Anda di halaman 1dari 41

Akne Vulgaris

Golda Meir
112018134
Pembimbing:
dr. NoviaYudhitiara, SpKK
Identitas Pasien
 Nama : Tn. MWP
 Umur : 17th
 Tanggal lahir : 05/06/2001
 Agama : Islam
 Alamat : KP Ciherang Pondok
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Pendidikan : SMA
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Suku bangsa : Sunda
Anamnesis
 Telah dilakukan autoanamnesis pada Kamis, 26 Desember 2019, pukul 11.00 di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ciawi Bogor.

Keluhan Utama:
 Kontrol jerawat pada wajah
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke Poliklinik Kulit RSUD Ciawi untuk kontrol jerawat pada wajah.
 Awalnya sekitar 1 tahun SMRS, pasien mengeluh timbul banyak jerawat pada kedua
pipi dan pasien merasa risih akan hal itu. Jerawat hanya timbul di wajah tidak ada
timbul di bagian lain. Pasien sempat berhenti pengobatan selama 5 bulan dan
jerawat timbul lebih banyak daripada pertama kali berobat.
 Pasien mengatakan jerawat kembali muncul saat pasien menghadapi Ujian Nasional
 Saat ini jerawat sudah mulai berkurang namun masih banyak. Sudah ada perbaikan
dari kontrol sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat alergi makanan, alergi obat-obatan disangkal
 Pada keluarga, ayah pasien sewaktu masih muda juga jerawatan
Riwayat Pengobatan
 Awalnya, sekitar 1 tahun SMRS, pasien mengeluh muncul jerawat kemerahan pada kedua pipi. Tidak
ada rasa gatal namun pasien merasa risih dengan hal tersebut.
 Pada pengobatan pertama : pasien menggunakan cream siang, cream malam tingkat pertama, dan facial
wash.Terdapat perbaikan pada jerawat.
 Pada pengobatan berikutnya : pasien menggunakan cream siang, dosis cream malam tingkat kedua, dan
facial wash.Terdapat perbaikan pada jerawat.Wajah tidak tampak adanya jerawat lagi.
 Pada pengobatan berikutnya : pasien menggunakan cream siang, dosis cream malam tingkat ketiga, dan
facial wash.Wajah menjadi “burn” memerah seperti kepiting rebus.
 Kemudian cream malam diturunkan menjadi tingkatan kedua namun wajah masih memerah dan
akhirnya kembali diturunkan menjadi tingkatan pertama namun wajah juga masih juga “burn” lalu
pasien memutuskan untuk stop tidak menggunakan apapun lagi dan hanya menggunakan facial wash saja
Riwayat Pengobatan
 Ternyata semakin lama wajah timbul jerawat dan semakin banyak dari pertama kali
berobat. Akhirnya pasien memutuskan untuk kembali berobat dan saat ini sedang
menjalani kontrol rutin kembali setelah 5 bulan kemudian.
 Pasien mendapatkan terapi sebelumnya (28/11/19) :
 Na 1
 Moisturaizer cream
 Azaery
 Clindamycin 2x150mg
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : GCS 15, Compos Mentis
 Berat Badan : 55 kg
 Tinggi Badan : 150 cm
 TTV :
 TD : 120/70
 Suhu : 36.6
 F. Nadi : 78x/menit
 F. Napas : 18x/menit
PEMERIKSAAN
SISTEM
 Kepala : Normocephali
 Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-
 Hidung : tidak dilakukan pemeriksaan
 Telinga : tidak dilakukan pemeriksaan
 Mulut : tidak dilakukan pemeriksaan
 Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Anus & Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : Akral hangat, tak tampak kelainan pada kuku
 Tulang Belakang : Tidak dilakukan pemeriksaan
 KGB : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologikus
 Distribusi : Regional
 Lokasi : Wajah
 Karakteristik : Multipel, discrete, ukuran miliar-lentikuler, bentuk bulat, batas tegas,
kering
 Efloresensi : Papul, komedo
Pemeriksaan Penunjang
 Tidak dilakukan
Resume
 Pada tanggal 26 Desember 2019 telah diperiksa seorang pria usia 17 tahun dengan timbul jerawat
pada wajah. Pasien mengeluh muncul jerawat kemerahan pada kedua pipi. Tidak ada rasa gatal
namun pasien merasa risih dengan hal tersebut.
 Saat ini jerawat sudah mulai berkurang namun masih banyak. Sudah ada perbaikan kembali dari
kontrol sebelumnya.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak sakit ringan, tanda – tanda vital dalam batas
normal, pemeriksaan sistem dalam batas normal.

Status Dermatologikus
 Distribusi : Regional
 Lokasi : Wajah
 Karakteristik : Multipel, discrete, ukuran miliar-lentikuler, bentuk bulat, batas tegas, kering
 Efloresensi : Papul, komedo
Diagnosis
 WD : Acne Vulgaris
Tatalaksana
 Antibiotik oral (Doksisiklin 2x100mg)
 Retinoid topikal
 Benzoyl Peroxidase
 Facial Wash
Prognosis
 Ad Vitam : Bonam
 Ad Functionam : Bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

RENCANA EVALUASI :

 Evaluasi perbaikan klinis

 Peeling/laser
Acne Vulgaris
Tinjauan Pustaka
Definisi
 Peradangan kronis folikel pilosebasea dengan penyebab multifaktor dan manifestasi
klinik berupa komedo, papul, pustul, nodus serta kista.
Epidemiologi
 Acne merupakan kondisi kulit yang paling sering didiagnosa dan ditemukan oleh
dermatologis di Amerika Serikat berdasarkan National Ambulatory Medical Care Survey
(NAMCS) 2010 untuk dermatologi
 Kondisi kulit ini seringkali muncul pada pasien-pasien remaja dan dewasa muda, walaupun
tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini menetap terus-menerus sampai dengan
usia kurang lebih 45 tahun
 Angka rerata pasien dengan acne yang mencari pengobatan adalah usia 24 tahun, dan satu
per tiga dari total konsultasi untuk acne dilakukan oleh pasien berusia lebih dari 25 tahun.
 Ketika data NAMCS dianalsis berdasarkan kelompok usia spesifik per diagnosis oleh
dermatologis dan oleh dokter umum pada saat kedatangan yang berhubungan dengan
penyakit kulit (1993–2010), acne merupakan diagnosis yang paling sering muncul untuk
pasien berusia 5-44 tahun. Angka rerata untuk anak-anak (jangka usia 6-18 tahun) yang
mencari pengobatan untuk acne telah menurun dari 15.8 tahun pada tahun 1979 ke 15.0
tahun di tahun 2007.
Genetik

Intrinsik Ras

Hormonal

ETIOLOGI Stres

Iklim/suhu/kelembapan

Ekstrinsik Kosmetik

Diet

Obat-obatan
PATOGENESIS
• Dikontrol oleh hormon androgen. (berperan dalam perubahan sel-sel sebosit dan sel keratinosit
Produksi sebum folikular yang menyebabkan mikro komedo dan komedo yang akan menjadi lesi inflamasi) Sel
yang meningkat sebosit dan keratinosit folikular yang terdiferensiasi akan melepaskan sebum ke dalam duktus
pilosebasea.

Hiperproliferasi • Peningkatan proliferasi keratinosit basal dan berdiferensiasi abnormal dari sel – sel keratinosit
folikular mengisi folikel sehingga menyebabkan folikelel polisebasea melebar.
folikel
• Secara klinis ditemukan lesi non inflamasi atau lesi inflamasi, bila PA (Propionibacterium acnes)
polisebasea berproliferasi dan menghasilkan mediator inflamasi.

Kolonisasi • PA merupakan mikroorganisme utama yang ditemukan didaerah infra infundibulum dan dapat
Propionibacterium mencapai permukaan kuli mengikuti aliran sebum.
acnes (PA) • PA akan meningkat jumlahnya seiring meningkatnya jumlah trigliserida dalam sebum.

• PA diduga berperan menimbulkan inflamasi pada Acne Vulgaris dengan menghasilkan faktor
kemotaktik dan enzim lipase yang akan mengubah trigliserida menjadi asam lemak bebas dan dapat
Proses inflamasi menstimulasi aktivasi jalur klasik dan alternatif komplemen.
KLASIFIKASI

Derajat Lesi
Akne Ringan Komedo < 20, atau
Lesi inflamasi <15, atau
Total lesi <30
Akne Sedang Komedo 20-100, atau
Lesi inflamasi 15-50, atau
Total lesi 30-125
Akne Berat Kista >5 atau Komedo > 100, atau
Lesi inflamasi >50, atau
Total lesi >125
Gejala Klinis
Predileksi:
 Wajah dan leher (99%)
 Punggung (60%)
 Dada (15%)
 Bahu dan lengan atas

Disertai gatal dan nyeri (tidak selalu)


Kulit cenderung berminyak atau sebore
Patofisiologi

(a) Folikel normal dengan kelenjar sebasea;


(b) Akumulasi sebum dan sel keratin
menyebabkan terbentuknya komedo
whitehead;
(c) Komedo whitehead yang semakin besar
keluar dari orifisium folikel dan membentuk
komedo blackhead;
(d) Komedo yang semakin meregang memicu
terjadinya inflamasi dan terbentuknya papul;
(e) Terbentuknya pustule karena sel radang
dalam jumlah besar;
(f) Kista
Patogenesis dari Acne Vulgaris (Fitz-Patrick, 7th edition)
Pemeriksaan Fisik
 Efloresensi akne berupa : komedo hitam (terbuka) dan putih (tertutup), papul,
pustul, nodus, kista, jaringan parut, perubahan pigmentasi.
 Komedo terbuka (black head), dan komedo tertutup (white head) merupakan lesi
non inflamasi
 Papul, pustul, nodus, dan kista merupakan lesi inflamasi
TATALAKSANA
TUJUAN:
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah pembentukan akne baru
3. Mencegah jaringan parut yang permanen
TATALAKSANA
A. Prinsip Umum
B. Menentukan gradasi dan diagnosa klinis
C. Penatalaksanaan Umum
D. Penatalaksanaan Medikamentosa
E. Tindakan
TATALAKSANA
A. Prinsip Umum
Diperlukan kerjasama antara dokter dan pasien
Harus berdasarkan penyebab/faktor pencetus, patogenesis, keadaan klinis,
aspek psikologis : umumnya menyebabkan rendah diri, rasa malu, cemas dan
menyendiri

B. Diagnosis klinis dan gradasi (sesuai cara diagnosis)


Mendiagnosis dengan melihat grade pada klinis pasien
TATALAKSANA
C. Tatalaksana Umum
Mencuci wajah minimal 2 x sehari

D. Medikamentosa
(tabel slide selanjutnya)

E. Tindakan
Kortikosteroid intralesi, ekstraksi komedo, laser, electrosurgery, krioterapi, terapi
ultraviolet, blue light (405-420 nm), red light (660 nm), chemical peeling, dll
Topikal Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, mempercepat penyembuhan lesi
1. Bahan iritan yang mengelupas kulit = sulfur (4-8%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%), asam
vit.a (0,025-0,1%) asam azeleat (15-20%), asam glikolat (3-8%)
2. Antibiotika = obat tetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin fosfat (1%)
3. KS salep/krim berkekuatan ringan/sdg (1-2,5%)
4. Lainnya = etil laktat 10%
Sistemik Menekan aktivitas jasad renik, mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, mempengaruhi keseimbangan
hormonal
1. Antibiotika = tetrasiklin (250 mg-1g/hari), eritromisin (4x250mg/hari), doksisiklin (50mg/hari)
2. Esterogen (50mg/hr selama 21 hr), antiandrogen siproteron asetat (2mg/hari), prednison (7,5mg/hr),
deksametason (0,25-0,5 mg/hr)
3. Isotretinoin
4. Lainnya = ibuprofen (600mg/hari), dapson (2x100mg/hari), seng sulfat (2x200mg/hari)
Bedah kulit Memperbaiki jaringan parut
1. Bedah Skalpel : meratakan sisi jaringan parut yang menonjol, melakukan elips pada jaringan parut hipotrofik yang
dalam
2. Bedah listrik : pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum, pada nodulo-kistik untuk
drainase cairan
3. Bedah kimia : dengan asam triklor asetat/fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol
4. Bedah beku : bubur CO2 beku atau N2 cair
5. Dermabrasi : Meratakan jaringan parut hipertrofi dan hipertrofi pasca acne yang luas
Tatalaksana
Pencegahan
1. Menghindari peningkatan jumlah lipid sebum & diet - Diet rendah lemak, susu, tepung
- Perawatan kulit : membersihkan permukaan kulit dari
kotoran dan jasad renik
2. Menghindari faktor pemicu - Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga,
hindari stress
- Penggunaan kosmetika secukupnya
- Menjauhi terpacunya kelenjar minyak
- Menghindari polusi debu, pemencetan lesi
3. Memberi informasi yang cukup Penyebab, pencegahan, pengobatan
Prognosis
 Pengobatan sebaiknya dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup baik untuk
menghindari sekuele yang bersifat permanen.
 Pada kebanyakan kasus, akne biasanya sembuh secara spontan ketika melewati usia remaja dan
memasuki usia 20an. Namun alasan untuk hal ini masih belum diketahui secara jelas.
Daftar Pustaka
 Fitzpatrick’s Dematology in General Medicine. Wolff K, Goldsmith LA, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
editor. Edisi ke-8. New York : Mc Graw-Hill, 2012.
 Sri Linuwih SW Menaldi, editor. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
 Artikel penelitian : Resti R, Hendra Tarigan S. Treatment for Acne Vulgaris. J MAJORITY Volume 4 Nomor 2.
Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai