Anda di halaman 1dari 27

AMENORE PRIMER

P E M B IM B IN G : D R. G RACE SAM P OUW, SP. OG


PENDAHULUAN

Amenore adalah sebuah kondisi di mana


seorang wanita usia reproduksi tidak
mengalami menstruasi.
Diagnosis amenore primer dapat ditegakkan
apabila menstruasi belum terjadi pada anak
perempuan usia 16 tahun meski
perkembangan seks sekunder telah
komplit, atau pada usia 14 tahun jika belum
didapatkan perkembangan seks sekunder
sama sekali.
PENDAHULUAN

Kondisi amenore primer sangat jarang ditemui


pada populasi umum. Amenore yang non-
fisiologik diperkirakan memiliki prevalensi
sebesar 3-4%.

Banyak kondisi yang ditandai dengan


amenore primer, begitu pula dengan
penanganannya yang sangat bervariasi.
IDENTITAS

Nama : SW
Umur : 16 tahun
Alamat : Tataaran
Pekerjaan : Siswi
Suku : Minahasa
Status : Belum Menikah
Pemeriksaan : 1 Juli 2019
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Sekarang


Tidak pernah mendapat menstruasi sampai saat ini.
Nyeri perut (-), pertumbuhan bulu ketiak dan pubis (+),
pertumbuhan payudara (+), BAB dan BAK biasa.

 Riwayat Penyakit Dahulu


-

 Riwayat Penyekit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Biasa Kes : CM
TD : 110/80 mmhg N : 80 x/m R : 18 x/m S : 36.4 c
TB : 153 cm BB : 45 kg IMT : 19.2
Kepala : Konj.an -/- Sklera ikterik -/-
Thoraks : Payudara (+), areola (+),
rambut diaxila (+)
Cor : BJ I-II reguler, Bising (-)
Pulmo : Sp. Vesikuler , Rh (-/-) Wh (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
Hepar / Lien ttb
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Teraba hangat, edema (-)
STATUS GINEKOLOGIS

 Inspeksi : Rambut dipubis (+), cairan (-),


massa (-), labia mayora (+) →
tampak vagina

 Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa


Kedalaman vagina ± 1.5 cm

*Pemeriksaan dalam sukar dievaluasi


USG

Uterus tidak teridentifikasi

VU terisi cukup

Adneksa sukar dievaluasi

Kesan : susp. Kelainan anatomi


RESUME

Seorang perempuan, usia 16 tahun dating ke


poli Obs-Gin RSU GMIM Bethesda Tomohon dengan
keluhan tidak pernah mendapat menstruasi sampai
saat ini, tidak ada riwayat sakit sebelumnya dan tidak
ada keluarga yang mengalami hal yang sama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT 19,2,
payudara normal (tanner 5/5), terdapat rambut
dipubis (tanner 5) dan axila. Status ginekologis
tampak normal tidak ada kelainan dari luar,
kedalaman vagina ± 1.5 cm.
Hasil pemeriksaan USG uterus tidak tampak dan
adneksa sukar dievaluasi.
DIAGNOSIS
Po Ao 16 tahun dengan Amenore Primer
Amenore Primer ec. susp. Sindroma Mayer-
Rokitansky-Kuster-Hauser

PENATALAKSANAAN
Rujuk konsultan Fertilitas Endokrinologi
Reproduksi
DEFINISI

Amenorhea berasal dari kata-kata Yunani


yakni a (tidak ada) men (bulan) rhoia
(aliran/flow) yang artinya tidak ada aliran
bulanan.
Amenorhea primer apabila menstruasi tidak
terjadi pada usia 16 tahun bila disertai
perkembangan seks sekunder normal, atau
pada usia 14 tahun bila tanpa disertai
perkembangan seks sekunder.
EMBRIOLOGI
MENSTRUASI
INSIDEN

 Prevalensi amenore primer di Amerika Serikat


didapatkan sebesar <0.1%.
 Di India, selama 2 tahun insidensi yang didapat sebesar
0.02% dan keseluruhan kasus terdiri dari anomali
mulerian.
 Di Jepang tahun sudah mendapatkan insiden sebesar
0.3% amenorhea primer, yakni 59 dari 20.193 pasien di
poliklinik rawat jalan selama 4 tahun.
 Studi yang cukup besar di Korea selama 22 tahun
mendapatkan sebanyak 10.9% (132 kasus) amenore
primer dari 1212 wanita dengan amenore.
 Sementara studi atau data karakteristik, frekuensi
ataupun insiden di Indonesia belum ditemukan.
ETIOLOGI

 Hipergonadotropik - Hipogonadisme
45,X dan varian 27%
46,XX 14%
 Eugonadisme
Kelainan pembentukan duktus muller 15%
Septum vagina 3%
Himen imperforata 1%
Sindroma ovarium polikistik 7%
 FSH rendah
Hambatan konstitusional 14%
Penyakit Cushing dan tiroid 2%
KLASIFIKASI

Kelainan Anatomi
Obstruksi jalan lahir distal
Kelainan pembentukan duktus muller
Stenosis serviks
Adhesi intra uteri
Kelainan Hormonal
Hipergonadotropik Hipogonadisme
Hipogonadotropik Hipogonadisme
Eugonadotropik
ANAMNESIS

Poin yang penting termasuk riwayat keluarga,


riwayat perkembangan, riwayat prenatal
pasien, konsumsi obat-obatan, serta paparan
terhadap bahan kimia dan radiasi.
Informasi mengenai pola makan dan
perubahan berat badan harus ditanyakan
teliti.
Riwayat psikososial juga dianggap sebagai
poin penting karena stres yang berlebihan
dapat menyebabkan amenore.
PEMERIKSAAN FISIK

 Perkembangan payudara, rambut pubik dan aksila


yang adekuat menandakan fungsi ovarium normal
dan mengarahkan ke amenorhea dengan penyebab
ekstragonadal
 Secara umum, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah: produksi androgen berlebihan, produksi
kortisol berlebihan, hipotiroidisme, galaktorhea,
akromegali, perubahan berat badan, perawakan
pendek dengan atau tanpa kelainan terkait seperti
webbed neck dan cubitus valgus, serta infantilisme
tanda seks sekunder
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana amenorhea primer tergantung


pada penyebabnya
Bila penyebab amenore adalah anomali
genital atau gonad yang berat, tidak banyak
yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
fertilitas
Jika amenorhea disebabkan kelainan
hipotalamus atau hipofisis dan organ
genitalia normal, prognosis fertilitas hingga
kelahiran yang sukses sangat baik.
PEMBAHASAN

Dari anamnesis, keluhan utama pasien ini


adalah belum pernah mendapat menstruasi
sampai saat ini pasien berusia 16 tahun, hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
amenore primer adalah sebuah kondisi dimana
seorang wanita usia reprodiksi tidak
mengalami menstruasi meski perkembangan
seks sekunder telah komplit, atau pada usia 13
tahun jika belum didapatkan perkembangan
seks sekunder sama sekali.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

 Pada pemeriksaan dalam sukar dievaluasi,


ditemukan kedalaman vagina hanya ± 1.5 cm
sedangkan normal kedalaman vagina ±9 cm. Dari
hasil pemeriksaan fisik ini dapat diambil kesimpulan
sementara bahwa penyebab amenore primer pada
pasien ini yaitu kelainan kongenital.
 Pasien ini kemudian dilakukan pemeriksaan USG
untuk memastikan penyebab, hasilnya uterus tidak
teridentifikasi dan adneksa sukar dievaluasi. Hal isi
sesuai dengan teori yang mendukung kemungkinan
terjadi kelainan kongenital pada pasien ini yaitu
agensesis uterus dan vagina proximal.
PEMBAHASAN

Tidak adanya uterus dan vagina merupakan


kelainan bawaan yang disebabkan oleh
agenensis duktus mulerian
Duktus mulerian merupakan organ yang
membentuk uterus, vagina dan saluran telut
(tuba) pada minggu ke 9 usia kehamilan
Kondisi ini dikenal dengan Sindrom Mayer-
Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKH)
PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya gangguan perkembangan


duktus mulerian ini belum diketahiu, kegagalan
perkembangan dan malformasi selama
embriogenesis menjadi dugaan terjadinya sindrom
MRKH, yaitu terjadi gangguan diferensiasi pada
lapisan mesodermal, yang terjadi pada awal
minggu ke 4 kehidupan janin, pembelahan
blastema dari cervicothoracicsomites dan duktus
pronephric yang kemudian menginduksi
diferensiasi mesonephric dan selanjutnya menjadi
duktus wolffian dan mullerian.
PEMBAHASAN

Pasien dengan sindrom MRKH dapat


mengalami tekanan psikologis dan kecemasan
yang berat, oleh karena itu direkomendasikan
kepada pasien dan keluarga untuk mendapat
konseling sebelum dan selama
penatalaksanaan.
PEMBAHASAN

Bila kondisi pasien siap untuk mulai aktivitas


seksual dapat dilakukan pembentukan
neovagina dengan dilator atau secara operasi
dengan metode abbe-mcindoe / vecchietti /
kolpoplasti sigmoid.
Bila pasien ingin mempunyai anak, dianjurkan
untuk mengadopsi atau bila pasien ingin
mempunyai anak biologis dapat dilakukan
fertilisasi in vitro dari sel telur sendiri
menggunakan kehamilan dengan ibu
pengganti.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai