KONSUMEN
UU No 8 Tahun 1999
Dr. Mukti Fajar ND
muktifajar_umy@yahoo.co.id
081 2294 2781
Mengapa konsumen perlu
dilindungi
Karena kerumitan mata rantai produksi dalam
industri modern
Karena konsumen diberikan produk dengan
sistem produksi massal
Lemahnya kondisi masyarakat sebagai
konsumen berhadapan dengan badan hukum
perusahaan
Hukum acara yang ada tidak dapat secara
mudah dimanfaatkan oleh konsumen yang
dirugikan dalam hubungannya dengan
penyedia barang dan/atau jasa
PERLINDUNGAN KONSUMEN :
Pasal 13
(1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan,
atau mengiklankan suatu barang dan/atau jasa dengan cara
menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa
lain secara cuma-cuma dengan maksud tidak
memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana yang
dijanjikannya.
(2) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan
atau mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen
makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang
dan/atau jasa lain.
Pasal 14
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang
ditujukan untuk diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui
cara undian, dilarang untuk:
a. tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang
dijanjikan;
b. mengumumkan hasilnya tidak melalui media masa;
c. memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan;
d. mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang
dijanjikan.
Pasal 15
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa dilarang
melakukan dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat
menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap
konsumen.
Pasal 16
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa melalui
pesanan dilarang untuk:
a. tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan waktu
penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan;
b. tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan/atau prestasi.
Pasal 17
(1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang:
a. mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan,
kegunaan dan harga barang dan/atau tarif jasa serta ketepatan
waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat
mengenai barang dan/atau jasa;
d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang
dan/atau jasa;
e. mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin
yang berwenang atau persetujuan yang bersangkutan;
f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai periklanan.
(2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran
iklan yang telah melanggar ketentuan pada ayat (1).
Pasal 18 (klausula Baku)
(1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
dan/atau perjanjian apabila:
a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;
b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli
konsumen;
c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang
dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;
d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan
barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa
yang dibeli oleh konsumen;
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta
kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;
g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan,
lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa
konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan
hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen
secara angsuran.
(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit
terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.
(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau
perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dinyatakan batal demi hukum.
(4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan Undang-
undang ini
Prinsip Tanggung Jawab Produsen
Fault liability
Produsen wajib memberikan gantirugi karena
kesalahan
Contractual Liability
Produsen wajib memberikan gantirugi karena
wanprestasi
Strict Liability
Produsen wajib memberikan gantirugi secara
langsung tanpa beban pembuktian oleh konsumen
Perlindungan Konsumen di luar
UU Perlindungan Konsumen
UU Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Perlindungan Konsumen di luar
UU Perlindungan Konsumen
Pasal 26 UU No 19 tahun 2016 (UU ITE)
Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan, penggunaan setiap informasi melalui
media elektronik yang menyangkut data pribadi
seseorang harus dilakukan atas persetujuan
Orang yang bersangkutan.
Setiap Orang yang dilanggar haknya dapat
mengajukan gugatan atas kerugian yang
ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
Perlindungan Konsumen di luar
UU Perlindungan Konsumen
Pasal 28 ayat (1) UU No 19 tahun 2016 (UU ITE)
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik.
Pasal 45 ayat (2)
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
UU Kesehatan
Pasal 4: Setiap orang berhak atas
kesehatan
Pasal 5
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya
di bidang kesehatan.
(2) Setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
UU Kesehatan
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.
Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan.
UU Kesehatan
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah
maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.
UU Kesehatan
Pasal 29
Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
UU Kesehatan
Pasal 32
(1)Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta, wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi penyelamatan
nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu.
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak pasien
dan/atau meminta uang muka
UU Kesehatan
Pasal 54
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung jawab,
aman, bermutu, serta merata dan
nondiskriminatif
Pasal 56
Setiap orang berhak menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap.
UU Kesehatan
Pasal 57
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
Pasal 58
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya