Anda di halaman 1dari 16

Dinamika Perwujudan

Pancasila sebagai Dasar


Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa
Oleh : Annisa Zafif Callysta
Andira Tria Lukita
Fauzan Ibrahim Z
Ghaniyah Ayundari Z
Kaena Athalia Pradiko

Kelompok 1
Kelas 9G
A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
• Saat ini, Pancasila sudah diakui dan disepakati oleh seluruh bangsa
Indonesia sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
• Namun bukal hal yang mustahil, dalam penetapan dan
perwujudannya menagalami berbagai rintangan.
• Meskipun saat itu Indonesia sudah merdeka, tidak menutup
kemungkinan terjadinya pemberontakan untuk mengganti Pancasila
dengan ideologi lainnya.
• Terjadi berbagai macam pemberontakan yang dilakukan berbagai
kalangan, namun tidak membuahkan hasil karena Pancasila tetap
dapat dipertahankan.
Orde Lama
Penerapan
Pancasila dari Orde Baru
masa ke masa
Reformasi
Masa Orde Lama (1945-1965)
Masa terjadinya penyelewengan pada Pancasila
• Pada 18 September 1948 terjadi
pemberontakan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI) di Madiun yang dipimpin
oleh Muso. Tujuan pemberontakkan ini
adalah mengganti Pancasila dengan paham
komunis.
• Pada 7 Agustus 1949 terjadi pemberontakan
oleh Negara Islam Indonesia (NII) /
Tentara Islam Indonesia (TII) / Darul
Islam (DI) yang dipimpin oleh
Kartosuwiryo. Tujuan pemberontakan ini
adalah mengganti Pancasila dengan syari’at
Islam (dengan ajaran yang bertentangan).
Pada 4 Juni 1962, Kartosuwiryo dan
pengikutnya baru bisa ditangkap.
• Pada 25 April 1950 terjadi pemberontakan oleh
Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin
oleh Christian Robert Steven Soumokil. Tujuan
dari pemberontakan ini adalah membentuk negara
sendiri. Pada November 1950, RMS dikalahkan
oleh Militer Indonesia, namun pada Desember
1963 konflik masih terus berlanjut. Kekalahan
RMS di Ambon membuat RMS mengungsi ke
Seram, yang kemudian mendirikan pemerintahan
pengasingan di Belanda tahun 1966.
• Pada tahun 1957-1958 terjadi pemberontakan oleh
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) / Perjuangan Rakyat Semesta (Parmesta)
di Sumatra dan Sulawesi yang dipimpin oleh
Syarifuddin Prawinegara dan Vetjce Sumual.
Tujuan dari pemberontakkan ini adalah mengoreksi
sistem pemerintahan Soekarno yang dianggap
mengabaikan pembangunan di daerah.
• Pada 15 Januari 1949 terjadi pemberontakan
oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang
dipimpin oleh Raymond Westerling. Ia juga
bersekongkol dengan Sultan Hamid II untuk
mempertahankan negara federasi bentukkan
Belanda. Hingga Westerling melarikan diri ke
Singapura akibat kudetanya yang gagal, dan
kembali ke bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950.
• Walaupun pemilu 1955 dianggap paling
demokratis, tetapi anggota Konstituante hasil
pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang
diharapkan. Hal ini membuat pemerintah
mengeluarkan dekrit Presiden pada 5 Juli
1959, yang berisi: membubarkan
Konstiuante, UUD 1945 berlaku kembali, dan
membentuk MPRS dan DPAS. Terjadi pula
penyimpangan, yaitu menetapkan Soekarno
sebagai presiden seumur hidup.
Masa Orde Baru (1966-1997)
Masa menjalankan Pancasila dan UUD secara konsekuen.
• Pada 30 September 1965, terjadi pemberontakan PKI
yang berujung fatal, dimana saat itu PKI dan seluruh
organisasi dibawah naungannya dibubarkan.
Sesuai degan ‘Surat Perintah 11 Maret dari Ir.
Soekarno pada Maijen Jenderal Soeharto”.
• Akibat pemberontakan itu, kekuasaan Soekarno
sebagai Presiden, sedikit demi sedikit kekuasaannya
berkurang. Dan berakhir dengan lengsernya
Soekarno dari jabatannya sebagai Presiden. Sesuai
dengan dicabutnya kekuasaan pemerintahan dari
Soekarno, dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden.
• Terjadi masa transisi dari era Soekarno dengan era
Soeharto selama 2 tahun (1966-1968), dengan adanya
era baru (Soeharto) memberikan secercah harapan
bagi rakyat Indonesia. Dari perubahan politik yang
bersifat otoriter pada masa Soekarno, menjadi
lebih demokratis.
• Dengan kepercayaan rakyat pada Soeharto, membuat
pada masa pemerintahan Soeharto pembangunan dapat
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan melalui
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
• Pada masa ini juga, lembaga kepresidenan menjadi
pengontrol utama lembaga negara lainnya yang bersifat
suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun
yang bersifat infrastruktur (LSM, partai politik).
• Tidak hanya hal diatas yang terjadi, tetapi juga terjadi
kericuhan pada 1998, yang merupakan akhir dari orde
baru yaitu saat Soeharto mengundurkan diri dari
jabatannya. Mulai dari kasus penjarahan toko-toko, kasus
Marsinah, kasus watawan Udin, dan kasus penembakan
mahasiswa Universitas Trisakti, serta penjarahan rumah
warga yang ber-etnis Tionghoa.
Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Masa amandemen UUD, dan merupakan masa keterbukaan
• Pada masa ini terjadi 4 kali amandemen UUD , yaitu pada tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002.
• Tidak ada bentuk pemberontakan Pancasila, namun lebih dihadapkan
pada kehidupan masyarakat yang terlalu bebas akibat budaya asing
yang mempengaruhi, mulai dari gaya hidup, bebicara, dan kebebasan
yang berlebihan.
• Meskipun membawa dampak positif dengan masuknya budaya asing,
seperti memudahkan berkomunikasi wlaupun berbeda daerah,
mengenal budaya daerah lain. Tetapi tetap saja membawa dampak
negatif, mulai dai gaya hidup hedonis, pergaulan bebas, narkoba dan
minuman keras yang beredar bebas, dan anarkis. Yang memicu
terjadinya perpecahan.
• Oleh karena itu, kita harus menanggulanginya dengan
mempertahankan dan melestarikan nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari hari diberbagai aspek.
B. Dinamika Nilai-Nilai Pancasila sesuai
dengan Perkembangan Zaman
• Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental,
pandangan hidup, pedoman hidup, sumber dari segala sumber
hukum, kepribadian bangsa, ideologi bagsa, dan sebagainya.
• Nilai pancasila tetap dapat diterapkan dalam kehidupan dari
masa ke masa. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan
ideologi terbuka.
(+) Ideologi dibangun dari 2 kata yaitu, idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, dan logos yang berarti ilmu. Maka
Ideologi adalah ilmu tentang pengetian pengertian dasar.
Hakikat Ideologi Terbuka
a. Surjanto Puspowardoyo, Ideologi adalah konsep pengetahuan yang
secara keseluruhan menjadi landasan bagi masyarakat untuk
memahami segalanya serta menentukan sikap untuk mengolahnya.
b. Mubyarto, Ideologi adalah doktrin kepercayaan dan simbol suatu
bangsa yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan bangsa.
c. Padmo Wahjono, Ideologi adalah kesatuan yang utuh dari ide dasar
sebagai bentuk konsekuensi dari pandangan hidup bangsa,
d. Franz Magnis Suseno, Ideologi adalah segala nilai dasar yang
dijadikan pedoman normatif, dan nilai-nilai yang menentukan
bagaimana manusia hidup dan bertindak.
e. M. Sastraprateja, Ideologi adalah seperangkat gagasan yang
berorientasi pada tindakan dalam suatu sistem yang teratur.
f. Ensiklopedia Populer Politik Pembangunan Pancasila, Ideologi adalah
cabang falsafat yang mendasari berbagai ilmu.
g. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ideologi adalah kumpulan konsep
yang dijadikan asas pendapat yang memberikan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
• Jadi, ideologi terbuka adalah pengetahuan dasar tentang ilmu yang
mencakup tujuan bernegara yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
• Ciri ideologi terbuka : nilai-nilai dn cita-cita tidak dipaksa dari luar,
melainkan diambil dan digali dari kepercayaan rohani, moral, dan
budaya di masyarakat.
• Berbanding terbalik dengan ideologi tertutup, dimana biasanya
pengguna ideologi tertutup adalah negara komunis yang akan dengan
sendirinya meninggalkan ideologi tersebut karena tidak dapat
membendung desakan yang muncul dan mengalami kehancuran
ideologis.
Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
• Pancasila adlah ideologi terbuka, maksudnya Pancasila mampu
berinteraksi secara dinamis. Yaitu, nilai Pancasila tidak berubah,
melainkan ikut menyesuaikan dengan tantangan yang akan dihadapi.
• Masudnya, Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan masyarakat.
• Keterbukaan Pancasila harus memperhatikan :
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan memasukkan pemikiran yang mengandung nilai
marxisme, leninisme, dan komunisme.
c. Mencegah berkembangnya ideologi liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan
kehidupan.
e. Pernciptaan norma harus melalui kesepakatan
Nilai Keterbukaan Ideologi Pancasila
a. Nilai dasar (Nilai Pancasila), yang bersifat universal dan
mengandung cita-cita, tujuan, serta nilai nilai yang baik dan benar.
• Nilai ketuhanan
• Nilai kemanusiaan
• Nilai persatuan
• Nilai kerakyatan
• Nilai Keadilan
b. Nilai instrumental (Penjabaran nilai ideologi Pancasila), yang berisi
peraturan peundang-undangan dan lembaga pelaksanaannya.
c. Nilai praksis (Realisasi nilai instrumental), yang berisi pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari hari. Dalam realisasi praksis inilah
nilai Pancasila dapat dijalankan dan diperbaiki sesuai perkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat.
Struktural Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Secara struktural, memiliki 3 dimensi, yaitu :

1. Dimensi Idealisme, menekankan nilai dasar yang terkandung


dalam Pancasila bersifat sistematis, rasional, menyeluruh, dan
bersumber pada falsafat Pancasila. Yang mampu memberikan
harapan, opstimisme, dan membangun motivasi masyarakat.
2. Dimensi Normatif, mengandung pengertian bahwa nilai yang
terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem
norma dengan tujuan melangkahkan Pancasila dapat dijabarkan ke
dalam langkah langkah yang bersifat operasional.
3. Dimensi Realitas, mengandung makna bahwa suatu ideologi harus
mampu mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam
masyarakat.
C. Perwujudan Nilai Pancasila dalam
Berbagai Kehidupan
1. Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang
Politik dan Hukum, meliputi persoalan
lembaga negara yang dikembangkan sesuai
kebutuhan masyarakat; hak asasi manusia yang
menjaga keseimbangan hak dan kewajiban;
demokrasi yang mengutamakan musyawarah;
dan hukum yang bersumber dari Pancasila.

2. Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang


Ekonomi, yang dikembangkan adalah sistem
ekonomi yang dijiwai nilai pancasila. Landasan
operasional sistem ekonomi Indonesia
ditegaskan dalam UUD 1945 Pasal 33.
3. Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang
Sosial Budaya, meskipun masyarakat selalu
mengalami perubahan sosial budaya, dan agar
perubahan tetap terarah pada terwujudnya
masyarakat berdasarkan pancasila nilai sosial
harus terus dikembangkan. Sikap pemahaman
yang sempit terhadap budaya asing haruslah
dipilah, namun harus pula menjalankan
modernisasi.

4. Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang


Pertahanan dan Keamanan, ditegaskan
bahwa melakukan pembelaan negara adalah
hak dan kewajiban setiap negara. Semuanya
dapat tampak pada partisipasi warga dalam
siskamling, ronda malam, atau organisasi
keamanan sipil, TNI, dan Polri.

Anda mungkin juga menyukai