Anda di halaman 1dari 113

KOMUNITAS HEWAN

KONSEP KOMUNITAS DALAM EKOSISTEM


D = 1- ∑ (Pi)2
KOMUNITAS HEWAN

Komunitas: kumpulan dari berbagai populasi


yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain.
Nicia (niche): Kombinasi antara habitat , tempat
suatu spesies hidup, dengan fungsi
spesies dalam habitat itu
KARAKTERISTIK KOMUNITAS

1. Diversitas/kekayaan spesies (species


richness)
2.Dominansi.
3.Bentuk kehidupan (life form)
4.Kelimpahan relative (relative abundance)
5. Struktur Tropik
1. Diversitas

 Diversitas adalah istilah untuk menyatakan


tingkat keanekaragaman spesies di dalam
komunitas
 Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener.
Adapun rumusnya adalah:
H’=-Σ(ni/N ln ni/N)
Keterangan:
H’=Indeks diversitas
ni=cacah individu spesies ke-i
N= total individudalam komuni
 Diversitas sesungguhnya merupakan manifestasi dari dua
parameter penting dalam komunitas yaitu kekayaan
spesies dan kemerataan spesies.
 Rumus indeks kekayaan (Margalef,1958).
R=(S-1/lnN)
Keterangan: R= Indeks kekayaan spesies
S=Jumlah spesies dalam komunitas
N=total individu dalam komunitas

 Tingkat kemerataan spesies didalam komunitas merupakan


gambaran tentang sebaran individu-individu dari setiap
spesies
 Rumus tingkat kemerataan (Pielou):
E= (H’/lnS)
Keterangan : E= Indeks kemerataan spesies
H’= Indeks diversitas
S=Jumlah spesies di dalam komunitas
2.Dominansi.

 Rumus indeks dominansi ditemukan oleh


Simpson:
C=Σ(ni/N)2
 Keterangan:
C=Indeks dominansi
Ni=Cacah individu spesies ke-i
N=Total individu didalamkomunitas
3.Bentuk kehidupan (life
form).
 Bentuk kehidupan: bentuk penampakan suatu
makhluk tanpa memandang asal-usul proses
terjadinya.
 Bentuk kehidupan suatu komunitas acapkali
dinyatakan dengan penampakan morphologi secara
umum yang dikaitkan dengan cara hidup dan prilaku
dari mahluk-mahluk yang ada didalamnya.
 Contoh bentuk kehidupan hewan aquatik:
neuston,plangton,nekton,dan bentos.
 Bentuk kehidupan hewan terestrial:
scansorial(pemanjat, saltatorial(pelompat),corsorial
(pelari),fosorial(penggali),dan aerial (terbang).
4.Kelimpahan relatif

 Kelimpahan relative: istilah untuk menyatakan


proporsi cacah individu suatu spesies didalam
komunitas secara keseluruhan.
 Ini berarti bahwa hanya dalam komunita, suatu
spesies bisa memiliki kemelimpahan relative.
 Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa spesies
yang berdiri sendiri tidak pernah memiliki
kemelimpahan relative.
 Kemelimpahan relative suatu spesies A di dalam
komunitas X dapat dicari dengan rumus:
 Kemelimpahan relative spesies A =(Cacah individu
spesies A/Total individu komunitas X)x 100%
5. STRUKTUR TROPIK
 Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme, maka
organisme sebagai produsen. Semua jenis tumbuhan hijau
membentuk tingkat trofik pertama.
 b. Tingkat trofik kedua, yaitu semua organisme yang
berstatus sebagai herbivora. Semua herbivora (konsumen
primer) membentuk tingkat trofik kedua.
 c. Tingkat trofik ketiga, yaitu semua organisme yang
berstatus sebagai karnivora kecil (konsumen sekunder).
 d. Tingkat trofik keempat, yaitu semua organisme yang
berstatus sebagai karnivora besar (Karnivora tingkat
tinggi).
 e. Tingkat trofik kelima, yaitu semua organisme yang
berstatus sebagai perombak (dekomposer dan transformer)
atau semua mikroorganisme.
PERILAKU HEWAN

 Perilaku adalah aktivitas suatu organisme


akibat adanya suatu stimulus
 Perilaku hewan terjadi karena pengaruh
genetis (perilaku bawaan lahir/naluriah atau
innate behavior), dan karena akibat proses
belajar atau pengalaman yang dapat
disebabkan oleh lingkungan
Berdasarkan asal usul diperolehnya pola
dan kemampuan tingkah laku pada hewan

1. Tingkah laku Naluriah


Tingkah laku naluriah merupakan tingkah laku
pola dan mekanismenya sudah terbentuk secara
pasti didalam tubuh hewan tanpa perlu belajar
dan merupakan pembawaan hewan sejak
dilahirkan .
2. Tingkah laku belajar
Tingkah laku belajar mingkah laku yang pola dan
mekanismenya diperoleh karena adanya
pengalaman yang berulang- ulang sepanjang
perjalanan hidup dari hewan tersebut.
Innate behavior/naluriah
 Merupakan perilaku atau suatu potensi
terjadinya perilaku yang telah ada di dalam
suatu individu. Perilaku yang timbul karena
bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti.
Perilaku ini tidak memerlukan adanya
pengalaman atau memerlukan proses belajar,
seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan
perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
TINGKAH LAKU NALURIAH

Tukik yang
mampu menuju
ke laut meski
tanpa pemandu
Insting
 Adalah perilaku innate klasis yang sulit
dijelaskan, walaupun demikian terdapat
beberapa perilaku insting yang merupakan hasil
pengalaman, belajar dan adapula yang
merupakan factor keturunan. Semua maklhuk
hidup memiliki beberapa insting dasar.
Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern )

FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh


adanya stimulus yang spesifik. Contoh:
 Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka
mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan
di dalam mulut anak burung tersebut.
 Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam
air. Perilaku ini telah “diprogram sebelumnya”, dengan
kata lain, tidak diperlukan proses belajar.
 Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus),
burung jantan akan menunjukkan keindahan warna
ekor bulunya.
 Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan
anaknya yang baru menetas, anak bebek tidak perlu
belajar berenang.
JENIS-JENIS PERILAKU
1. Perilaku tanpa mencakup susunan saraf
 Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh
stimulus, tetapi tidak diarahkan dalam tujuan tertentu.
Meskipun demikian, perilaku ini masih terkontrol.
 Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu arah yang
ditentukan oleh arah datangnya rangsangan yang
mengenai organisme, pada umumnya terjadi pada
tumbuhan. Meskipun tropisme menunjukan suatu
perilaku yang agak tetap, tetapi tidak mutlak. Tetapi
tanggapan yang terjadi dapat berbeda terhadap
intensitas rangsang yang tidak sama. Misalnya : pada
cahaya lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada
cahaya kuat yang terjadi fototropisme (-)
 Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh
suatu organisme motil (mempunyai kemampuan untuk
bergerak), akibat adanya suatu rangsangan.
2. Perilaku yang mencakup susunan saraf.
 Perilaku bawaan atau naluri atau insting (instinct)
 PerilakuYang Diperoleh Dengan Belajar (Animal
reasoning and learning)
 Metode coba-coba (trial & error learning)
 Perilaku dengan menggunakan akal
 Perilaku insting: suatu stimulus (rangsangan) tertentu
pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut tidak
didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini
bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan
menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga
apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut
berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan
yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada
hewan-hewan menyusui, karena pada hewan-hewan
menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk
belajar dari induknya.
pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk
akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah
khas untuk setiap spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola
khusus tersebut . Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung manyar
(Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut belum pernah melihat model sarangnya,
burung manyar secara naluriah akan membuat sarang yang sama.
 Untuk melakukan perilaku bawaan kadang-kadang
diperlukan suatu isyarat tertentu ( release atau pelepas).
Release (pelepas) ini dapat berupa warna, zat kimia dll.
 Release berupa warna, misalnya pada ikan berduri
punggung tiga. Selama musim berbiak biasanya ikan
betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya
berwarna merah ke sarang yang telah disiapkannya.
Tetapi ternyata ikan betina akan mengikuti setiap
benda yang berwarna merah yang diberikan kepadanya.
Dan benda apapun yang menyentuh dasar ekornya,
akan menyebabkan ikan betina tersebut bertelur.
 Release berupa zat kimia misalnya feromon.
Feromon berfungsi sebagai release pada berbagai
serangga sosial seperti semut, lebah dan rayap. Hewan-
hewan tersebut mempunyai berbagai feromon untuk
setiap tingkah laku, misalnya untuk perilaku kawin,
perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya dll.
 Release berupa bintang, Sauer seorang ornitolog
dari Jerman mencoba sejenis burung di Eropa
(burung siul). Burung tersebut yang masih muda
pada musim gugur akan bermigrasi ke Afrika
terpisah dari induknya. Migrasi tersebut dilakukan
pada malam hari dengan bantuan navigasi bintang-
bintang. Sauer memelihara burung siul yang masih
muda, pemeliharaannya tidak mudah karena
burung tersebut hanya memakan serangga yang
masih hidup dalam jumlah banyak. Bila musim
gugur tiba, burung-burung tersebut menjadi tidak
tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam
planetarium, melihat bintang-bintang maka burung
tersebut akan terbang ke arah tenggara, sepertinya
bila di alam benas burung tersebut menuju ke
Afrika.
 Dorongan berpindah pada musim gugur merupakan
contoh perilaku bawaan pada burung burung yang
berulang-ulang pada interval tertentu. Perilaku
demikian disebut ritme atau periode, dan dapat
berlangsung setiap 2 jam, 24 jam atau bahkan satu
tahun. Banyak hewan yang mempunyai ritme harian,
seperti hewan nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali.
Ritme tersebut tidak akan persis sama, dapat bergeser
satu jam kedepan atau satu jam mundur. ritme yang
demikian disebut circadian. Perilaku yang dapat
membedakan panjang relatif siang dan malam diatur
oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan
bereaksi terhadap fotoperiode menunjukkan bahwa
hewan mempunyai mekanisme mengukur jumlah jam
siang dan jumlah jam malam atau salah satu
diantaranya. Atau dengan perkataan lain hewan
tersebut mempunyai jam biologis
PerilakuYang Diperoleh Dengan Belajar (Animal reasoning and learning):
karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan suatu
perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.
 Kebiasaan (habituation); Mis: membuat suara aneh dekat anjing,
pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut,
tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya,
maka bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi.
 Perekaman (imprinting); Lorenz (1930) menemukan semacam cara
belajar pada burung yang bergantung pada satu pengalaman saja. Hanya
pengalaman ini harus berlangsung tepat setelah telur burung tersebut
menetas. Mis: Angsa akan mengikuti benda bergerak pertama yang
dilihatnya dan benda tersebut dianggap sebagai induknya. Karena yang
pertama dilihat adalah Lorenz, maka dia dianggap sebagai induknya.
 Reflex bersyarat; Pavlov (seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem
syaraf hewan menyusui. Yaitu reflex yang menyebabkan anjing
memproduksi air liur, dan menemukan bahwa melihat atau mencium
bau daging saja sudah menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Pavlov
mencoba rangsangan lain yang dapat menghasilkan tanggapan
mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel. Pavlov menemukan
bahwa rangsangan pengganti harus datang sebelum rangsangan asli,
 Metode coba-coba (trial & error learning)
Ex: Tikus yg dikurung dg skinner
Merpati dg 2 tombol cahaya

 Perilaku dengan menggunakan akal


Ann dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah
dengan menggunakan simbol-simbol dari plastik sebagai bahasa.
Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai perbendaharaan kata sekitar
130 buah. Penggunaan simbol-simbol yang dapat dimanipulasi
sebagai pengganti bahasa lisan itu, merupakan bukti kecakapan
simpanse tetapi tidak mampu mengeluarkannya. Sedangkan
Garner menyelidiki kemampuan simpanse betina bernama
Washoe dengan menggunakan bahasa isyarat orang tuli di
Amerika Utara. Setelah 22 bulan, Washoe sudah memahami lebih
dari 30 bahasa isyarat tersebut. Walaupun kemampuan Sarah dan
Washoe belum sempurna, tetapi kemampuannya sama baiknya
dengan kemampuan seorang anak berumur 2 tahun
PERILAKU SOSIAL
 Perilaku yang dilakukan oleh satu individu atau lebih yang
menyebabkan terjadinya interaksi antar individu dan antar
kelompok. Perilaku Sosial bisa dibagi menjadi :

 Perilaku Affiliative; adalah perilaku yang dilakukan bertujuan untuk


mempererat ikatan social, koordinasi antar individu dan
kebersamaan antar atau di dalam kelompok
 Perilaku Agonistic
 Perilaku aggressive: Perilaku yang bersifat mengancam atau
menyerang.
 Perilaku submissive: Perilaku yang menunjukkan ketakutan atau
kalah.
 Vokalisasi; Adalah suara yang dikeluarkan oleh satu atau lebih
individu untuk berkomunikasi dan koordinasi diantara anggota
kelompoknya
 Perilaku maternal / mothering; Perilaku induk yang bertujuan
melindungi dan memelihara anaknya
CARA MENGHINDARI PREDATOR

1. Perilaku Altruistik
 Perilaku ini lebih mementingkan keselamatan kelompok daripada dirinya
sendiri.
 Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa
melarikan diri dari predator (serigala) akan mengirimkan bau dari jari
kakinya yang disebut karre.
 Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya
singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua,
betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan.
Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau
menyerang predator tersebut.
 Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat
ada burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.
 Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon
(asam formiat) dari taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-
semut yang lain, bila keadaan sudah reda asam formiat tidak dikeluarkan
lagi dan kembali lagi ke sarang.
2. Kamuflase (penyamaran)
 Yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada
musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian
karena warnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
Burung ptarmigan
pada musim panas

Burung ptarmigan
pada musim
dingin
 3. Mimikri
 Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri
Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif.
 Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip
dengan hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu
pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak
dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang
mempunyai racun dalam tubuhnya.
 Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai
hewan lain yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak
berbahaya memiliki warna seperti ular tanah yang sangat berbisa.
 Mimikri agresif adalah mengembangkan alat untuk mengelabui
mangsanya. Ikan anglerfish (Antennarius) dari Filipina mempunyai
satu pemikat yang mirip ikan kecil untuk memikat mangsanya,
pemikat tersebut adalah perkembangan dari duri pada sirip
punggung pertama. Kunang-kunang jantan dan betina saling tertarik
dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk
setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang
dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang
lain itu datang akan dimakan.
 Banyak hewan yang mempunyai adaptasi
melindungi dirinya terhadap serangan
pemangsa, misalnya :
 Duri pada landak
 Bau pada celurut
 Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam
hidrosianat yang beracun jika diganggu.
Wilayah Jelajah (Home Range)
 Adalah wilayah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat
mensuplai makanan, minum, serta mempunyai fungsi sebagai
tempat berlindung atau bersembunyi, tempat tidur dan tempat
kawin. Tempat-tempat minum dan tempat-tempat mencari makanan
pada umumnya lebih longgar dipertahankan dalam pemanfaatannya,
sehingga satu tempat minum dan tempat makan seringkali
dimanfaatkan secara bergantian ataupun bersama-sama.

Teritori
 Beberapa spesies mempunyai tempat yang khas dan selalu
dipertahankan dengan aktif, misalnya tempat tidur (primata), tempat
istirahat (binatang pengerat), tempat bersarang (burung), tempat
bercumbu (courtship territories).
 Batas-batas teritori ini dikenali dengan jelas oleh pemiliknya,
biasanya ditandai dengan urine, feses dan sekresi lainnya.
Pertahanan teritori ini dilakukan dengan perilaku yang agresif,
misalnya dengan mengeluarkan suara ataupun dengan perlakuan
fisik. Pada umumnya lokasi teritori lebih sempit daripada wilayah
jelajah.
PERILAKU DAN ENERGITIKA

Ada 9 sistem tingkah laku hewan yaitu:


1. Tingkah laku makan
2. Tingkah laku mencari perlindungan
3. Tingkah laku berkelahi
4. Tingkah laku seksual
5. Tingkah laku memelihara anak
6. Tingkah laku anak untuk menarik perhatian
induknya
7. Tingkah laku membuang kotoran
8. Tingkah laku meniru sesame
9· Tingkah laku menyelidiki
 1. TINGKAH LAKU MAKAN (ingestive behavior)
Tingkah laku makan merupakan tingkah laku hewan
memasukkan makanan ke dlm mulut baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. yg
dimaksud secara langsung adalah bila hewan
menggunakan mulutnya untuk mengambil
makanan yg ada di dekatnya. Contoh katak makan
serangga, ular makan tikus, anjing makan daging,
dsb. Yg dimakasud secara tidak langsung adalah
bila hewan menggunakan alat bantu berupa tangan
untuk memasukkan makanan ke dalm mulutnya.
Contoh kera makan pisang, kepiting dan udang
menggunakan capitnya untuk memasukkan
makanan ke mulutnya
 2. Tingkah laku mencari perlindungan (shelter
seeking behavior)
Tingkah laku mencari perlindungan merupakan
tingkah laku hewan yg cenderung mencari kondisi
lingkungan yg optimum agar terhindar dari bahaya.
Contoh: tikus yg semula berada di luar Liangnya,
akan segera masuk ke dalam liangnya bila ada
predator yg mengancam hidupnya. Seekor kijang yg
kebetulan sedang jauh dari kelompoknya, bila
mendapat ancaman akan segera berlari mendekati
kelompoknya untuk berlindung.
 3. Tingkah laku berkelahi (agonistic behavior)
 Tingkah laku berkelahi merupakan tingkah laku
yg menunjukkan kegiatan saling menyerang
antar individu atau antar kelompok individu,
antar spesies yg sama atau antar spesies yg
berbeda.
 Contoh perkelahian antar individu pd anjing
dalam memperebutkn sepotong daging.
Perkelahian antara burung elang dengan ular
untuk tujuan pemangsaan.
 4. Tingkah laku seksual (sexual behavior)
Tingkah laku seksual merupakan tingkah laku yg
menunjukkan kegiatan mulai dari tahap
pendekatan (merayu) kemudian dilanjutkan
dengan tahap kopulasi. Pada beberapa jenis
hewan, ada gerakan yg bersifat khas yg
dilakukan sesaat setelah terjadi kopulasi.
Contoh: kucing betina akan terguling-guling
setelah habis melakukan kopulasi. Ayam betina
akan menggetarkan sekujur tubuhnya
sedemikian rupa setelah berkopulasi.
 5. Tingkah laku memelihara anak (epimeletic
behavior)
Tingkah laku memelihara anak merupakan
tingkah laku yg menunjukkan kegiatan mulai
dari memprsiapkan sarang tempat bertelur atau
beranak, mengerami telur, memberi makan pd
anak yg telah lahir atau menetas, dan
melindungi anak dari ancaman bahaya. Tingkah
laku memelihara anak sering pula disebut
maternal behavior, parental behavior,
nurturant behavior dan succurant behavior
 6. Tingkah laku anak menarik perhatian
induknya (et-epimeletic behavior)
Tingkah laku ini adalah tingkah laku yg
menunjukkan segala yg dilakukan oleh anak
untuk menarik perhatian induknya. Tingkah laku
ini meliputi dua kegiatan. (1) tingkah laku anak
memanggil atau member isyarat pada induknya,
(2) tingkah laku anak untuk memperoleh
perhatian atau pemeliharaan
 7. Tingkah laku membuang kotoran
(eliminative behavior)
Tingkah laku membuang kotoran merupakan
tingkah laku membuang ampas2 metabolisme
yg tidak beguna seperti feses, urin, asam urat
dan lain2. Pd beberapa spesies hewan
pembuangan kotorannya dilakukan secara khas,
Contoh: kucing yg hendak membuang feses,
terlebih dahulu ia menggali tanah atau pasir
sebagai tempat menaruh fesesnya
 8. Tingkah laku meniru sesama (allelomimetic
behavior)
Tingksh lsku meniru sesama merupakan tingkah laku yg
menunjukkan kegiatan meniru gerakan dari individu la
dari spesies yg sama. Tingkah laku ini mengakibatkan
keseragaman langkah atau pola gerak yg dapat
terkoordinasi ataupun tidak did lm suatu kelompok
individu dalam spesies yg sama.
Contoh: sekelompok zebra bereaksi terhadap stimulus
haus dengan cara pergi bersama-sama ke tempat
air,lalu minum bersama-sama. Keseragaman pola gerak
dalam tingkah laku ini dapat juga dilakukan pada saat
hewan mencari makan, menyerang predator,
menghindar dari predator, dan mencari habitat yg baru.
 9. Tingkah laku menyelidik (investigative behavior)
Tingkah laku menyelidik ini merupakan tingkah laku
hewan yang menunjukkan kegiatan berupa usaha
hewan untuk mengenal lingkungannya dgn
menggunakan panca indra dan alat tubuh yg lain.
kegiatan menyelidik ini dapat berupa mengamati,
membaui, merasakan, mendengar dan lain-lainnya.
Contoh: kera yg baru saja memasuki wilayah yg asing
(baru) baginya, maka ia berusaha untuk tahu segala
sesuatu yang ada di wilayah yang baru itu dengan cara
memegang, melihat, membaui apa saja yg dijumpainya.
Tingkah laku menyelidik ini sering pula disebut tingkah
laku menjelajah (exploratory behavior)
CONTOH LAINNYA
 Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka
mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan
di dalam mulut anak burung tersebut.
 Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam
air. Perilaku ini telah “diprogram sebelumnya”, dengan
kata lain, tidak diperlukan proses belajar.
 Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus),
burung jantan akan menunjukkan keindahan warna ekor
bulunya.
 Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan
anaknya yang baru menetas, anak bebek tidak perlu
belajar berenang.
 Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan
serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir
sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya.
Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap
spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah
dihadapkan pada pola khusus tersebut.
 Pada pembuatan sarang burung, misalnya
sarang burung manyar (Ploceus manyar).
Meskipun burung tersebut belum pernah
melihat model sarangnya, burung manyar
secara naluriah akan membuat sarang yang
sama.
TINGKAH LAKU BELAJAR

 CARA BERTAHAN DARI PREDATOR


 CARA MENANGKAP MANGSA
 Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy
dan proses perubahannya dari satu bentuk ke
bentuk yang lain yang terjadi di dalam
ekosistem. Kajian tentang energy meliputi
konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk
energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian
tentang transformasi energy meliputi
perubahan bentuk energy yang berlangsung di
dalam system hidup, system tak hidup, dan
pada dua system yaitu biosistem dan fisika
system secara berantai.
Komposisi spesies dan
 Perbandingan komposisi
komposisi: susunan spesies- spesies ysng menjadi anggota suatu komunitas.
 Komposisi spesies suatu komunitas dapat dibandingkan dengan komposisi
spesies komunits lain, sehingga dapat diketahui seberapa jauh tingkat
perbedaannya.
2C
S= A+B
S(similarity) = Indeks kesamaan
A = cacah spesies pada komunitas A
B = cacah spesies pada komunitas B
C = cacah spesies yang tumpang tindih pada komunitas A
maupun komunitas B
 Dengan demikian, indeks ketidaksamaannya dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :
D= 1-S
D (dissimilarity) = indeks ketidak samaan
S= indeks kesamaan
METODE SAMPLING KOMUNITAS HEWAN
PIT FALL TRAP
YELLOW TRAP
LIGHT TRAP
COLLECTING NET

Anda mungkin juga menyukai