Anda di halaman 1dari 31

Oleh :

Heppy Sulistiyowati, S.Kep, Ns


Perawat Ruang ICCU RSUD
dr Chasbullah AM Kota Bekasi
Bekasi, 19 Sept 2019
PENDAHULUAN
1. DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
2. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
3. PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
5. TAHAPAN HUBUNGAN PERAWAT- PASIEN
6. LANSIA DENGAN GANGGUAN ATAU PENURUNAN FISIK
7. TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
8. LANSIA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN
9. LANSIA DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
10.LANSIA DENGAN APASIA
11.HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
12.PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA
DEFINISI
Komunikasi Terapeutik
hubungan interpersonal antara perawat dan pasien,
dalam hal ini perawat dan pasien memperoleh
pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional pasien.

Menurut Potter-Perry:
komunikasi terapeutik merupakan proses dimana
perawat menggunakan pendekatan terencana dalam
mempelajari pasien.
TUJUAN
Mengembangkan pribadi pasien kearah yang lebih positif
atau adaptif, diarahkan pada pertumbuhan pasien
meliputi :
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan
penghormatan diri
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal dan
saling bergantung dengan orang lain
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan yang realitis
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan
integritas diri
PRINSIP
1.Hubungan perawat dengan pasien adalah hubungan
terapetik yang saling menguntungkan
2.Perawat harus menghargai keunikan pasien
3.Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga
harga diri pemberi maupun penerima pesan
4.Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan
saling percaya harus dicapai terlebih dahulu
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

1.Perkembangan
2.Distraksi eksternal
3.Sikap
4.Tingkat pengetahuan
5.Status fisik, mental dan emosional
6.Sosio kultural
TAHAPAN HUBUNGAN
PERAWAT-PASIEN
Fase Pra Interaksi
Fase Perkenalan atau Orientasi (kunjungan kedua dst)
• Memberi salam • Memberi salam
• Memperkenalkan diri perawat dan • Memvalidasi dan
menanyakan nama lansia mengevaluasi keadaan
lansia
• Menyepakati kontrak
• Mengingatkan kontrak
• Melengkapi kontrak
• Menyampaikan tujuan interaksi
• Menyepakati masalah lansia
FASE KERJA FASE TERMINASI
• Memberikan informasi dengan
jelas dan menggunakan
bahasa yang mudah • Terminasi sementara
dimengerti keluarga
• Menerapkan teknik komunikasi • Terminasi akhir
efektif
• Mendengarkan umpan balik
lansia dengan penuh perhatian
• Menghargai dan menghormati
lansia
• Bersikap terbuka dan
memberikan pujian atas
kemajuan yang telah dicapai
lansia
LANSIA DENGAN
GANGGUAN/ PENURUNAN
FISIK
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
AWARENESS ( KESADARAN )
Merupakan tahap individu menyadari adanya suatu pesan yang
disampaikan

INTEREST ( PERHATIAN )
Merupakan tahap penerima pesan tertarik pada isi pesan yang
disampaikan
EVALUATION ( EVALUASI )
Tahap ketika penerima pesan mulai menilai keuntungan
dari kerugian pesan yang disampaikan

TRIAL ( PERCOBAAN )
Tahap penerima pesan mencoba mempraktikkan isi
pesan yang disampaikan

ADOPTION ( ADAPTASI )
Tahap ketika penerima pesan mempraktikkan dan
melaksanakan isi pesan dalam kehidupan sehari-hari
Wahyu Nugroho (2008), lansia akan mengalami kesulitan utk mengerti apa yg dikatakan org lain, hal
itu membingungkan dan mengecewakan , oleh sebab itu ciptakan komunikasi yang mudah

Beri pilihan Buat


Berucap
yang keputusan
yang akrab
sederhana yang tepat

Pakailah
kalimat yang Pakailah Kurangi
pendek& etiket gangguan
sederhana

Ulangi Pakai isyarat


Berkata
kalimat bukan kata-
yang tepat
secara tepat kata
Teknik Klarifikasi
asertif responsif

Fokus
Supportif
Sabar
dan
ikhlas

TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA


Teknik Komunikasi Terapeutik
MENDENGARKAN

• proses aktif penerimaan informasi


• penelaahan reaksi terhadap pesan yang diterima
• memberi kesempatan lebih banyak pada pasien untuk
berbicara,
• mengikuti apa yang dibicarakan pasien dengan penuh
perhatian.
• memberikan tanggapan dengan tepat
• tidak memotong pembicaraan pasien.
• Tunjukkan perhatian bahwa perawat mempunyai waktu
untuk mendengarkan.
Keterampilan mendengarkan penuh perhatian (menjadi
pendengar aktif) :

• Pandang pasien ketika sedang bicara


• Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan
untuk mendengarkan
• Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak
menyilangkan kaki atau tangan
• Hindarkan gerakan yang tidak perlu
• Angkat kepala jika pasien membicarakan hal penting atau
memerlukan umpan balik
• Condongkan tubuh ke arah lawan bicara (pasien)
BERTANYA
teknik yang dapat mendorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan dan pikirannya

Terdapat dua jenis pertanyaan yang sering digunakan pada


tahap orientasi :
• pertanyaan fasilitatif
pertanyaan efektif untuk terfokus pada pembicaraan yang
bersifat caring terhadap masalah pasien lansia

• pertanyaan terbuka dan tertutup


Pertanyaan terbuka mendorong lansia untuk
mengekspresikan dirinya
pertanyaan tertutup untuk jawaban yang singkat
PENERIMAAN
• Merupakan dukungan terhadap tingkah laku yang
menunjukkan ketertarikan
• Penerimaan bukan berarti persetujuan
• Penerimaan berarti bersedia untuk mendengarkan orang
lain (konteks lansia) tanpa menunjukkan keraguan atau
tidak setuju
• menghindarkan perilaku atau ekspresi wajah dan gerakan
tubuh yang menunjukkan tidak setuju (mis. mengerutkan
dahi, menggelengkan kepala)
PENGULANGAN
pengulangan terhadap pokok pikiran lansia
Fungsinya untuk menguatkan ungkapan lansia
memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan /
memperhatikan lansia dan mengharapkan komunikasi
berlanjut

KLARIFIKASI
penjelasan kembali ide dan pikiran lansia yang tidak jelas
untuk menjelaskan arti dan ungkapannya
REFLEKSI
• mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi
pembicaraan pada lansia
• memvalidasi keinginan/ harapan lansia
• agar perawat dapat menentukan tindakan yang tepat dilakukan
dan dapat diterima oleh lansia sesuai dengan budayanya

MEMFOKUSKAN
• memberikan kesempatan pada lansia untuk membahas masalah
mengarahkan komunikasi pada lansia
• Utk membatasi bahan pembicaraan menjadi lebih spesifik

DIAM
• memberikan kesempatan pada lansia untuk menjawab
pertanyaan dan utk mengetahui respon lansia
• menghargai keberadaan dan keinginan lansia untuk didengarkan
MEMBERIKAN INFORMASI
• membantu memberikan pengajaran/ penyuluhan:
kesehatan, perawatan diri, dan proses pemulihan lansia
• Sbg pemecahan masalah lansia

MENYIMPULKAN
• mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawat dan
lansia
• untuk menyamakan persepsi
• Utk mengakhiri pertemuan

MENGUBAH CARA PANDANG


• memberikan cara pandang atau tidak melihat sesuatu
masalah dari segi negatif
• memungkinkan lansia untuk membuat perencanaan yang
lebih baik dalam mengatasi masalah dilihat dari aspek
positif
EKSPLORASI
• menggali masalah yang sedang dialami lansia
• membantu lansia mencari jalan keluar terhadap masalah
• memudahkan memberikan intervensi melalui penggambaran
masalah yang dialami lansia.

MEMBAGI PERSEPSI
• meminta pendapat lansia tentang hal yang perawat rasakan
• untuk mengetahui perbedaan respon verbal dan non verbal
lansia

IDENTIFIKASI TEMA
• untuk mengerti apa yang dikatakan oleh lansia.
• membuat lansia merasa nyaman sehingga perawat dapat
menggali masalah penting dan bermanfaat
• memfokuskan pada pembicaraan mengenai masalah yang
sebenar-benarnya dirasakan oleh lansia
MENGANJURKAN LANJUT PEMBICARAAN
• membiarkan lansia melanjutkan pembicaraan
• mengidentifikasi bahwa lansia mengikuti proses
perbincangan

HUMOR
• Meningkatkan/ menstimulus produksi Katekolamin yang
dapat merangsang pasien menoleransi terhadap kegiatan
yang mengancam (mis. rasa sakit, sedih, cemas)
• meningkatkan relaksasi dalam tubuh

MEMBERIKAN PUJIAN
• Memberikan motivasi positif untuk meningkatkan interaksi
• meningkatkan harga diri dan menguatkan perilaku lansia
MENAWARKAN DIRI
• komunikasi kepada lansia secara verbal dengan harapan
lansia mampu mengerti
• tidak menaruh harapan/ persyaratan terhadap lansia

MEMBERIKAN PENGHARGAAN
• Memberikan salam
• menyebut nama lansia
• menunjukkan kesadaran terhadap kondisi lansia
• menghargai lansia sebagai manusia seutuhnya yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri

ASERTIF
kemampuan untuk meyakinkan lansia untuk mengekspresikan
pikiran dan perasaan dengan tetap menghargai orang lain
LANSIA DENGAN GANGGUAN
PENDENGARAN
1. Berdiri dekat menghadap lansia

2. Bicara diarahkan pada telinga yang memiliki kepekaan


lebih baik

3. Memanggil nama lansia sebelum pembicaraan dimulai

4. Pastikan lansia dapat melihat wajah terutama bibir lawan


bicaranya

5. Hindari pergerakan bibir yang berlebihan


6. Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan
saat bicara

7. Jika lansia belum paham, ulangi dengan menggunakan


kata-kata yang berbeda

8. Gunakan tekanan suara yang sesuai

9. Hindari pertanyaan tertutup

10. Gunakan kalimat pendek

11. Menulis pesan jika lansia dapat membaca

12. Gunakan gambar untuk membantu komunikasi


LANSIA DENGAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
1. Perkenalkan diri, dekati lansia dari depan
2. Jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada
3. Bicara pada saat akan meninggalkan tempat
4. Berikan pada lansia hal yang dapat membantunya, seperti
kacamata, lampu, dll
5. Biarkan lansia menyentuh tangan lawan bicara
6. Jelaskan apa yang sedang dikerjakan lawan bicara
7. Pujilah kemampuan beradaptasi dan kemandirian lansia
LANSIA DENGAN AFASIA
1. Luangkan waktu khusus utk percakapan, duduk tenang, kontak mata
2. Mulai percakapan dengan sesuatu yang sederhana
3. Bicara dengan tenang menggunakan kalimat pendek, tuliskan kata-
kata yang penting
4. Bantu pasien mengungkapkan permasalahannya dengan
menggunakan bahasa isyarat, menggambar, atau menulis, atau
meminta pasien untuk menunjuk, memberikan isyarat, menggambar,
atau menuliskan permasalahannya
5. Bersikap jujur ketika tidak memahami maksud komunikasi pasien
6. Gunakan alat bantu yang memudahkan pasien untuk berkomunikasi
seperti papan tulis, atau alat lainnya yang mendukung
7. Motivasi pasien untuk mengekspresikan keinginannya dalam
berkomunikasi
8. Bersikap empati
Pasien dengan
defisit sensorik

Non Pasien dengan


dimensia
asertif Hambatan
Komunikasi
Terapeutik
pada Lansia

Pasien yang
Ditemani oleh Agresif
Caregiver
Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi
Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011)

Pendekatan spiritual

Pendekatan sosial
Pendekatan fisik

Pendekatan psikologis
KESIMPULAN

1. Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran pasien


2. Keraskan suara anda jika perlu
3. Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia supaya
dapat melihat mulut anda
4. Atur lingkungan sehingga kondusif. Kurangi gangguan visual dan
auditory. Pastikan ada pencahayaan yang cukup
5. Jangan menganggap kemacetan komunikasi adalah hasil karena tidak
kooperatif tapi pastikan kelemahannya
6. Bertindaklah sebagai partner yang tugasnya memfasilitasi klien untuk
mengungkapkan perasaan dan pemahamannya
7. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan
kalimat pendek dan bahasa yang sederhana
8. Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual
9. Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda
10. Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
11. Berilah waktu yang lama untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan anda
12. Biarkan iya membuat kesalahan jangan menegurnya secara
langsung
13. Jadilah pendengar yang baik
14. Arahkan ke suatu topik pada suatu saat
15. Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat di ruangan,
orang ini biasanya akrab dan bisa membantu komunikasi berjalan
dengan lancar

Anda mungkin juga menyukai