Anda di halaman 1dari 17

Refleksi Kasus

“DERMATITIS
NUMULARIS”
RSUD Sunan Kalijaga Demak

Pembimbing:
dr. Wahyu Hidayat Sp.KK
dr. Ridha Setiawati Sp.KK

Disusun oleh:
Muhammad Indy Bagas Syifa
30101507501
DASAR TEORI
Definisi
Dermatitis numularis merupakan kelainan kulit inflamatori dengan lesi papul
atau papulovesikel dengan dasar eritem yang bergabung membentuk plak
numuler seperti koin dengan batas tegas.
Etiologi
Penyebab dari dermatitis numularis belum diketahui secara pasti.
Faktor Resiko
• Usia 55-65 tahun (pada wanita 15-25 tahun),
• Riwayat dermatitis kontak alergi
• Riwayat dermatitis atopik pada kasus dermatitis numularis
anak
• Stress emosional

Manifestasi klinis
• Pasien mengeluh sangat gatal
• Papulovesikel dengan dasar eritem berbentuk seperti koin, berbatas te
gas
• Vesikel biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)mengering
 krusta kekuningan
• Lesi dapat satu atau menyebar, bilateral atau simetris
• Cenderung hilang timbul, ada juga yang terus menerus
Predileksi

Dermatitis numularis merupakan dermatitis kronik dengan bagian tubuh yang paling sering
terkena adalah dorsum tangan, permukaan ekstensor lengan, lengan atas, tungkai dan kaki.

Pemeriksaan penunjang

Tidak diperlukan, karena manifestasi klinis jelas.


Pemeriksaan penunjang digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
• Pemeriksaan Darah Rutin : eosinophil meningkat (dermatitis atopi)
• Pemeriksaan KOH (tinea korporis)
Terapi
a. Menghindari faktor yang memprovokasi seperti stres atau faktor alergi lain.
b. Farmakoterapi yaitu:

Topikal (2 kali sehari)


• Kortikosteroid topikal: Desonid krim 0,05% (bila tidak tersedia  fluosinolon asetonid
krim 0,025%) selama maksimal 2 minggu.
• Likenifikasi dan hiperpigmentasi  Betametason valerat krim 0,1% / Mometason furoat
krim 0,1%)
• Infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila
lesi meluas.

Oral sistemik
• Antihistamin
Sedative : klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari selama maksimal 2 minggu atau
cetirizin 1 x 10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
Non sedative : loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
Komplikasi
Infeksi sekunder oleh bakteri

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam apabila kelainan ringan tanpa penyulit,
dapat sembuh tanpa komplikasi, namun bila kelainan berat dan dengan
penyulit prognosis menjadi dubia ad bonam.
IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. S
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 75 tahun
d. Alamat: Jl. Kyai Singkil 03/06 Bintoro
e. Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
f. No. RM: 120.002.xxxx
g. Waktu pemeriksaan: 3 Januari pukul 10.30 WIB

7
KELUHAN PASIEN
Berdasarkan autoanamnesis dari pasien
• Keluhan Utama : Gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
• Lokasi : tungkai bawah kaki kanan
• Onset : 1 bulan yang lalu
• Kualitas : bercak hiperpigmentasi berbentuk bulat seperti koin
• Kuantitas : bercak hiperpigmentasi > 1, berdiameter > 4cm
• Factor modifikasi :
- Faktor memperingan : bercak hiperpigmentasi memudar jika diberi obat
- Faktor memperberat :-
- Keluhan lain :-

8
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial Ekonomi :
Dahulu : Keluarga :
• Asuransi : BPJS
• Menderita keluhan - Menderita keluhan
• Riwayat kebiasaan
serupa (-) serupa (-)
• Menderita penyakit • Hygiene : cukup
- Menderita alergi,
kulit lain (-) • Kebiasaan : merokok (-),
atopi (-)
• Menderita alergi (-)
• Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Komposmentis
b. Status Dermatologi :
• Lokasi : tungkai bawah kaki kanan
• UKK : makula hiperpigmentasi

10
11
ANALISA
Penyakit yang diderita oleh pasien merupakan suatu penyakit tidak menular dan
belum diketahui penyebabnya, pasien mengeluhkan bercak hiperpigmentasi dengan
UKK berupa makula hiperpigmentasi berbentuk bulat seperti koin,dan berbatas tegas
.
Makula hiperpigmentasi tersebut adalah bentuk perbaikan dari UKK yang berup
a plakat eritematosa berbentuk seperti koin, berbatas tegas yg terbentuk dari papulov
esikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) yang kemudian mengeri
ng dan membentuk krusta kekuningan.

12
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Atopi Psoriasis Tinea korporis Neurodermatitis

Epidemiologi Dapat pada semua umur, tapi Dapat semua usia, khususnya Dapat semua usia Dewasa usia 30-50 tahun
onset usia 2 bulan – 2 tahun dewasa

Etiologi Genetic Genetic Infeksi jamur T. rubrum Rasa gatal timbul akibat D.atopi,
DKA, psikologi, emosi
Autoimun
Factor predisposisi Alergen Infeksi Tidak menjaga kebersiha Usia lanjut
n
Stres psikis
Riwayat atopi + +/- - +/-
Predileksi Fossa cubiti, fossa poplitea, le scalp, tengkuk, punggung, lutu Badan, tungkai bawah, Kulit kepala, tengkuk,leher,lengan,
her belakang t dan siku, areola, punggung tangan kemaluan, paha, lutut, tungkai ba
kaki dekat pergelangan, re wah, punggung kaki
troaurikula

Lesi kulit Papul, eritema, erosi, eksorias makula eritematosa berbatas t Plakat hiperpigmentasi Plakat, hiperpigmentasi, likenifikas
i egas dengan skuama tebal dia dengan lesi tepi aktif centr i
tasnya. al healing
Pemeriksaan spesifi Hitung jenis : eosinophil Fenomena tetesan lilin + KOH :hifa, spora Gambaran histopatologi:ortokerat
k meningkat osis, akantosis
Auspitz +

Kobner +
TERAPI UMUM
Non-medikamentosa

• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya belum diketahui secara


pasti penyebabnya, namun bukan merupakan penyakit menular.
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat kambuh kembali
, sehingga pasien dianjurkan segera berobat apabila kambuh.
• Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggaruk dan memotong kuku
hingga pendek.
• Menghindari suhu ekstrim, penggunaan sabun berlebihan, dan penggu
naan bahan wol atau bahan lain yang menyebabkan iritasi.
• Bila kulit kering, sebaiknya diberi pelembab atau emolien.

14
TERAPI KHUSUS

15
KESIMPULAN
Diagnosis Kerja : DERMATITIS NUMULARIS (dengan perbaikan)

TINDAK LANJUT
 Memberikan pelayanan dengan tepat dan cepat
 Dokter memberikan terapi secara tepat sesuai dengan diagnosis pasien

Anda mungkin juga menyukai