TBC Pada Anak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

TBC pada Anak

Kelompok 4
Pengertian TBC
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sebagian
besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh
lainnya, seperti otak, ginjal, dan tulang belakang.
TBC pada Anak
Tuberkulosis paru pada anak adalah penyakit tuberkulosis paru yang
terjadi pada anak usia 0-14 tahun. TB anak biasanya muncul di lingkungan
dimana TB menjadi penyakit yang biasa. Pasien TB pada anak jarang
menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada anak lain atau orang
dewasa di sekitarnya karena bakteri TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret
endobronkial pasien anak.
Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, dan
Mycobacterium bovis. Sebagian besar bakteri terdiri atas asam lemak atau lipid,
kemudian peptidoglikan dan arabinomanan. Lipid inilah yang membuat bakteri
lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam
(BTA) dan juga tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Mycobacterium
tuberculosis dapat bertahan pada udara kering maupun dalam keadaaan dingin.
Hal ini terjadi karena bakteri berada dalam keadaan dormant. Dari sifat
dormant ini Mycobacterium tuberculosis dapat bangkit kembali dan menjadi
tuberkulosis aktif lagi.
Manisfestasi Klinis
Gejala umum TB pada anak adalah sebagai d. Gejala-gejala respiratorik seperti batuk
berikut: lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting
dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan.
a. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
atau berat badan tidak naik dengan adekuat e. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau
berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to
b. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau thrive).
berulang tanpa sebab yang jelas dapat disertai
keringat malam. Demam umumnya tidak f. Lesu atau malaise, anak kurang aktif
tinggi. bermain.
c. Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang g. Gejala gastrointestinal seperti diare
tidak sakit. persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak
sembuh dengan pengobatan baku
Klasifikasi
1. Lokasi atau organ tubuh yang terkena 2. Riwayat pengobatan sebelumnya
Klasifikasi TB pada anak berdasarkan lokasi Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
tubuh yaitu: tuberkulosis paru dapat diklasifikasikan menjadi:
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis Pengobatan baru adalah kasus TB anak
yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak yang belum pernah mendapat pengobatan
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) atau
hilus. Tuberkulosis ekstra paru adalah sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan
tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain (28 dosis). Pengobatan ulang adalah kasus TB
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, anak yang pernah mendapat pengobatan dengan
selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, OAT lebih dari 1 bulan (28 dosis).
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
Klasifikasi
3. Berat dan ringannya penyakit
Berdasarkan berat dan ringannya penyakit tuberkulosis paru pada anak
dapat diklasifikasikan menjadi TB ringan dan TB berat. TB ringan adalah TB
yang tidak berisiko menimbulkan kecacatan berat atau kematian, sedangkan TB
berat adalah TB pada anak yang berisiko menimbulkan kecacatan berat atau
kematian.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemfis
2. Foto rontgen
3. Tes kulit tuberkulin atau tes Mantoux.
4. Pemeriksaan dahak dan kultur dahak untuk mengetahui apakah kuman TBC
ada di dalam tubuh anak, khususnya di saluran pernapasan.
Penatalaksanaan Medis
Konsumsi obat-obatan jenis OAT, yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin.
Obat-obatan ini harus dikonsumsi setiap hari selama 2 bulan. Kemudian untuk
4 bulan selanjutnya, hanya dua jenis obat yang diteruskan, yaitu rifampicin dan
isoniazid.
Asuhan Keperawatan
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS: Adanya penumpukan Bersihan jalan nafas
Anak mengeluh kesulitan bernapas secresi yang kental/ tidak efektif
sekresi yang belebihan.
DO:
- Anak usia 5 tahun, sering batuk
mengeluarkan sputum
- Terserang influenza
NO DATA PENYEBAB MASALAH
2. DS: Penurunan keinginan Ketidakseimbangan
Ibu mengatakan anaknya kurang nafsu untuk makan nutrisi kurang dari
makan. kebutuhan tubuh

DO:
- Anak usia 5 tahun, sering mual dan
muntah
- Penurunan BB

3. DS: Ketidakadekuatan Intoleransi Aktivitas


- Anak lebih cepat merasa lelah jika sumber energy
melakukan aktivitas
- Ibu mengatakan anaknya kurang nafsu
makan.

DO:
- Anak usia 5 tahun, malas beraktifitas
- Nadi 100x/menit
- RR 28x/menit
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Produksi sputum berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksi
3. Intoleransi aktifitas b.d keletihan ( Keadaan fisik lemah )
Intervensi
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. DX Setelah dilakukan 1. Inspeksi kecepatan dan 1. Untuk mengetahui keadaan
1 tindakan kep selama irama serta kedalaman umum pasien.
2x24 jam masalah pernapasan dan auskultais
ketidakefektifan bunyi nafas sebelum dan
Bersihan Jalan sesudah batuk
Nafas teratasi 2. Berikan posisi semifowler 2. Posisi membantu ventilasi
dengan kriteria hasil: untuk bantu klien batuk maksimal
- Bersihan jalan 3. Kolaborasi dengan dokter 3. Untuk memudahkan dalam
nafas efektif untuk pemberian obat mengeluarkan lender
- Produksi Ekspektoran
sputum 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Untuk menghentikan
hilang/berkurang untuk pemberian obat OAT pertumbuhan bakteri
selama 6 bulan
Intervensi
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. DX Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Untuk menentukan
2 tindakan keperawatan pemberian makanan
selama 3x24jam 2. Monitor bila ada mual 2. Mengetahui intake dan
masalah muntah output
ketidakseimbangan 3. Monitor BB pasien 3. Untuk mengetahui adanya
nutrisi kurang dari peningkatan atau penurunan
kebutuhan tubuh 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Agar pasien mendapatkan
teratasi dengan untuk menentukan jumlah asupan nutrisi dan kalori
kriteria hasil: kalori dan nutrisi yang yang adekuat
- BB pasien ideal dibutuhkan pasien
- Nutrisi pasien
adekuat
- Tingkat energy
adekuat
Intervensi
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. DX Setelah dilakukan 1. Evaluasi respon pasien 1. Menetapkan kemampuan atau
3 tindakan keperawatan terhadap aktivitas kebutuhan pasien
selama 2x24jam 2. Berikan lingkungan tenang 2. Meningkatkan istirahat dan
masalah Intoleransi dan batasi pengunjung menurunkan stress
Aktivitas teratasi 3. Bantu pasien memilih 3. Agar pasien nyaman
dengan kriteria hasil: posisi nyaman untuk
- Pasien dapat istirahat
mengelola energy
untuk memulai dan
mempertahankan
aktivitas
Evaluasi
NO DX EVALUASI TTD
1. DX 1 S:Pasien mengatakan dapat bernafas dengan lega KEL 4
O:RR :24X/menit
A: Masalah teratasi
P:Intervensi Dihentikan
2. DX 2 S: Pasien mengatakan tubuhnya lebih bertenaga KEL 4
O:BB Pasien Ideal
A:Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
3. DX 3 S:Pasien mengatakan nyaman serta merasa lebih fit KEL 4
O:Pasien terlihat maksimal pada kerja fisik
A:Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
Kesimpulan
Tatalaksanaan TBC pada Anak merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan antara pemberian medikamentosa, penataan gizi, dan lingkungan
sekitarnya. Usaha lainnya antara lain mempertahankan perhatian orang tua pada terapi
pengobatan anak yaitu OAT selama 6 bulan dengan jenis dan dosis yang sesuai. Maka
dari itu hal ini perlu diperhatikan sebab Tuberkulosis merupakan penyakit yang perlu
mendapat perhatian khusus. Usia anak merupakan usia yang sangat rawan terhadap
penularan penyakit tuberkulosis. Angka penularan dan bahaya penularan yang tinggi
terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan golongan umur 7-14 tahun dan Usia anak
sangat rawan tertular tuberkulosis dan apabila terinfeksi mereka mudah terkena
penyakit tuberkulosis.
Daftar Pustaka
Ferdiana, E. F. (2019). UPAYA ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK
DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU Di Wilayah Kerja Puskesma
Polowijen (Doctoral dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

SETIANA, I. A. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


MASALAH TBC PADA KELUARGA Tn. S DI DESA SROWOT RT 01/RW 03
KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).

Anda mungkin juga menyukai