ANTIMIKROBA
Dosen Pembimbing:
dr. Ika Fikriah, M.Kes
KASUS
Tn. X yang berusia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan demam sejak 6 hari. Demam dirasakan
terutama sore hari, naik perlahan, kadang disertai menggigil pada hari pertama dan kedua. Demam disertai
mual muntah sebanyak 2 kali, pusing, nafsu makan berkurang dan nyeri epigastrium. Demam tidak disertai
pilek dan batuk. Pasien juga tidak mengeluh BAB cair, berwarna merah atau kehitaman dan buang air kecil
seperti biasa. Pasien sebelumnya sudah mengonsumsi obat warung, demam dirasakan berkurang, tetapi
demam kembali terjadi jika obat dihentikan. Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, tanda vital
TD 110/80 mmHg, HR 98 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 38,60C. Pada pemeriksaan status generalis
tampak mata cekung, faring tidak hiperemis, lidah tampak kotor, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12 mg/dl, WBC
4.500/mm3, hematokrit 36 mg%, trombosit 210.000/mm3, LED 12 mm/jam, Widal Test Thypii O 1/320,
Parathypii H 1/640. Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan, dokter menentukan rencana terapi.
SALMONELLA THYPII
PATOFISIOLOGI DEMAM TIFOID
LANGKAH 1: MENENTUKAN PROBLEM PASIEN
Golongan
Antibiotik Efficacy Safety Suitability Cost
Obat
Kloramfenikol Kloramfenikol +++ ++ ++ +++
FK: kloramfenikol diserap dengan ES: Kelainan darah yang KI: Neonatus, pasien Rp. 535/tablet
cepat pada pemberian oral. Kadar reversible dan irreversible gangguan faal hati, 250 mg
puncak dicapai dalam 2 jam, t ½ 3 seperti anemia aplastik, pasien hipersensitif (Colsancetine)
jam pada orang dewasa dan 24 neuritis perifer, neuritis terhadap
jam pada bayi usia < 2minggu. 50 optik, eritema multiform, kloramfenikol, wanita
% terikat dengan albumin, dan grey baby syndrome, dan hamil, menyusui
didistribusikan ke berbagai gangguan saluran cerna
jaringan tubuh termasuk jaringan seperti mual, muntah,
otak, cairan serebrospinal, dan diare
mata. Kloramfenikol
diekskresikan melalui urin.
FD: kloramfenikol menghambat
sintesis protein kuman. Obat ini
terikat pada ribosom subunit 50s
dan menghambat enzim peptidil
transferase sehingga ikatan
peptide tidak terbentuk pada
proses sintesis protein kuman.
Golongan
Antibiotik Efficacy Safety Suitability Cost
Obat
Informasi penyakit demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat baik di desa maupun di kota. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi yang bersifat basil gram negatif. Penularan penyakit ini ialah melalui jalur fecal - oral. Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam
bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higiene pribadi dan lingkungan. Kuman masuk ke dalam
tubuh melalui mulut dan kemudian menginfeksi tubuh sehingga menimbulkan demam, sakit perut, diare, sembelit, muntah bahkan dapat mengalami
gangguan kesadaran.
1. Kontrol dan monitor petanda vital seperti tensi, nadi, suhu dan kesadaran secara regular sesuai aturan dan dicatat
secara baik di rekam medik. Kurva suhu, tensi, nadi adalah sangat penting untuk memonitor tifoid
2. Kontrol dan memonitor terhadap kemungkinan komplikasi perdarahan, perforasi, sepsis, ensefalopati, dan infeksi
pada organ lain terutama pada masa minggu ke-2 dan ke-3 demam
3. Kontrol dan monitor efikasi antibiotik, kurang lebih setelah 3 - 5 hari pemberian. Mengevaluasi apakah terdapat
resisten, efek samping atau efek toksik serta konsistensi pemberian antibiotik.
TERIMA KASIH =)