Anda di halaman 1dari 16

 Sistem Otot

 Penurunan aktivitas akan menyebabkan


kelemahan serta atropi dan mengakibatkan
kesulitan untuk mempertahankan serta
menyelesaikan suatu aktivitas

 Jaringan Ikat
 Pada manusia usia lanjut, dijumpai
kehilangan sifat elastisitas dari jaringan ikat.
Proses degenerasi dapat menyebabkan
pengerutan dari jaringan ikat sehingga kurang
mampu mengakomodasikan berbagai
pergerakan.
 Sistem Tulang:
1. Penurunan massa Tulang
Pada usia lanjut dijumpai proses kehilangan massa
tulang dan kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan
remodelling dari tulang.
2. Perubahan Imobilisasi
Pada lansia aktivitas yang dilakukan berkurang bahkan
mobilisasi sangat minimal, imobilisasi ini dapat
menyebabkan menurunnya massa tulang.
3 Penurunan hormon
Hormon reproduksi mempengaruhi kekuatan tulang,
pada wanita pascamenopouse, Hormon wanita yang
sangat menurun dalam hal ini adalah estrogen. Estrogen
menstimulasi aktivitas osteoblastik
4. Penurunan absorbsi kalsium
Pada lansia asupan vitamin D tidak adekuat hal
tersebut dapat diakibatkan karena diet dan penurunan
fungsi pencernaan pada lansia sehingga mengakibatkan
juga penurunan absorbs kalsium
1. Pengkajian:
 Riwayat Kesehatan:
a) Tinggi badan, berat badan, postur rubuh, dan
gaya berjalan.
b) Aktifitas dan pola istirahat, dulu dan
sekarang, harus dicatat.
c) Pengkajian diet termasuk asupan kalsium dan
vitamin D.
d) Pengobatan, termasuk obat-obatan yang
dijual bebas dan pengobatan sendiri dirumah.
e) Kombinasi mobilitas, kekuatan dan
keseimbangan menentukan kemampuan
fungsional klien tersebut.
f) Cedera pada masa lalu (misalnya fraktur
tulang pinggul) dapat mengundikasikan
adanya suatu kondisi osteoporosis.
2. Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal:

a) Pengkajian skelet tubuh.


b) Pengkajian tulang belakang:
 Scoliosis
 Lordosis
 Kifosis
c) Pengkajian sistem persendian
d) Pengkajian sistem otot
e) Pengkajian cara berjalan:
 Cara berjalan, kehalusan dan irama
 Bila pincang kemungkinan karena nyeri
 Keterbatasan gerak sendi mempengaruhi cara
berjalan.
 Kondisi neurologis yang mengakibatkan cara berjalan
abnormal (misal cara berjalan spastic hemiparesis
pada pasien stroke
 Gangguan aktivitas sehari-hari
 Kurangnya perawatan diri
 Imobilisasi
 Kurang pengetahuan
 Resiko cedera : Jatuh
 Cemas
 Nyeri sendi dan tulang
Gangguan aktivitas sehari-hari
Menurut Maryam (2012) intervensi yang dapat dilakukan
untuk masalah keperawatan gangguan aktivitas sehari-
hari yaitu :
 Anjurkan pasien untuk menggunakan alat bantu saat
melakukan aktivitas
 Lakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan
 Lakukan latihan aktif dan pasif
 Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
 Latih untuk memelihata dan meningkatkan kekuatan otot
 Ganti posisi setiap 2 jam
 Beri motivasi dan reinforcement
 Petahankan kenyamanan baik dalam keadaan istirahat
maupun aktivitas

Diagnosa Kurangnya perawatan diri/ defisit
Defisit perawatan diri : Mandi dan berpakaian/berhias
 Kaji kemampuan untuk melakukan kebersihan diri secara
mandiri
 Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau kognitif yang
dapat menyebabkan deficit perawatan diri
 Dorong berjalan dan latihan fisik untuk membentuk
kekuatan
 Pastikan lantai kamar mandi tidak licin
 Gunakan pembersih tanpa detergen bukan sabun :
gunakan dengan ait hangat-hangat kuku.
 Pertahankan lingkungan mandi hangat dan pajankan
hanya area tubuh yang sedang dimandikan
 Lakukan mandi penuh sekali atau dua kali seminggu
sisanya mandi partial untuk mencegah kulit kering
 Mandikan dan keringkan perlahan untuk melindungi kulit
rapuh
 Tingkatkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai
kemampuan pasien
Imobilisasi
Menurut Maryam (2012) intervensi yang dapat
dilakukan untuk masalah keperawatan
imobilisasi yaitu dengan latihan pergerakan
imobilisasi. Tujuannya adalah:
 Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
dan gerak sendi.
 Mencegah terjadinya kecacatan sekunder
(komplikasi) akibat imobilisasi seperti
dekubitus.
 Meningkatkan kemampuan fungsional yang
tersisa.
 Memotivasi klien.
Diagnosa Kurang pengetahuan

 Pasien yang sudah diajarkan mengenai gangguan


musculoskeletal akan mengalami peningkatan
pemahaman alternative penanganan, untuk itu kaji apa
yang klien harapkan, termasuk selama dan setelah
penanganan.
 Libatkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pengembangan dan penerapan program penanganan.
 Edukasi pasien untuk antisipasi peralatan (seperti
gips,traksi), alat bantu (seperti: trapeze, walker,
tongkat),.
 Sebelum dipulangkan pasien harus telah mendapatkan
penjelasan rinci untuk melanjutkan perawatan dirumah.
 Edukasi pasien untuk bagaimana untuk segera mencari
pertolongan, perawat mempunyai tanggung jawab besar
untuk mendidik pasien sebelum mereka meninggalkan
rumah sakit.
Diagnosa Resiko cedera : Jatuh

 Identifikasi factor risiko penyebab jatuh


 Anjurkan untuk menggunakan alat-alat bantu, misalnya
tongkat atau kursi roda.
 Anjurkan klien untuk menggunakan kacamata jika berjalan
atau melakukan aktifitas
 Biasakan untuk menggunakan pagar pengaman tempat tidur.
 Bantu klien berjalan ke kamar mandi.
 Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
 Sediakan penerangan yang cukup
 Sediakan pegangan pada tangga dan kamar mandi
 Nilai serta amasi keseimbangan dan gaya berjalan
 Pertahankan lingkungan yang aman seperti lantai yang tidak
licin, letak kamar mandi yang mudah dijangkau klien dan
sebagainya.
 Kolaborasi untuk pengobatan lebih lanjut apabila jatuh
Perawatan segera dalam menanggapi kecemasan yang dialami
dan menurunkan derajat kecemasan dengan jalan:
 Menyediakan waktu untuk klien
 Mendengarkan apa yang dibicarakan klien
 Memberikan penjelasan kepada klien secara jelas dan ringkas
tentang apa yang akan terjadi
 Tanyakan kepada klien apa yang dapat anda lakukan untuk
membuat perasaan lebih senang

Untuk memudahkan dalam mengenal sumber-sumber kecemasan


dan kembalinya usila pada aktivitas :
 Identifikasi bersama klien mengenai ketegangan dan ketakutan-
ketakutan yang menimbulkan perasaan cemasnya
 Libatkan klien dalam perawatannya
 Meneruskan percakapan secara teratur tanpa melupakan respon
kliennya
 Melibatkan staf atau tim lain dalam merawat klien
 Melibatkan anggota keluarga atau teman dalam proses
meyakinkan kembali dan menjelaskan
 Beri pujian dan motivasi setelah klien melakukan tindakan.
 Perhatikan bahwa lansia mengalami
peningkatan sensitivitas terhadap efek
analgetik
 Perhatikan kemungkinan interaksi obat-
obat pada lansia
 Ketika mendiskusikan nyeri pastikan klien
dapat mendengar suara anda dan dapat
melihat tulisan yang ada di skala nyeri
 Perlu dilakukan penghilang tekanan untuk
mengurangi nyeri dan mencegah
kerusakan jaringan lunak lebih jauh.
 Teknik relaksasi, distraksi atau obat dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri akibat
spasme otot.
 Menunjukkan peningkatan mobilitas fisik
 pasien dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri atau dengan bantuan minimal
 Menunjukkan peningkatan mobilitas pada
bagian yang memungkinkan
 Klien dapat mengetahu perencanaan
program pengobatan dan terlibat secara aktif
dalam perencanaan
 Resiko cedera : Jatuh tidak terjadi
 Memperlihatkan ansietas minimal
 Nyeri sendi dan tulang berkurang

Anda mungkin juga menyukai