Anda di halaman 1dari 8

KONSEP KETERJANGKAUAN

Pontianak, ibu kota dari provinsi Kalimantan Barat ini berada tepat di titik nol
garis lintang. Oleh karena itu, orang mengenalnya sebagai kota Khatulistiwa. Kota
ini juga bertambah istimewa karena terdapat sungai Kapuas yang membelah kota
Pontianak. Sungai Kapuas dengan panjang kurang lebih 1.000 kilometer tersebut
merupakan sungai terpanjang di Indonesia.
Di sinilah letak keunikan transportasi di Kota Pontianak, yaitu memanfaatkan
sungai sebagai jalur transportasi. Seiring waktu berjalan, alat transportasi jalur
darat di Pontianak memang semakin pesat berkembang.
Meski begitu, hal ini tak mematikan fungsi sungai Kapuas menjadi salah satu jalur
transportasi andalan masyarakat setempat untuk beraktivitas dan mencari nafkah.
Kini, para wisatawan yang berkunjung ke Kota Pontianak, dapat merasakan
petualangan seru menikmati transportasi darat dan sungai yang tersedia saat Anda
berlibur menikmati wisata di Pontianak.
• Transportasi Darat
• Bus
Sistem transportasi darat Kota Pontianak dilayani oleh minibus
angkutan kota yang biasa disebut oplet, taksi, dan beberapa rute
dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh
oplet yang menghubungkan beberapa terminal. Untuk keberangkatan
jalan darat ke luar kota dilayani di Terminal Batulayang.
Melalui jalan darat pula dilayani bus antar negara, yakni
ke Kuching dan ke Brunei. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia
layanan, termasuk DAMRI. Transportasi darat ke Malaysia menjadi
mungkin melalui Jalan Lintas Kalimantan. Layanan imigrasi Indonesia-
Malaysia dilaksanakan di Entikong, Kabupaten Sanggau.
• Jalan Tol
Selama ini, waktu yang ditempuh
dari Pontianak menuju Singkawang berkisar antara 3-4 jam. Apabila
ada Jalan Tol dapat menghemat waktu hingga satu setengah jam.
• Transportasi Udara
• Transportasi udara dari Kota Pontianak menggunakan Bandar
Udara Supadio yang terletak di Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya. Bandara ini menghubungkan
Pontianak dengan beberapa kota di Indonesia,
seperti Jakarta, Batam, Medan, Ranai, Bandung, Surabaya, Se
marang, Yogyakarta, Palangka Raya dan Balikpapan. Selain itu
bandara ini juga mempunyai penerbangan internasional
langsung ke Kuching, dan Kuala Lumpur. Dari Pontianak juga
dapat dilayani penerbangan perintis ke kota kabupaten
di Kalimantan Barat seperti Ketapang, Sintang dan Putussibau.
• Transportasi Air
• Pelabuhan Pontianak melayani kapal barang maupun
penumpang. Beberapa rute kapal penumpang yang tersedia ː
Pontianak-Semarang (KM Leuser), Pontianak-Surabaya (KM
Bukit Raya), Pontianak-Serasan (KM Bukit Raya)
KONSEP POLA
• Kota Pontianak terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter di
atas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak. Dengan
demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan.
• Zona WaktuS
• Pada tahun 1963 berdasarkan Keppres No. 243 Tahun 1963, Kota Pontianak dimasukkan ke zona Waktu Indonesia
Tengah (WITA).
• Pada tanggal 1 Januari 1988 berdasarkan Keppres RI No. 41 Tahun 1987. Bersama-sama dengan Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat yang sebelumnya masuk zona Waktu Indonesia Tengah (WITA) beralih menjadi zona Waktu
Indonesia Barat (WIB). Sehingga pada tahun 1988 Kota Pontianak merayakan tahun baru sebanyak dua kali yaitu pada
pukul 00.00 WITA (23.00 WIB) dan 00.00 WIB.
• Iklim dan Topografi
• Struktur tanah kota Pontianak berupa lapisan tanah gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat
baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Kota Pontianak termasuk
beriklim tropisdengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang hari 30 °C).
• Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata
penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.[6]
• Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan
basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah
hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.[6]
Wilayah Kota Pontianak di bagi dalam 3 daratan. Hal ini dikarenakan
Wilayah Kota Pontianak yang di lalui sungai Kapuas bercabang dan satu di
antara cabangnya sungai landak, sehingga membuat wilayah kota
Pontianak dari atas seperti bentuk Y, dan tepat di bagian persimpangan
Sungai Kapuas yang berbentuk Y tersebut terdapat sebuah mesjid yang
telah di bangun berabad abad - abad silam.
kulminasi pukul 12.00).Di Indonesia, Kota Pontianak sangat intens melakukan
beragam kegiatan menyambut fenomena alam iniTepatnya di lokasi berdirinya
Tugu Khatulistiwa, sebagai letak titik kulminasi Matahari di Kota
Pontianak.Maret dan September, rutin setiap tahunnya dilakukan kegiatan untuk
menyambut momen spesial tersebut.Tepatnya setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-
23 September.Detik kulminasi yang menjadi momen langka di dunia ternyata tak
hanya menjadi momen menarik bagi pengunjung wisata nusantara.Hal ini
terlihat dari antusiasnya pengunjung saat mendatangi Tugu Khatulistiwa.Menurut
Lapan, selain menghilangnya bayangan benda yang tegak lurus saat peristiwa
keistimewaan kulminasi, momen ini juga sebagai tanda awal perubahan iklim di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai