Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DIRI

 Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. ADELIA RIMBA. A 7. CITRA AYU. E


2. ANIS MA’RIFAH 8. DANNY AGUS. W
3. ANISA FITRIANI 9. DARA CYNTHIA.M
4. APRIWAN 10. DESTYANA .W
5. AZIZ PRASETYO 11. DINNI AYU. S
6. CHIKA INDAH PUTRI 12. DIYYAH NUR LATIFAH
Pengertian

Konsep diri adalah semua ide,


pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan
memengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang
lain (Stuart, 2016)
Gambaran diri
(body image)

Ideal diri
(self ideal)

Komponen
Harga diri
(self esteem)

Konsep Diri
Peran diri
(self role)

Identitas diri
(self identity)
Gambaran • sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak
sadar, meliputi perfomance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta
diri (body persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
image)

Ideal diri • persepsi individu tentang prilakunya, disesuaikan dengan standar


pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe
(self ideal) orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang diinginkan dicapai.

Harga diri • penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara
menganalisis seberapa jauh prilaku individu tersebut sesuai dengan
(self esteem) ideal diri.

Peran diri • pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan individu
berdasarkan posisinya di masyarakat.
(self role)

Identitas diri • kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan
penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi
(self identity) satu kesatuan yang utuh
Rentang Respons Konsep Diri

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan


diri rendah identitas Depersonalisasi
positif
Asuhan Keperawatan Konsep Diri
1. Pengkajian
 Perawat mengumpulkan data objektif dan subjektif yang berfokus pada stressor konsep
diri baik yang aktual maupun potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan
perubahan konsep diri

2. Diagnosa
Klien dengan batasan karakteristik untuk gangguan konsep diri mungkin menunjukan
diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan defisiensi identitas, citra tubuh, harga diri,
atau kinerja peran

3. Perencanaan

Rencana perawatan didasarkan pada tujuan dan hasil yang diperkirakan. Hasil akan
memberikan ukuran untuk menentukan apakah rencana perawatan pada akhirnya berhasil.
Perawat harus menentukan apakah hasil yang ditetapkan realistis, sesuai dengan keadaan
fisik dan psikososial klien saat ini.
4. Pelaksanaan
Fokus tindakan adalah menolong klien untuk
memahami dirinya secara utuh sehingga dia
mampu menggali kemampuan yang dimiliki
dan menggunakannya untuk mencapai
perilaku yang konstruktif.

5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada klien dengan
gangguan konsep diri meliputi perilaku non
verbal yang mengidentifikasi konsep diri
yang positif, pernyataan tentang
penerimaan diri, menghargai diri,
melakukan peran yang sesuai, mampu
menunjukan identitas diri.
KASUS

 Tn. T, usia 26 tahun yang beralamat tinggal di jalan


Cipete No. 17 RT 21 RW 13, Jakarta Selatan, mengalami
tragedi kecelakaan lalu lintas. Klien menabrak bus saat
dalam perjalanan, kaki kiri terluka parah dan harus
menjalani operasi amputasi akibat kecelakaan yang
dialaminya. Klien merasa tidak berdaya, takut ditinggal
istri dan anaknya, karena kehilangan kakinya klien tidak
bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya.
Pembahasan Kasus
1. Pengkajian PSIKOSOSIAL

Konsep Diri
 Gambaran diri
DS : Klien mengatakan kaki kirinya sudah tidak ada, badannya kurus, rambutnya
lurus hitam, dan kulitnya hitam.
DO : Klien terlihat melamun, kaki kirinya diamputasi, kurus dan klien tampak malu
dengan kondisinya saat ini, klien menutupi kedua kakinya.

 Identitas Diri
DS : Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan klien mengatakan namanya
Tn. T, umur 26 tahun, dan beragama islam.
DO : Klien tampak mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, umur dan agama
dengan benar dan Klien adalah seorang laki-laki.
Pengkajian

 Peran
DS : Klien mengatakan cemas karena klien tidak mampu
melaksanakan perannya sebagai ayah dari dua orang anak yang
masih kecil-kecil dalam mencari nafkah.
DO : Klien terlihat sering termenung melihat kakinya saat ini dan saat
keluarga datang berkunjung, klien tampak lebih banyak diam.

 Ideal diri
DS : Klien mengatakan sangat berharap dapat melakukan aktivitas
seperti dulu lagi.
DO : Klien terlihat lebih banyak diam dan raut wajahnya tampak
muram.
Pengkajian
 Harga diri

DS : Klien mengatakan malu, memikirkan kakinya yang


sudah tidak ada dan merasa dirinya sudah tidak berarti lagi,
takut ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya, khawatir
bagaimana dengan pekerjaannya nanti karena klien adalah
supir grab car yang harus menghidupi keluarganya.

DO : Klien terlihat malu, sering menunduk dan terlihat lebih


banyak diam saat keluarganya datang dan ketika perawat
akan melakukan perawatan luka.
Diagnosa keperawatan

Gangguan konsep diri : peran


berhubungan dengan post operasi
amputasi kaki

Gangguan konsep diri : gambaran diri b.d


perubahan fisik/kehilangan bagian tubuh.
Perencanaan
 Tujuan :
Harga diri klien meningkat setelah
dilakukan tindakan intervensi selama 3 x 24 INTERVENSI :
jam. 1) Bina hubungan saling percaya
dan menjelaskan semua
 KH : prosedur dan tujuan dengan
a) Klien tidak merasa malu lagi jika bertemu singkat dan jelas.
dengan orang lain 2) Kaji penyebab gangguan
harga diri rendah, body image,
b) Klien mau menerima keadaan dirinya
dan peran.
sekarang
3) Berikan motivasi kepada klien
c) Klien dapat berinteraksi dengan baik pada dengan melibatkan orang
perawat terdekat.
4) Sampaikan hal-hal positif sesuai
d) Klien dapat melaksanakan hubungan
realita
sosial secara bertahap
5) Berikan reinforcement yang
e) Kepercayaan diri klien meningkat positif
f) Klien dapat melakukan perannya sebagai
kepala rumah tangga
Pelaksanaan/Implementasi

1) Membina hubungan saling 2) Mengkaji penyebab


percaya dan menjelaskan gangguan harga diri
semua prosedur dan tujuan rendah, body image,
dengan singkat dan jelas. peran.
 R = Klien mengerti dan percaya
 R = Klien mengungkapkan
pada perawat serta meminta
kekhawatirannya dengan
perawat untuk memberikan
kondisinya sekarang.
dukungan mental.
Implementasi
3) Memberikan motivasi kepada
klien dengan melibatkan orang 5) Memberikan reinforcement yang
terdekat. positif

 R = Klien mengatakan terima  R = klien mengatakan mau


kasih dan tampak lebih menjalin hubungan sosial
bersemangat. dengan orang sekitar
 R = klien mengatakan akan
berusaha menjadi lebih baik
4) Menyampaikan hal hal yang dalam menjalankan
positif sesuai realita perannya
 R = Klien mengatakan dapat
menerima keadaan yang
sekarang
Evaluasi
 S: Klien mengatakan lebih percaya diri dengan kondisi tubuhnya saat ini.
Klien mengatakan tidak merasa malu lagi jika bertemu dengan orang lain
Klien mengatakan akan mencoba menerima keadaan dirinya yang
sekarang

 O: Klien terlihat termotivasi dan tidak tampak murung


klien tidak menutupi tubuh yang di amputasi
klien tampak berinteraksi sosial dengan baik

 A: Masalah teratasi

 P: Intervensi dipertahankan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai