Anda di halaman 1dari 22

KEPUTUSAN SEKJEN BAWASLU

NOMOR
0433/BAWASLU/SJ/HK.01.00/IX/2017
TENTANG
PENGELOLAAN KEUANGAN DI
LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS
PEMILIHAN UMUM
BANDAR LAMPUNG, 25 MEI 2019
1 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017

2 PMK Nomor 178/PMK.05/2018 Tentang Perubahan


PMK Nomor 190/PMK.05/2012

3 Keputusan Sekjen No. 154/Bawaslu/SJ/HK.01.00/IV/2017

4 Keputusan Sekjen No. 433/Bawaslu/SJ/HK.01.00/IX/2017


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Koordinator Sekretariat Bawaslu
Kab/Kota
Bendahara Pengeluaran (BP)
pada Bawaslu Provinsi

Bendahara Pengeluaran Pembantu


(BPP) pada Bawaslu Kab/Kota

Pemegang Uang Muka Kerja


(PUMK) pada Panwas Kecamatan
TUGAS & WEWENANG PPK
PPK memiliki tugas dan wewenang, sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana berdasarkan DIPA;
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
3. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak
dengan Penyedia Barang/Jasa;
4. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
5. Menguji kebenaran tagihan dan menandatangani surat bukti
mengenai hak tagih kepada negara;
6. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan.
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul
dari penggunaan bukti mengenai hak tagih kepada negara.
TUGAS BPP:
BPP melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang yang dikelola meliputi:
1. Menerima dan menyimpan UP/TUP;
2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber
dari UP/TUP;
3. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP/TUP berdasarkan
perintah PPK;
4. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;
5. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya
atas kewajiban kepada negara;
6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas
negara;
7. Menatausahakan transaksi UP/TUP;
8. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP/TUP; dan
9. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP/TUP.

BPP bertanggung jawab secara pribadi atas uang yang berada dalam
pengelolaannya. BPP juga bertanggung jawab kepada BP dan harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada BP.
TUGAS PUMK:
PUMK adalah perpanjangan tugas dari BPP yang berada pada masing-masing
Panwas Kecamatan, PUMK melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang yang
dikelola meliputi:
1. Menerima dan menyimpan UP/TUP;
2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber
dari UP/TUP;
3. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP/TUP berdasarkan
perintah PPK;
4. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;
5. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya
atas kewajiban kepada negara;
6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas
negara;
7. Menatausahakan transaksi UP/TUP;
8. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP/TUP; dan
9. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP/TUP.

PUMK bertanggung jawab secara pribadi atas uang yang berada dalam
pengelolaannya. PUMK juga bertanggung jawab kepada BPP dan harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada BPP.
Mekanisme Penerbitan SPBy
 SPBy atau Surat Perintah Bayar adalah bukti perintah dari
PPK kepada BP/BPP untuk mengeluarkan dana yang dikelola
oleh BP/BPP sebagai pembayaran kepada pihak yang dituju
(PMK 162/PMK.05/2013). BP/BPP dapat melaksanakan
pembayaran melalui mekanisme UP/TUP setelah menerima
SPBy yang ditandatangani oleh PPK atas nama KPA.
 Apabila SPBy belum disetujui oleh PPK, BP/BPP tidak boleh
melakukan pembayaran yang berasal dari dana UP/TUP
kepada penerima yang berhak. Artinya sebelum uang keluar
dari brankas BP/BPP, harus ada surat perintah bayar terlebih
dahulu dari PPK.
 Atas dasar SPBy yang diterbitkan oleh PPK, BP/BPP wajib
menguji kebenaran SPBy;
 Apabila hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan, BP/BPP
harus menolak SPBy yang diajukan kepadanya.
Pengajuan Tagihan Menggunakan LS
HONORARIUM
Pembayaran honorarium narasumber dan moderator dilengkapi dengan :
 Surat Keputusan;
 Daftar nominatif;
 SSP PPh Pasal 21 yang ditanda tangani oleh Bendahara Pengeluaran; dan
 Bukti Potong Pajak

Pembayaran Honorarium Tim Kegiatan/Pokja dilengkapi dengan :


 Surat Keputusan
 Daftar nominatif
 SSP PPh Pasal 21 yang ditanda tangani oleh Bendahara pengeluaran;
 Output kegiatan; dan
 Bukti potong pajak.

SPP-LS untuk pembayaran honorarium diterbitkan oleh PPK dan disampaikan


kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung
diterima secara lengkap dan benar dari penerima hak..
PERJALANAN DINAS
Perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilengkapi dengan:
 Surat Keputusan/ Surat Tugas;
 Daftar nominatif perjalanan dinas;
 SPD (Surat perjalanan dinas) dan diketahui oleh pejabat ditempat tujuan;
 Tiket (pesawat, kereta api, kapal laut, bus, dll);
 Boarding pass bila menggunakan pesawat;
 Nota hotel; dan
 Laporan hasil kegiatan perjalanan dinas.

Pelaksanaan perjalanan dinas berpedoman pada Keputusan Sekretaris


Jenderal Bawaslu Nomor 0154/Bawaslu/SJ/HK.01.00/IV/2017 Tanggal 12
April 2017 tentang Pelaksanaan Perjalanan Dinas Badan Pengawas
Pemilihan Umum
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN

NO JENIS KELENGKAPAN KETERA


NGAN
1. Belanja Konsumsi a. Bukti Pengeluaran/kuitansi (tanpa materai) untuk
Rapat (jumlah s.d jumlah s.d. Rp 250.000,-;
Rp 1.000.000,-) b. Bukti Pengeluaran/kuitansi (bermaterai Rp 3.000,-)
untuk jumlah Rp 250.001,-s.d. Rp 1.000.000,-;
c. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumlah nota/kuitansi
lebih dari 1 buah);
d. Surat Undangan Rapat;
e. Daftar Hadir Rapat;
f. Notulen Rapat.
2. Belanja Konsumsi a. Bukti Pengeluaran/kuitansi (bermaterai Rp 6.000,-)
Rapat (diatas Rp b. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumlah nota/kuitansi
1.000.000,- s.d. Rp lebih dari 1 buah);
20.000.000,-) c. Surat Undangan Rapat;
d. Daftar Hadir Rapat;
e. Notulen Rapat;
f. Fotokopi NPWP Rekanan/Pihak Ketiga;
g. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22, sebesar 1,5% (untuk
pembelian mulai dari Rp 2.000.000,-);
h. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, sebesar 2% (untuk jasa
catering atau boga).
NO JENIS KELENGKAPAN

3. Belanja Alat Tulis a. Bukti Pengeluaran/kuitansi (tanpa materai) untuk jumlah s.d.
Kantor (jumlah s.d Rp Rp 250.000,-;
1.000.000,-) b. Bukti Pengeluaran/kuitansi (bermaterai Rp 3.000,-) untuk jumlah
Rp 250.001,-s.d. Rp 1.000.000,-;
c. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumlah nota/kuitansi lebih dari
1 buah).
4. Belanja Alat Tulis a. Bukti Pengeluaran/kuitansi (bermaterai Rp 6.000,-)
Kantor (diatas Rp b. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumlah nota/kuitansi lebih dari
1.000.000,- s.d. Rp 1 buah)
20.000.000,-) c. e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
d. Fotokopi NPWP Rekanan/Pihak Ketiga;
e. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22, sebesar 1,5% x Dasar
Pengenaan Pajak (untuk pembelian mulai dari Rp 2.000.000,-);
f. Surat Setoran Pajak (SSP) PPN, sebesar 10% x Dasar Pengenaan
Pajak.
5. Honorarium a. Daftar Nominatif Pembayaran dan Bukti Transfer (jika ada);
Narasumber/ b. Surat Undangan Rapat dan Daftar Hadir Rapat (untuk
Moderator/Tim/ honorarium narasumber/moderator);
Panitia/Pengelola c. Surat Keputusan (untuk Honorarium Tim/Panitia/Pengelola
Keuangan, dll Keuangan);
d. Laporan kegiatan (untuk Honorarium Tim/Panitia Kegiatan);
e. Mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 21;
g. Bukti Potong PPh 21.
NO JENIS KELENGKAPAN

6. Transport dan Uang a. Surat Tugas yang ditandatangani oleh:


Saku Peserta/Panitia/ b. Ketua untuk Komisioner dan Kepala Sekretariat;
Narasumber c. Kepala Sekretariat untuk Staf.
Workshop, Rapat d. Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh
Kerja, Lokakarya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk kegiatan lebih dari 8
Sosialisasi Dalam Kota jam;
e. Daftar Nominatif Pejabat/Staf yang melaksanakan Perjalanan
Dinas;
f. Kuitansi/Tanda Terima dan Rincian Penerimaan Uang;
g. Kuitansi/Nota Hotel/Tempat Menginap;
h. Daftar Pengeluaran Riil;
i. Laporan Perjalanan Dinas.
7. Paket Full Board/Full a. Kuitansi Tagihan (Hotel) s.d. Rp 50.000.000,-;
Day/Half Day b. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, sebesar 2% dari nilai bruto;
c. Surat Penawaran Harga;
d. Surat Pesanan;
e. Surat Undangan;
f. Daftar Hadir;
g. Laporan Kegiatan (Prosiding).
NO JENIS KELENGKAPAN

8. Perjalanan Dinas a. Surat Tugas yang ditandatangani oleh:


Mengikuti Pelatihan/ 1) Ketua untuk Komisioner dan Kepala Sekretariat;
Sosialisasi/ Workshop/ 2) Kepala Sekretariat untuk Staf.
Seminar/ Rapat/ b. Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh
Pembinaan/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Monitoring dll di Luar c. Surat Undangan;
Kota d. Daftar Nominatif Pejabat/Staf yang melaksanakan Perjalanan
Dinas;
e. Kuitansi/Tanda Terima dan Rincian Penerimaan Uang;
f. Kuitansi/Nota Hotel/Tempat Menginap;
g. Bukti Transport (tiket dan Boarding Pass);
h. Pembelian tiket pesawat dapat menggunakan katalog
elektronik (e-Catalogue);
i. Daftar Pengeluaran Riil;
j. Laporan Perjalanan Dinas.
9. Sewa Kendaraan a. Bukti Pengeluaran/Nota untuk pengadaan sampai dengan Rp
20.000.000,-
b. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, sebesar 2% dari nilai bruto;
c. Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK);
d. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik kendaraan.
PENGADAAN BARANG/JASA

NO PENGADAAN KELENGKAPAN
BARANG/JASA
1. s/d Rp.10.000.000 a. Bukti pembelian; (nota, Invoice,dll), ditandatangani oleh PPK
dan BPP; dan
b. Faktur Pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah
ditandatangani oleh wajib pajak.
2. Rp.10.000.001 s/d a. Faktur barang untuk pengadaan barang;
Rp.50.000.000 b. Laporan hasil pekerjaan untuk pekerjaan jasa/pemeliharaan;
c. Kuitansi yang ditandatangani oleh PPK dan BPP; dan
d. Faktur Pajak beserta Surat setoran Pajak (SSP) yang telah
ditandatangani oleh wajib pajak.
3. > Rp.50.000.001 s/d a. Kuitansi ditandatangani oleh PPK dan PPHP (Pejabat Penerima
Rp.200.000.000 Hasil pekerjaan);
b. Faktur barang untuk pengadaan barang;
c. Laporan hasil pekerjaan untuk pekerjaan konstruksi /jasa
lainnya;
d. Faktur Pajak beserta Surat setoran Pajak (SSP) yang telah
ditandatangani oleh wajib pajak;
e. Surat Perintah Kerja;
f. Berita acara penyelesaian pekerjaan oleh Pihak ke tiga;
g. Berita acara pemeriksaan penerimaan hasil pekerjaan;
h. Berita acara serah terima pekerjaan; dan
i. Berita acara pembayaran.
NO PENGADAAN KELENGKAPAN
BARANG/JASA
4. > Rp.200.000.000 a. Kuitansi; ditandatangani oleh PPK dan PPHP;
b. Faktur barang;
c. Laporan hasil pekerjaan untuk pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya oleh pihak ketiga;
d. Faktur Pajak beserta Surat setoran Pajak (SSP) yang
telah ditandatangani oleh wajib pajak;
e. Bank garansi/jaminan pelaksanaan;
f. Surat perjanjian/Kontrak;
g. Surat perintah kerja;
h. Laporan kemajuan pekerjaan dan berita acara
pembayaran per termin, bila pembayarannya melalui
termin;
i. Berita acara penyelesaian pekerjaan oleh pihak
ketiga;
j. Berita acara pemeriksaan penerimaan hasil pekerjaan;
k. Berita acara serah terima pekerjaan;
l. Berita acara pembayaran; dan
m. Jaminan bank garansi uang muka, bila mengambil
uang muka.
Mekanisme Penyelesaian Tagihan dengan
menggunakan Uang Persediaan (UP)
a. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari
Satuan Kerja dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme Pembayaran LS.
b. UP Merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara
Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving).
c. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak
sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali pembayaran honorarium
dan perjalanan dinas.
d. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas
Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).

UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:


a. Belanja Barang;
b. Belanja Modal; dan
c. Belanja Lain-lain.
Mekanisme Penyelesaian Tagihan dengan
menggunakan Tambahan Uang Persediaan
(TUP)
KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada
Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang
sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda.
Syarat penggunaan TUP:
a. Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak
tanggal SP2D diterbitkan;
b. Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan
pembayaran LS; dan
c. SPJ TUP yang akan dimasukkan ke verifikasi bagian keuangan harus sesuai
dengan RAB pengajuan TUP Awal (output dan akun tidak boleh berubah).
d. Selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan belum dilakukan
pertanggungjawaban, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran kepada
KPA
e. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu yaitu 1 (satu) bulan.
PEMBUKUAN BENDAHARA

Jenis-jenis buku yang digunakan untuk pencatatan transaksi keuangan


yang dilakukan oleh Bendahara :
a. Buku Kas Umum
b. Buku Pengawasan Anggaran Belanja
c. Buku Pembantu

Buku pembantu berdasarkan sumber kas/jenis kas, meliputi:


a. Buku Pembantu Uang Persediaan
b. Buku Pembantu LS Bendahara
c. Buku Pembantu Pajak
d. Buku Pembantu Lain-lain

Buku pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan kas, meliputi:


a. Buku Pembantu Bank
b. Buku Pembantu Kas Tunai
c. Buku Pembantu BPP
d. Buku Pembantu Uang Muka
PEMERIKSAAN KAS
Pemeriksaan kas dilakukan pada saat:
a. Terjadi pergantian Bendahara;
b. Setiap Akhir Bulan; dan
c. Sewaktu-waktu (apabila diperlukan).

PENATAUSAHAAN KAS
Dalam rangka penatausahaan kas Bendahara Pengeluaran/BPP, KPA atau PPK
atas nama KPA memastikan:
a. jumlah uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas BP/BPP pada akhir jam
kerja maksimal Rp 50.000.000,-
b. Dalam hal uang tunai yang berasal dari UP/TUP yang ada pada kas BP/BPP lebih
dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), BP/BPP membuat Berita Acara yang
ditandatangani oleh BP/BPP dan KPA atau PPK atas nama KPA.
c. Berita Acara keadaan kas harus dibuat pada saat kejadian paling lambat pada jam
tutup kantor.
d. Pada hari kerja berikutnya, uang tunai yang berasal dari UP/TUP di brankas
BP/BPP pada akhir jam kerja kembali maksimal Rp 50.000.000.
REKONSILIASI

1. Rekonsiliasi Internal,
Proses pencocokan data transaksi pada Aplikasi SAS Modul Silabi
dengan Aplikasi PUMK Kecamatan guna untuk penutupan pembukuan
setiap bulannya dan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah akhir
bulan bersangkutan antara BPP dan PUMK. Setelahnya BPP dan BP
juga akan melakukan rekonsiliasi yang nantinya akan disampaikan
kepada KPPN selaku Mitra Perbendaharaan Satker.

2. Rekonsiliasi Eksternal,
Proses pencocokan data transaksi yang dilakukan oleh BP selaku
Satker dan KPPN selaku Kuasa BUN tiap awal bulan berikutnya
melalui Aplikasi Web E-Rekon. Hal ini dimaksudkan untuk laporan
pertanggungjawaban Satker selaku pengguna anggaran tiap bulannya
untuk dicatat dan dilaporakn kepada KPPN selaku Kuasa BUN di tiap
Provinsinya untuk mengetahui penggunaan/penyerapan APBN tiap
bulannya pada masing-masing Satker.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai