Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE

6
ETIKA BISNIS

NUR HASNI
MANAJEMEN
20160202011
Langkah-langkah
Pengambilan Keputusan
yang Bertanggung Jawab
Secara Etis
Langkah pertama dalam pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab secara
etis

1. Menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut


– Membedakan fakta-fakta dari opini belaka adalah hal yang sangat penting.
Alasannya karna perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang mengalami
dan memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis.
2. Mensyaratkan kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau
permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau permasalahan etis.
3. Melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk mengidentifikasi dan
mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan,
orang-orang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan
(stakeholder).
4. Membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif, membuat suatu
spreadsheet mental yang mengevaluasi setiap dampak tiap alternatif yang telah
dipikirkan terhadap masing-masing pemegang kepentingan yang telah identifikasi.
Salah satu cara yang paling mudah adalah menempatkan diri terhadap posisi orang
lain.
– Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara untuk
mengurangi, meminimalisasi atau mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin
terjadi atau meningkatkan dan memajukan konsekuensi-konsekuensi yang
mendatangkan manfaat. Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak
dan prinsip-prinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi.
5. Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara untuk
mengurangi, meminimalisasi atau mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin
terjadi atau meningkatkan dan memajukan konsekuensi-konsekuensi yang
mendatangkan manfaat. Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak
dan prinsip-prinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi.
– KETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS TIDAK BERJALAN BAIK : MENGAPA
ORANG “BAIK” MELAKUKAN TINDAKAN “BURUK”?
6. Membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secafra
etis sepanjang hidup seseorang mungkin merupakan tantangan
paling serius yang dihadapi semua orang. Hal yang paling mudah
adalah bersikap pasif dan hanya menyesuaikan diri dengan
ekspektasi sosial dan budaya, “mengikuti arus”.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG
ETIS DALAM PERAN MANAJERIAL

– Keadaan sosial dapat mempermudah ataupun mempersulit kita


untuk bertindak sesuai dengan penilaian kita. Dalam dunia bisnis,
terkadanga konteks organisasi mempersulit kita untuk bertindak
secara etis bahkan bagi orang yang berniat paling baik sekalipun,
atau mempersulit orang yang tidak jujur untuk bertindak tidak etis.
Tanggung jawab atas keadaan yang dapat mendorong perilaku etis
dan menekan perilaku tidak etis jatuh kepada manajemen bisnis
dan tim eksekutif.
– Dalam situasi bisnis, para individu harus mempertimbangkan implikasi
etis dan pengambilan keputusan pribadi dan profesional (personal and
prosfessionanl decision making). Beberapa dari peran yang kita emban
bersifat sosial : teman, anak, pasangan, warga negara, tetangga.
Beberapa bersifat institusional : manajer, pengajar, pengacara, akuntan,
auditor, analis keuangan, dan sejenisnya. Pengambilan keputusan dalam
konteks ini menimbulkan pertanyaan yang lebih luas berkaitan dengan
tanggung jawab sosial dan keadilan sosial.
– Dalam konteks bisnis, para individu mengisi peran sebagai karyawan,
manajer, eksekutif senior, dan anggota dewan. Para manajer, eksekutif,
dan anggota dewan memiliki kemampuan untuk menciptakan dan
membentuk konteks organisasi di mana semua karyawan mengmbil
keputusan. Oleh karena itu, mereka memiliki sebuah tanggung jawab
untuk meningkatkan pengaturan organisasi yang mendorong perilaku
etis dan menekan perilaku tidak etis.

Anda mungkin juga menyukai