PANCASILA

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
I. PENDAHULUAN
A. PENGANTAR
MATERI KEPEMIMPINAN PANCASILA MEMPUNYAI
SUBSTANSI YANG SANGAT LUAS KARENA MELIPUTI
PEMAHAMAN TERHADAP :
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PRA
KEMERDEKAAN, PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945
SAMPAI ERA REFORMASI SEKARANG INI.

PENGERTIAN / DIFINISI PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN

DAN KEPEMIMPINAN PANCASILA.

MOMENTUM BIN GAR RELAWAN PMI UPAYA RENUNG

ULANG TERHADAP PANCASILA UUD 1945.
B. KONDISI UMUM

SAYA YAKIN BETUL PESERTA BIN.GAR RELAWAN

PMI TELAH HAFAL MENGUCAP LIMA SILA
DALAM PANCASILA.

PERTANYAAN YANG HARUS DIJAWAB OLEH KITA

SEMUA SECARA JUJUR

 APAKAH KITA / WARGA NEGARA INDONESIA

MENGERTI MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN
SECARA BULAT DAN UTUH NILAI-NILAI
FILOSOFI PANCASILA

 APAKAH KITA SUDAH MEMAHAMMI APA ITU

PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN DAN
KEPEMIMPINAN PANCASILA
C. PENGERTIAN DIFINISI SINGKAT
PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN
PANCASILA

SUATU ORGANISASI SEKECIL APAPUN PASTI ADA

PEMIMPIN ADA YANG DIPIMPIN ADA KEPEMIMPINAN
DAN BAGAIMANA KEPEMIMPINAN PANCASILA.

PEMIMPIN ADALAH SESEORANG YANG DAPAT

MENGENDALIKAN KEHENDAK, KELOMPOK YANG
DIPIMPIN UNTUK MANCAPAI TUJUAN BERSAMA.

PEMIMPIN ANTARA LAIN

 PEMIMPIN INDIFIDUAL/PRIBADI
 PEMIMPIN KELUARGA
 PEMIMPIN LEMBAGA FORMAL NON FORMAL
ORMAS DAN LAIN – LAIN TERMASUK
 PELATIH PEMBINA RELAWAN PMI
KEPEMIMPINAN ADALAH GAYA, MODEL,
METODE SESEORANG PEMIMPIN DALAM
MENGENDALIKAN, MENGGERAKAN RODA
ORGANISASI / KELOMPOK YANG DIPIMPINNYA

KEPEMIMPINAN PANCASILA ADALAH

IMPLEMENTASI TERAPAN KEPEMIMPINAN
SESEORANG YANG MENGACU BERDASARKAN
NILAI – NILAI FILOSOFI YANG TERSURAT DAN
TERSIRAT DALAM PANCASILA , UNTUK
MENCAPAI TUJUAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA
DAN UUD 1945
D. KAJI ULANG, RENUNG ULANG PANCASILA DAN
SUBSTANSINYA

MENYUSURI KONSEP PANCASILA DAN URGENSINYA

 DALAM PERJALANAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
SESUNGGUHYA NILAI – NILAI PANCASILA SEBAGAI
PANDANG HIDUP BANGSA SUDAH TERWUJUD
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT SEJAK
SEBELUM PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
DIRUMUSKAN DALAM SATU SYSTEM NILAI.

 SEJAK JAMAN DAHULU WILAYAH – WILAYAH

NUSANTARA TELAH MEMPUNYAI TATA NILAI YANG
DIPEGANG TEGUH OLEH MASYARAKATNYA SEPERTI
:
PERCAYA KEPADA TUHAN DAN TOLERAN,
GOTONG ROYONG, MUSYAWARAH
SOLIDARITAS DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
MANIFLESTASI PRINSIP GOTONG ROYONG
DAN SOLIDARITAS SECARA KONGKRIT
DAPAT DIBUKTIKAN DALAM BENTUK
PEMBAYARAN PAJAK WARGA NEGARA ATAU
WAJIB PAJAK ALASANNYA JELAS, BAHWA
GOTONG ROYONG DIDAPATKAN ATAS
SEMANGAT KEBERSAMAAN YANG
TERWUJUD DALAM FILOSOFI HIDUP
BANGSA INDONESIA “ BERAT SAMA DIPIKUL
RINGAN SAMA DIJINJING “
KONSEKUENSINYA, PIHAK YANG MAMPU
HARUS MENDUKUNG YANG KURANG
MAMPU.
NILAI – NILAI PANCASILA BERDASARKAN
TEORI KAUSALITAS YANG DIKEMBANGKAN
NOTONEGORO, ( KAUSALITAS MATERIALIS,
FORMALIS, EFISEN DAN KAUSALITAS
FINALIS ) MERUPAKAN PENYEBAB
LAHIRNYA NEGARA KEBANGSAAB
INDONESIA.

PENYIMPANGAN TERHADAP NILAI – NILAI

PANCASILA DAPAT BERAKIBAT
TERANGANNYA KELANGSUNGAN NEGARA,
MUNCUL BERBAGAI PERMASALAHAN YANG
MENDERA INDONESIA YANG
MEMPERLIHATKAN TELAH TERGERUSNYA
NILAI – NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA DAN
BERMASYARAKAT.
E. PANDUAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
PANCASILA

PANCASILA MERUPAKAN KESEPAKAT KUHUR

ANTARA SEMUA GOLONGAN YANG HIDUP DI
INDONESIA MENJADI :
 TITIK TEMU ASPIRASI
 PAHAM
 KEHENDAK
BAGI SELURUH BANGSA INDONESIA YANG
BERBAGAI LATAR BELAKANGNYA DALAM
MENCARI DAN MENEMUKAN DASAR YANG AKAN
MENJADI PENGIKAT SELURUH BANGSA DAN
MENJADI PEDOMAN DALAM PENYELENGGARAAN
NEGARA
AGAR KESEPAKATAN LUHUR DAPAT BERFUNGSI
SECARA OPTIMAL MAKA DIBERIKAN KEDUDUKAN
YANG JELAS YAITU “ PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA DAN SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL “

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA MENJADI

INSPIRASI DAN PEDOMAN PERTAMA DAN UTAMA
DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA /
PEMERINTAHAN DAN PELAKSANAAN TUGAS DAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA.

KEDUDUKAN SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI

NASIONAL MEMILIKI PERAN YANG SANGAT PENTING
SEBAGAI NILAI DASAR PERTAMA DAN UTAMA DALAM
MENGATUR, MENGARAHKAN, MEMBINGBING
SELURUH APARATUR PENYELENGGARA NEGARA /
PEMERINTAHAN DAN SELURUH WARGA NEGARA
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN
TANGGUNGJAWABNYA, SERTA HAK DAN
KEWAJIBANNYA
PANCASILA MENGIRINGI SETIAP LANGKAH
PERJALANAN NEGARA DAN BANGSA INDONESIA
SEJAK BERDIRINYA PADA TANGGAL 17 AGUSTUS
1945 DENGAN BERBAGAI PASANG SURUT
PERANANYA DALAM KEHIDUPAN NEGARA DAN
BANGSA.

WALUPUN DENGAN BERBAGAI UJIAN DAN

TANTANGAN MENGHADANG SEJAK MERDEKA
SAMPAI SAAT INI PANCASILA TETAP KOKOH
BERDIRI TEGAK SEBAGAI DASAR NEGARA DAN
IDEOLOGI NASIONAL.
KANDUNGAN MAKNA.
BAHWA SESUNGGUHYA ATAS BERKAT RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA PERJUANGAN RAKYAT
INDONESIA TELAH MENGHANTARKAN RAKYAT
INDONESIA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT
BERDASARKAN PANCASILA”, MAKA MENJADI TUGAS
DAN TANGGUNG JAWAB SETIAP WARGA NEGARA
INDONESIA DAN SELURUH BANGSA INDONESIA
UNTUK MENGEMBAN KELANGSUNGAN HIDPNYA.

PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA DAN SELURUH

RAKYAT INDONESIA, MEMBERI KEKUATAN HIDUP
BANGSA INDONESIA DAN MEMBIMBINGNYA DALAM
MENGEJAR KEHIDUPAN LAHIR BATIN YANG MAKIN
BAIK DIDALAM MASYARAKAT INDONEISA YANG ADIL
DALAM KEMAKMURAN DAN MAKMUR DALAM
KEADILAN.
PANCASILA YANG DITERIMA DAN DITETAPKAN
SEBAGAI DASAR NEGARA TERCANTUM DALAM
PEMBUKAAN UUD 1945 MERUPAKAN :
“ KEPRIBADIAN DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
YANG TELAH DIUJI KEBENAR, KEAMPUHAN DAN
KESAKTIANNYA, SEHINGGA TAK ADA SATU KEKUATAN
MANAPUN JUGA YANG MAMPU MEMISAHKAN
PANCASILA DARI KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA “

UNTUK MENGAWAL KEBENARAN, KEAMPUHAN DAN

KESAKTIAN PANCASILA PERLU DIUSAHAKAN SECARA
NYATA DAN TERUS MENERUS PENGHAYATAN DAN
PENGAMALAN NILAI – NILAI LUHUR YANG
TERKANDUNG DIDALAMNYA OLEH SETIA WARGA
NEGARA INDONESIA, PENYELENGGARA NEGARA,
LEMBAGA KENEGARAAN. LEMBAGA KEMASYRAKATAN
BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH
II. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA
DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA
I. PERIODE PENGUSULAN
 JAUH SEBELUM PENGUSULAN PANCASILA, CIKAL
BAKAL MUNCULNYA IDEOLOGI BANGSA DIAWALI
LAHIRNYA NASIONALISME YANG MENJADI
PEMBUKA KE PINTUGERBANG KEMERDEKAAN
BANGSA INDONESIA.

 PANCASILA SEBAGAI MODAL RASIONALITAS

MENENGARA BAHWA BENIH NASIONALISME
SUDAH TERTANAM KUAT DALAM GERAKAN “
PERHIMUNAN INDONESIA “ DISUSUL LAHIRNYA
SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928

 PERHIMPUNAN INDONESIA MENGHIMBAU AGAR

SEGENAP SUKU BANGSA BERSATU TEGUH
MENGHADAPI PENJAJAHAN DAN KETERJAJAHAN
 SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928 MERUPAKAN
MOMENTUM PERUMUSAN DIRI BANGSA YANG
SEMUANNYA SEBAGAI MODAL POLITIK AWAL YANG
SUDAH DIMILIKI TOKOH – TOKOH PERGERAKAN.

 PERUMUSAN PANCASILA AWALNYA DILAKUKAN

DALAM SIDANG BPUPKI PERTAMA TANGGAL 29 MEI
1945 – JUNI 1945
BPUPKI DIBENTUK OLEH PEMERINTAH PENDUDUK
JEPANG TANGGAL 29 APRIL 1945 DENGAN ANGGOTA
60 ORANG.
 BPUPKI DIKETUAI OLEH DR.RAJIMAN
NEDYODININGRAT DIDAMPINGI 2 ORANG KETUA
MUDA YAITU.
“ RADEN PANJI SUROSO DAN ICHIBANGSAE
(ORANG JEPANG)
 BPUPKI DILANTIK OLEH LETJEN KUMAKICHI
HARADA – PANGLIMA TENTARA KE-16 JEPANG DI
JAKARTA TANGGAL 28 MEI 1945, TANGGAL 29 MEI
1945 BPUPKI SIDANG PERTAMA DENGAN MATERI
POKOK MEMBICARAKAN CALON DASAR NEGARA.

TOKOH YANG BERBICARA DALAM SIDANG BPUPKI

MENURUT CATATAN SEJARAH.
1. MR. MOH YAMIN
2. IR. SOEKARNO
3. KI BAGUS HADI KUSUMO
4. MR. SOEPOMO
KEEMPAT TOKOH MENYAMPAIKAN USULAN DASAR
NEGARA, MENURUT PANDANGANNYA MASING –
MASING.
II. SALAH SEORANG PENGUSUL CALON DASAR
NEGARA DALAM SIDANG BPUPKI ADALAH IR.
SOEKARNO PADA TANGGAL 1 JUNI 1945 DENGAN
MENYAMPAIKAN 5 BUTIR GAGASAN TENTANG
DASAR NEGARA :

 NASIONALISME ATAU KEBANGSAAN INDONESIA

 INTERNASIONALISME ATAU PERI KEMANUSIAAN
 MUFAKAT ATAU DEMOKRASI
 KESEJAHTERAAN SOSIAL
 KETUHANAN YANG BERKEBUDAYAAN
 BERDASARKAN CATATAN SEJARAH, KELIMA BUTIR
GAGASAN IR. SOEKARNO DIBERI NAMA PANCASILA.
IR. SOEKARNO JUGA MENGUSULKAN 5 SILA
MENJADI 3 SILA (TRISILA) APABILA PESERTA
SIDANG TIDAK MENYUKAI DAN TERAKHIR
MENAWARKAN RUMUSAN NASKAH TRISILA :
 SOSIO – NASIONALISME
 SOSIO – DEMOKRASI
 KETUHANAN YANG MAHA ESA
IV. UNTUK MERUMUSKAN DAN MENGERUCUTKAN
BERBAGAI GAGASAN DAN MENCARI KESEPAKATAN
MENGENAI DASAR NEGARA, BPUPKI MEMBENTUK
PANITIA KECIL YANG DIKENAL PANITIA SEMBILAN.

V. TANGGAL 22 JUNI 1945 PANITIA SEMBILAN BERHASIL

MENYUSUN SEBUAH DOKUMEN YANG BERISI DASAR
NEGARA DAN TUJUAN NEGARA INDONESIA MERDEKA.
IV. PERIODE PERUMUSAN PANCASILA
A. HAL TERPENTING MENGEMUKA DALAM SIDANG
BPUPKI KEDUA TANGGAL 10 – 16 JUNI 1945 ADALAH
DISETUJUINYA NASKAH AWAL ‘PEMBUKAAN HUKUM
DASAR’ YANG DIKENAL DENGAN NAMA ‘ PIAGAM
JAKARTA’ MERUPAKAN NASKAH AWAL PERNYATAAN
KEMERDEKAAN INDONESIA.
PADA ALINEA KEEMPAT PIAGAM JAKARTA TERDAPAT
RUMUSAN PANCASILA SEBAGAI BERIKUT :
 KETUHANAN DENGAN KEWAJIBAN MENJALANKAN
SYARIAT ISLAM BAGI PEMELUK PEMELUKNYA
 KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
 PERSATUAN INDONESIA
 KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
 KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
B. KETIKA PARA PEMIMPIN SIDANG SIBUK
MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN MENURUT SCENARIO
JEPANG, TIBA TIBA TERJADI PERUBAJAN PETA POLITIK
DUNIA, SALAH SATU PENYEBAB TERJADINYA ITU
ADALAH TAKLUKNYA JEPANG TERHADAP SEKUTU.

C. PERISTIWA ITU DITANDAI DENGAN JATUHNYA BOM

ATOM DI KOTA HIROSHIMA TANGGAL 6 AGUSTUS. PADA
TANGGAL 7 AGUSTUS 1945, PEMERINTAH JEPANG DI
JAKARTA MENGELUARKAN MAKLUMAT YANG BERISI
1. PERTENGAHAN AGUSTUS AKAN DIBENTUK PANITIA
PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)
2. PANITIA RENCANANYA DILANTIK TANGGAL 18
AGUSTUS 1945 DAN MULAI BERSIDANG TANGGAL 19
AGUSTUS 1945
3. DIRENCANAKAN TANGGAL 24 AGUSTUS 1945
INDONESIA DIMERDEKAKAN
D. TANGGAL 8 AGUSTUS 1945, SOEKARNO, HATTA DAN
RADJIMAN DIPANGGIL JENDRAL TERAUCHI (PENGUASA
MILITER JEPANG KAWASAN ASIA TENGGARA) YANG
BERKEDUDUKAN DI SAIGON (HO CHI MINH) VIETNAM.
E. KETIGA TOKOH DIATAS MEMBENTUK PPKI DENGAN
TOTAL ANGGOTA 21 ORANG
1.IR. SOEKARNO 12) MUH. AMIR
2. MOH. HATTA 13) ABDUL WAHAB
3.RADJIMAN WEDYODININGRAT 14) A. RATULANGI
4. KI BAGUS HADIKUSUMO 15) ANDIPANGERANG
5. OTTO ISKANDAR DINATA 16) LATUHANARY
6.PURBOYO 17) I GEDE PUJA
7. SURYO HAMIDJOYO 18) HAMIDAN
8.SUTARO 19) PANJI SUROSO
9. SOEPOMO 20) WAHID HASIM
10. ABDUL KADIR 21) T. MOH. HASAN
11. YAP CWAN BING
F. JATUHNYA BOM DI HIROSHIMA BELUM MEMBUAT
JEPANG TAKLUK, AMERIKA DAN SEKUTU AKHIRNYA
MENJATUHKAN BOM ATOM LAGI DI NAGASAKI
TANGGAL 9 AGUSTUS 1945

G. KEKUATAN JEPANG MELEMAH, JEPANG MENYERAH

TANPA SYARAT KEPADA SEKUTU TANGGAL 14 AGUSTUS
1945. KONSEKUENSI MENYERAHNYA JEPANG KEAPDA
SEKUTU MENJADIKAN DAERAH BEKAS KEDUDUKAN
JEPANG BERALIH KEPADA SEKUTU TERMASUK
INDONESIA.
V. PERIODE PENGESAHAN PANCASILA

1. TANGGAL 12 AGUSTUS 1945, IR. SOEKARNO,

MOH HATTA DAN RADJIMAN WEDYODININGRAT
DIPANGGIL PENGUASA MILITER JEPANG
KAWASAN ASIA TENGGARA UNTUK MEMBAHAS
TETANG HARI KEMERDEKAAN INDONESIA.

2. TANGGAL 15 AGUSTUS 1945 KETIGA TOKOH

KEMBALI KE INDONESIA DISAMBUT PARA
PEMUDA YANG MENDESAK AGAR KEMERDEKAAN
BANGSA INDONESIA DIPROKLAMIRKAN
SECEPATNYA KARENA MEREKA TANGGAP
TERHADAP PERUBAHAN SITUASI POLITIK DUNIA.
3. PERUBAHAN SITUASI YANG CEPAT
MENIMBULKAN KESALAHPAHAMAN ANTARA
KELOMPOK PEMUDA DENGAN SOEKARNO DAN
KAWAN KAWAN, SEHINGGA TERJADI PENCULIKAN
ATAS DIRI SOEKARNO DAN MOH HATTA KE
RENGASDENGKLOK KARAWANG (ISTILAH
PEMUDA ‘MENGAMANKAN’). TINDAKAN PEMUDA
ITU BERDASARKAN RAPAT JAM 24.00 WIB
TANGGAL 16 AGUSTUS 1945 DI CIKINI NO. 7
JAKARTA.

4. TANGGAL 17 AGUSTUS 1945 PROKLAMASI

KEMERDEKAAN INDONESIA

5. BPUPKI DIBUBARKAN PADA TANGGAL 7 AGUSTUS

1945, SEBAGAI KELANJUTAN DIBENTUK PPKI
6. SEHARI SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN, 18
AGUSTUS 1945 PPKI BERSIDANG MENENTUKAN
DAN MENGARAHKAN POSISI BANGSA INDONESIA
YANG SEMULA BANGSA TERJAJAH MENJADI
BANGSA YANG MERDEKA, PPKI YANG SEMULA
BADAN BUATAN JEPANG DIANGGAP MANDIRI.

7. SEBAGAI BADAN NASIONAL DENGAN MAKSUD

AGAR LEBIH MEWAKILI SELURUH KOMPONEN
BANGSA INDONESIA

8. PUTUSAN
VI. PENUTUP
A. “ SUATU MENIFESTASI DAN IMPLEMENTASI SIKAP,
TINGKAH LAKU MANUSIA, WARGA, MASYARAKAT
INDONESIA BAIK PRIBADI MAUPUN KELOMPOK,
HARUS MENCERMINKAN NILAI – NILAI DASAR YANG
TERSIRAT DAN TERSURAT PADA LIMA SILA DALAM
PANCASILA “ DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA,
BERNEGARA DAN BERMASYARAKAT.

B. PROSES PEMATRIAN, PEMBELAAN, PENGAWALAN

DAN PENGAMAL PANCASILA.
1. MEMAHAMI PROSES PENGUSULAN, PERUMUSAN
DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL DAN
TUJUAN NEGARA.
2. MENYAKINI KEBENARAN, KEAMPUHAN DAN
KESAKTIAN PANCASILA DENGAN PASANG
SURUT, UJIAN, TANTANGAN, RINTANGAN
DALAM ARUS PERJUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BANGSA INDONESIABERDASARKAN PANCASILA
DAN UUD 1945.
3. MEMAHAMI RUMUSAN SEDERHANA PANDUAN
PENGHAYATAN PENGALAMAN PANCASILA SEBAGAI
PENUNTUN, PEMBIMBING MENUJU KEPEMIMPINAN
PANCASILA UNTUK MENCAPAI TUJUAN NEGARA.
C. TUJUAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DIRUMUSKAN DALAM ALENIA KEEMPAT
PEMBUKAAN UUD 1945

1. MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA

DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA.

2. MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM.

3. MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

4. IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA

YANG BERDASARKAN KEMERDEKAAN,
PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN SOSIAL.
D. REMUSAN SINGKAT FUNGSI PANCASILA
1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,
DIARTIKAN.

- SEBAGAI NORMA DASAR

- SEBAGAI PEDOMAN UTAMA DAN PERTAMA
- SEBAGIAN SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
- SEBAGIAN CITA HUKUM
- RUJUKAN UTAMA BAGI PASAL –PASAL UUD
1945 DAN PERATURAN PERUNDANG –
UNDANGAN DI BAWAH UUD 1945
- FILTER, BINGKAI PENYELENGGARAAN
NEGARA / PEMERINTAHAN
- SEBAGAI DASAR MEWUJUDKAN TUJUAN
NEGARA
2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
SEBUAH IDEOLOGI MENGANDUNG 3
DIMENSI
- DIMENSI IDEALISME
- DIMENSI REALITAS
- DIMENSI FLEKSIBILITAS (PENGEMBANGAN)

IDEOLOGI TERBUKA DIARTIKAN

- SETIAP KALANGAN WARGA NEGARA
BERHAK MEMBERIKAN PENAFSIRAN
PANCASILA
- MEMBUKA KEMUNGKINAN
BERKEMBANGNYA PEMIKIRAN
- DENGAN PENAFSIRAN AKAN TERJADI
IDEOLOGI NASIONAL

3. PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS BANGSA

INDONESIA, SETIAP BANGSA DIDUNIA INI
PASTI MEMILIKI IDENTITAS SESUAI LATAR
BELAKANG BUDAYA MASING – MASING.
4. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA
INDONESIA.
NILAI – NILAI KETUHANAN, KEMANUSIAAN,
PERSATUAN, KERAKYATAN DAN KEADILAN
DIWUJUDKAN DALAM SIKAP METAL, TINGKAH
LAKU AMAL PERBUATAN.
“ MERUPAKAN CIRI KHAS YANG MEMBEDAKAN
DENGAN BANGSA LAIN “

5. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

BANGSA INDONESIA.
NILAI – NILAI KESATUAN, KEMANUSIAAN,
PERSATUAN, KERAKYATAN DAN KEADILAN
DIYAKINI KEBENARANNYA, KEBAIKAN,
KEINDAHAN DAN KEGUNAANNYA SEBAGAI
PEDOMAN KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA,
BERMASYARAKAT DAN BERTEKAD KUAT UNTUK
MENGAMALKANNYA

6. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA ( VOLKGEIST).

PANCASILA LAHIR BERSAMAAN DENGAN
LAHIRNYA BANGSA INDONESIA.
 7. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR.
PENCASILA SEBAGAI JIWA DAN KEPRIBADIAN
BANGSA INDONESIA MERUPAKAN KESEPAKATAN
BERSAMA ANTARA GOLONGAN PENDIRI
NEGARA MERUPAKAN BUKTI PILIHAN NEGARA
MERUPAKAN BUKTI PILIHAN YANG DIAMBIL
SESUATU YANG NYATA.

E. RENUNG ULANG RUMUSAN SINGKAT PANDUAN

PENGHAYATAN, PENGAMALAN PANCASILA.
1. DENGAN SILA PERTAMA
 BANGSA INDONESIA MENYATAKAN
KEPERCAYAAN DAN KETAKWAAN KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA, SESUAI DENGAN
AGAMA DAN KEPERCAYAANNYA MASING –
MASING MENURUT DASAR KEMANUSIAN
YANG ADIL DAN BERADAB.
 DIKEMBANGKAN SIKAP HORMAT
MENGHORMATI DAN KERJASAMA ANTAR
PEMELUK AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG
BERBEDA - BEDA
  AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA ADALAH MASALAH
HUBUNGAN PRIBADI MANUSIA DENGAN
TUHAN YANG MAHA ESA, MAKA
DIKEMBANGKAN SIKAP.
- SALING MENGHORMATI
- KEBEBASAN MENJALANKAN IBADAH
SESUAI AGAMA DAN KEPERCAYAANNYA.
- TIDAK MEMAKSAKAN SUATU AGAMA
DAN KEPERCAYAAN KEPADA ORANG
LAIN.

2. DENGAN SILA KEDUA

 SEBAGAI MAKHLUK TUHAN YANG MAHA ESA,
MANUSIA DIAKUI DAN DIPERLAKUKAN
SESUAI HARKAT DAN MARTABATNYA YANG
AMA DERAJATNYA.
 SAMA HAK DAN KEWAJIBAN ASASI,, TANPA
MEMBEDA – BEDAKAN SUKU, KETURUNAN.
AGAMA KEPERCAYAAN, JENIS KELAMIN,
KEDUDUKAN SOSIAL DAN WARNA KULIT.
  DIKEMBANGKAN SIKAP SALING MENCINTAI
SESAMA MANUSIA, SIKAP TENGGANG RASA
( TEPA SURA), TIDAK SEMENA – MENA
TERHADAP ORANG LAIN.

3. DENGAN SILA KETIGA

 MANUSIA INDONESIA MENEMPATKAN
PERSATUAN KESATUAN SERTA KEPENTINGAN
DAN KESELAMATAN BANGSA DAN NEGARA
DIATAS KEPENTINGAN PRIBADI ATAU
GOLONGAN.
 MANUSIA INDONESIA SANGGUP RELA
BERKORBAN YANG DILANDASI RASA CINTA
TANAH AIR DAN BANGSANYA.
 PERSATUAN DIKEMBANGKAN ATAS DASAR
BHINEKA TUNGGAL IKA DENGAN
MEMAJUKAN PERGAULAN DEMI KESATUAN
DAN PERSATUAN BANGSA.
4. DENGAN SILA KEEMPAT
 MANUSIA INDONESIA SEBAGAI WARGA
NEGARA DAN WARGA MASYARAKAT
MEMPUNYAI KEDUDUKAN HAK KEWAJIBAN
YANG SAMA.
 PERLU SELALU MEMPERHATIKAN DAN
MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA
DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT.
 TIDAK BOLEH ADA SUATU KEHENDAK YANG
DIPAKSAKAN KEPADA PIHAK LAIN SEBELUM
DIAMBIL KEPUTUSAN YANG MENYANGKUT
KEPENTINGAN BERSAMA, TERLEBIH DAHULU
DIADAKAN MUSYAWARAH UNTUK MENCAPAI
MUFAKAT,
 KEPUTUSAN DIUSAHAKAN SECARA
MUFAKAT, YANG DILIPUTI OLEH SEMANGAT
KEKELUARGAAN SEBAGAI WUJUD CIRI KHAS
BANGSA INDONESIA.
  DALAM MELAKSANAKAN
PERMUSYAWARAAN, KEPERCAYAAN
DIBERIKAN KEPADA / MELALUI WAKIL –
WAKIL YANG DIPERCAYAINYA.

5. DENGAN SILA KELIMA

 MANUSIA INDONESIA MENYADARI HAK DAN
KEWAJIBANNYA YANG SAMA UNTUK
MENCIPTAKAN KEADILAN SOSIAL DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT.
 MENGEMBANGKAN SIKAP PERBUATAN
LUHUR, SUASANA KEKELUARGAAN DAN
GOTONG ROYONG.
 MEMUPUK SIKAP SUKA BEKERJA KERAS ,
MENGHARGAI HASIL KARYA ORANG LAIN
YANG BERMANFAAT UNTUK KEMAJUAN DAN
KESEJAHTERAAN BERSAMA
 TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB