Anda di halaman 1dari 43

Bed Side Teaching

Otitis Media Supuratif Kronis

Adhy Saputra
Ratih Gusma Pratiwi
Wira Lestiani Alif

Preseptor :
Dr. H. M. Yunus, Sp.THT-KL
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
 otitis media supuratif kronik (omsk) didefinisikan sebagai suatu
keadaan perforasi membran timpani dengan keluarnya cairan dari
telinga tengah. OMSK bisa disertai atau tidak disertai kolesteatom.
 Insiden OMSK pertahun :
 Sekitar 39 kasus per 100.000 penduduk pada 0,9 anak-anak dan 0,5 % pada orang dewasa
 Amerika mengenai 8% penduduk
 Prevalensi antara laki-laki dan perempuan sama

 Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala dan pemeriksaan THT


terutama otoskopi
 Tatalaksana tergantung jenis OMSK
1.2 Batasan Masalah
laporan bed site teaching ini membahas tentang definisi,
epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patogenesis, gejala klinis, diagnosis,
tatalaksana, prognosis, serta komplikasi dari otitis media supuratif kronik
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan bed site teaching ini bertujuan untuk
mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patogenesis,
gejala klinis, diagnosis, tatalaksana, prognosis, serta komplikasi dari otitis
media supuratif kronik
BAB II
Tinjauan Pustaka
Anatomi Telinga
 Telinga dibagi atas
1. telinga luar daun telinga dan lubang telinga
2. telinga tengah
- batas luar : membran timpani
- batas depan : tuba eustachius
- batas bawah : vena jugularis
- batas belakang : aditus ad antrum
- batas atas : tegmen timpani/meningel otak
- batas dalam : kanalis semisirkularis, kanalis fasialis, oval window,
round window, promontorium
3. telinga dalam
- koklea, vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis
semisirkularis
Definisi OMSK
 Kelompok penyakit inflamasi dan infeksi pada telinga tengah. Secara
umum OMSK terbagi menjadi 2 tipe yaitu akut dan kronik.
 Peradangan pada telinga tengah yang ditandai dengan keluar
cairan terus menerus dari telinga tengah dan adanya perforasi
membran timpani
Insiden dan epidemiologi
 Diseluruh dunia 65 dari 330 juta orang dan 39 dari 200 juta orang
dengan gangguan pendengaran
 Populasi terbanyak di Alaska, Kanada, Greenland
 Insiden laki-laki = Perempuan
Etiologi dan Faktor Resiko
• OMSK komplikasi persisten dari OMA.
• Faktor resiko :
o ISPA berulang
o Sosial ekonomi rendah
o Ihgyene yang buruk
o Gizi buruk
o Riwayat pemakaian pipa timpanortomi

• Mikroorganisme yang sering ditemukan pada OMSK Pseudomonas


aeuriginosa dan Staphylococcus aureus
Klasifikasi OMSK
• OMSK terbagi 2 jenis
1. 1OMSK tipe aman (tipe mukosa : tipe benign)
2. OMSK tipe bahaya (tipe ganas : tipe maligna)

• Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar


1. OMSK aktif
OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
2. OMSK tenang
keadaan kavum timpani terlihat basah dan kering
Patogenesis

Patogenesis OMSK benign terjadi karena prosespatologi telinga tengah, pada tipe ini didahului
oleh kelainan fungsi tuba estachius. Pencegahan invasi kuman ke telinga tengah juga terganggu,
sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan.

Respon inflamasi yang timbul adalah berupa udem mukosa. Jika proses inflamasi berlanjut,
dapat terjadi ulkus dan merusak epitel.
Manifestasi klinis
 OMSK tipe bahaya
- adanya perforasi pada marginal atau atik
- abses atau fistel retroaurikuler
- polip atau jaringan granulasi diliang telinga luar
- terlihat kolesteatom pada telinga tengah atau terlihat bayangan
kolesteatom pada rontgen
 OMSK tipe aman
- adanya perforasi sentral
- tidak terlihat kolesteatom
- tidak ditemukan jaringan granulasi di liang telinga luar
Diagnosis
a. Anamnesis
- Ditemukan gejala keluar cairan dari telinga yang bersifat
menetap atau hilanhg timbul dengan durasi lebih dari 8 minggu
- cairan yang keluar dapat berupa cairan serous, mukoid atau
purulen
b. Pemeriksaan Fisik
- Dilakukan dengan otoskop perforasi membran timpani
Tatalaksana
• Terapi utama OMSK adalah kombinasi terapi pembedahan telinga
dan pemberian antibiotik.
• Prinsip OMSK tipe aman adalah konservatif atau dengan
medikamentosa. Bila sekret keluar terus menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret
berkurang berikan antibiotik dan kortikosteroid tetes.
• Bila perforasi masih ada setelah di observasi 2 bulan

Timpanoplasty
• Prinsip terapi OMSK tipe bahaya

Mastoidektomi dengan atau tanpa Timpanoplasty


Komplikasi
• Komplikasi ditelingan tengah
- perforasi membran timpani
- erosi tulang pendengaran
- paralisis nervus fasialis
• Komplikasi di telinga dalam
- fistula labirin
- labirintis supuratif
- tuli saraf (sensorineural)
• Komplikasi ekstradural
- abses ekstradural
- trombosis sinus lateralis
- retrositis
• Komplikasi ke susunan saraf pusat
- Meningitis
- Abses otak
- Hidrosefalus
Prognosis
• Perforasi dapat tertutup secara spontan pada sebagian orang,
namun juga bisa persisten
• Penurunan pendengaran yang menetap selama 2 tahun pertama
kehidupan bisa menimbulkan disabilitas kemampuan belajar menurun
BAB III
Laporan Kasus
Laporan kasus
Identitas pasien
•Nama : Nn. N
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Umur : 16 tahun
•Alamat : Kubu Putiah, Padang Lua
•Tanggal Pemeriksaan : 18 Juli 2017
Laporan Kasus
Keluhan Utama
keluar cairan dari kedua telinga yang meningkat sejak
seminggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluar cairan dari kedua telinga yang meningkat sejak
seminggu yang lalu, cairan berwarna kekuningan dan
agak berbau.
 Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 10 tahn yang lalu,
hilang timbul, dan telah beronat ke sp.THT dan diberi obat
tetes telinga namun pasien lupa nama obatnya. Karena
keluhan tidak berkurang maka pasien dirujuk ke RSAM Bukit
Tinggi.
 Nyeri pada telinga kanan ada, hilang timbul
 Gatal pada kedua telinga ada sejak seminggu yang lalu
 Telinga berdenging ada pada kedua telinga hilang timbul
 Penurunan fungsi pendengaran ada sejak 10 tahun yang lalu
 Nyeri kepala dan pusing berputar tidak ada
 Riwayat mengorek telinga dengan cotton bud ada
 Demam, batuk, pilek tidak ada
 Riwayat bersin pagi hari tidak ada
 Riwayat alergi tidak ada
 Riwayat trauma hidung tidak ada
 Riwayat berenang ditempat umum tidak ada
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Dahulu
oPasien tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang menderita keganasan pada tonsil

Riwayat pekerjaan social ekonomi dan kebiasaan


• Pasien adalah seorang siswa MAN Kubu Putiah
Laporan Kasus
•Status Generalis
oKeadaan Umum : sakit sedang
oKesadaran : CMC
oTekanan Darah : 110/70 mmHg
oNadi : 90x/menit
oNafas : 20x/menit
oSuhu : 37,1ᴼC
Laporan Kasus
• Pemeriksaan sistemik :
o Mata : Konjungtiva Anemis -/- , sclera ikterik -/-
o Kepala : normochepal
o Paru : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
o Jantung : Irama teratur, bising (-)
o Abdomen : bising usus + normal, supel, hepar dan lien tidak teraba
o Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2 s
Laporan Kasus
• Status Lokalis THT
• Telinga

Pemeriksaan Dekstra Sinistra


Daun Telinga Kelainan - -
kongenital
Trauma - -
Radang - -
Kelainan - -
metabolic
Nyerik Tarik - -
Nyeri tekan √ √
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Dinding Liang telinga Lapang Ya Ya
Sempit Tidak Tidak
Hiperemis Tidak Tidak
Edema Tidak Tidak
Massa Tidak Tidak
sekret Bau Ya Ya
Warna Kekuningan Kekuningan
Jumlah Sedikit Sedikit
Jenis Seromukoid Seromukoid
Serumen Jumlah Tidak ada Tidak ada
Laporan Kasus
Pemeriksaan
Membran timpani Dekstra Sinistra
utuh Warna - -
Reflek Cahaya - -
Bulging - -
Retraksi - -
Atrofi - -
perforasi Jumlah - -
Jenis - -
Kuadran - -
Pinggir - -
mastoid Tanda radang - -
Fistel - -
Sikatrik - -
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Tes garputala Rinne + +
Webber Lateralisasi kanan Tidak ada lateralisasi
Schwabach Memanjang sama
Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Laporan Kasus
• Hidung

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Hidung luar Deformitas - -

Kelainan kongenital - -

Trauma radang - -

Massa - -

Sinus paranasal Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Rinoskopi anterior
vestibulum Vibrise ada Ada
Radang - -
Cavum nasi Cukup lapang + -
Sempit - +
Lapang - -
Sekret Jenis - -
Jumlah - -
Bau - -
Konkka inferior Ukuran eutrofi hipertrofi
Warna Merah muda Kemerahan
Permukaan licin Licin
edema - +
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Konka media Ukuran eutrofi Sulit dinilai
Warna Merah muda Sulit dinilai
Permukaan Licin Sulit dinilai
Edema - Sulit dinilai
septum Cukup lurus lurus lurus
Permukaan Licin licin
Warna Merah muda Merah muda
Spina - -
Krista - +
Abses - -
Perforasi - -
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Massa Lokasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -

Rinoskopi posterior : tidak dilakukan


Laporan Kasus
pemeriksaan dekstra sinistra
Orofaring dan mulut
Trismus - -
Uvula Edema - -
bifida - -
Palatum mole/arkus Simetris/tidak simetris Simetris
faring
Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Bercak/eksudat - -
Dinding faring Warna Merah muda Merah muda
Permukaan licin licin
Laporan Kasus
Pemeriksaan dekstra Sinistra
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan licin Licin
Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar
Detritus - -
Eksudat - -
Perlengketan dengan - -
pilar
Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Abses - -
Tumor - -
gigi Caries - -
kesan Oral hygene baik Oral hygene baik
Laporan Kasus
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Peritonsil Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Abses - -
Perlengketan - -
Laporan kasus
pemeriksaan dekstra Sinistra
Lidah Warna Merah muda Merah muda
Bentuk Normal Normal
Deviasi - -
massa - -

• Laringoskopi indirek : tidak dilakukan


• Pemeriksaan kelenjar getah bening :
• Inspeksi : tidak terlihat pembesaran KGB
• Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB
Laporan kasus
• Diagnosis kerja : OMSK benigna bilateral fase
tenang + susp.otomycosis
• Terapi : Cetirizin 1x10 mg
As. Asetat 2x3 tetes
Coamoxiclav 3 x 500 mg
• Prognosis : Quo ad vitam : dubia et bonam
Quo ad sanam : dubia et bonam
Quo ad functionam : dubia et malam
• Edukasi : - mengenai penyakit pasien
- hindari berenang dan mengorek telinga
- meningkatkan imunitas dengan makanan
yang sehat dan terartus serta berolahraga
BAB IV
Diskusi
Diskusi
•Diskusi

Seorang pasien perempuan usia 16 tahun datang ke poliklinik THT RSAM Bukit
Tinggi dengan keluhan keluar cairan pada kedua telinga yang meningkat sejak
seminggu yang lalu. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis
ditegakkan pada pasien ini adalah Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Bilateral
dalam fase tenang dan Susp. Otomycosis.

Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit peradangan pada telinga tengah
yang disertai perforasi membran timpani, dengan atau tanpa kolesteatom dan
biasanya didahului oleh Otitis Media Akut. Infeksi ini lebih sering terjadi pada usia
anak-anak.
Pada pasien ini ditemukan keluhan keluar cairan pada kedua telinga yang hilang timbul sejak kurang
lebih 10 tahun yang lalu, cairan tersebut berwarna kekuningan dan agak berbau. Terdapat nyeri telinga,
telinga berdenging dan penurunan fungsi pendengaran. Hal ini sesuai dengan gejala pasien OMSK
menurut studi literatur bahwa pada OMSK ditemukan gejala inflamasi dan infeksi pada telinga tengah
disertai keluar cairan dari telinga yang bersifat menetap atau hilang timbul dengan durasi lebih 8
minggu dan cairan tersebut bisa berupa serous, mukoid atau purulen.

Selain itu, pasien juga ditemukan gatal pada telinga, dari riwayat pengobatan pasien mengaku bahwa
pasien pernah kontrol berobat ke sp.THT dan mendapat obat tetes. Gejala gatal pada pasien meningkat
saat pasien meneteskan obat tetes telinga tersebut. Sehingga pasien ini dicurigai juga mengalami
Otomycosis. Berdasarkan studi literatur didapatkan bahwa penggunaan antibiotik jangka lama dapat
menekan bakteri normal liang telinga yang dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan jamur.

Pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan perforasi membran timpani letak sentral pada kedua telinga
dan kavum timpani tampak basah. Hal ini sesuai dengan tanda klinis OMSK benigna fase tenang
berupa perforasi membran timpani letak sentral, tidak terlihat adanya kolesteatom, dan tidak
ditemukan jaringan granulasi di membran timpani. Fase tenang adalah keadaan kavum timpani terlihat
basah/kering dan tidak memproduksi sekret secara aktif.
OMSK merupakan salah satu penyebab utrama tingginya prevalensi ketulian diseluruh
dunia.sehingga pada pasien dilakukan pemeriksaan penala untuk melihat gangguan
pendengaran pasien. Hasil tes penala didapatkan tuli konduktif pada telinga kanan.
Pemeriksaan penunjang lainnya yang bisa dilakukan pada pasien ini adalah kultur dan uji
sensititas kuman dan sekret telinga.

Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif atau medikamentosa. Oleh karena itu
pasien diberikan Cetirizine yang merupakan antihistamin intuk mengurangi gejala gatal
pada telinga pasien dan juga diberikan obat tetes asam asetat 2% sebagai terapi defenitif
Otomycosis pada pasien. Selain itu diOMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi
yang berbahaya pada pasien karena proses peradangan terbatas pada mukosa saja dan
prognosis baik jika penyakit dapat dikontrol dengan baik.

Untuk menapai terapi optimal disampaiakan mengenai penyait yang terjadi pada pada pasien. Selain
itu hindari berenang di kolam erenangdan mengorek telinga , dan meningkatkan imunitas dengan
makanan yang sehat dan terartus serta berolahra.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai