Penanggulangan STUNTING di Jember

Anggota Kelompok :
Nadilla Putri A
(182110101029)
Niajeng Novta
(182110101062)
Nendy Putra S
(182110101129)
Danang Abditya N
(182110101130)
Langkah Kunci dan Kegiatan
Upaya membangun komitmen Pemda,
01 Legislatif, Masyarakat dan Stakeholder lain
dalam kesinambungan pembangunan
kesehatan.

02 Upaya peningkatan kapasitas

sumberdaya manusia.
Upaya perlindungan kesehatan masyarakat
03 khususnya terhadap penduduk miskin,
kelompok rentan dan daerah miskin.

04 Upaya pelaksanaan komitmen

Nasional dan Global dalam program
kesehatan Daerah

05 Upaya penataan manajemen

kesehatan di era desentralisasi
 Deskripsi Masalah Program Stunting
Stunting adalah sebuah kondisi gagal di Jember
tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis, terutama pada
1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dari data prevelensi stunting balita hasil
riset kesehatan daerah (Riskesda) tahun
2018, Jember menempati urutan ke-8
kabupaten/kota se Jawatimur. Maka dari
itu Jember masuk dalah satu kabupaten
yang ditetapkan sebagai sasaran
pencegahan dan penanganan kekerdilan
melalui instruksi Mendagri
No440/1959/sj tahun 2018.
Kabupaten Jember pada tahun
2017 mencapai 17,73 persen
(29.020 balita), sedangkan pada
tahun 2018 prevalensi Stunting
turun menjadi 11,12 persen (17.344
balita),
 Upaya membangun komitmen Pemda, Legislatif, Masyarakat
01 dan Stakeholder lain dalam kesinambungan pembangunan
kesehatan.
3. Memantapkan Sinergi antara Unit
1. Melakukan kerja sama dengan Utama di Departemen Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Jawa Lintas Sektor dan Stakeholder terkait.
Timur dan dinas kesehatan Bukan hanya urusan Dinas Kesehatan
provinsi. Jember, semua pihak harus terlibat
dalam program ini yakni camat, lurah
atau kades, TNI, Polri, aktivis
perempuan atau kader, pendamping
2. Penanganan sensistif melibatkan kota layak anak, petugas KUA, dan
lintas sektor, salah satunya Dinas pihak-pihak lainnya.
Cipta Karya, yang menangani
masalah sanitasi (Penyediaan Air 4. Memfasilitasi warga dengan asuransi
minum dan santiasi berbasis BPJS kesehatan
Masyarakat)
 Bupati Faida dan Kepala Dinkes
Jatim Kohar dalam program GAIN

Rapat Koordinasi Kesehatan

Komitmen Bersama Atasi Stunting

Rembuk Stunting
 02 Upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia.
Dalam upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di era
desentralisasi dalam pencegahan stunting diperlukan :
• Intervensi Gizi Spesifik terhadap Ibu dan Anak
• Intervensi Gizi Sensitif
• Peningkatan jumlah jaringan dan kualitas Puskesmas, termasuk
mengembangkan desa siaga
• Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
• Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin
• Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
• Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat seak usia dini
• Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar
 03 Upaya perlindungan kesehatan masyarakat
khususnya terhadap penduduk miskin, kelompok
rentan dan daerah miskin.

• Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan

Keluarga Berencana (KB).
• Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
• Menyediakan Jaminan Persalinan Universal
(Jampersal).
• Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi
keluarga miskin.
04 Upaya pelaksanaan komitmen Nasional dan
Global dalam program kesehatan Daerah
Dalam upaya pelaksanaan komitmen nasional dan global
dalam pencegahan stunting diperlukan :
• Komitmen Pemerintah Pusat
• Regulasi dan Kebijakan
• Kerjasama multi-sektor
• Kampanye nasional cegah stunting
• Koordinasi, Konvergensi, dan Konsolidasi Program
Nasional, Daerah, dan Masayarakat
• Infrastuktur Daerah
5. Upaya penataan manajemen kesehatan
di era desentralisasi
• Salah satu langkah kunci dalam tujuan tersebut
adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan
dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat
kesehatan, seperti pengukur berat badan dan tinggi
badan yang memadai.
• Memperbaiki program kesehatan dasar pada
Pelayanan Kesehatan, misalnya:
1) Promosi kesehatan terkait stunting.
2) Kesehatan Ibu dan Anak
3) Perbaikan Gizi, agar stunting dapat dicegah.
TERIMA KASIH