Anda di halaman 1dari 47

PPI INFEKSI SALURAN KEMIH

DAN APLIKASI BUNDLE ISK

KOMITE PPI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR


BUKITTINGGI
2

Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mengerti dan


memahami tentang :
Pengertian, patogenesis, klasifikasi, tanda dan
Gejala,Identifikasi,Pencegahan dan Pengendalian serta
Aplikasi BUNDLE IS
3

Pokok Bahasan
Pendahuluan
Pengertian, patogenesis.
Klasifikasi, tanda dan gejala
Pencegahan berdasarkan rekomendasi CDC
Bundles CAUTI
Kesimpulan

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat


4

Pendahuluan
 DATA INFEKSI CDC 2009

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat


5
PENDAHULUAN
ISK HAIs :
 Infeksi Rumah Sakit paling sering
 40 % total Infeksi Rumah Sakit
(Hospital Infections 2007 ) > 1 milliar kasus
 Berhubungan dengan instrumentasi kateter urine 66 – 86 %

Kateter urine  Predisposisi Bakteriuria & UTI William DH et al. Minerva Urol Neprhol
2004; Johnson JR et. al Ann Intern Med 2006 ; Foxman B. Am J Med 2002 ; Nickel JC. J Urol 2005 )

 Tidak semua dapat dicegah penanganan kateter urine


yang baik
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
6
Catheter associated urinary tract infection ( CA - UTI)
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Pengertian :
Infeksi Saluran Kemih yang terjadi setelah

pemasangan urine kateter ≥ 2 x 24 jam (48jam)


7
PATOGENESIS
1. Kuman di meatus uretra bagian distal dapat langsung masuk ke saluran /
kandung kemih ketika kateter dimasukan.

2. Pada indwelling kateter mikroorganisme bermigrasi sepanjang


permukaan luar kateter di mukosa periuretra atau sepanjang
permukaan dalam kateter, setelah terjadi kontaminasi pada kantong
penampung urine atau sambungan antara kantong penampung
dengan pipa drainase.

Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada permukaan kateter


8
Apa Itu Biofilm
Biofilm

Sama dengan “ Plak“


Kumpulan dari sel – sel mikroorganisme atau
mikrobial khususnya bakteri yang melekat pada
suatu permukaan dan oleh pelekat polisakarida
yang di sekresikan oleh sel – sel bakteri
9
10

Risiko mendapat ISK Nosokomial


Metode kateterisasi
 Kualitas pemeliharaan kateter
 Status imonologis pasien
Setelah 1x pemasangan waktu singkat 1.5%
 Indwelling kateter sistem terbuka stlh 4 hari
100%
 Indwelling kateter sistem tertutup 20%
 Kesalahan penanganan sterilitas sistem tertutup
risiko infeksi
11

KRITERIA Infeksi Saluran Kemih (ISK)

1. ISK SYMPTOMATIC
2. ISK ASYMPTOMATIC
3. ISK LAINNYA
12
Symptomatic Urinary Tract Infection (SUTI)
Harus memenuhi paling tidak 1 dari kriteria berikut 1a
• Pasien terpasang kateter urine pada saat pengambilan
spesimen. DAN
Minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak
ada penyebab lain :
 Demam ( > 38 ° C )
 Nyeri suprapubik, atau nyeri sudut kostrovertebral DAN
 Culture urine ≥ 10⁵ unit koloni (CFU) / ml dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme. ATAU

 Pasien telah dilepas kateter urin dalam jangka waktu 48 jam saat
pengambilan spesimen DAN
Minimal 1 dari tanda – tanda atau gejala berikut dengan tidak ada
penyebab lain :
Demam (> 38 ° C), Frekuensi, disuria, suprapubik rasa sakit
atau nyeri, DAN
Urine cultur positif ≥ 10.⁵ (CFU) / ml dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme.
Kriteria 1b 13

• Pasien tidak terpasang kateter urin pada saat pengumpulan spesimen


atau dalam waktu 48 jam sebelum pengambilan spesimen DAN
• Memiliki minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada
penyebab lain :
Demam (> 38 ° C) pada pasien yang ≤ 65 tahun,frekuensi,
disuria, nyeri suprapubik, atau nyeri DAN
Culture urin positif ≥ 10⁵ CFU / ml dengan tidak > dari 2
spesies mikroorganisme.
Kriteria 2a 14

• Pasien terpasang kateter urin pada saat pengumpulan spesimen DAN


minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan
tidak ada penyebab lain demam (> 38 ° C),nyeri suprapubik, DAN
urinalisis positif di 1 dari temuan sebagai berikut:
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 sel darah putih ( WBC ) /mm3
c. mikroorganisme dilihat pada pewarnaan Gram urin Culture urin positif ≥
103 dan <105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 spesies mikroorganisme.
Atau 15

• Pasien telah dilepas kateter urin dalam waktu 48jam sebelum pengambilan
spesimen DAN
minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada penyebab lain
:
demam (> 38 ° C), frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau
sudut kostovertebral rasa sakit atau nyeri
DAN
urinalisis positif ditunjukkan oleh setidaknya 1 dari temuan sebagai berikut :
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 sel darah putih ( WBC ) /mm3 urine ≥
3 WBC
2b 16

•Pasien tidak terpasang kateter urine saat pengmbilan spesimen setelah

pemasangan kateter urin sekitar 48 DAN

Memiliki minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada

penyebab lain : demam (> 38 ° C) pada pasien yang ≤ 65 tahun, frekuensi,

disuria, nyeri suprapubik, DAN urinalisis positif ditunjukkan oleh setidaknya 1

dari temuan sebagai berikut:


a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 urin dipintal atau ≥ 3 WBC / LBP air
seni yang dicentrifuge)
c. mikroorganisme dilihat pada pewarnaan Gram urin DAN Culture urinpositif
≥ 103 dan <105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 spesies mikroorganisme.
Kriteria 3 17

 Pasien ≤ 1 tahun dengan atau tanpa kateter urin


 Memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut
dengan tidak ada penyebab lain : demam (> 38 ° C inti),
hipotermia (<36 ° C ), apnea, bradikardia , disuria, lesu, atau
muntah
DAN
 Kultur urin ≥ 105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 jenis
mikroorganisme
Kriteria 4 18

Pasien ≤ 1 tahun dengan atau tanpa kateter urin


Memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada
penyebab lain :
demam (> 38 ° C inti), hipotermia (<36 ° C inti), apnea,
bradikardia , disuria, lesu, atau muntah DAN
urinalisis positif ditunjukkan oleh setidaknya satu dari temuan
sebagai berikut:
a. positif dipstick untuk leukosit esterase dan / atau nitrit
b. piuria (urin spesimen dengan ≥ 10 WBC/mm3 urin di
pintal atau ≥ 3 WBC / LBP urine yang dicentrifuge )
c. mikroorganisme yang terlihat pada Gram noda air seni
DAN
•Kultur urin antara ≥ 10₃ dan <10⁵ CFU / ml dengan tidak lebih dari dua
spesies mikroorganisme
19

Asymptomatic Bacteremic Urinary


Tract Infection (ABUTI)
20
Pasien dengan atau tanpa kateter urin
Tidak memiliki tanda atau gejala (yaitu, untuk pasien semua usia, tidak ada
demam (> 38 ° C), frekuensi, disuria, nyeri suprapubik, atau nyeri sudut
kostovertebral ATAU
untuk pasien ≤ 1 tahun, tidak ada demam (> 38 °C,
hipotermia (<36 ° C inti), apnea, bradikardia, disuria, lesu, atau muntah)
DAN
Kultur urin > 105 CFU / ml dengan tidak lebih dari 2 spesies mikroorganisme
uropathogen * DAN
Kultur darah sama dengan setidaknya 1 mikroorganisme uropathogen dengan
kultur urin
Mikroorganisme Uropathogen adalah:
basil gram negatif, Staphylococcus spp, beta-hemolitik Streptococcus spp,
Enterococcus spp, vaginalis G., Aerococcus urinae, dan Corynebacterium
(urease positif)
21

Other Urinary Tract Infection (OUTI)


( ginjal, ureter, kandung kemih, uretra, atau jaringan
sekitarnya ruang retroperineal atau perinephric)
Infeksi lain pada saluran kemih harus memenuhi paling tidak 22
1 dari kriteria berikut:

1. Adanya mikroorganisme dari kultur cairan (selain urin)


atau jaringan dari situs yang terkena.

2. Pasien memiliki abses atau bukti lain infeksi terlihat


pada pemeriksaan langsung, selama operasi bedah,
atau selama pemeriksaan histopatologi.
3.Pasien memiliki minimal 2 tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak ada23
penyebab lain yang diakui: demam (> 38 ° C) rasa sakit, lokal, atau nyeri lokal di
lokasi yang terlibat DAN minimal 1 dari:
a. purulen drainase dari situs yang terkena dampak
b. mikroorganisme dibiakkan dari darah yang kompatibel dengan situs yang
dicurigai infeksi
c. bukti radiografi dari infeksi (misalnya, USG normal, CT scan, magnetic resonance
imaging ( MRI ) atau pemeriksaan radiolabel (galium, teknesium]).
1. Pasien <1 tahun memiliki setidaknya 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut
dengan tidak ada penyebab lain yang diakui: demam (> 38 ° C inti), hipotermia
(<36 ° C inti), apnea,bradikardia, lesu, atau muntah dan minimal 1 dari:
a. purulen drainase dari situs yang terkena dampak
b. mikroorganisme dibiakkan dari darah yang kompatibel dengan situs yang
dicurigai infeksi
c. bukti radiografi dari infeksi, ( misalnya, USG normal, CT scan, magnetic
resonance
Himpunan imaging
Perawat [MRI]
Pencegah dan atauInfeksi
Pengendali pemeriksaan ( galium,
Indonesia (HIPPII)- Pusat teknesium]).
Rekomendasi ( CDC) 24
Kategori 1 : sangat dianjurkan diadopsi
Pelatihan petugas tentang prosedur cara pemasangan &
pemeliharaan kateter yang benar
Pemasangan kateter hanya bila diperlukan
Tekankan pentingnya cuci tangan
Memasang kateter dengan teknik dan peralatan steril
Pertahankan/fiksasi kateter dengan benar
Pertahankan sterilitas sistem drainage tertutup
Pengambilan spesimen urin dengan cara aseptik
Pertahankan aliran urin tetap lancar
Kategori 2 : Dianjurkan secara moderat untuk 25
diterima

Petugas dilatih pemasangan kateter secara periodik


Gunakan kateter dengan diameter terkecil yang masih
memadai
Hindari tindakan irigasi kecuali diperlukan untuk
mencegah / mengurangi obstruksi
Hindari pembersihan meatus uretra setiap hari
Tidak mengganti kateter pada interval yang masih
diperdebatkan
Kategori 3 : 26
Tidak begitu dianjurkan diadopsi

Pertimbangan alternatif lain untuk drainage urin


sebelum memasang indwelling kateter
Ganti sistem penampungan bila sterilisasi sistem
drainage tertutup telah terkontaminasi
Pisahkan ruang rawat pasien dengan indwelling kateter
yang TER-infeksi dari yang TIDAK infeksi.
Hindari biakan urin rutin untuk monitoring kuman
APLIKASI BUNDLE ISK 27
KOMPONEN BUNDLE UTI 28

1.Kaji Kebutuhan
2.Hand hygiene
3.Insertion Technique
4.Catheter Maintenance
5.Catheter Care
6.Catheter Removal
1. Kaji Kebutuhan: 29

 Hati – hati dalam menentukan pemasangan kateter


 Pertimbangkan untuk pemakaian kondom atau
pemasangan intermitten
 Pemasangan kateter hanya jika betul- betul
diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi
kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah
urologi, untuk memonitor output yang ketat
Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
PELEPASAN KATETER URINE ! 30

Foley Catheters Cause:


Infections 
Length of Stay 
Cost $$
Patient Discomfort 
Antibiotic Usage 
31
2. Hand hygiene

•Segera lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah


pemasangan kateter serta setelah memanipulasi kateter
•Pakailah sarung tangan jika memanipulasi kateter atau
pengosongan urine bag
32
3.Insertion Technique:
Gunakan teknik aseptik saat pemasangan kateter, (
sarung tangan steril, tirai, cairan antiseptik yang tepat,
dan membersihkan bagian meatus uretra).

 Kembangkan Balon dengan jumlah air yang


direkomendasikan pabrik.
33

Set steril
34

4. Catheter Maintenance
•Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma pada meatus.
•Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari kandung kemih.
•Tidak meletakan urine bag dilantai
•Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat
( kingking).
•Menjaga sistem drainase tertutup.
•Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu pasien satu alat
•Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen.
Pemeliharaan 35
 Pertahankan indwelling kateter sistem drainage tertutup
36
Cara Pengambilan Spesimen

•Pengambilan spesimen steril dari kateter


•Clamp tubing di bawah port kateter
• Swab port dengan alkohol
•Ambil spesimen dengan menusukan jarum suntik kebagian port kateter.
•Dengan menggunakan teknik steril masukkan spesimen ke dalam
tempat yang steril dan kirim ke lab
•Buka clamp, biarkan urine mengalir

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat


37
5. Catheter Care
•Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai
buang air besar.
•Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase
•Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah perineum
•Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika tidak
dapat mencegah infeksi saluran kemih

Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat


38

6. Catheter Removal
Kateter segera lepas jika tidak diperlukan. Lepas
atau ganti semua kateter dalam waktu 24 jam masuk
ke rumah sakit.

Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul gejala


39

Teknik penghitungan
Menghitung dan menganalisa data infeksi 40
Contoh :
Diseminasi laporan 41

Data infeksi rate ISK dilaporkan dan dibahas cara PPI dengan
ruangan terkait
Laporan rate infeksi ISK dan rekomendasi dibuat dalam waktu
1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun kepada Pimpinan RS, Komite
Medik, Departemen/Instalasi terkait, Ka Ruangan
Bila ada KLB dilaporkan segera ke Pimpinan RS, Komite Medik,
Departemen/Instalasi terkait, Ka Ruangan
Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan
informasi tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian
infeksi nosokomial.
42
Laporan dalam bentuk grafik , tabel 1.
Laporan triwulan
Laporan per 6 bulan 43
Angka Infeksi ISK Jan-Jun 2013
Laporan Per tahun Angka Kejadian ISK 44
Ruang Rawat Inap RS KASIH
Periode Januari- Desember Th 2012
45
BAKTERI TER BANYAK DARI ISOLAT URINE,
Rawat Inap , RS Kasih (Periode Januari-Juni 2013)
46
Kesimpulan
 Pencegahan dan pengendalian dalam identifikasi
ISK sangat penting dalam program PPI di
pelayanan kesehatan
 Pelaksanaan program PPI yang baik dan benar
akan membantu dalam perencanaan strategik di
tatanan Pelayanan Kesehatan
 Pelaksanaan program pencegahan ISK akan
membantu meningkatkan mutu di tatanan
Pelayanan Kesehatan
47

Anda mungkin juga menyukai