Anda di halaman 1dari 33

OLEH:

dr. ERWIN HAKIM LUBIS, M.Kes, PA


DEFENISI
Rabies (penyakit anjing gila) adalah
penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh
virus rabies, dan ditularkan melalui
gigitan hewan penular rabies
terutama anjing, kucing, dan kera.
• Rabies bersifat zoonosa artinya
penyakit tersebut dapat menular dari
hewan ke manusia
• Rabies sangat berbahaya. Rabies belum
ada obatnya. Apabila gejala klinis
sudah timbul, selalu diikuti dengan
kematian, baik pada hewan maupun
manusia.
Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang
terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan
ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau
manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan.
Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke
medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat
mereka berkembangbiak. Selanjutnya virus akan
berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan
masuk ke dalam air liur. Banyak hewan yang bisa
menularkan rabies kepada manusia. Yang paling
sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing;
hewan lainnya yang juga bisa menjadi sumber
penularan rabies adalah kucing, kelelawar, rakun,
sigung, dan rubah.
Tanda-Tanda Penyakit Rabies Pada Hewan Dan
Manusia

Pada anjing dan kucing, penyakit Rabies dibedakan


menjadi 2 bentuk , yaitu :
• bentuk diam (Dumb Rabies)
• dan bentuk ganas (Furious Rabies).

Tanda-tanda Rabies bentuk diam :


• Terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh.
• Hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan,
rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur
menetes berlebihan.
• Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Hewan
akan mati dalam beberapa jam.
Tanda-tanda Rabies bentuk ganas:

• Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal


pemiliknya.
• Menyerang orang, hewan, dan benda-benda
yang bergerak.
• Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat
diantara kedua paha belakangnya .
• Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka
bermain , tetapi akan menggigit bila dipegang
dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam.
Tanda – tanda hewan yang terinfeksi rabies
Masuknya virus rabies ke tubuh hewan
Penjalaran virus rabies melalui syaraf
Tahapan Penyakit Rabies
Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan
kucing dibagi dalam 3 fase (tahap).
1. Fase Prodormal : Hewan mencari tempat
dingin dan menyendiri , tetapi dapat
menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata
meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase
ini berlangsung selama 1-3 hari . Setelah
fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi
atau bias langsung ke fase Paralisa.
2. Fase Eksitasi : Hewan menjadi ganas dan
menyerang siapa saja yang ada di
sekitarnya dan memakan barang yang
aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi
keruh dan selalu terbuka dan tubuh
gemetaran , selanjutnya masuk ke fase
Paralisa.
3. Fase Paralisa: Hewan mengalami
kelumpuhan pada semua bagian tubuh
dan berakhir dengan kematian.
Tanda-Tanda Rabies Pada Manusia :

• Rasa takut yang sangat pada air, dan peka


terhadap cahaya, udara, dan suara.
• Airmata dan air liur keluar berlebihan .
• Pupil mata membesar.
• Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak
dan nampak kesakitan.
• Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang
lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
Tanda – tanda pada penderita rabies
Tindakan Terhadap Hewan Yang Menggigit

Anjing, kucing dan kera yang menggigit manusia


atau hewan lainnya harus dicurigai menderita
Rabies. Terhadap hewan tersebut harus diambil
tindakan sebagai berikut :
• Bila hewan tersebut adalah hewan peliharaan atau
ada pemiliknya , maka hewan tersebut harus
ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan
setempat untuk diobservasi selama 14 hari. Bila
hasil observasi negatif Rabies maka hewan
tersebut harus mendapat vaksinasi Rabies
sebelum diserahkan kembali kepada pemiliknya.
• Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar
(tidak ada pemiliknya) maka hewan tersebut
harus diusahakan ditangkap hidup dan diserahkan
kepada Dinas Peternakan setempat untuk
diobservasi dan setelah masa observasi selesai
hewan tersebut dapat dimusnahkan atau
dipelihara oleh orang yang berkenan , setelah
terlebih dahulu diberi vaksinasi Rabies.
• Bila hewan yang menggigit sulit ditangkap dan
terpaksa harus dibunuh, maka kepala hewan
tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke
Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
Pemusnahan hewan peliharaan
yang terkena rabies
Pembakaran masal hewan yang terkena rabies
Tindakan Terhadap Orang Yang Digigit
(Korban)

1. Segera cuci luka gigitan dengan air bersih dan


sabun atau detergen selama 5 - 10 menit
kemudian bilas dengan air yang mengalir , lalu
keringkan dengan kain bersih atau kertas tissue.
2. Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia
(misalnya obat merah) lalu dibalut longgar dengan
pembalut yang bersih.
3. Penderita atau korban secepatnya dibawa ke
Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk
mendapat perawatan lebih lanjut.
Vaksinasi memberikan perlindungan
seumur hidup. Tetapi kadar antibodi
akan menurun, sehingga orang yang
berisiko tinggi terhadap penyebaran
selanjutnya harus mendapatkan dosis
buster vaksinasi setiap 2 tahun.
Diagnosa
Jika seseorang digigit hewan, maka hewan
yang menggigit harus diawasi.
Immunofluoresensi (tes antibodi fluoresensi)
yang dilakukan terhadap hewan tersebut. Tes
tersebut dapat menunjukkan bahwa hewan
tersebut menderita rabies. Biopsi kulit,
pemeriksaan kulit leher dengan cara diperiksa
dengan mikroskop, biasanya dapat
menunjukkan adanya virus.
Pengobatan
1. Jika segera dilakukan tindakan pencegahan
yang tepat, maka seseorang yang digigit
hewan yang menderita rabies kemungkian
tidak akan menderita rabies. Orang yang
digigit kelinci dan hewan pengerat
(termasuk bajing dan tikus) tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut
karena hewan-hewan tersebut jarang
terinfeksi rabies. Tetapi bila digigit binatang
buas (sigung, rakun, rubah, dan kelelawar)
diperlukan pengobatan lebih lanjut karena
hewan-hewan tersebut mungkin saja
terinfeksi rabies.
2. Tindakan pencegahan yang paling
penting adalah penanganan luka gigitan
sesegera mungkin. Daerah yang digigit
dibersihkan dengan sabun, tusukan
yang dalam disemprot dengan air
sabun. Jika luka telah dibersihkan,
kepada penderita yang belum pernah
mendapatkan imunisasi dengan vaksin
rabies diberikan suntikan
immunoglobulin rabies, dimana
separuh dari dosisnya disuntikkan di
tempat gigitan.
3. Jika belum pernah mendapatkan imunisasi,
maka suntikan vaksin rabies diberikan pada
saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7,
14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat
suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi
reaksi alergi yang serius, kurang dari 1% yang
mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
4. Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi,
maka risiko menderita rabies akan berkurang,
tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan
diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2).
Vaksinasi Rabies
5. Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian
biasanya terjadi dalam 3-10 hari. Kebanyakan
penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas
(asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan
total. Meskipun kematian karena rabies diduga
tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang
penderita selamat. Mereka dipindahkan ke ruang
perawatan intensif untuk diawasi terhadap gejala-
gejala pada paru-paru, jantung, dan otak.
Pemberian vaksin maupun imunoglobulin rabies
tampaknya efektif jika suatu saat penderita
menunjukkan gejala-gejala rabies.
Pencegahan
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil
sebelum terjangkit virus atau segera setelah terjangkit.
Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-
orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus,
yaitu :

• Dokter hewan.
• Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan
yang terinfeksi.
• Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30
hari di daerah yang rabies pada anjing banyak
ditemukan
• Para penjelajah gua kelelawar.
Tindakan Terhadap Anjing , Kucing, atau Kera
Yang Dipelihara

1. Menempatkan hewan peliharaan dalam kandang


yang baik dan sesuai dan senantiasa
memperhatikan kebersihan kandang dan
sekitarnya.
2. Menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan
memberikan makanan yang baik , pemeliharaan
yang baik dan melaksanakan Vaksinasi Rabies
secara teratur setiap tahun ke Dinas Peternakan
atau Dokter Hewan Praktek.
3. Memasang rantai pada leher anjing bila anjing
tidak dikandangkan atau sedang diajak berjalan-
jalan.

Anda mungkin juga menyukai