Anda di halaman 1dari 12

SGD 5

DEFINISI
• Secara anatomis, sirosis hati adalah sel-sel parenkim hati
yang rusak digantikan oleh jaringan fibrosa yang akhirnya
akan mengerut di sekeliling pembuluh darah, sehingga
sangat menghambat darah porta melalui hati dengan
terbentuknya nodul-nodul pada semua bagian hati
ETIOLOGI
 Faktor keturunan dan malnutrisi  kekurangan protein
 << asam amino (metionin)  mencegah perlemakan
hati <<
 Hepatitis virus  virus hepatitis B  hepatitis aktif
kronik  sirosis
 Zat hepatotoksik alkohol pemakaian berulang kali dan
terus menerus penimbunan lemak dalam hati 
kerusakan hati akut : nekrosis / degenarasi lemak , kronis :
sirosis
 Hemokromatosis
 Skistosomiasis
Tabel 1. Sebab-sebab sirosis dan/ atau penyakit hati
kronik2
Penyakit infeksi Obat dan Toksin
- Bruselosis - Alkoholik
- Ekinokokus
- Skistosomiasis
- Amiodaron
- Toksoplasmosis - Arsenic
- Hepatitis virus ( hepatitis B , hepatitis C, - Obstruksi bilier
hepatitis D, sitomegalovirus) - Penyakit perlemakan hati non
alkoholik
Penyakit keturunan dan metabolic - Sirosis bilier primer
- Difisiensi alfa1- antitrypsin - Kolangitis sclerosis primer
- Sindrom fanconi Penyebab lain atau tidak terbukti
- Galaktosemia
- Penyakit gaucher
- Penyakit usus inflamasi kronik
- Penyakit simpanan glikogen - Fibrosis kistik
- Hemokromatosis - Pintas juejunoileal
- Intoleransi fluktosa glikogen - Sarkoidosis
- Tirosinemia herediter
- Penyakit Wilson
KLASIFIKASI

Sirosis secara
Klasifikasi Sirosis
konvensional di
berdasarkan
Mikronodular,
penyebabnya : Sirosis
Makronodular,
Alkoholik, Sirosis
Campuran (yang
Biliaris, Sirosis pasca
memperlihatkan
nekrotik, Cardiac
gambaran mikro-dan
Cirrhosis
makronodular)

Sirosis fungsional: Sirosis hati


kompensata, Sirosis hati
dekompensata
PATOGENESIS
Alkohol  akumulasi lemak
Peningkatan tekanan vena cava
Sirosis berlebih  menurunkan oksidasi
inferior dan vena hepatica 
asam lemak  nekrosis sel
akumulasi abnormal di hati  Laenec
hati menciut, keras & tidak
udem hati
memiliki parenkim normal.

Sirosis
Sirosis
pasca
cardiac
Necrotik

Terjadi setelah nekrosis


Stasis empedu  penumpukan
berbercak pada jaringan hati 
empedu didalam hati Sirosis hepatosit terpisah oleh jaringan
Kerusakan sel hati dimulai Biliaris parut >> kehilangan sel hati
dari sekitar duktus biliaris 
ikterik, hati membesar , keras,
bergranula halus dan bewarna
kehijauan.
MANIFESTASI KLINIS

asites
Produksi protein yang rendah,
gangguan hormon

diafragma

menyempit

nafas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes fungsi hati meliputi aminotransferase (AST), alkali
fosfatase, gamma glutamil transpeptisida, bilirubin,
albumin, dan waktu protombin
2. Pemeriksaan urin
3. Pemeriksaan Darah
4. Pemeriksaan radiologis
5. Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
 diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan kalori 2000-
3000 kkal/hari
 Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari
spinorolakton dengan dosis 100-200 mg sekali dan
terjadinya penurunan berat badan 0,5 kg/hari).tanpa
dengan adanya edema kaki 1 kg/hari Terapi spinorolakton
dapat dikombinasikan dngan furosemide dengan dosis 20-
40 mg/hari apabila terapi spinorolakon tidak adekuat.
 Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan 10-14 hari,
norfloksasin (400mg/hari) dapat mencegah rekurensi atau
relaps.4
 Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi hati hal
ini dikarenakan terapi obat-obatan yang digunakan seperti
dopamin dan analog prostaglandin
 Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat diberikan
dengan dosis 30-50 mL setiap jam. Pemberian neomisin
dengan dosis 0,5 – 1 g s
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering dijumpai antara lain peritonitis bacterial spontan

Pada sindrom hepatorenal terjadi gangguan penurunan perfusi ginjal


yang berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus

Hipertensi portal adalah varises esophagus mengakibatkan


pendarahan.

Ensefalopati hepatic, merupakan kelainan neuro psikiatrik akibat


disfungsi hati. selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang
berlanjut sampai koma.

Pada sindrom hepatopulmonal terdapat hidrotoraks dan hipertensi


portipulmonal.2

Anda mungkin juga menyukai