Anda di halaman 1dari 45

ASKEP KLIEN DENGAN KETOASIDOSIS

OLEH

Ns. Salfitriwati. Aruan, SKep


PENGERTIAN

 KAD merupakan gangguan metabolisme akut


yang terjadi pada hiperglikemi yang tidak
terkontrol

 Keto Asidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan


dekompensasi kekacauan metabolic yang ditandai
oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut
atau relative. KAD dan hipoglikemia merupakan
komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat.
Akibat diuresia osmotik, syok.
 Keto asidosis Diabetik adalah keadaan
kegawatan atau akut dari DM tipe I ,
disebabkan oleh meningkatnya keasaman
tubuh benda-benda keton akibat kekurangan
atau defisiensi insulin, di karakteristikan
dengan hiperglikemia, asidosis, dan keton
akibat kurangnya insulin ( Stillwell, 1992).
PENYEBAB

PENINGKATAN
GLUCOSA
DARAH
Patofisiologi KAD
Defisiensi Insulin berat

Penggunaan glukosa oleh sel

Glukoneogenesis di
↑ Lipolisis hepar dan otot
Hiperglikemi

↑ oksidasi Asam lemak Osmolalitas ECF


Diuresis
Osmotik

↑ Ketonemia Kehilangan
Kehilangan
air dari ICF
Metabolic elektrolit urin Perfusi
↑ Ketonuria asidosis
eksresi ginjal dehidrasi
Mual &
hiperventilation Muntah
Tanda dan Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
 Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi
tidak > 800 mg/dl
 Glukosuria
 Terdapat keton darah dan keton urin
 AGD : penurunan PH ( < 7,3), penurunan
HCO3- ( < 15 mmol/L )
 Pemeriksaan elektrolit adanya Hyponatremia,
hyperkalemia
 BUN dan kreatinin meningkat
 ECG : Gel T datar
Lanjt
 Foto polos Dada

 Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai


gambaran lekositosis), HbA1c, urinalisis (dan
kultur urine bila ada indikasi).
 Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya
kurang dari 330 mOsm/l
 Shock
 Sepsis
Komplikasi
 Asidosis lactat
 edema cerebral
 ARDS
PENATALAKSANAAN

Prinsip

Prinsip terapi KAD adalah


dengan mengatasi dehidrasi,
hiperglikemia, dan Pengawasan ketat, KU
ketidakseimbangan elektrolit, menurun,indikasi
serta mengatasi penyakit HCU/ICU
penyerta yang ada.
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan medis KAD
adalah :
1. Menurunkan kadar glukosa darah dengan

terapi Insulin
2. Memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit (rehidrasi), dan membersihkan
darah serta urin dari benda-benda Keton
3. Mengatasi stress sebagai pencetus KAD
4. Mengembalikan fisiologi normal
TAHAPAN TATALAKSANA KAD

I. Penilaian Klinik awal


1. Pemeriksaan fisik
2. Komfirmasi Biokimia
II. Resusitasi
1. Pertahankan jalan nafas
2. syok O2 100% dengan masker
cairan isotonik
3. Penurunan kesadaran Airway, NGT
III. Observasi klinik
1. TD, RR / jam
2. Temperatur 2 – 4 /jam
3. Balans Cairan /jam
4. Kadar Glukosa darah perifer/jam
Sakit Kepala , Dnyut
5. Tanda nurologis jantung, Perubahan
status nurologis ;
6. EKG ; Gel T gelisah, dll TD

7. Keton Urine sampai negatif


IV . Rehidrasi
1. Tentukan derajat dehidrasi
2. Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L
loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm
selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam
(4-6L/24jam)
3. Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
4. Bila syok teratasi berikan cairan sesuai
tingkat dehidrasi
5. Rehidrasi dilakukan bertahap untuk
menghindari herniasi batang otak (24 – 48
jam).
6. Bila Gula darah < 200 mg/dl, ganti infus
dengan D5%
7. Koreksi hipokalemia (kecepatan max
0,5mEq/kgBB/jam)
8. Monitor keseimbangan cairan
V. Penggantian natrium
1. Tergantung hasil elktrolit
2. Monitor dapat dilakukan 4 – 6 jam
VI. Penggantian kalium
1. Dimulai setelah pemberian cairan
resusitasi
2. Pada keadaan gagal ginjal/ anuria
pemberian kalium ditunda
3. Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
4. Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
5. Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
6. Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
7. Infus Bicarbonat
Bila pH 7,1, tidak diberikan
5. Antibiotik dosis tinggi

Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl


VII. Pemberian Insulin
1. Insulin di brikan syok teratasi
2. Insulin jenis short action ( RI )
3. Dosis yg digunakan 0.1 unit /kgBB/jam
4. Pemberian lewat syring pump (kontinyu )
5. Penurunan kadar GD diharapkan 70 100
mg/dl
6. Target GD 150 – 250 mg/dl
7. Jangan menhentikan insulin atau mngurangi
sampai < 0.05 unit/kgBB/jam
8. Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam
pertama, selanjutnya tiap 4 jam sekali
9. Pemberian insulin parenteral diubah ke SC
bila : AGD < 15 mEq/L ³250mg%, Perbaikan
hidrasi, Kadar HCO3
VIII. Fase pemulihan
Setelah KAD teratasi , dalam fase pemulihan
persiapkan pasien :
1. Diet peroral
2. Peralihan insulin drip subcutan
PROTOKOL KAD
Fase I :
1. Rehidrasi total 4 – 6 lt/24 jam (NaCl 0,9% atau RL)
2 jam I : 2 lt
4 jam II : 80 tts/mnt
18 jam III : 40 tts/mnt

2. Pemberian Insulin
Pemberian Insulin 4 – 8 u/jam sampai GD 250 mg/dl atau
reduksi minimal
3. Infus Kalium
Drip kalium apabila kalium < 4 meq
PX. Elektrolit per 6 jam
4. Bolus/drip bicnat apabila terjadi asidosis
metabolik
Px . AGD per 6 jam
5. Pemberian AB dosis tinggi
Fase II (reduksi)
 Batas GDS :± 250 mg/dl

 Px. GDS : Sleding scale

 NaCl 0,9% : Maltose 10 % 40 tts/mnt

 Kalium dilanjutkan apabila masih abnormal

 Insulin : Subcutan sesuai Protap

 Diet lunak

 Px. Elektrolit tiap hari s.d kondisi normal

 Px. AGD tiap hari s.d normal


PROTAP PEMBERIAN INSULIN SC

Nilai Insulin

< 200 md/dl -

200 - 250 5 IU

250 - 300 10 IU

>350 10
PROTOKOL HYPOGLIKEMIA
1. Berikan gula murni 30 gram (2 sdm)
2. Stop obat Hypoglikemik
3. Pantau GDS tiap 1 – 2 jam
4. Pertahankan GDS ± 200 mg/dl
5. Cari penyebab
STADIUM LANJUT (KOMA HYPOGLIKEMI/TIDAK
SADAR/CURIGA HIPOGLIKEMIA)

1. Px. GDS menggunakan glukometeer


a. GDS < 50 mg/dl bolus dex 40 % 50 ml
b. GDS <100 mg/dl bolus dex 40 % 25 ml

2. Beri cairan dex 10 % perjam

3. GDS tiap 1 jam setelah dex 40 %


bila GDS < 50 mg/dl bolus dex 40 % 50 ml
GDS <100 mg/dl dex 40 % 25 ml
GDS 100-200 tanpa dex 40 %
GDS> 250 mg/dl turunkan drip dex 10 %
4. GDS>100mg/dl sebanyak 3x
pemantauan GDS tiap 2 jam
GDS > 200 pertimbangkan mengganti
dex 10 % dengan Nacl 0,9 %

5. GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 x


pemantauan GDS tiap 4 jam

6. GDS>100mg/dl sebanyak 3 x lakukan


sleeding csale per 6 jam
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Riwayat DM
a) Riwayat DM
b) Poliuria, Polidipsi
Anamnesis c) Berhenti menyuntik insulin
d) Demam dan infeksi
e) Nyeri perut, mual, mutah
f) Penglihatan kabur
g) Lemah dan sakit kepala
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
a) Ortostatik hipotensi (sistole turun
20 mmHg atau lebih saat berdiri)
b) Hipotensi ( Syok )
c) Nafas bau aseton (bau manis
Pemeriksan seperti buah)
d) Hiperventilasi : Kusmual (RR
Fisik : cepat, dalam)
e) Kesadaran bisa CM, letargi atau
koma
f) Dehidrasi
Pengkajian Gawat Darurat

Evaluasi awaldengan pendekatan ABC

Airway
- kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas

Breathing
- Adanya pola napas Kussmaul yang diselingi periode apnoe
- Bila pH << akan ada periode apnoe yang memanjang
- Nafas seperti bau permen karet
- kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot
bantu pernafasan

Circulation
- Tanda – tanda shock hipovolemia
- Tanda – tanda vital menurun
- Tekanan Vena sentral ( CVP ) menurun
Pengkajian esensial yang lain.
Anamnesa
Keluhan utama
 Datang dengan atau tanpa keluhan Poliuria,
Polidipsi, Polifagi; lemas, luka sukar sembuh
atau adanya koma/penurunan kesadaran
dengan sebab tidak diketahui. Pada lansia
dapat terjadi nepropati, neurophati atau
retinophati, serta penyakit pembuluh darah.
Riwayat penyakit sekarang
Berapa berat keluhan yang dirasakan
Riwayat penyakit dahulu
 Penyakit DM yang tertanggulangi maupun tidak
terdiagnosis. Penyakit hipertensi dan
pankreatitis kronik.
Riwayat penyakit keluarga
 DM dan penyakit jantung pada anggota
keluarga.

Riwayat psikososial spiritual


 Persepsi klien tentang penyakitnya
 Aapakah penyakit tersebut menggangu jiwanya
Pengkajian pola fungsional
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : lemah, lelah, kejang otot, gangguan
istirahat tidur, Takhikardi, tachipneu
saat istirahat / aktifitas, koma,
penuruna kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayt hipertensi, penyembuhan luka
yang lambat, Takhikardi, hipertensi,
penurunan nadi,disritmia, kulit kering
3. Eliminasi
Gejala : Poliuri, nokturia, nyeri BAK, diare
Oliiguri/ anuri, urin keruh, bising usus
turun
4. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah,
tidak mematuhi diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan
lebih dari beberapa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretik (Thiazid)
5. Respirasi
Gejala : Batuk dengan atau tanpa sputum
Takhikardi, nafas kusmaul, nafas bau
aseton
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, nyeri kepala, mati rasa,
kelemahan otot, paratesia, gangguna
penglihatan, disorientasi, letargi,
stupor, koma, gangguan memori,
kejang
Integritas/ Ego
7. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain,
masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
(sedang/berat)
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung,
stroke, hipertensi. Penyembuhan yang
lambat, penggunaan obat sepertii steroid,
diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan s/d : diuresis osmotic,


kehilangan gastrik berlebihan:diare, muntah, atau restriksi
cairan.

2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan


penurunan kemampuan bernapas

3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh, s/d :


defisiensi insulin, penurunan intake oral, atau status
hipermetabolik.
INTERVENSI
Kekurangan volume cairan
1. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan
setiap jam
2. Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15
menit, bila stabil lanjutkan setiap jam
3. Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral,
pengisian kapiler
INTERVENSI

1. Monitor peningkatan serum glukosa/jam


ketika pasien mendapat terapi insulin terus
menerus
2. Mengganti cairan, kekurangan cairan dan
elektrolit dapat mengancam jiwa, cairan yg
diberikan normal salin
3. Memonitor asidosis dan dengan menilai ABC
4. Mengatur Insulin secara cepat dan tanggap
5. Memonitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
6. Memonitor tanda – tanda infeksi
7. Penkes pada pasien dan keluarga
8. Monitor CVP (bila digunakan)
KETIDAK EFEKTIFAN POLA NAPAS

1. Kaji status pernafasan dengan mendeteksi


pulmonal.
2. Berikan fisioterapi dada termasuk drainase
postural.
3. Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4. Identifikasi kemampuan dan berikan
keyakinan dalam bernafas.
5. Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
GANGGUAN NUTRISI

1. Perhatian pada penggunaan karbohidrat


2. Awasi pemriksaan laboratorium sesuai
indikasi seperti albumin
3. Berikan masukan cairan sedikitnya
2500cc perhari dalam toleransi jantung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai