Anda di halaman 1dari 5

HAL-HAL YANG HARUS DIPERSIAPKAN/DILAKUKAN UNTUK AUDIT PEK.

JALAN RIGID PAVEMENT/FLEXIBLE (UMUM)


• MELAKUKAN PCM, BA PCM DITANDA TANGANI BERSAMA
• MEMBUAT PETA PENGENDALIAN “TALI GITAR” /STREET MAP, Terhadap semua item pekerjaan yang ada dalam kontrak pekerjaan.
• FOTO DUKUMENTASI AWAL, dokumentasi progres fisik/dokumentasi MC, dukumentasi PHO, Dokumentasi Meeting, Dokumentasi kegiatan lainnya/ khusus
• MELAKUKAN STACK OUT BERSAMA, PEMBUATAN PATOK STA, PEMBIRAAN TANDA STA pada tempat yg permanen.
• MEMBUAT GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING, PETA PENGENDALIAN dilengkapi Peta lokasi
• REVIEW DESIGN (jika ada), review kuantity (jika ada)
• Membuat Addendum (jika diperlukan), addendum diusahakan menjadi final quantity.
• Persetujuan material yang dipakai, mix design, Trial Mix dan job mix
• Pelaksanaan pekerjaan memulainya dengan request, Dengan pengawasan cermat, dokumentasi yang cermat
• Membuat & menyetujui MC (join cek /pengecekan bersama mutu & volume)
• Melakukan Rapat/pertemuan bulanan
• Koordinasi setiap unsur pelaksana kegiatan (kontraktor, konsulatan, tim pendampingan & audit, dinas PU Bengkalis ), koordinasi denga TP4D Kab Bengkalis
• Dalam pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis (spektek).
• Pelaksanaan PHO (serah terima I), bersama-sama dengan tim PHO, TP4D, TIM Pendampingan &Audit melakukan joint cek untuk progress 100%
KHUSUS PEKERJAAN RIGID PAVEMENT / PERKERASAN KAKU
• Dipersiapkan MIX DESIGN Fs = 45 kg/cm2 atau 4,5 MPa untuk perkerasan kaku, Fc = 100 kg/cm2 untuk Lean Concrete/LC, dilakukan oleh laboratorium independent, dengan
memakai alat yang terkalibrasi
• Persiapan tanah dasar/sub base/base yang dileveling dengan bentuk geomitrik, pada jalan lurus kemiringan standart 2%-3% kekiri & kekanan as jalan. Pada jalan berbelok
kekiri miring kekiri dan miring kekanan jika belok kanan, dengan kemiringan 4-6 %.
• Pengukuran kemiringan dilakukan dengan memakai mistar SIKU panjang 100 cm.
• Sub base/base harus dilakukan uji CBR, sub base CBR (kelas B min 60% ) sedangkan CBR base (Kelas A minimal 90%)
• Pekerjaan rigid diatas tanah gambut harus memakai geotektile, serta perkuatan tanah dasar dengan cerucuk &/gambangan dan timbunan yang memenuhi syarat
• Diusakan perkerasan rigid dilindungi bahu jalan, serta cukup jauh dari gerusan parit dikiri dan kanan jalan
• Pelaksanaan perkerasan rigid harus memakai peralatan penghamparan yang dilengkapi dengan Spreading, pengaduk, penggetar, Trowel, jidar, groofing/pemberian
tektur dengan kedalaman min 3 mm, tenda pelindung,
• Pemasangan tulangan tikar , serta dowel dan tie bar sesuai gambar rencana.
• Curing/perawatan dengan geotextile non woven yang dibasahkan secara periodik dilakukan selama 14 hari.
• CUTTING dilakukan pada join-join yang telah dipersiapkan (pada posisi dowel) dan telah berumur 4 s/d jam ke 18. pada Kondisi Panas terik Cutting dilakukan tidak
boleh lebih dari 8 jam. Kedalaman potong beton adalah 1/4 tebal plat beton.
• Pengisian lubang cutting dengan joint sealent (campuran karet & aspal) atau sesuai dengan spesifikasi teknis, pengisian segera setelah proses cutting
• Diameter tulangan tikar , jarak antar tulangan tikar , dudukan dowel, jarak dowel , diameter dowel sebagaimana gambar rencana
• Tebal rata-rata perkerasan dg toleransi 12,5 mm, Setiap pengurangan 5 mm, 6-8mm, 9-10mm, 11-12,5mm, ada pengurangan harsat 0% , 20% , 28% , 32%.
pengurangan >12,5 m dibongkar atau ditinggal tanpa bayaran
• Tebal rata-rata dilakukan dengan uji inti cor atau survey elevasi dalam lot tersebut
• Pengurangan mutu toleransinya s/d 90%, setiap pengurangan 1kg/cm2 akan ada pengurangan 4% dari harga satuannya
• Jika dibawah rigit memakai agregat sub base (LPB) berlaku ketentuan sbb :
Toleransi tebal lapisan : Agregat sub base kelas B (+0-2 cm) ; agregat Base kelas A (+0-1 cm)
Tiap 1000 m3, min ada 5 pengujian IP, 5 pengujian gradasi, 1 kepadatan kering
Tidak boleh dilaksanakan pada kondisi hujan
 Pengujian:
 Jika Kuat Lentur < 90%, maka dilakukan pengujian Kuat Tekan Benda Uji Inti (Core)
 Jika mutu < 90%, maka harus DIBONGKAR
• Elevasi permukaan Beton Kurus maupun Perkerasan Beton Semen: – 10mm s/d +10mm dari elevasi rencana
• Kerataan: ± 3 mm dari elevasi desain diukur dng mistar 3 m
PERSYARATAN
PERKERASAN BERBUTIR
Sifat - sifat Kelas A Kelas B Kelas S

Abrasi Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40% 0 - 40% 0 - 40%


Angularitas > No.4 (SNI 7619: 2012) 95/90 55/50 55/50
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0–6 0 - 10 4 - 15

Hasil kali Indek Plastisitas dengan maks.25 - -


% Lolos Ayakan No.200 (PI x #200)

Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 - 35

Gumpalan Lempung & Butiran-butiran 0-5% 0-5% 0-5%


Mudah Pecah (SNI 03-4141-1996)
CBR (SNI 03-1744-1989) min.90% min.60% min.50%
3
KHUSUS PADA PERKERASAN LENTUR /FLEXIBLE (UMUM)
• Lapisan Asphal : AC-WC 4± 0,3 cm
(toleransi) AC-Binder 6 ± 0,4 cm
AC-Base 7,5 ± 0,5 cm
atau sesuai dengan gambar rencana.
• Base (LPA) : Agregat Base A 15-20 cm (sesuai spektek/gambar) dg toleransi 1 cm, CBR min 90%
• Sub Base (LPB) : Agregat Base Kelas B 20-40 cm (sesuai spektek/gambar) dg toleransi 2 cm CBR min 60%
• Jenis Asphal Semen Pen. 60/70 , Kadar asphal 5 - 10 %, sesuai dengan mix design
• Marshal Stabilitas 800 - 1800 kg, atau sesuai bestek
• VIM (void In mix) 4 - 7,5 %
• Suhu campuran asphal min 115 ℃ mak 160℃
• Jenis alat pemadat (Awal, antara, Akhir)
• Mekanisme/jumlah lintasan pemadatan, harus dilakukan percobaan pemadatan & sesuai spesifikasi
• Kemiringan melintang jalan sesuai gambar rencana
• lapis resap pengikat (prime coat) 0,4 – 1,3 l/m2 , disarankan diambil 1 l/m2
• Untuk Lapis Perekat (tack coat) 0,4 l/m2 asphal emulsi, atau 0,15 l/m2 jika memakai cutback 25 ppm
• Tebal lapisan perkerasan diperiksa dengan core drill per hari dengan jumlah 6 titik/200 m (3 pasang).
• Dihitung volume berdasarkan tebal rata-rata per hari
Contoh diagram
tali gitar/
Street Map

Anda mungkin juga menyukai