Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI

PERPAJAKAN

Budi Riyanti, SE.,M.Ak.


AKUNTANSI

• Definisi Akuntansi
“Akuntansi merupakan seni pencatatan,
penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi-
transaksi keuangan suatu unit usaha tertentu serta
penginterprestasian laporan keuangan pada periode
tertentu secara kronologis.”
• Siklus akuntansi

Dokumen Jurnal Posting buku besar

Neraca Saldo

Jurnal Penyesuaian

Neraca Saldo setelah


Penyesuaian

Laporan Keuangan

Jurnal Penutup

Neraca Saldo Setelah


Penutupan
• Laporan Keuangan

1. Laporan posisi keuangan (Neraca) pada akhir periode


2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
4. Laporan arus kas selama periode
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
PAJAK
• Definisi Pajak
UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007, pasal 1, ayat 1
pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

• Ciri-ciri yang melekat dalam Definisi Pajak


1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara
2. Pajak Bersifat Memaksa Untuk Setiap Warga Negara
3. Warga Negara Tidak Mendapat Kontraprestasi / Imbalan Langsung
4. Berdasarkan Undang-undang
• Fungsi Pajak
1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)
2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)
3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)
4. Fungsi Stabilitas

• Jenis-jenis Pungutan Lain Selain Pajak


1)Retribusi
2)Sumbangan
1. Menurut golongannya :
Jenis-Jenis Pajak
a. Pajak Langsung
Harus ditanggung sendiri oleh WP  PPh
b. Pajak Tak langsung
Pembebanannya dapat dilimpahkan orang lain PPN
2. Menurut Sifatnya :
a. Pajak Subyektif
Pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi WP  PPh
b. Pajak Obyektif
Pengenaanya memperhatikan obyeknya baik berupa benda, perbuatan / peristiwa tanpa
memperhatikan keadaan WP  PPN, PPnBM,PBB
3. Menurut Lembaga Pemungutnya :
a. Pajak Pusat
Dipungut Pemerintah pusat untuk membiayai rumah tangga negara  PPh, PPN, PPnBM, PBB
dan bea Materai
b. Pajak Daerah
Dipungut pemerintah daerah  Pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan
bermotor, bea balik nama tanah, pajak reklame, pajak hotel, pajak restauran
JENIS PAJAK

PAJAK PUSAT PAJAK DAERAH

1. Pajak Kendaraan
Bermotor
2. Bea balik nama
1. PPh
kendaraan
2. PPN
bermotor
3. PPnBM
3. Bea balik nama
4. PBB
tanah
5. Bea Materai
4. Pajak reklame
5. Pajak hotel
6. Pajak restauran
Subjek Pajak

• Penghasilan :
Pasal 4 (1) UU No. 17/2000 atau diringkas UU PPh
Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari
Luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apapun.

• Subjek Pajak Penghasilan :


Wajib pajak yang menurut ketentuan harus membayar, memotong
atau memungut pajak yang terhutang atas obyek pajak.
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN

Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri

1. Orang pribadi yang bertempat 1. Orang pribadi yang tidak bertempat


tinggal di Indonesia tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
2. Orang pribadi yang bertempat berada di Indonesia tidak lebih dari 183
tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
hari dalam jangka waktu 12 bulan, 2. Badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang
atau orang pribadi yang dalam suatu
:
tahun pajak berada di Indonesia dan a. menjalankan usaha atau melakukan
mempunyai niat untuk bertempat kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
tinggal di Indonesia. Indonesia.
3. Badan yang didirikan atau bertempat b. dapat menerima atau memperoleh
kedudukan di Indonesia. penghasilan dari Indonesia tidak dari
4. Warisan yang belum terbagi sebagai menjalankan usaha atau melakukan
kesatuan, menggantikan yang kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia.
berhak.
Objek Pajak

• Objek Pajak Penghasilan


adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsiatau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan
dan dalam bentuk apapun
OBJEK PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan yg bukan Penghasilan yg sudah Penghasilan yg


objek pajak penghasilan dikenakan PPh Final merupakan objek pajak

1. Bantuan sumbangan • Serupa PPh 21


2. Zakat Uang Pesangon 1. Penghasilan dari kegiatan usaha
3. Harta Hibah • Serupa PPh 22 2. Penghasilan sebagai karyawan
4. Warisan Industri semen pabrikan, Indutsri Gaji, upah, tunjangan, Honor,
5. Harta tembakau, komisi, THR, Gratifikasi, Hadiah
6. Pemberian Natura dan Migas pada agen_ Pertamina, 3. Penghasilan dari pemberi jasa
kenikmatan Gula pasir dan terigu 4. Penghasilan dari modal atas
7. Klaim asuransi’ • Serupa pph 23 harta yg bergerak
8. Deviden tertentu Bunga bank, bunga obligasi, Keuntungan karena selisih kurs,
9. Iuran dana pensiun Bunga anggota koperasi, sewa Keuntungan penjualan karena
10. Penghasilan dana pensiun tanah bangunan, jasa pelayaran, pengalihan harta, sewa harta
11. Pembagian laba perseroan Jasa payaran&penerbangan, Jasa bergerak
komanditer yg tdk terbagi maklon 5. Penghasilan dari modal atas
atas saham • Serupa pph 25 harta tak bergerak
12. Bunga obligasi reksadana Selisih revaluasi Bunga, Deviden, Royalti
13. Penghasilan modal pengalihan hak tanah &bangunan 6. Penghasilan dari pembebasan
ventura’pembebasan Transaksi saham hutang
hutang tertentu Diskonto obligasi
• Objek Pajak PPN
Objek PPN sesuai dengan Pasal 4 UU No. 8 tahun 1984 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan UU No. 18 tahun 2000.

• Objek Pajak PPn-BM


Menurut Pasal 5 UU No. 8 tahun 1984 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UU No. 18 tahun 2000 yang termasuk objek PPn BM adalah sebagai berikut :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak pabean dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya;
2. Impor barang yang kena pajak yang tergolong mewah.

• Objek Pajak Bumi dan Bangunan


Dalam Pajak Bumi dan Bangunan, objek pajak adalah bumi dan/ bangunan.
Pengertian bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan
pedalaman, serta laut wilayah Indonesia, dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Sementara, bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara
tetap pada tanah atau perairan.
• Objek Pajak Bea Materai
Dokumen yang dikenakan bea materai adalah sebagai berikut
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan kenyataan,
atau keadaan yang bersifat perdata.
2. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
3. Akta-akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta termasuk
rangkap-rangkapnya.
4. Surat yang memuat jumlah uang.
5. Surat berharga, seperti wesel, promes, aksep, dan cek.
6. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di
muka pengadilan, yaitu surat-surat biasa dan surat-surat
kerumahtanggaan, dan surat-surat yang semula tidak dikenakan
bea materai berdasarkan tujuannya jika digunakan untuk tujuan
lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula.
Tarif Pajak

1. Tarif Pajak Progresif


Tarif pajak progresif adalah pengenaan pajak dengan tarif meningkat
seiring dengan peningkatan pendapatan individu. Dengan kata lain,
jumlah pendapatan yang lebih besar yang diterima oleh wajib pajak,
akan diterima tarif yang lebih besar pula.
2. Tarif Pajak Tetap
Tarif pajak tetap adalah tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya
tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan
pajak. Sistem pemungutan dengan tarif tetap adalah tarif dengan jumlah
atau angka tetap berapa pun yang menjadi dasar pengenaan angka
pajak. Penerapan pada sistem perpajakan nasional dilakukan pada bea
materai.
3. Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif adalah tarif pemungutan pajak yang
persentasenya menjadi semakin kecil apabila jumlah yang dijadikan
dasar pengenaan pajak semakin besar. Sekalipun demikian, tidak
berarti jumlah pajak yang terutang menjadi kecil, tetapi bisa menjadi
besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya juga
semakin besar. Tarif ini tidak pernah dipergunakan dalam praktik
perundang-undangan perpajakan.

4. Tarif Pajak Proporsional / Sebanding


Tarif pajak proporsional adalah pengenaan pajak dengan tarif dalam
presentase tertentu, tanpa melihat perubahan pendapatan individu.
Dengan kata lain, berapa pun jumlah kemampuan seorang wajib
pajak, jumlah pengenaan tarif pajaknya sama.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai