Anda di halaman 1dari 25

NILAI

• Nilai berarti sifat-sifat atau hal-hal yang


penting atau berguna bagi kemanusiaan

• Nilai (value) biasa ditunjukkan kepada benda


yang abstrak, yang dapat diartikan sebagai
keberhargaan (worth) atau kebaikan
(goodness), (Menurut Darji Darmodiharjo).
MORAL
• Ajaran tentang baik buruknya perbuatan
atau kelakuan ( akhlak, kewajiban dan
sebagainya)
• Moral (nilai kebaikan) yang bersumber
pada kehendak (karya) manusia.
• Org yg berbuat baik, meskipun rejekinya
belum tiba tapi bencana telah
menjauhinya
• Org yg berbuat jahat meskipun rejekinya
telah tiba tapi bencana menantinya
NORMA
Petunjuk-petunjuk, kaidah-kaidah, aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan kesadaran
atas sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi.
Patokan, standar, ukuran, dan pedoman berperilaku
bagi manusia.
Norma agama, kesusilaan, dan kesopanan. HUKUM
NILAI DASAR
• Adalah nilai yang dituju atau yang diinginkan
oleh semua manusia, yang didasarkan pada
kodrat manusia, yang merupakan
pencerminan kemanusiaan yang satu sama
lain saling terkait, yang selalu diperjuangkan
oleh ummat manusia karena dianggap sebagai
sesuatu yang berhaga yang dapat memberikan
kepuasan batin.( Nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan
dan Keadilan)
NILAI INSTRUMENTAL
• Keseluruhan nilai yang dipedomani dalam
sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial
budaya serta sistem Hankam yang bersumber
pada nilai dasar dan bersifat berubah.
• Nilai ini bersumber pada peraturan
perundang-undangan, kebijaksanaan maupun
kearifan lokal.
NILAI PRAKSIS
• Adalah nilai implisit yang terkandung dalam sikap
perilaku serta perbuatan manusia sehari-hari,
yang merupakan perwujudan dari pengamalan
nilai-nilai dasar dan nilai instrumental.
• Nilai Praksis merupakan sikap perilaku yang
berkaitan dengan; Keimanan dan Ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecintaan kepada
tanah air, kepribadian, semangat bersaing dalam
kemitraan dan disiplin nasional.
NILAI
(Notonagoro)
• Nilai material; apabila itu berguna bagi unsur
jasmani manusia
• Nilai Vital, jika ia berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan (beraktivitas)
• Nilai Kerohanian, apabila berguna bagi rohani
manusia yang meliputi:
a. nilai kebenaran –sumbernya rasio-akal-wahyu
b. nilai keindahahan –sumber rasa (estetis)
c. nilai moral (unsur, kehendak, karsa, baik-buruk)
d. nilai religius – sumbernya kepercayaan, agama.
MORAL
• Moral berasal dari kata mos (mores)=
kesusilaan, tabiat, kelakuan.
• Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan
buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.
• Seorang yang taat pada aturan, kaidah dan
norma, dianggap sesuai dan bertindak benar
secara moral.
• Moral perwujudannya dapat berupa
peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik,
terpuji, dan mulia
• Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
thadap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan masyarakat, negara dan bangsa
• Moral ada moral ketuhanan atau agama,
moral etika, moral hukum, moral ilmu.
PENGERTIAN ETIKA
POLITIK
• Etika mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia.
• Ada etika individu, etika sosial, etika keluarga,
etika profesi, etika pendidikan, dan etika
politik.
• Etika berkaitan dengan moral, yaitu norma
untuk mengukur betul salahnya tindakan
manusia sebagai manusia dan orang.
Lanjutan…
• Etika politik mempertanyakan tanggung jawab
dan kewajiban manusia sebagai manusia dan
bukan hanya sebagai warga negara terhadap
negara, hukum yang berlaku dan lain sebagainya.
• Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas
pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi
politik secara bertanggung jawab, tidak
berdasarkan emosi, prasangka, dan apriori,
melainkan secara rasional, obyektif, dan
argumentatif.
• Etika politik tidak langsung mencampuri politik
praktis.
• Tugas etika politik membantu agar pembahasan
masalah-masalah ideologi dapat dijalankan
secara obyektif.
• Etika politik dapat memberikan patokan orientasi
dan pegangan normatif bagi mereka yang
memang mau menilai kualitas tatanan dan
kehidupan politik dengan tolok ukur martabat
manusia atau mempertanyakan legitimasi moral
sebagai keputusan politik.
Lanjutan…
• Hukum dan kekuasaan negara merupakan
pembahasan utama etika politik.
• Hukum sebagai lembaga penata masyarakat
yang normatif, maka kekuasaan negara
sebagai lembaga penata masyarakat yang
efektif sesuai dengan struktur ganda
kemampuan manusia (makhluk individu dan
sosial)
• Antara hukum dan kekuasaan tidak terpisah”
hukum tanpa kekuasaan negara tidak dapat
berbuat apa-apa, sifatnya normatif belaka, atau
hukum tidak memiliki kemampuan untuk
bertindak, sedangkan negara tanpa hukum
adalah buta”
• Pemerintah Dalam melaksanakan kekuasaan
negara menggunakan hukum, negara yang
memakai kekuasaannya di luar hukum menjadi
negara penindas otoriter & sangat mengerikan.
• Prinsip etika politik titik acuan orientasi moral
bagi suatu negara adalah adanya cita-cita the
rule of law, partisipasi demokratis masyarakat,
jaminan HAM menurut kekhasan faham
kemanusiaan dan struktur sosial budaya
masyarakat masing-masing dan keadilan
sosial.
LEGITIMASI KEKUASAAN
• Etika politik adalah legitimasi etis kekuasaan.
• Dengan moral apa seseorang atau sekelompok
orang memegang dan menggunakan kekuasaan
yang mereka miliki
• Begitu besar kekuasaannya, harus dia
pertanggungjawabkannya.
• Faham pertanggungjawaban menyatakan bahwa
penguasa memang memiliki kekuasaan, tetapi
masyarakat berhak menuntut
pertanggungjawaban.
• Dalam etika politik, kekuatan batin penguasa
berpancaran sebagai wibawa ke dalam
masyarakat, sehingga rakyat merasakannya.
• Penguasa dianggap memiliki kekuasaan tertentu.
• Wibawa penguasa itu bukan suatu yang sekedar
psikis atau mistik, tetapi juga kemampuan fisik
• Dia dapat mengatur dan mengorganisasikan
orang banyak dan memastikan kemampuannya
dengan ancaman atau sanksinya terhadap
mereka yang mau membangkang.
LEGITIMASI ETIS

Yaitu pembenaran atau


pengabsahan wewenang
negara (kekuasaan negara )
berdasarkan prinsip-prinsip
moral.
LEGITIMASI LEGALITAS
Keabsahan kekuasaan itu
berkaitan dg fungsi-fungsi
kekuasaan negara sesuai dg
wewenang dan menuntut agar
fungsi-fungsi itu diperoleh dan
dilakukan berdasarkan hukum
yang berlaku/hkm positif
KESATUAN SILA PANCASILA
• Terdiri dari bagian-bagian yg tidak terpisahkan
• Masing-masing bagian mempunyai fungsi dan
kedudukan sendiri.
• Meskipun berbeda, tidak saling bertentangan,
tetapi saling melengkapi.
• Bersatu untuk mewujudkannya secara
keseluruhan
• Keseluruhan membina bagian-bagian
• Tidak boleh satu silapun ditiadakan, melainkan
merupakan satu kesatuan.
PANCASILA HIRARKIS PIRAMIDAL
(SATU KESATUAN BERTINGKAT)
• Sila Pertama : meliputi dan mnjiwai sila kedua, sila
ketiga, sila keempat dan sila kelima.
• Sila Kedua : diliputi dan dijiwai oleh sila pertama,
meliputi dan menjiwai sila ketiga, sila keempat dan sila
kelima.
• Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan sila
kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan sila
kelima
• Sila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, sila
kedua, dan sila ketiga meliputi dan menjiwai sila
kelima.
• Sila kelima : diliputi dan dijiwai oleh seluruh sila.
KONSEP NEGARA PANCASILA
( Faham Negara Persatuan)
• Sifat religius - sosialistis (kerakyatan)
• Semangat kekeluargaan dan
kebersamaan
• Semangat persatuan-kesatuan
• Musyawarah-mufakat
• Menghendaki keadilan sosial
• Kesejahteraan sosial.
IDE POKOK
KEBANGSAAN INDONESIA
• Keseimbangan antara golongan agama (Islam)
dan golongan nasionalis (negara theis
demokrasi)
• Keseimbangan antara sifat individu dan sifat
sosial (aliran monodualisme).
• Keseimbangan antara ide-ide asli Indonesia
(famah dialektis).
FAHAM INTEGRALISTIK
Nilai faham kekeluargaan
• Persatuan dan kesatuan serta saling
ketergantungan satu sama lain dalam masy.
• Bertekad dan kerkehendak yg sama untuk
kehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka,
dan bersatu. BERTANGGUNG JAWAB
• Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan
• Kedaulatan rakyat dengan sikap demokrasi
dan toleran
Lanjutan…
• Kesetiakawanan sosial, nondiskriminasi.
• Berkeadilan sosial dan kemakmuran masy.
• Menyadari bahwa bangsa Indonesia berada
dalam tatanan pergaulan dunia internasional
dan universal.
• Menghargai harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.

Anda mungkin juga menyukai