Tukik yang
mampu menuju
ke laut meski
tanpa pemandu
Insting
Adalah perilaku innate klasis yang sulit
dijelaskan, walaupun demikian terdapat
beberapa perilaku insting yang merupakan hasil
pengalaman, belajar dan adapula yang
merupakan factor keturunan. Semua maklhuk
hidup memiliki beberapa insting dasar.
Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern )
1. Perilaku Altruistik
Perilaku ini lebih mementingkan keselamatan kelompok daripada dirinya
sendiri.
Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa
melarikan diri dari predator (serigala) akan mengirimkan bau dari jari
kakinya yang disebut karre.
Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya
singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua,
betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan.
Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau
menyerang predator tersebut.
Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat
ada burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.
Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon
(asam formiat) dari taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-
semut yang lain, bila keadaan sudah reda asam formiat tidak dikeluarkan
lagi dan kembali lagi ke sarang.
2. Kamuflase (penyamaran)
Yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada
musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian
karena warnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
Burung ptarmigan
pada musim panas
Burung ptarmigan
pada musim
dingin
3. Mimikri
Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri
Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif.
Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip
dengan hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu
pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak
dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang
mempunyai racun dalam tubuhnya.
Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai
hewan lain yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak
berbahaya memiliki warna seperti ular tanah yang sangat berbisa.
Mimikri agresif adalah mengembangkan alat untuk mengelabui
mangsanya. Ikan anglerfish (Antennarius) dari Filipina mempunyai
satu pemikat yang mirip ikan kecil untuk memikat mangsanya,
pemikat tersebut adalah perkembangan dari duri pada sirip
punggung pertama. Kunang-kunang jantan dan betina saling tertarik
dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk
setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang
dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang
lain itu datang akan dimakan.
Banyak hewan yang mempunyai adaptasi
melindungi dirinya terhadap serangan
pemangsa, misalnya :
Duri pada landak
Bau pada celurut
Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam
hidrosianat yang beracun jika diganggu.
Wilayah Jelajah (Home Range)
Adalah wilayah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat
mensuplai makanan, minum, serta mempunyai fungsi sebagai
tempat berlindung atau bersembunyi, tempat tidur dan tempat
kawin. Tempat-tempat minum dan tempat-tempat mencari makanan
pada umumnya lebih longgar dipertahankan dalam pemanfaatannya,
sehingga satu tempat minum dan tempat makan seringkali
dimanfaatkan secara bergantian ataupun bersama-sama.
Teritori
Beberapa spesies mempunyai tempat yang khas dan selalu
dipertahankan dengan aktif, misalnya tempat tidur (primata), tempat
istirahat (binatang pengerat), tempat bersarang (burung), tempat
bercumbu (courtship territories).
Batas-batas teritori ini dikenali dengan jelas oleh pemiliknya,
biasanya ditandai dengan urine, feses dan sekresi lainnya.
Pertahanan teritori ini dilakukan dengan perilaku yang agresif,
misalnya dengan mengeluarkan suara ataupun dengan perlakuan
fisik. Pada umumnya lokasi teritori lebih sempit daripada wilayah
jelajah.
PERILAKU DAN ENERGITIKA