012 Revisi Uji Beda Frekuensi 2019
012 Revisi Uji Beda Frekuensi 2019
UNTUK
UJI BEDA
1
Arti “Berbeda”
Dua kelompok atau dua gejala dikatakan berbeda
jika secara statistik keduanya terbukti berbeda
secara signifikan. Jika perbedaan antara kedua
kelompok atau kedua gejala itu tidak signifikan,
maka keduanya dianggap tidak berbeda.
3
Permasalahan tersebut menyangkut
statistik uji beda
Uji Beda:
Kasus 1-2 menyangkut uji beda
frekuensi
Kasus 3-4 menyangkut uji beda rerata
(Mean)
4
5
Contoh Kasus
Rudi ingin meneliti perbedaan frekuensi (jumlah) kesembuhan antara
pasien yang yakin thd metode pengobatan A dan pasien yang tidak
yakin thd metode pengobatan A.
Rumusan Masalah:
Apakah ada perbedaan frekuensi (jumlah) kesembuhan antara
pasien yang yakin thd metode pengobatan A dan pasien yang tidak
yakin thd metode pengobatan A?
Tujuan Penelitian:
ingin menguji ada/tidaknya perbedaan frekuensi (jumlah)
kesembuhan antara pasien yang yakin thd metode pengobatan A
dan pasien yang tidak yakin thd metode pengobatan A.
Data:
dikumpulkan dari 84 pasien yang mengikuti pengobatan dengan
metode pengobatan A. Datanya terkumpul sbb.:
6
Frekuensi Kesembuhan Pasien
Pasien Pasien
Sembuh Tdk Sembuh Jumlah
Yakin 50 20 70
Tidak Yakin 4 10 14
Jumlah 54 30 84
(fo – fh)2
X2 = fh
Keterangan:
Angka-angka 50, 20, 4, dan 10 adalah frekuensi yang terobservasi (fo)
Cari terlebih dahulu fh (frekuensi yang diharapkan), dengan rumus:
(∑f kolom) (∑f baris)
Jumlah total
Tempatkan fh di antara tanda kurung di belakang fo.
Dikerjakan: (lanjutan)
X2 = 9,333333333 = 9,33
(fo – fh)2
X2 = fh
15
Dikerjakan:
1. Merumuskan hipotesis nihil atau H0: tidak ada
perbedaan frekuensi berkencan antara
mahasiswa yang berasal dari desa, kota
kecamatan, dan kota kabupaten.
2. Menentukan teknik statistik: Hendak dilakukan
uji perbedaan frekuensi, dengan data nominal.
Digunakan statistik uji beda frekuensi Chi
Square (X2)
3. Menetapkan taraf kepercayaan: uji beda
frekuensi akan menggunakan taraf
kepercayaan 95%.
16
4. Menentukan batas penolakan hipotesis nihil:
Degree of freedom (df) = (kolom – 1) (baris – 1) = (3-1) (3-1) = 4
X2 teoretik untuk taraf kepercayaan 95% adalah 9,49.
Jika X2 empirik/hitung > 9,49, maka H0 ditolak. Jika X2
empirik/hitung < 9,49, maka H0 tidak ditolak.
17
Dikerjakan: (lanjutan)
(fo – fh)2
X2 = fh
(fo – fh)2
X2 = fh X2 = 6,525170068 = 6,53
21
Kasus
Sonya ingin meneliti perbedaan frekuensi mengalami kecela-kaan lalu
lintas antara sopir yang pernah ikut kursus menyetir dan sopir yang
tidak pernah ikut kursus menyetir.
Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan frekuensi meng-alami
kecelakaan lalu lintas antara sopir yang pernah ikut kursus menyetir
dan sopir yang tidak pernah ikut kursus menyetir?
Tujuan Penelitian: ingin menguji ada/tidaknya perbedaan frekuensi
mengalami kecelakaan lalu lintas antara sopir yang pernah ikut kursus
menyetir dan sopir yang tidak pernah ikut kursus menyetir.
Data: dikumpulkan dari 170 sopir mikrolet di Malang, berupa jumlah sopir
yang pernah ikut kursus menyetir atau yang tidak pernah, dan berapa
kali mereka mengalami kecelaka-an lalu lintas.
Datanya terkumpul sbb.:
Frekuensi Kecelakaan Lalu Lintas
Ikut kursus 44 10 54
Tidak ikut kursus 81 35 116
Jumlah 125 45 170
(fo – fh)2
X2 = fh
Keterangan:
Angka-angka 44, 10, 81, dqn 35 adalah frekuensi yang terobservasi (fo)
Cari terlebih dahulu fh (frekuensi yang diharapkan), dengan rumus:
(∑f kolom) (∑f baris)
Jumlah total
Tempatkan fh di antara tanda kurung di belakang fo.
Dikerjakan: (lanjutan)
Keterangan:
Angka-angka 44, 10, 81, dqn 35 adalah frekuensi yang terobservasi (fo)
Cari terlebih dahulu fh (frekuensi yang diharapkan), dengan rumus:
(∑f kolom) (∑f baris)
Jumlah total
Tempatkan fh di antara tanda kurung di belakang fo.
Dikerjakan: (lanjutan)
(fo – fh)2
X2 = fh X2 = 2,5777943 = 2,58