Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 3

Pendidikan Agama Islam


Prinsip-Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Disusun Oleh:
Fadhil Firdaus
Helga Risty D
Hilma Andriani
Kafin Maulida T
Kalam Fitria P
Khansa Khairunnisa
Muhammad Rally A
Muhtady Farassy
XI IPA 3
A. Sejarah Singkat Ekonomi Islam
Ekonomi Islam lahir dari upaya merespons kondisi sosial ekonomi yang terjadi. Pendekatannya
ada yang bersifat normatif (sesuai dengan ajaran Islam) dan ada juga yang bersifat positif
(kondisi riil). Kedua pendekatan tersebut harus diintegrasikan secara utuh.
Cikal bakal ekonomi Islam terlihat setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Piagam
Madinah yang dibuat Nabi Muhammad bersama para sahabat menjadi bukti peradaban dan
perkembangan masyarakat Islam. Islam menjadi kuat secara finansial karena sistem
ekonominya yang kuat. Nabi sendirilah yang menata ulang sistem ekonomi pada masa itu.
Pertama kali tiba di Madinah, langkah yang diambil oleh Nabi dalam membangun Islam adalah
dengan mempersaudarakan umat Islam, membangun Masjid Nabawi, mengumpulkan para
saudagar muslim, baik dari kaum Muhajirin maupun Anshar, untuk mengelola pasar bagi kaum
muslimin. Hal terakhir itulah yang menjadi cikal bakal ekonomi Islam. Yang dapat mewakili
kesejahteraan masyarakat dan menghilangkan kesenjangan sosial contohnya adalah zakat.
B. Menelaah Prinsip-prinsip dan Praktik Ekonomi
dalam Islam
1. Pengertian prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
a. Pengertian prinsip ekonomi Islam
Prinsip adalah asas atau dasar, yaitu kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir atau
bertindak. Ekonomi adalah urusan keuangan rumah tangga, negara, atau organisasi.
Ekonomi juga dapat diartikan sebagai pemanfaatan sesuatu yang berharga seperti
uang, tenaga, waktu, dll.
Adapun prinsip Islam yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi islam adalah asas atau
dasar yang dipergunakan untuk mengatur atau menjalankan sistem perekonomian
dalam islam. Sesuai dengan syariat Islam agar mampu membawa kesejahteraan serta
keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ekonomi Islam itu melalui
pendekatan normatif dan pendekatan positif.
b. Pengertian praktik ekonomi Islam
Praktik Ekonomi Islam yaitu segala bentuk aktivitas umat Islam yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi, seperti: jual beli, sewa-menyewa, dsb.
2. Prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
Prinsip dan praktik Ekonomi dalam Islam dijadikan acuan bagi umat dalam
melakukan kegiatan ekonomi, sebagai berikut:
a) Hendaknya dilakukan dengan cara yang baik
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29
b) Hendaklah kegiatan ekonomi teradministrasikan dengan tertib
c) Dilakukan secara terencana dan profesional
Agar memeroleh hasil yang maksimal dan keberkahan. Umat islam dalam
melakukan kegiatan Islam harus dilakukan secara profesional dan terencana. Cara
melakukannya, diantaranya:
1. Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola ekonomi
2. Dilakukan dengan penuh amanah
3. Dilakukan dengan penuh tanggung jawab
4. Dilakukan secara adil
3. Tujuan prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam
Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah yang
artinya harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan
hanya titipan dari Allah sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
kepentingan umat manusia.
Sistem ekonomi Islam senantiasa diarahkan menuju tercapainya kebaikan,
kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan segala bentuk kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan Allah swt. Prinsip ekonomi
Islam bertujuan untuk :
a. Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi secara islami
b. Agar manusia dapat mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat
c. Agar manusia dapat saling memberikan manfaat kepada manusia lain
d. Agar manusia dapat melakukan kegiatan ekonomi yang dapat
menyelamatkan keyakinan agama, menyelamatkan jiwa, menyelamatkan akal,
menyelamatkan keturunan, dan menyelamatkan harta.
4. Macam-macam prinsip ekonomi Islam
Beberapa dasar yang perlu ditegakkan oleh umat Islam dalam melakukan kegiatan
ekonomi Islam diantaranya
a. Segala sumber daya termasuk ekonomi merupakan pemberian atau titipan Allah
kepada manusia yang harus disyukuri. Firman Allah swt. Dalam Al-Qur’an surah Saba
ayat 15
b. Kegiatan ekonomi Islam dilakukan untuk memperoleh laba dunia akhirat;
c. Ajaran Islam mengakui kepemilikan ekonomi secara pribadi;
d. Kekuatan penggerak ekonomi Islam adalah kerjasama;
e. Ekonomi Islam menolak sistem monopoli;
f. Ekonomi Islam menjamin kepemilikan ekonomi untuk kepentingan banyak orang;
g. Ekonomi Islam mendorong pemiliknya untuk bertanggungjawab di akhirat;
h. Zakat wajib dikeluarkan oleh pemilik ekonomi setelah mencapai nisab;
i. Ekonomi Islam menolak riba dalam bentuk apa pun.
C. Mengimplementasikan Prinsip-prinsip Ekonomi
Islam
1. Prinsip asal ekonomi
Semua rizki harus diraih dan dimiliki oleh umat Islam melalui bekerja yang halal. Halalnya suatu rizki dari Allah swt. Dapat
dilihat melalui 2 hal, yaitu:
a.) Halal karena jenis pekerjaannya halal;
Banyak jenis pekerjaan yang halal seperti menjadi pedagang. Karena rezeki yang tidak halal dapat menyebabkan datangnya
berbagai bentuk keburukan, antara lain:
1) Mendorong manusia berbuat maksiat dan mengikuti langkah-langkah setan;
2) Mendatangkan azab di neraka;
3) Tidak dikabulkannya do’a;
4) Tidak diterima segala bentuk ketaatan;
5) Terhalangnya untuk beramal salih;
6) Mendatangkan murka Allah swt.;
7) Menyebabkan turunnya dan azab dari Allah swt.

b.) Halal karena proses memperoleh rizki


Jangan sekali-kali mencari rizki dari Allah swt. dengan cara yang tidak halal. Karena rezeki dari Allah akan dijadikan untuk
memberikan nafkah kepada diri sendiri dan anggota keluarga akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.
2. Mempresentasikan prinsip ekonomi untuk memperoleh keuntungan dunia
akhirat
Rezeki akan mendatangkan manfaat dan kebahagiaan ganda (dunia dan akhirat)
apabila diperoleh melalui jalan dalam proses yang baik, benar dan halal. Ciri dari
rizki yang halal adalah setelah rezeki diperoleh dan dikuasai senantiasa mendorong
manusia untuk taat beribadah dan senantiasa mengingat kepada Allah swt.
ekonomi hanya akan membuat kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat karena
ekonomi atau harta merupakan ujian dari Allah semata.

3. Mempresentasikan prinsip kepemilikan ekonomi secara pribadi


Hak kepemilikan ekonomi secara pribadi merupakan bagian dari HAM sehingga
keberadaannya terlindungi oleh hukum baik hukum positif maupun hukum Islam.
Namun perlu diingat, walaupun rezeki diperoleh melalui usaha sendiri harta
tersebut diperoleh dan dimiliki dibatasi oleh sedikit hak orang lain. Orang lain yang
dimaksud adalah kelompok kaum duafa, dsb.
4. Mempresentasikan prinsip kerjasama sebagai penggerak ekonomi Islam
Islam memerintahkan kepada umat manusia untuk memulai ekonomi dengan cara kerjasama,
yaitu melalui syirkah, perbankan, dan asuransi.
5. Mempresentasikan prinsip Islam menolak sistem monopoli
Sistem monopoli adalah sistem menguasai secara keseluruhan terhadap sumber dan jenis
harta serta menimbunnya. Sehingga menutup kesempatan manusia yang lain untuk ikut
memperoleh dan memilikinya. Hal tersebut dilarang dan hukumnya haram dalam ajaran Islam.
6. Mempresentasikan prinsip ekonomi Islam menolak sistem riba
Riba berasal dari bahasa Arab yang artinya “tambahan” seperti jual beli dsb. Dalil larangan riba
terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 178-179 serta hadist Nabi Muhammad saw.
Riba mengandung unsur kerusakan seperti merajalelanya penguasaan kaum kapital atau
pemilik modal untuk menguasai kaum marjinal atau kaum miskin. Macam-macam riba, yaitu:
1) Riba fadal
Yaitu riba yang terjadi dalam proses jual beli atau tukar menukar barang. Contoh: A
Menukarkan 1 kg beras dengan kualitas raskin kepada B dengan 1 kg beras dengan kualitas
super. Jika tidak disepakati antara 2 pihak maka termasuk jenis riba fadal.
2) Riba nasi’ah atau riba jahiliyah
Yaitu proses jual beli atau utang piutang. Contoh: Seseorang menjual sepeda motor, apabila
dengan pembayaran kontan seharga Rp.15 juta. Akan tetapi, kalau dengan pembayaran kredit
selama 3 tahun, harga menjadi Rp.25 juta. Selisih harga Rp.10 juta ini termasuk riba.
7. Mempresentasikan prinsip kepemilikan ekonomi Islam dalam
tanggung jawab di akhirat
Semua perbuatan manusia kelak di akhirat akan dipertanggungjawabkan
dihadapan Allah swt. Pertanggungjawaban tersebut berkonsekuensi terhadap
balasan secara adil dari Allah swt. Dalam kepemilikan ekonomi atau harta bagi
umat Islam, kelak diakhirat akan dimintai pertanggung jawaban ganda oleh
Allah swt. Begitu rumitnya pertanggungjawaban terhadap harta yang dimiliki
oleh umat Islam di akhirat kelak.
8. Mempresentasikan prinsip ekonomi Islam terhadap zakat
Umat Islam melalui usaha yang halal berhak memperoleh harta kekayaan
yang dimiliki. Namun, dalam kepemilikan tersebut, umat Islam tidak boleh
memiliki secara keseluruhuan, karena ada sebagian kecil dari harta kita yang
menjadi hak dari orang lain. Seperti kaum dhuafa. Sebagian kecil dari harta
tersebut diberikan melalui zakat, infaq, dan shadaqah. Dengan begitu, umat
Islam telah memperoleh keberuntungan ganda, yaitu: harta yang bersih dari
bercampurnya harta kaum dhuafa dan jiwanya bersih dari penyakit kikir.
D. Mempresentasikan Praktik-praktik Ekonomi Islam
Beberapa jenis praktik ekonomi Islam yang dilakukan oleh umat Islam:
1. Jual Beli
Jual beli adalah proses tukar menukar barang untuk memiliki dan memberi kepemilikan sesuai
E. Keuangan Syariah
Umat islam Indonesia telah memulai mengimplentasikan atau mempraktikan aktivitas keuangan
Syariah.Beberapa istilah kerja sama dalam ekonomi islam dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Al Musyawarah
Kerja sama sering disebut al musyawarah.istilah lain dari al musyawarah adalah syirkah atau syarikah.
Musyawarah adalah kerja sama antara kedua belah pihak untuk memberikan kontribusi dana dengan
keuntungan dan resiko akan digantung Bersama sesuai dengan kesepakatan.
Syikrah hukumnya ja’iz atau mubah, berdasarkan dalil hadiths nabi beliau telah diutus menjadi nabi
masyarakat zaman itu telah bermuamalah dengan cara ber-syarikah dan nabi membenarkannya.
Terdapat lima syikrah dalam islam yaitu: syikrah inan, syikrah abdan,syikrah mudharabah,syikrah wujuh
dan syirkah mufawwadah.
A) Syirkah inan
Syirkah inan adalah kerja sama atau percampuran dana antara dua pihak atau lebih dengan porsi dana
yang tidak harus sama.Dalam syirkah ini disyaratkan modalnya harus berupa uang.(muqud), sedangkan
barang (urudh),misalnya mobil atau rumah tidak boleh dijadika modal syirkah, terkecuali barang itu
dihitung nilainya
B) Syirkah abdan
Syirkah abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing masing hanya
memberikan kontribusi kerja (amal) tanpa kontribusi modal (mal)
C) Syirkah Mudharabah
Al mudharabah adalah kerja sama usaha anatara dua pihak dimana pihak pertama
meyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola.secara umum,
mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu:
- Mudharabah mutlaqah, adalah bentuk kerja sama antara shahibul mal dan mudharib
yang cakupanya sangat luas dan tidak dibatasi
- Mudharabah Muqayadah, adalah satu jenis mudharabah, dimana mudharib
(pengelola) dibatasin oleh sahibul mal (pemodal)
D) Syirkah wujuh
Syirkah wuhuh disebut juga syikrah ‘ala adz-dzimam.syirkah wujuh adalah syirkah antara dua
pihak yang sama memberikan kontribusi kerja amal dengan pihak ketiga yang memberikan
kontribusi modal
E) Syirkah mufawaadah
Syirkah mufawwadah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang mengabungkan
semua jenis syirkah di atas syirkha inan,abdan,mudharabah dan wujuh
2. Al Mudharabah
Secara teknis, al mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama menyediakan 100% sedangkan pihak lainnya nmenjadi pengelol.
Secara umum landasan Syariah al mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk
melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat ayatb al quran suarat al buqarah ayat 198
sebagai berikut.

3. Al Muzara’ah
Al muzara’ah adalah kerja sama pengelola pertanian anatara pemilik lahan dann
penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan pertaniannya kepada penggarap
untuk ditanami dan dipelihara dengan imbahan bagian tertentu darii hasil panen.

4. Al Musaqah
Al Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzaraah dimana si penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imabalan si
penggarap berhak atas nisba/bagian tertentu dari hasil panen.
F. Hikmah Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
. Umat islam yang mengelola ekonomi atau harta sesuai dengan syariat islam, akan
mendatangkan banyak hikmah. Diantara hikmah tersebut adalah
a. Memperroleh pahala dan dicintai oleh Allah SWT
b. Menambah dan mendatangkan keberkahan hidup
c. Dapat mengangkat ekonomi umat Islam menjadi umat yang kuat
d. Dapat mewujudkan pola hidup masyarakat yang rukun dan damai
e. Terhindar dari praktik riba
f. Terhindar dari praktik dagang/ekonomi yang mengandung garar/spekulasi
g. Dapat mewujudkan kesejahteraan umat

Anda mungkin juga menyukai