Anda di halaman 1dari 33

Oleh : Saepul Bahri, SE.,MM.

AKTIVA TETAP,
PEROLEHAN DAN DEPRESISASI
Pengertian

I. Aktiva tetap, adalah aktiva berwujud yang


diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun
KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD
(tangible fixed assets)

 AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN


( depreciable assets )
Contoh: Peralatan mesin, Gedung, dan yang lain.

 AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN


( nondepreciable assets )
Contoh: Tanah
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
(intangible fixed assets)

 AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA DIBATASI


OLEH HUKUM
( ketentuan, persetujuan atau sifat aktiva )

 AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA TIDAK


TERBATAS (goodwill, hak paten, dan merk
dagang)
II. Harga Perolehan Aktiva Tetap

a. Nilai yang berasal dari hasil perolehan dari


aktiva tersebut yang terdiri dalam segala macam
pengeluaran dari memperoleh aktiva tersebut
sampai aktiva tersebut dapat digunakan.
b. Harga perolehan aktiva tetap adalah :
• Harga Beli
• Asuransi
• Angkutan
• Biaya lain-lain
Aktiva dapat diperoleh dengan berbagai
cara, seperti :

 Pembelian Aktiva
a. Tunai (kas)
b. Kredit (angsuran)
 Perolehan dengan sewa guna usaha modal
(leasing)
 Perolehan dengan pertukaran
 Perolehan dengan membangun sendiri
 Perolehan dengan hibah, bantuan, atau pemberian
III. Pengeluaran Modal dan Masa
Manfaat Aktiva

Pengeluaran Modal (capital expenditure)


adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva tetap,
meningkatkan efisiensi operasional dan
kapasitas produktif aktiva tetap, &
memperpanjang masa manfaat aktiva tetap.
Masa Manfaat Aktiva

Masa manfaat aktiva tetap merupakan umur


ekonomis aktiva tetap, masa manfaat aktiva tetap
dapat dibagi tiga :
1. Tidak terbatas, misalnya : tanah
2. Terbatas dan dapat diganti, misalnya : gedung,
mesin, kendaraan, peralatan, dll. Akan dikenakan
penyusutan terhadap harga perolehan.
3. Terbatas tetapi jika habis kegunaannya tidak dapat
diganti dengan sejenis, misalnya : batu bara,
pertambangan, dll
IV. Penyusutan (Depresiasi)

 Penyusutan adalah penurunan nilai dari aktiva


dalam periode aktiva tetap tersebut.
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI

Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan


dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva,
yaitu:

1. NILAI PEROLEHAN AKTIVA


2. NILAI RESIDU
3. DASAR PENYUSUTAN
4. UMUR AKTIVA
Faktor Yang Menyebabkan Depresiasi

1. Faktor-Faktor Fisik
Faktor faktor fisik yg akan mengurangi fungsi
aktiva tetap aus karena dipakai, aus karena
umur dan kerusakan kerusakan
2. Faktor-Faktor Fungsional
faktor yg membatasi umur dari aktiva tetap
antara lain, ketidak mampuan aktiva
memenuhi kebutuhan produksi sehingga
perlu di ganti, dan adanya perubahan
permintaan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan
Faktor Faktor Yang Menentukan
Biaya Depresiasi
 Harga Perolehan
uang yang dikeluarkan atau utang yg timbul dan biaya – biaya
lain yg terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan
menempatkannya sampai siap digunakan
 Nilai Sisa ( Residu )
Jumlah yg di terima bila aktiva di jual atau ditukar, di tukar atau
cara-cara lain ketika aktiva tersebut tidak dapat lagi digunakan,
dikurangi dengan biaya biaya yg terjadi pada saat menjual atau
menukarnya.
 Taksiran Umur Kegunaan
Taksiran umur kegunaan suatu aktiva di pengaruhi oleh cara
cara pemeliharaan dan kebijakan kebijakan yang di anut dalam
depresiasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan
periode waktu, hasil produksi atau satuan jam kerja.
METODE PENYUSUTAN

1. Metode Garis Lurus


2. Metode Saldo Menurun
3. Metode Jumlah Angka Tahun
4. Metode Satuan Jam Kerja
5. Metode Satuan Hasil Produksi
1. METODE GARIS LURUS ( Straight Line Method )

metode ini merupakan metode yg paling sederhana dan


banyak di gunakan.

Harga Perolehan – Nilai Sisa


Depresiasi = -------------------------------------------
Umur Ekonomis
Contoh, Mesin dengan harga perolehan Rp 10.000.000, taksiran niali sisa
(residu) Rp 2.000.000, dan umurnya di taksir selama 4 tahun, maka nilai
depresiasi / tahun dapat di hitung sbb:
Depresiasi = (10.000.000 – 2.000.000 ) / 4 tahun = 2.000.000 / tahun
Tabel Depresiasi pertahun dengan
Metode Garis Lurus
Kredit Total
Akhir Tahun Debit Nilai Buku
Akumulasi Akumulasi
Ke Depresiasi Aktiva
Depresiasi Depresiasi
10.000.000
1 2.000.000 2.000.000 2.000.000 8.000.000
2 2.000.000 2.000.000 4.000.000 6.000.000
3 2.000.000 2.000.000 6.000.000 4.000.000
4 2.000.000 2.000.000 8.000.000 2.000.000

Total 8.000.000 8.000.000


2. METODE SALDO MENURUN

 Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian


yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir
masa manfaat nilai sisa buku disusutkan , dengan syarat
dilakukan atas asas.

 Contoh :
Sebuah mesin dan ditempatkan pada bulan Juni 2000 dengan
harga perolehan Rp 150 Juta. Masa manfaat dari mesin tersebut
adalah 4 tahun. Jika tarip penyusutan mesin ditetapkan 50%
maka penghitungan penyusutan adalah sebagai berikut:
TABEL PENGHITUNGAN PENYUSUTAN
DENGAN METODE SALDO MENURUN

Th Tarif Penyusutan Nilai Sisa/Buku


0 150.000.000 - -
1 50% 75.000.000 75.000.000
2 50% 37.500.000 37.500.000
3 50% 18.750.000 18.750.000
disusutkan sekaligus 18.750.000 0
3. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN

 Metode jumlah angka tahun merupakan


penyusutan dipercepat berdasar pada
pertimbangan biaya maintenance (perawatan)
serta perbaikan aktiva tetap semakin lama
cenderung bertambah seiring pertambahan
usia aktiva tetap itu sendiri.
Contoh metode jumlah angka tahun:

 Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan


taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00,
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai
dengan 4 tahun !

JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10


Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp
120.000.000,00
Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan
1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00
2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00
3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00
4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00
4. Metode satuan Jam kerja
Metode ini dasarkan pada anggapan bahwa aktiva
(terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak apabila
digunakan sepenuhnya. Dengan metode ini di hitung
dengan dasar satuan jam kerja.

Harga Perolehan – Nilai Sisa


Depresiasi = -------------------------------------------
Taksiran Jam kerja
Contoh, Mesin dengan harga perolehan Rp 10.000.000, taksiran niali sisa
(residu) Rp 2.000.000, dan di taksir akan di gunakan selama 8.000 jam,
maka nilai depresiasi / jam dapat di hitung sbb:
Depresiasi = (10.000.000 – 2.000.000 ) / 8.000 jam
= 1.000 / jam
Tabel Depresiasi pertahun dengan
Metode Jam Kerja
Dengan asumsi jika digunakan tahun 1. 3000 jam, 2.
2.500, 3. 1.500, 4. 1000

Jam Kredit Total


Tahun Debit Nilai Buku
Ke
Kerja Akumulasi Akumulasi
Depresiasi Aktiva
Mesin Depresiasi Depresiasi
10.000.000
1 3.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 7.000.000
2 2.500 2.500.000 2.500.000 5.500.000 4.500.000
3 1.500 1.500.000 1.500.000 7.000.000 3.000.000
4 1.000 1.000.000 1.000.000 8.000.000 2.000.000

Total 8.000.000 8.000.000


5. Metode Satuan Hasil Produksi
Metode ini dasarkan pada anggapan bahwa aktiva tersebut
didasarkan pada produk yg di hasilakan. Dengan metode ini
di hitung dengan dasar satuan hasil produksi.

Harga Perolehan – Nilai Sisa


Depresiasi = -------------------------------------------
Taksiran Hasil Produksi

Contoh, Mesin dengan harga perolehan Rp 10.000.000, taksiran niali sisa


(residu) Rp 2.000.000, dan di taksir mampu berproduksi sebanyak 80.000
unit, maka nilai depresiasi / unit dapat di hitung sbb:

Depresiasi = (10.000.000 – 2.000.000 ) / 80.000 unit


= 100 / unit
Tabel Depresiasi pertahun dengan
Metode Hasil Produksi

Kredit Total
Tahun Hasil Debit Nilai Buku
Ke Akumulasi Akumulasi
Produksi Depresiasi Aktiva
Depresiasi Depresiasi
10.000.000
1 30.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 7.000.000
2 25.000 2.500.000 2.500.000 5.500.000 4.500.000
3 15.000 1.500.000 1.500.000 7.000.000 3.000.000
4 10.000 1.000.000 1.000.000 8.000.000 2.000.000

Total 8.000.000 8.000.000


PERBEDAAN AKUNTANSI UMUM
DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Berbeda dengan praktek akuntansi umum yang


memberikan keleluasaan pada wajib pajak untuk
memakai pendekatan penyusutan per aktiva, per
jenis atau kelompok sesuai dengan masa
manfaat ekonomisnya, ketentuan pajak
membatasi kepada metode per aktiva dan per
jenis.
BERDASARKAN INTERVAL UMUR

 Aktiva bukan bangunan dikelompokkan menjadi kelompok 1


(umur 4 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 50% untuk metode
saldo menurun atau 25% untuk metode garis lurus)
 Kelompok 2 (umur 8 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 25%
untuk metode saldo menurun dan 12,5% untuk metode garis lurus
 Kelompok 3 (umur dari 16 tahun dengan tarif depresiasi tahunan
12,5% atau 6,25% )
 Kelompok 4 (umur 20 tahun denga tarif depresiasi tahunan 10%
atau 5%)
 Dalam metode saldo menurun pendekatan tutup akhir
diperlakukan
 Pada akhir masa manfaat nilai sisa buku dihapuskan semua.
CONTOH SOAL

 Pada tahun 2000 wajib pajak PT”Iwan” membeli 5 aktiva tetap sebagai berikut: 1
aktiva dengan umur 2 tahun dan harga Rp 10 juta; 3 aktiva dengan umur 3 tahun
dan harga total Rp 45 juta; 1 aktiva dengan umur 4 tahun dengan harga Rp 25
juta. Terhadap aktiva itu dikenakan PPN 10% dan PT”Iwan” merupakan PKP.
Pembukuan perolehan dan penyusutan aktiva berdasarkan saldo menurun pada
tahun 2000 adalah sebagai berikut :

1. PEROLEHAN AKTIVA
Aktiva kelompok 1 Rp 80 juta -
PPN masukan 8 juta -
Kas/ Hutang - Rp 88 juta
2. PENYUSUTAN
Biaya penyusutan Rp 40 juta -
Akum. Penyusutan - Rp 40 juta
PENARIKAN ATAU
PELEPASAN AKTIVA

Salah satu contoh penarikan aktiva menurut UU No.10 tahun 1994


pasal 4 ayat 1 adalah : penjualan.

Contoh Soal :

Sebuah aktiva yang dibeli PT”Andi” pada oktober 2000 Rp 10 juta


dijual pada akhir Maret 2002 Rp 7.500.000,00. Apabila perusahaan
itu menghitung penyusutan dengan metode saldo menurun maka
jumlah keuntungan menurut akuntansi komersial dan akunttansi
perpajakan dapat dihitung sebagai berikut:
PERHITUNGAN JUMLAH PENYUSUTAN
DAN KEUNTUNGAN

Tahun Uraian Komersial Perpajakan


1994 Harga Perolehan 10.000.000 10.000.000
Depresiasi (3 bulan) (1.250.000) (5.000.000)
1995 Depresiasi (12 bulan) (3.750.000) (2.500.000)
1996 Depresiasi (3 bulan) (625.000) -
Nilai buku 4.375.000 2.500.000
Harga jual 7.500.000 7.500.000
Keuntungan 3.125.000 5.000.000
Devaluasi, Reorganisasi Semu
dan Apresiasi Aktiva
 Devaluasi Aktiva
Dilakukan perusahaan jika nilai suatu aktiva terlalu tinggi (overstated) dari nilai
manfaatnya. Devaluasi menurunkan nilai aktiva dengan membebankannya ke
Laporan L/R atau saldo Laba yang di tahan.
Dalam ketentuan perpajakan devaluasi aktiva perusahaan tidak dikenal.
 Reorganisasi Semu (Readjustment)
Dilakukan perusahaan untuk mengurangi rugi operasi yang iderita secara
berkelanjutan. Akan menurunkan nilai aktivatetap, laba yang ditahan, nominal nilai
modal saham, dengan selisih defisit dapat dibebeankan ke pengurangan modal
saham.
Ketentuan perpajakan : dengan mengabaikan turunnya daya beli uang, jumlah
penghasilan WP diukur berdasarkan nilai historis barang atau jasa yang
diserahkan.
Devaluasi, Reorganisasi Semu
dan Apresiasi Aktiva
 Apresiasi Aktiva Tetap

Untuk tujuan perpajakan & komersial , dasar penilaian aktiva


merupakan Harga perolehan (cost) yang diukur sebesar harga
pasar wajar.
Ketentuan tentang penilaian kembali bersifat repetitif dan otomatis
setiap 5 tahun perusahaan dapat melakukan revaluasi terhadap
aktiva yang belum dilakukan penilaian kembali pada saat
revaluasi masa sebelumnya.
Devaluasi, Reorganisasi Semu
dan Apresiasi Aktiva
Contoh
PT. Andi pada akhir tahun 1996 mempunyai aktiva tetap dengan nilai buku Rp. 500
juta. Kerugian yang masih berhak atas kompensasi Rp. 100.000.000. Perusahaan itu
memanfaatkan ketentuan penilaian kembali aktiva tetap denhgan meminta jasa dari
perusahaan penilai PT. Iwan. Nilai aktiva itu berdasarkan perhitungan dari PT. Iwan
Rp. 750 juta. Selisih lebih penilaian kembali setelah pajak itu dikapitalisasi dan
diterbitkan saham bonus Rp. 235 juta. Karena bersifat final, pajak penghasilan 15 juta
langsung dikurangkan dari surplus.
Pencatatan penilaian tersebut adalah :
(1) Untuk mencatat penilaian kembali
Aktiva tetap 250.000.000
Selisih penilaiankembali aktiva 250.000.000
Devaluasi, Reorganisasi Semu
dan Apresiasi Aktiva
(2) Untuk mencatat pembayaran dan pembebanan pajak 10 % :
Pajak penghasilan revaluasi 15.000.000
Kas 15.000.000
Selisish penilaian kembali aktiva tetap 15.000.000
Pajak penghasilan revaluasi 15.000.000

(3) Untuk mencatat kapitalisasi


Selisih penilaian kembali aktiva 235.000.000
Modal Saham 235.000.000
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai