Anda di halaman 1dari 13

Konsep lokasi

• Kota Pontianak merupakan Ibukota propinsi Kalimantan Barat,


dimana luas keseluruhan wilayahnya mencapai 107.82 Km2. Secara
administrasi Kota Pontianak dibagimenjadi 6 (enam) Kecamatan
dan 29 (Dua Puluh Sembilan) Kelurahan diantaranya Kecamatan
Pontianak Barat (16,94 Km2), Kecamatan Pontianak Kota (15,51
Km2), Kecamatan Pontianak Selatan (14,54 Km2), Kecamatan
Pontianak Tenggara (14,83 Km2), Kecamatan Pontianak Timur (8,78
Km2) dan Kecamatan Pontianak Utara (37,22 Km2).
• Salah satu ciri khas daripada Kota Pontianak adalah berada pada
lintasan khatulistiwa dengan letak posisi pada koordinat 00
02’24”LU-005’37”LSdan10916’25BT-10923’04BT, dengan batas
barat kota berjarak sekitar 14,5 Km dari muara Sungai Kapuas Besar
terletak muara Sungai Landak yang mengalir dari arah Timur.
No Uraian Batas Wilayah

Berbatasan dengan Kecamatan Siantan (Desa Wajok Hulu) Kecamatan Sungai Ambawang (Desa Kuala
1 Sebelah Utara
Ambawang, Desa Mega Timur & Desa Jawa Tengah)

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap (Desa Punggur Kecil), dan Kecamatan Sungai Raya Kab.
2 Sebelah Selatan
Kubu Raya

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Ambawang (Mega Timur dan Ambawang Kuala) dan Sungai
3 Sebelah Timur
Raya (Kapur dan Sungai Raya) Kab. Kubu Raya

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap (Sungai Rengas) Kab. Kubu Raya dan Siantan (Wajok
4 Sebelah Barat
Hulu) Kab. Pontianak

Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kakap dan Sungai Raya (Desa Punggur Kecil) Kab Kubu Raya,
5 Sebelah Tenggara
Kecamatan Pontianak Timur dan Selatan
Peta perekonomian pontianak
• Kependudukan
Jumlah penduduk tetap Kota Pontianak tahun 2006 hasil Proyeksi yang menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) tahun 2006 dan Sensus Penduduk tahun 2000 berjumlah 510.687 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 256.750 jiwa
dan penduduk perempuan 253.937 jiwa.
Sedangkan dari hasil Sensus Penduduk tahun 2000 penduduk kota Pontianak berjumlah 464.534 jiwa, hal ini berarti bahwa
telah terjadi peningkatan penduduk selama 4 (empat) tahun terakhir (tahun 2000- 2004), yaitu sebesar 1,76 persen
pertahunnya.
Suku bangsa penduduk Kota Pontianak terdiri dari Dayak, Tionghoa, Melayu, Bugis, Suku Jawa, Suku Madura dan lainnya.
Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam (65%), Buddha dan kepercayaan Kong Hu Cu (2,8%), Protestan (4%), Katolik
(24%), Hindu (0,4%) dan lainnya. Penduduk sebagian besar memahami bahasa Indonesia dan bahasa ibu masing-masing
yakni bahasa Melayu, bahasa Tiociu, bahasa Khek dan berbagai variasi bahasa Dayak.
• Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk kota Pontianak bertumpu pada industri, pertanian dan perdagangan.
1. Perindustrian
Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Pontianak yang telah terdata selama tahun 2005 adalah 34
perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan industri tersebut berjumlah 3.300 orang yang terdiri dari pekerja
produksi 2.700 orang dan pekerja lainnya atau administrasi 600 orang. Perusahaan industri besar atau sedang yang terletak
di Kecamatan Pontianak Utara menyerap tenaga kerja terbesar, yaitu 2.952 orang. Jumlah unit usaha industri, tenaga kerja,
besarnya nilai investasi dan nilai penjualan dari sentra industri kecil jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
terlihat bahwa sentra industri kecil jenis IHPK terbanyak adalah usaha industri makanan ringan yang terpusat di Kelurahan
Sungai Bangkong dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak 329 orang, nilai investasinya mencapai 249,50 juta rupiah dan
nilai penjualannya sebesar 780,50 juta rupiah. Sedangkan industri anyaman keladi air pada tahun 2005 ini hanya memiliki 16
unit usaha dengan nilai investasi 17,5 juta rupiah dan nilai penjualan 110 juta rupiah yang terletak di Tanjung Hulu,
Pontianak Timur. Perusahaan industri besar atau sedang yang berada di Kecamatan Pontianak Utara yang didominasi oleh
perusahaan industri karet.
2.Pertanian
Pada tahun 2006, jenis tanaman pangan yang hasilnya paling besar adalah ubi kayu, padi, ubi rambat. Penduduk
juga bertani sayuran dan lidah buaya. Tanaman buah-buahan yang banyak ada di Kota Pontianak adalah nangka,
pisang serta nanas. Tanaman lidah buaya yang kini gencar diproduksi di Kota Pontianak.
Perternakan di kota Pontianak terdiri dari sapi (potong dan perah), kambing, babi dan ayam (ras dan buras).
3.Perdagangan
Perdagangan merupakan salah satu usaha yang berkembang pesat di Kota Pontianak. Perdagangan modern mulai
berkembang pada tahun 2001 dengan berdirinya Mal Matahari Pontianak di Pontianak Kota. Pusat perbelanjaan
modern mulai dibangun di berbagai sudut kota, seperti Mal Pontianak dan Ayani Mega Mall Pontianak (Pontianak
Selatan). Berbagai perusahaan retail nasional mulai mendirikan usahanya di Pontianak.
Konsep jarak
• Berikut jarak Pontianak antar Kabupaten - Kabupaten dan Kota di
Kalimantan Barat :
1. Pontianak – Kabupaten Bengkayang ( Bengkayang ) = 153 KM
2. Pontianak – Kabupaten Kapuas Hulu ( Putussibau ) = 673 KM
3. Pontianak – Kabupaten Kayong Utara ( Sukadana ) = 315 KM
4. Pontianak – Kabupaten Ketapang ( Ketapang ) = 354 KM
5. Pontianak – Kabupaten Kubu Raya ( Kubu ) = 51 KM
6. Pontianak – Kabupaten Landak ( Ngabang ) = 144 KM
7. Pontianak – Kabupaten Melawi ( Nanga Pinoh ) = 439 KM
8. Pontianak – Kabupaten Mempawah ( Sungai Pinyuh ) = 67 KM
9. Pontianak – Kabupaten Sambas ( Pemangkat ) = 225 KM
10. Pontianak – Kabupaten Sanggau ( Sanggau ) = 267 KM
11. Pontianak – Kabupaten Sekadau ( Sekadau ) = 315 KM
12. Pontianak – Kabupaten Sintang ( Sintang ) = 395 KM
13. Pontianak – Kota Singkawang = 145 KM
kekurangan
• Kabut asap menganggu jadwal penerbangan
• Pekatnya kabut asap yang menutupi seluruh wilayah Kota Pontianak telah membuat berantakan
total jadwal penerbangan di Bandara Supadio. Akibatnya fatal, perjalanan dari dan ke Pontianak
tertunda hingga berjam-jam karena aturan ketat keselamatan transportasi udara yang membatasi
jarak pandang paling minimal untuk melakukan pendaratan adalah 900 meter. Sedangkan setiap
harinya, jarak pandang di Pontianak hanya ada di angka 300, jauh di bawah jarak pandang aman.

• Kerugian Ekosistem, matinya beragam tanaman dan hewan


• Selain merugikan aktivitas manusia dalam urusan transportasi baik di darat maupun udara, kabut
asap di Pontianak pun membawa kerugian yang memilukan. Dikutip dari perkataan Kepala BKSDA
Kalimantan Barat, Sustyo Iriyono yang dilansir laman Mongabay, Ia mengatakan ada banyak sekali
tanaman rusak, hewan mati, dan hewan keracunan karena tingkat polusi udara akibat kabut asap
kebakaran hutan yang sudah berada dalam level sangat parah.
• Kabut Asap sebabkan gangguan kesehatan yang mematikan
• Satu hal yang pasti terjadi pada manusia jika terpapar kabut asap dalam kategori mematikan adalah
membawa gangguan infeksi saluran pernafasan akut. Dinas Kesehatan Pontianak sudah
mengindikasikan adaknya pengeluaran ekstra dari warga Pontianak untuk berobat ke klinik ataupun
puskesmas untuk memeriksakan kesehatan saluran pernafasannya. Aktivitas warga Pontianak jelas
lumpuh total jika warga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan agar tak terpapar kabut
asap kategori ekstrem. Maka dari itu, masker menjadi pilihan utama demi mencegah kabut asap
menginfeksi saluran pernafasan.
kelebihan
• 4. Tugu Khatulistiwa
• Tugu Khatulistiwa
• Ini dia tugu yang menjadi kebanggaan warga Pontianak,
Tugu Khatulistiwa. Tempat wisata ini berada sekitar 3 km
dari pusat kota. Tugu utama terdiri dari empat pilar kayu
belian, dua pilar bagian belakang lebih tinggi dari pilar
bagian depan. Selain itu, ada tulisan EVENAAR di antara
dua pilar belakang.
• Di sini terdapat museum yang berisi informasi mengenai
garis imajinasi bumi ini. Ada juga toko suvenir yang menjual
miniatur Tugu Khatulistiwa. Untuk masuk ke tempat wisata
ini, Anda tidak dipungut biaya.
8. Konsep Interaksi
• Kota Pontianak menduduki peringkat terbaik dalam sub indeks
infrastruktur dan kapasitas dan integritas kepala daerah di
bandingkan dengan 32 daerah lainnya. Selain itu Pontianak juga
telah mendapatkan penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award
2016 berdasarkan penilaian empat dimensi yakni investasi,
infrastruktur, pariwisata dan pelayanan publik.
a. Infrastruktur
 Beberapa pembangunan yang dilakukan di Pontianak dalam
beberapa tahun terakhir adalah melakukan pembangunan jalan
pararel sepanjang 5 km, untuk menunjang konektivitas kegiatan
dari dan ke pusat – pusat perekonomian. Pontianak juga
berencana untuk menjadi “Kota Wisata” dan memprioritaskan
pembangunan untuk infrastruktur pendukung yang memudahkan
konektivitas ke pusat-pusat Pariwisata.
b. Kapasitas dan Integritas Kepala Daerah
 Seluruh pelaku usaha menilai bahwa Walikota Pontianak tegas terhadap
korupsi bawahannya dan figur yang disegani. Sebagian besar pelaku usaha
juga percaya bahwa Walikota tidak melakukan tindakan yang
menguntungkan diri sendiri, memahami dunia usaha, dan memiliki rencana
strategis terhadap pengembangan dunia usaha. Secara kelembagaan,
kepercayaan publik juga terkonfirmasi dalam penobatan Kota Pontianak
sebagai peraih nilai tertinggi dalam kepatuhan standar pelayanan publik
tahun 2016 yang diberikan oleh Ombudsman RI.
c. Biaya Transaksi
 Kota Pontianak memiliki penilaian tinggi untuk sub indeks biaya transaksi
disebabkan karena tingkat keberatan hanya muncul sebagian pada besaran
pajak daerah. Kondisi demikian berbeda dengan tidak adanya keberatan
pelaku usaha atas biaya retribusi, biaya resmi distribusi barang serta tidak
adanya biaya tambahan keamanan. Sedangkan sebagain besar pelaku usaha
di Kota Pontianak tidak keberatan dengan keberadaan donasi kepada
Pemda.
d. Keamanan dan Resolusi Konflik
Kota Pontianak memiliki tingkat kejadian pencurian
yang cukup rendah yakni sebesar 30% sedangkan
tingkat kejadian konflik sosial hanya 2,5%. Hal ini
berdampak pada tingginya tingkat keamanan di
Kota Pontianak, yakni sebanyak 92,5% pelaku usaha
merasa aman untuk melakukan kegiatan usaha.
Kota Pontianak terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan
ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter di atas permukaan
laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas
Kecil, dan Sungai Landak. Dengan demikian Kota Pontianak terbagi
atas tiga belahan.

2. Zona Waktu
Pada tahun 1963 berdasarkan Keppres No. 243 Tahun 1963, Kota
Pontianak dimasukkan ke zona Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Pada tanggal 1 Januari 1988 berdasarkan Keppres RI No. 41 Tahun
1987. Bersama-sama dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat
yang sebelumnya masuk zona Waktu Indonesia Tengah (WITA)
beralih menjadi zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Sehingga pada
tahun 1988 Kota Pontianak merayakan tahun baru sebanyak dua
kali yaitu pada pukul 00.00 WITA (23.00 WIB) dan 00.00 WIB.
3. Iklim dan Topografi
Struktur tanah kota Pontianak berupa lapisan tanah gambut bekas
endapan lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai
pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Kota Pontianak
termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang
hari 30 °C).
Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak
maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata
penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.
Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–
4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh
pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil
(bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per
bulan berkisar 15 hari.

Anda mungkin juga menyukai