Anda di halaman 1dari 9

MAKNA PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN

Istilah partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu Participation yang


berarti pengikutsertaan. Secara bahasa adalah turut berperan serta
dalam suatu kegiatan (keikutsertaan), mulai dari perencanaan hingga
evaluasi. Dalam konteks pembentukan peraturan perundang-
undangan, kata partisipasi menyiratkan adanya peran serta atau
keikutsertaan (mengawasi, mengontrol, dan memengaruhi)
masyarakat dalam suatu kegiatan pembentukan peraturan perundang-
undangan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi
pelaksanaan peraturan.
Partispasi masyarakat dalam proses
pembentukan peraturan perundang-undangan
telah diakomodasi dalam hukum positif
indonesia. Terdapat dalam pasal 96 UU No. 12
Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan serta pasal 354 UU No. 23
Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.`

Partisipasi masyarakat merupakan bagian


integral dari sistem pembentukan peraturan
perundang-undangan di indonesia yang
semestinya harus diperhatikan guna
menghasilkan produk peraturan perundang-
undangan yang baik dan dapat diterima oleh
masyarakat sebagai subjek yang diatur dalam
peraturan tersebut.
Secara teoritis ada empat konsep terkait partisipasi masyarakat dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan , antara lain sebagai
berikut :

Partisipasi sebagai kebijkan

Partisipasi sebagai strategi

Partisipasi sebagai alat komunikasi

Partisipasi sebagai alat penyelesaian sengketa


Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat
dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan

Secara teori ada lima bentuk yang dapat


dikembangkan dalam partisipasi masyarakat

Mengikutsertakan anggota masyarakat yang dianggap ahli


dan independen dalam tim atau kelompok dalam
penyusunan peraturan peundang-undangan.

Melakukan public hearing (diskusi publik) melalui seminar,


lokakarya atau mengundang pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rapat penyusunan peraturan perundang-undangan.
sambungan

Mengadakan kegiatan musyawarah atas peraturan


perundang-undangan sebelum secara resmi dibahas
oleh institusi yang berkompeten.

Mengadakan kegiatan musyawarah atas peraturan


perundang-undangan sebelum secara resmi dibahas
oleh institusi yang berkompeten.
Menurut ichwanuddin ada lima tahapan ruang partisipasi
masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan, yaitu sebagai berikut :

Penyusunan program legislasi nasional

Penyusunan prakarsa rancangan undang-undang

Proses perancangan UU di DPR,DPD dan pemerintah

Proses pengusulan di DPR

Dalam pembahsan di DPR peran serta masyarakat terletak dalam


rapat dengar pendapa umum (RDP)U
MELAHIRKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
RESPONSIF

Konsep pembentukan peraturan perundang-undangan yang


partisipatif menunjukkan bahwa sistem pembentukan peraturan
perundang-undangan telah berubah dari strategi top down yang
digunakan di masa orba menjadi strategi bottom up and top
down palnning yang didasarkan pada model pembentukan
peraturan perundang-undangan yang melibatkan pastrisipasi
masyarakat secara penuh, yang dimulai dari perencanaan
hingga penundangan

Terkait pembentukan peraturan perundang-


undangan yang partisipatif, didalamnya
mengandung dua makna yaitu proses dan substansi
Menurut Prof.Mahfud MD ciri produk
hukum yang responsif adalah :

Pembuatan Rincian
nya isinya
partisipatif limitatif

Muatannya
aspiratif

Anda mungkin juga menyukai