Anda di halaman 1dari 15

SINDROM

METABOLIK
dr. Fionna Masitah
Dokter Pembimbing:
dr. Hendra Zufry, Sp.PD-KEMD
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020
DEFINISI

Sindroma metabolik merupakan


suatu kumpulan faktor risiko Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi
metabolik yang berkaitan langsung dimana seseorang memiliki tekanan darah
terhadap terjadinya penyakit tinggi, obesitas sentral dan dislipidemia,
kardiovaskuler artherosklerotik. dengan atau tanpa hiperglikemik. Ketika
kondisi-kondisi tersebut berada pada waktu
yang sama pada satu orang, maka orang
tersebut memiliki risiko yang tinggi
terhadap penyakit macrovasculer
Shahab, 2007
Primer  resistensi
insulin

Kerusakan berat sel β


Gangguan fungsi sel β dan menyebabkan penurunan
hipersekresi insulin untuk progresif sekresi insulin,
mengkompensasi resistensi sehingga menimbulkan
insulin  komplikasi hiperglikemia. Hal ini
makrovaskuler (Mis.komplikasi menimbulkan komplikasi
jantung) mikrovaskuler (Mis: nephropathy
diabetica)

Etiologi
PATOFISIOLOGI
Evaluasi klinis

Anamnesis
■ Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
■ Riwayat adanya perubahan berat badan.
■ Aktifitas fisik sehari-hari.
■ Asupan makanan sehari-hari
Evaluasi klinis

■ Pemeriksaan fisik

■ Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah


■ Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
■ Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap
risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.
■Pemeriksaan laboratorium
■ Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
■ Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model
assessment)
■ Highly sensitive C-reactive protein
■ Tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
■ USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver
karena kelainan ini dapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguan
faal hati.

Evaluasi klinis
Terapi

■ Penatalaksanaan sindrom metabolic terutama bertujuan untuk menurunkan risiko


penyakit kardiovaskular aterosklerosis dan risiko diabetes mellitus tipe 2 pada
pasien yang belum diabetes. Penatalaksanaan sindrom metabolic terdiri atas 2
pilar, yaitu tatalaksana penyebab (berat badan lebih/obesitas dan inaktifitas fisik)
serta tatalaksana faktor risiko lipid dan non lipid.
■ Obesitas dan obesitas sentral
– Mempertahakan berat badan yang leih rendah dikombinasi
dengan pengurangan asupan kalori dan peningkatan aktifitas
fisik merupakanprioritas utama pada penyandang sindrom
metabolic. Target penurunan berat badan 5-10% dalam tempo 6-
12 bulan, dapat dicapai dengan mengurangi asupan kalori
sebesar 500-1000 kalori per hari ditunjang dengan aktifitas fisik
yang sesuai. Yang disarankan adalah selama 30 menit atau lebih
setiap hari. Pemakaian obat-obatan dapat berguna dimana obat
yang digunakan untuk menurunkan berat badan sibutramin dan
orlisat.
■ Hipertensi
– target tekanan darah adalah < 130/80 mmHg pada subyek dengan
DM dan penyakit ginjal. Sedangkan pada bukan, targetnya < 140/90
mmHg. Pemberian obat anti hipertensi enzim pengkonversi
angiontensin dan penghambat reseptor angiotensin. Valsartan, stuatu
penghambat reseptor angiotensin, dapat mengurangi
mikroalbuminuria yang diketahui sebagai faktor risiko independen
kardiovaskular.
■ Gangguan toleransi glukosa
– Tiazolindion memiliki pengaruh yang ringan terapi persisten dalam
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic. Tiazolindion dan
metformin menurunkan konsentrasi asam lemak bebas.
■ Dislipidemia
– gemfibrozil tidak hanya memperbaiki profil lipid tapi juga
menurunkan risiko kardiovaskuler. Fenofibrat juga secara khusus
digunakan untuk menurunkan trigliserida dan meningkatkan
kolesterol HDL
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai