksi yang mampu mewujudkan keselamatan publik dan menciptakan
kenyamanan lingkungan terbangun;
C. Kewenangan
Pasal 4
Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas:
c. terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai dengan Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan;

Pasal 5
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf c, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan:
a. mengembangkan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa
Konstruksi;
Lanjutan
Pasal 6

3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat di daerah memiliki kewenangan menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa
Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi kualifikasi kecil dan menengah.
D. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan
Pasal 59
1) Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
2) Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa harus memberikan pengesahan atau persetujuan atas:
a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran,
dan/atau pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
e. hasil layanan Jasa Konstruksi.
Lanjutan
3) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:
a. standar mutu bahan;
b. standar mutu peralatan;
c. standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;
f. standar operasi dan pemeliharaan;
g. pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
h. standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Lanjutan
4) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa
Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri teknis terkait sesuai dengan
kewenangannya.

5) Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap
produk Jasa Konstruksi, menteri teknis terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memperhatikan
kondisi geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun
MATERI PELATIHAN
PERMEN PU NOMOR 05/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN SM K3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,


peserta mampu memahami, menjelaskan dan
menerapkan
Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
A. Pengantar
Beberapa kasus yang terjadi di proyek besar memang selalu terjadi kecelakaan tenaga
kerja, namun dengan penerapan sistem K3 ini mampu mengurangi jumlah kecelakaan di
Proyek. Sistem K3 di proyek harus benar-benar diterapkan dan menjadi pedoman bagi
seluruh orang yang bergerak dibidang konstruksi.
B. Ketentuan Umum
Pasal 1
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya
disingkat SM K3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
c. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan
beserta pengawasan yang mencakup bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa
pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka waktu tertentu.
Lanjutan
d. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi
Pengguna Jasa dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi
Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU
e. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang,
peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat
kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi
menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.
f. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja
Lanjutan
g. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran
kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat timbul
dari sumber bahaya tertentu yang terjadi
pada pekerjaan konstruksi.
h. Manajemen Risiko adalah proses
manajemen terhadap risiko yang dimulai
dari kegiatan mengidentifikasi bahaya,
menilai tingkat risiko dan mengendalikan
risiko
i. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi
yang selanjutnya disingkat Monev K3
Konstruksi adalah kegiatan pemantauan
dan evaluasi terhadap kinerja
Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang
meliputi pengumpulan data, analisa,
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan
penerapan K3 Konstruksi
C. Penerapan SM K3 Konstruksi
Pasal 4
1) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib menerapkan SM K3 Konstruksi Bidang PU.
2) SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:

a. Kebijakan K3;
b. Perencanaan K3;
c. Pengendalian Operasional;
d. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
e. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
Lanjutan
3) SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diterapkan pada tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Pra Konstruksi:


1. Rancangan Konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility Study, Survei dan
Investigasi;
2. Detailed Enginering Design (DED);
3. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan
d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.
Lanjutan
Pasal 5
1) Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi
bahaya.
2) Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menjadi:
a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau
mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai
kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya
dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau
nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).
Lanjutan Pasal 5
Penerapan SM K3 Pada Tahap Pra Konstruksi
1) Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi)
wajib memuat telaahan aspek K3.
2) Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib:
a. mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta
pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan
pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan
Pemeliharaan;
b. mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari
kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata
Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi pada Lampiran 1;
3) Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib
memuat:
a. potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3
Konstruksi yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen
Perencanaan atau dari sumber lainnya;
b. kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3
Konstruksi termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K.
Lanjutan
Pasal 9
Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi/Pre Construction
Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan
dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan
Format pada Lampiran 2.
2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada
pelaksanaan konstruksi.
3) Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh
beberapa Penyedia Jasa dalam bentuk Kerja Sama
Operasi (KSO), Pemimpin KSO harus menetapkan
Kebijakan K3 Konstruksi yang berlaku untuk seluruh
Penyedia Jasa.
Lanjutan
4) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K dan/atau
perubahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh
PPK.
5) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK secara
berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan
pekerjaan.
6) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada
PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam.
7) (Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja
RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan
RK3K.
Lanjutan
Pasal 10
Penerapan SMK3 Pada Tahap Penyerahan Hasil
Akhir Pekerjaan

1) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik


fungsi sistem (testing dan commissioning)
untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan,
Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi
harus memastikan bahwa prosedur K3 telah
dilaksanakan.
2) Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistik
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta
usulan perbaikan untuk proyek sejenis yang
akan datang.
D. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Pasal 19
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi meliputi:
a. berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan
potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu
sebelum batas akhir pemasukan penawaran;
b. menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;
Lanjutan
c. apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka:
1. menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);
2. menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3
Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.

d. menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai
bagian dari biaya umum;
e. membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima
Kegiatan pada akhir kegiatan;
Lanjutan
f. melaporkan kepada PPK dan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan setempat
tentang kejadian berbahaya, kecelakaan
kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja
konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
g. menindaklanjuti surat peringatan yang
diterima dari PPK;
h. bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
apabila tidak menyelenggarakan SMK3
Konstruksi Bidang PU sesuai dengan
RK3K;
i. mengikutsertakan pekerjanya dalam
program perlindungan tenaga kerja
selama kegiatan pekerjaan konstruksi;
E. Biaya Penyelenggaraan Penerapan SM K3 Konstruksi
Pasal 20
1) Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup:
a. Penyiapan RK3K;
b. Sosialisasi dan promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi dan perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas sarana kesehatan;
h. Rambu-rambu; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.
2) Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
PU menjadi bagian dari RK3K, yang disepakati dan
disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).
Lanjutan
j. melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
1. Tempat kerja;
2. Peralatan kerja;

3. Cara kerja;

4. Alat Pelindung Kerja;

5. Alat Pelindung Diri;

6. Rambu-rambu; dan

7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.


MATERI PELATIHAN
PERMEN PU NOMOR 04/PRT/M/2009
TENTANG
SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Setelah membaca dan mempelajari modul ini,


peserta mampu memahami, menjelaskan dan
menerapkan
Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 Tentang
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen
Pekerjaan Umum
A. Pengantar
Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam pembangunan Nasional
mengacu rumusan tujuan yaitu : Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama dikawasan tertinggal,
kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dengan salah satunya yakni penerapan
manajemen mutu, melalui Sistem Manajemen Mutu (SMM).

Sistem Manajemen Mutu (SMM) merupakan sistem manajemen organisasi untuk


mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non konstruksi
disetiap unit kerja, unit pelaksana kegiatan dan penyedia jasa dalam hal pencapaian mutu.
B. Ketentuan Umum
1. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang-perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan
barang/layanan jasa di lingkungan Depertemen Pekerjaan Umum.
2. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam pemenuhan persyaratan yang ditentukan atau yang tersirat.
3. Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah sitem manajemen organisasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap
Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.
4. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan
mutu, seperti yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak.
Lanjutan
5. Rencana Mutu Unit Kerja yang selanjutnya disebut RMU merupakan rencana kerja sebagai penjabaran dari sasaran
dan program kegiatan tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai dengan Eselon II dalam rangka
menjamin mutu.
6. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang selanjutnya disingkat RPM merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu
Pelaksanaan kegiatan yang disusun Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Satuan Kerja dan
Unit Pelaksana Kegiatan (SNCT/SKS/PPK) dalam rangka menjamin mutu kegiatan.
7. Rencana Mutu Kontrak yang selanjutnya disebut RMK adalah rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh
Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam pekerjaan.
D. Pengelola SMM
Pasal 6

1) Pengelola SMM terdiri atas Pejabat Struktural ditingkat Eselon I, Eselon II dan Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya)
memiliki dan bertanggung jawab terhadap penerapan SMM Departemen.
2) Dalam pelaksanaannya Pegelola SMM dapat dibantu oleh tenaga ahli yang memiliki kompetensi SMM.
3) Pengelola SMM terdiri atas Penjamin Mutu dan panel Audit.
4) Penjamin Mutu terdiri atas Wakil Manajemen dan Pengendali Dokumen.
5) Panel Audit dijabat oleh seorang Auditor yang memiliki kompetensi untuk mengkoordinasi kegiatan Audit Internal SMM.
6) Pejabat Pengelola SMM diangkat dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh Pimpinan masing-masing.
C.Penerapan SMM
Pasal 5

1) Seluruh unit Kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.
2) Seluruh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (Pekerjaan Konstruksi dan Non Konstruksi) di lingkungan
Departemen sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.
3) Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum baik di pusat maupun di daerah wajib
memahami dan menerapkan SMM.
4) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan Departemen baik di pusat maupun di daerah
wajib melaksanakan pengukuran kinerja SMM melalui Audit Internal.
5) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan baik di pusat maupun di daerah wajib melakukan audit
SMM terhadap kegiatan yang dilaksanakan olhe Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen
Lanjutan
Pasal 13
Penyedia Barang/Jasa wajib :
a. Membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai penjaminan mutu pelaksanaan kepada Unit Pelaksana
Kegiatan pada rapat pra-pelaksanaan kegiatan (pre-construction meeting)/rapat pendahuluan untuk
mendapatkan pengesahan dari Kepala Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK);\
b. Menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMK secara konsisten untuk mencapai mutu yang
dipersyaratkan pada pelaksanaan kegiatannya;
c. Melakukan tinjauan pada RMK apabila terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
persyaratan/ketentuan/organisasi, agar tetap memenuhi mutu yang dipersyaratkan; dan
d. Mengajukan usulan pengesahan ulang apabila terjadi perubahan RMK.
Kesimpulan
1. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengopererasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan- kembali suatu bangunan.
2. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja,
proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.
3. SMM memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tugas
pemerintah di bidang Pekerjaan Umum agar tercapai kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif, dalam
rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai