Anda di halaman 1dari 57

PEMICU 5

KELOMPOK 12
• Tutor : dr. tjie haming
• Ketua : Michell
• Sekretaris : Hario surya
• Penulis : Andreas A
• Anggota : • Ramanda C
• Andy S
• Shirley L
• Vinny D
• Dessy
• Stevanno G
• Devina A
• Astri G
Langkah 2
1. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan ibu?
2. Bagaimana hubungan antara masa dan nyeri perut bag bawah
3. Mengapa nyeri yang dirasakan semakin bertamba dan hubungannya
terhdap riwayat keputihan
4. Pp yang bisa dilakukan?
5. Apakah setelah pengangkatan kista tetap memiliki anak?
6. apa riwayat menstruasi hingga 9 hari normal? Apa penyebabnya?
7. Bagaimana riwayat hubungan obstetri dengan neoplasma
Langkah 3
1. TD (n) shuhu (n), massa abdomen setinggi pusat
2. Massas abdomen menekan saraf sekitarnya, inflamasi, salfingitis
sebabin bakteri masuk membuat perforasi jadi akut abdomen
3. Keputihan sebabin infeksi sebabin abses bartolin PID, salfingitis
endometritis
4. Curiga PID: HSG,sonosalphingography,CT scan, MRI
5. Kalo sudah kompleks dapat menggangggu jadi tidak dapat memiliki
anak kalo simple masih bisa
6. .
7. Tidak berhubungan
Mind map
iINFEKSI • PID • BETADIN
Ibu 27 tahun • ABSES • TUBO OVARIUM
• Masssa abdomen KEGANASAN • SERVISITIS • FOLIKEL

• Nyeri perut bawah INFERTILITAS

• Akut abdomen (+)


KELAINAN
ORGAN
Learning issues
1. DD/ kelainan organ pada wanita
2. DD/ keganasan pada organ wanita
3. Menjelaskan infertilitas pada wanita dan pria
LI 1
• DD/ kelainan organ pada wanita
Salfingitis(4A)
= Inflamasi pada tuba falopi
ETIOLOGI
• Infeksi bakteri (IMS seperti GO dan Chlamydia)
KLASIFIKASI
• Akut : tuba falopi jadi merah dan membengkak;
sekresi berlebih  dinding dalam tuba sering
DIAGNOSIS
melekat
• Pemeriksaan fisik (lihat tenderness dan
• Kronik : infeksi lebih lama, gejala biasa tidak terlihat
pembesaran limfe)
FAKTOR RISIKO
• Pemeriksaan pelvis (lihat tenderness dan discharge)
• Sexual intercourse tanpa kondom
• Pemeriksaan darah (WBC)
• IMS
• Swab mucus
KOMPLIKASI
• Laparoskopi
• Infeksi menyebar
TATALAKSANA
• Abses tuba ovarium
• Antibiotik
• Kehamilan ektopik
• Operasi (jika sudah tidak bisa pakai obat)
• Infertil
Servisitis (3A)

Hampir kebanyakan perempuan Gejala: tidak berbau, Histologis 


dengan infeksi N. gonorrhoeae tidak mengiritasi, ditemukan infiltrasi
dan C. trachomatis pada seriks nya putih-kuning sel-sel radang akut dan
asimptomatik discharge, serviks kadang-kadang
tampak erosi dan nekrosis sel-sel epitel
Faktor resiko untuk dilakukan rapuh
screening:
-umur lebih dari sama dengan 24 Diagnosis 
Pasien mungkin
tahun pewarnaan gram atau
mengeluhkan
-pasangan seksual baru atau kultur
bleeding setelah
multiple coitus
-pasangan yang mengalami IMS
-hubungan seksual tanpa
pengaman
-pekerja seks komersial
Polip serviks (3A)

• Fingerlike growths pada bagian • tidak selalu menimbulkan gejala


bawah rahim yang • Periode menstruasi yang sangat berat
menghubungkan dengan vagina • Perdarahan vagina setelah intercourse
(servix) • Perdarahan vagina abnormal setelah
• Sering pada wanita di atas usia 20 menopause atau antara periode
yang telah memiliki anak. • lendir putih atau kuning (leukorrhea)
• Penyebab pasti dari polip serviks
tidak diketahui
• Mungkin terjadi karena: • Pemeriksaan panggul  smooth, red or
• Respon abnormal terhadap purple fingerlike growths
meningkatnya kadar hormon • Biopsi servix
estrogen pada wanita • sel-sel yang konsisten dengan polip
• Peradangan kronis jinak.
• Pembuluh darah tersumbat • Jarang mungkin ada, prakanker, atau
pada serviks sel-sel kanker abnormal pada polip
• Terapi:
• Polip kecil  gentle twisting
• Polip besar  electrocautery
• Prognosis
• Kebanyakan polip bersifat jinak dan
mudah untuk dihilangkan.
• Polip tidak tumbuh kembali pada sebagian
besar waktu.
• Wanita yang memiliki polip beresiko untuk
tumbuh polip lagi
• Komplikasi
• pendarahan dan sedikit kram selama
beberapa hari setelah pengangkatan polip.
• Beberapa kanker serviks pertama mungkin
muncul sebagai polip.
Abses tuba ovarium (3B)
=Kondisi dimana terakumulasinya pus dan TATALAKSANA
bakteri pada tuba falopi
• Antibiotik
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• NSAID untuk Pereda nyeri
• Pemasangan IUD
• Laparoscopic drainage untuk abses
• Riwayat PID
• DD
• Kondisi medis yang menyebabkan
imunitas menurun (transplan organ, AIDS, • Keganasan pelvis
kemoterapi, diabetes) • Abses apendiks kompleks
TANDA DAN GEJALA • Endometriosis pelvis
• Left/right lower abdominal pain • Hematoma pelvis
• Vaginal discharge • Kista hemorgagik pelvis
• Heavy menstrual bleeding
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik dan pelvis
• CBC
• Kultur GO dan chlamydia
• US, CT pelvis dan MRI abdomen
• PAP smear
Abses Folikel Rambut
• Abses folikel rambut adalah massa berisi pus yang disekelilingnya ditandai
dengan kemerahan. Area yang paling sering terkena adalah ketiak, anus,
dan vagina.

Etiologi
• Disebabkan oleh obstruksi kelenjar keringat
• Infeksi oleh staphylococcus aureus dimana bakteri tersebut masuk melalui
luka pd kulit atau melalui folikel rambut
• Hygene yg kurang baik
• Orang dengan sistem imun yang lemah contohnya pada :
• Terapi steroid jangka panjang, kemoterapi, DM, kanker, leukemia, chron disease,
kolitis ulseratif, luka bakar dan trauma.

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000863.htm
Tanda dan Gejala
• Demam • Massa teraba hangat, terasa
• Mual menggigil nyeri, tidak mobile
• Bengkak
• Lesi pada kulit
• Inflamasi pd kulit (kemerahan)
• Cairan pada abses

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000863.htm
Talak
• Salep antibiotik  baktroban
• Tindakan bedah  insisi sekitar
benjolan utk mengeluarkan pus
Kista dan Abses Bartolini (3A)
ETIOLOGI
• Akibat parut setelah infeksi (GO dan kadang streptokok dan
stafilokok)
• Trauma  bikin sumbatan saluran ekskresi kelenjar bartholini
GEJALA KLINIS
• Nyeri sentuh dan dyspareunia (gejala utama)
• Demam
• Tahap supuratif : dinding kista warna kemerahan, tegang, nyeri
• Tahap eksudatif : (sudah terjadi abses) rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista sudah sedikit berkurang disertai dengan penipisan
dinding di area yg lebih putih dari sekitarnya
PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan fisik, MRI
• Sediaan apus, kultur bakteri
TATALAKSANA
• Insisi dinding kista dan drainase cairan kista (prosedur
marsupialisasi)
• Mengosongkan dan drainase eksudat abses dengan pasang
kateter Ward
• Beri antibiotic sesuai organisme penyebab infeksi
https://www.aafp.org/afp/2003/0701/p135.html
Kista Nabotian
Gambaran klinik
Gambaran umum

 Tidak menimbulkan gangguan  asimtomatik


 Epitel kelenjar  Pemeriksaan inspekulo: terlihat sebagai
endoserviks tersusun dari penonjolan kistik di area endoserviks dengan
jenis kolumner tinggi batas yang relatif tegas dan berwarna lebih
yang sangat rentan muda dari jaringan di sekitarnya  karena
terhadap infeksi atau timbunan cairan musin yang terperangkap di
epidermidiasi skuamosa. dalam duktus sekretorius kelenjar endoserviks
 Gangguan lanjut infeksi  Beberapa keadaan: pembuluh darah di mukosa
atau proses endoserviks (di atas kista) menjadi terlihat lebih
restrukturisasi nyata  karena pembuluh darah berwarna
endoserviks  merah menjadi kontras di atas dasar yang
metaplasia skuamosa  berwarna putih kekuningan
muara kelenjar
endoserviks akan
tertutup sekret
tertahan  berkembang Terapi
menjadi kantong kista.
Biasanya tidak diperlukan terapi khusus.
Prolaps uterus, sistokel, dan rektokel (3A)

• Pergeseran letak uterus ke • Perasaan seperti ada yang


bawah sehingga serviks dapat menonjol atau mengganjal
berada di dalam orifisium pada genitalia eksterna
vagina, di luar orifisium vagina • Rasa nyeri pada panggul
atau seluruh uterus berada di dan pinggang yang
luar orifisium biasanya akan menghilang
• Faktor risiko: atau berkurang saat
• Kehamilan, persalinan berbaring
pervaginam, multipara • Gesekan pada porsio uteri
• Menopause, penuaan oleh celana dapat
• Trauma dasar panggul menyebabkan luka dan
• Bila prolaps ditemukan dekubitus pada porsio
pada nuliparakelainan uteri
genetik berupa kelaianan • Leukorea
penunjang uterus
Teknik Friedman dan Little • Latihan otot dasar panggul
• Pasien dalam posisi untuk prolaps ringan ;
jongkok disuruh mengejan dilakukan selama beberapa
lalu porsio uteri dinilai bulan
dengan pemeriksaan jari • Stimulasi otot dengan dasar
• Porsio dapat berada pada pelvik
posisi normal, dalam • Pessarium bersifat paliatif dan
introitus vagina atau bertujuan untuk menahan
serviks uteri yang sudah uterus di tempatnya
keluar dari vagina • Indikasi : kehamilan,
• Pasien diminta berbaring belum/tidak mau dioperasi,
dalam posisi litotomi lalu menghilangkan gejala yang
ditentukan panjang servix ada sambil menunggu
uteri (kl > panjang dari operasi dilakukan
normal elongasio kolli • Tindakan operatif
• Keratinisasi mukosa Teknik persalinan pervaginam
vagina dan porsio uteri, • Lama persalinan lebih pendek,
dekubitus, hipertrofi meminimalisir mengejan yang
serviks uteri dan berlebihan, menghindari
elongasio koli, gangguan mengejan sebelum pembukaan
miksi, stress lengkap, membuat episiotomi,
inkontinence, ISK, menghindari paksaan
infertilitas, kesulitan pada pengeluaran plasenta,
waktu partus, mengawasi involusi uterus
haemorrhoid, inkarserata pascapersalinan
usus halus
• Sistokel: melemahnya
fascia penunjang
antara vagina dan
kandung kemih yang
dapat menyebabkan
prolaps kandung
kemih ke dalam
vagina.
• Rektokel: melemahnya
fascia penunjang
antara vagina dan
rektum (fascia
rektovagina)yang
dapat menyebabkan
prolaps rektum ke
dalam vagina
Penyakit Radang Panggul (3A) • Diagnosis :
• Adalah infeksi polimikrobial traktus genitalia • Kriteria minimum : wanita dengan uterine,
atas adnexal, atau cervical motion tenderness ->
curiga PID
• Etiologi : Neisseria gonorrhoeae and Chlamydia
trachomatis dan organisme endogen lainnya • Pemeriksaan Fisik : lower abdominal tenderness,
termasuk organisme anaerob adnexal tenderness, pain on manipulation of the
cervix, oral temperature > 38,2oC
• Patogenesis : • Pemeriksaan Lab: ESR, CRP, CBC, gonorrhea DNA
• Akuisisi infeksi vagina atau serviks probes and culture, clamydial DNA probes and
• Naiknya mikroorganisme culture
• Faktor risiko : usia muda, nullipara, wanita aktif • Radiologi :transvaginal ultrasonography , CT
secara seksual dengan multiple partners, • Laparoscopy
riwayat STD • PA: endometrial biopsy
• Tanda dan gejala : • Komplikasi :
• Nyeri abdomen bawah • Scarring di organ reproduksi yang dapat
• Demam dan chills menyebabkan infertilitas, chronic pelvic pain,
• Gangguan mens atau kehamilan ektopik
• Abnormal vaginal discharge • Fitz Hugh – Curtis syndrome
• Cervical and adnexal tenderness • Abses tubo-ovarian
Penyakit Radang Panggul
• Manajemen : • Outpatient treatment
• relief of acute symptoms • Recommended : Single dose Cefoxitin 2g IM with
• eradication of current infection Probenicid 1g PO plus Doxycycline 100 mg PO bid for
• minimalization of the risk of long term 14 days plus Metronidazole 500 mg PO bid for 14 days
consequences (kalau curiga BV)
• Regimen B: Single Dose Cefoxitin 2g IM Administer
• antibiotics
cefoxitin 2 g IM once as a single dose with single dose
• surgery (remove or drain a tubo-ovarian probenecid (atau sefalosporin generasi 3 lainnya) 1 g
abscess) PO plus doxycycline 100 mg PO bid for 14 days with or
without metronidazole 500 mg PO bid for 14 days
• DD :
• Apendisitis • Inpatient treatment
• Kehamilan ektopik • Regimen A: Cefoxitin 2 g IV q6h or cefotetan 2 g IV
q12h plus doxycycline 100 mg PO/IV q12h plus
• Aborsi septik doxycycline 100 mg PO bid for 14 days.
• Torsi kista ovarii • Regimen B: Clindamycin 900 mg IV q8h plus
• Degenerasi mioma gentamicin 2 mg/kg loading dose IV followed by a
maintenance dose of 1.5 mg/kg q8h.
• Enteritis akut
• Kista ovarii atau tumor yang hemorrhagic
atau ruptur
Silent Pelvic Inflammatory Disease
• Asimtomatik
• Infeksi -> Antibody N. gonorrhoeae & C. trachomatis (+)
• Laparoscopy/ laparotomy : infeksi tuba -> terlihat adhesi, lipatan
mukosa datar, deciliation dri epitel luas, degenerasi sel epitel
sekretori, hydrosalpinx.
• Sonographically : hydrosalpinx
Acute Pelvic Inflammatory Disease
• Symtoms : nyeri abdomen bag bwh/pelvic, yellow vaginal
discharge, menorrhagia, demam, menggigil, anorexia, mual,
muntah, diare, dysmenorrhea, dyspareunia
• Diagnosis : Pemeriksaan bimanual pelvis, Laparoscopy,
Sonography, Endometrial biopsi
Chronic Pelvic Inflammatory Disease
• Ps sudah memiliki riwayat acute PID
• Pemeriksaan histologi : terdapat chronic inflammation

Schorge John O, Scahffer Joseph I et all, Williams Gynecolog, 2nd ed. Mc Graw Hill 2012
Tatalaksana
Tatalaksana
• Rekomendasi terapi A (oral) :
• Levofloksasin 500 mg 1x/hari selama 14 hari atau ofloksasin 400 mg 2x/hari
selama 14 hari dengan atau tanpa
• Metronidazole 500 mg 2x/hari selama 14 hari
• Rekomendasi terapi B :
• Ceftriaxone 250 mg IM + doksisiklin PO 2x/hari selama 14 hari dengan atau
tanpa Metronidazole 500 mg 2x/hari selama 14 hari, atau
• Sefoksitin 2 g IM dosis tunggal dan probenisid + doksisiklin PO 2x/hari selama
14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg 2x/hari selama 14 hari,
atau
• Sefalosporin generasi ke 3 + doksisiklin 2x/hari selama 14 hari dengan atau
tanpa metronidazole 500 mg 2x/hari selama 14 hari

Buku Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo ,


Penyakit Radang Panggul Bab 11 hal 227-230
Endometriosis (2)
• Adalah pertumbuhan menyimpang endometrium diluar uterus • Temuan klinis:
• Patofisiologi: • Bisa asymptomatik
• Teori Implantasi: Adanya regurgitasi dari darah menstruasi ke • Chronic pelvic pain
rongga pelvis melalui tuba fallopii & mengadakan implantasi. • Infertilitas
• Teori metaplasia: Adanya suatu metaplasi epitel coelom • Dysmenorrhea
(duktus Muller) • Dyspareunia
• Terjadinya emboli jaringan endometrium dalam pembuluh
darah & limfe • Diagnosis :
• Dari gejala dan anamnesis
• Endometriosis Interna (Adenomyosis):
• Radiologi : USG (hanya berguna bila ada massa
• Didapat di dalam myometrium sehingga terjadi pembesaran pelvis atau adnexal)
uterus
• Laparoscopy
• Biasa pada wanita perimenopause yang multipara
• PA :Biopsi lesi saat surgery (definitive diagnosis)
• Endometriosis Eksterna
• Treatment : Rujuk ke ginekolog untuk laparoscopy
• Terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium atau kedua- diagnosis atau treatment
duanya pada jaringan diluar endometrium.
• Biasanya dijumpai pada wanita usia 20-40 tahun, lebih sering
pada usia lebih tua & sedikit anak.
• Selalu mengikuti siklus haid, sehingga terjadi perdarahan
secara periodik
• Bila endometriosis eksterna ditemukan di ovarium, bisa
terbentuk kista coklat.
Endometritis
Etiologi Infeksi Ascending dari serviks ke endometrium. Bakteri Patogen: C. Trachomatis, N.
Gonnorhoeae, CMV, HSV, Mycoplasma hominis, bakteri-bakteri penyebab BV.

Tanda dan Akut: nyeri tekan pada uterus jika terjadi bersama dengan PID.
Gejala Kronik: sering asimptomatik, perdarahan intermenstrual, nyeri pasca coitus, menoragia

Diagnosis Biopsi, Biakan Endometrium.

Terapi Doksisiklin 100mg PO 2 dd 1


Vulvitis
• Peradangan pada vulva
• Disebabkan oleh pedikulosis pubis, skabies, moloskum kontagiosum,
atau kondiloma akuminatum
• Rasa gatal atau rasa panas di vulva
Vulvitis Akibat Pedikulosis Pubis
• Etiologi
• Kontak dekat (seksual atau nonseksual)
• Memakai handuk dan sprei bersama
• Gejala
• Gatal yang hebat dan menetap di daerah pubik yang disebabkan
reaksi alergi, disertai lesi makulopapular di vulva
• Diagnosis
• Visualisasi telur atau kutu di rambut pubik
• Identifikasi mikroskopik kutu dengan minyak yang tampak
seperti ketam
• Tatalaksana
• Tatalaksana farmako:
• Krim permetrin 5%
• Tatalaksana non farmako:
• Pakaian berbahan linen dicuci dengan air panas dan dikeringkan
dengan cara dijemur/dipanaskan
Vulvitis Akibat Skabies
• Gejala
• Gatal yang hebat di malam hari
• Kelainan kulit dapat beruoa papula, vesikel, atau liang
• Tatalaksana
• Krim permetrin 5%
• Krim lindan 1%
• Bensil bensoat emulsi topikal 25%
• Asam salisilat 2% dan endapan belerang 4%
Vulvitis Akibat Moloskum Kontagiosum
• Tanda
• Papula berkubah dengan lekukan di pusatnya, diameter berkisar
1-5mm
• Dapat timbul sapai 20 lesi
• Diagnosis
• Pemeriksaan mikroskopik material putih seperti lilin yang keluar
dari nodul
• Ditegakkan dengan pengecatan Wright atau Giemsa untuk
melihat benda-benda moloskum intrasitoplasmik
• Terapi
• Pengeluaran material putih
• Eksisi nodul dengan kuret dermal
• Mengobati dasarnya dengan ferik subsulfat atau asam
trikloroasetat
• Krioterapi dengan nitrogen cair
Vulvitis Akibat Kondiloma Akuminatum
• Tanda
• Lesi lunak bertangkai pada setiap permukaan mukosa atau
kulit yang bervariasi dalam ukuran dan bentuk
• Lesi tidak menimbukan keluhan, kecuali kalau terbuka atau
terkena infeksi sekunder  perdarahan, nyeri
• Diagnosis
• Inspeksi kasar
• Pemeriksaan kolposkopi
• Terapi
• Mengangkat lesi jika ada keluhan atau alasan kosmetik
• Podofilin
• Asam trikloroasetat
• Krim imikuimod
• Terapi krio, elektrokauter atau terapi laser
Kondiloma Akuminatum
• Vegetasi oleh Human papilloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan
permukaannya berjonjot.
• Faktor resiko :
• Higiene kurang
• Terdapat fluor albus
• Laki-laki tidak sirkumsisi
Kondiloma Akuminatum
• Gejala klinis :
• Vegetasi bertangkai dan berwarna kemerahan. Jika telah lama berwarna
kehitaman. Permukaan berjonjot
• Terdapat daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, porsio uteri
Kondiloma Akuminatum
• Pemeriksaan Penunjang
• Tes asam asetat
• Hasil positif= perubahan warna lesi menjadi
putih dalam beberapa menit
• Kolposkopi
• Pemeriksaan histopatologi
• Gambaran papilomatosis, akantosis,
pemanjangan dan penebalan rete ridges,
parakeratosis, dan koisilositosis
Kondiloma Akuminatum
Tatalaksana
• Pengobatan dengan bahan kimia
• Tingtura podofilin
• Larutan Trichloroacetic acid 80-90%
• Podofilotoksin 0.5%
• Pengobatan dengan bahan fisik
• Krioterapi dengan nitrogen cair atau CO2 padat
• Bedah listrik/elektrokauterisasi
• Pembedahan/bedah skalpel
• Interferon
• Imunoterapi
Fistula
• abnormal communication between the urinary • A vaginal fistula is painless. But a fistula lets urine or
(ureters, bladder, urethra) and the genital (uterus, feces pass into your vagina. This is called incontinence.
cervix, vagina) systems.
• Rectovaginal fistulas are abnormal epithelial- • If you have a vesicovaginal fistula, you most likely have
lined connections between the rectum and fluid leaking or flowing out of your vagina.
vagina. • If you have a rectovaginal fistula, you most likely have
• A vaginal fistula that opens into the urinary foul-smelling discharge or gas coming from your vagina.
tract is called avesicovaginal fistula. • Symptoms :
• A vaginal fistula that opens into the rectum is • Fever
called a rectovaginal fistula.
• Malaise
• a fistula does sometimes happen after: • flank pain
• Surgery of the back wall of the vagina, the • gastrointestinal symptoms in association with
perineum, anus, or rectum. continuous urinary incontinence
Open hysterectomy is linked to most
vesicovaginal tract fistulas.
• Radiation treatment for pelvic cancer.
• A period of inflammatory bowel disease
(including Crohn's disease and ulcerative
colitis) or diverticulitis
• A deep tear in the perineum or an
infected episiotomy after childbirth.
Hematokolpos (2)
• Akumulasi darah haid dalam vagina akibat himen imperforata menonjol dan imperforata
atau obstruksi lainnya
• Pemeriksaan lab :
• Etiologi : • Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah :
• Himen imperforata atau septum vagina transversum leukositosis biasanya merupakan petunjuk adanya infeksi
pada pasien dewasa muda penyerta
• Parut pasca bedah atau pasca iradiasi pada pasien yang • Tatalaksana :
lebih tua
• Insisi himen imperforata atau septum vagina
• Tanda & gejala : transversum memungkinkan darah mengalir keluar
• Nyeri abdomen : kram suprapubik yg periodik dapat • Bila hematokolpos terjadi setelah iradiasi, serviks harus
berkembang dengan mulainya masa pubertas, tidak ada dilebarkan untuk memungkinkan drainase
darah haid yang keluar
• Demam dan menggigil : indikasi dari piometra
• Riwayat tidak ada haid pada gadis dewasa muda dapat
memberikan petunjuk diagnostik, pada pasien yang lebih tua
jaringan parut dari operasi sebelumnya atau iradiasi dapat
menyumbat perdarahan endometrium
• Pemeriksaan fisik :
• Abdomen bagian bawah sering terasa sakit diatas uterus
yang mengalami distensi. Kadang-kadang uterus yang
terdistensi dapat dipalpasi sebagai massa di garis tengah
bagian abwah
• Pada pemeriksaan pelvis, inspeksi himen tidak tampak
Corpus Alineum Vagina
• Terdapatya benda asing yang tertinggal di dalam vagina • Diagnosis ditegakkan dengan menemukan corpus alineum
akibat memasukkan benda asing ke dalam vagina, di dalam vagina pada pemeriksaan ginekologis
biasanya oleh penderita psikopatiaseksualis, anak-anak,
• Pengaruh corpus alineum dalam vagina tergantung
dan kasus perkosaan.
dari bentuk dan jenis benda:
• Benda asing ini bisa tetap tinggal di dalam vagina • Benda-benda yang terbuat dari kain cepat
karena lupa atau karena penderita sendiri tidak ingin menimbulkan infeksi disertai leukorea berbau
mengeluarkannya
• Benda-benda yang tidak steril dapat mengakibatkan
• Gejala: perdarahan, tetanus, atau sepsis
• Discharge vagina • Tatalaksana:
• Perdarahan vagina • Mengambil benda asing, biasa menggunakan vaginal
• Vaginal itching atau bau busuk lavage atau irrigation
• Tidak nyaman saat buang air kecil • Bila benda asing terlalu besar dan menyebabkan rasa
• Kemerahan dan rash pada kulit sekitar vagina sakit, beri anestesi
• Pembengkakakkan vagina dan inrtoitus vagina • Surgery bila benda asing berpindah dari vagina ke
abdomen atau bagian tubuh lain yang sulit dicapai
• Abdominal atau pelvic pain
• Melakukan pemulihan bentuk anatomik vagina
• Diagnosis: dengan cara menghindari berhubungan seksual
Anamnesis hingga iritasi sudah sembuh
• Keluhan pasien (leukorea, nyeri, perasaan tidak • Pencegahan
nyaman)
• Berikan edukasi pada pasien agar tidak memasukkan
• Riwayat memasukkan benda asing ke dalam vagina benda asing ke dalam vagina
LI 2
• DD/ keganasan pada organ wanita
Kista Ovarium
• Adalah tumor kistik pada ovarium, • Tatalaksana :
yang dapat menyebabkan nyeri • Kista terpuntir  laparotomi
akut karena ruptur atau terpuntir
terutama pada kehamilan trimester • Asimtomatik : kista > 10 cm,
pertama laparotomi trim II kehamilan
• Diagnosis : • Kista < 5 cm tdk perlu operasi
• Nyeri perut • Kista 5-10cm  lakukan
• Teraba massa pada permukaan dalam observasi membesar dan
• Ditegakkan dengan USG menetap  laparotomi
• Kista ovarium dapat terpuntir : • Dicurgai adanya keganasan  rujuk
terjadi pd trimester pertama
kehamilan, berupa massa nyeri
tekan pd abdomen bawah, sering
asimtomatik

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan KEMENKES
Medical mini notes-obstetric edition
KISTA DERMOID
- Kista dermoid mempunyai
Tumor terbanyak dari total
dinding berwarna putih
tumor ovarium berasal dari
dan relatif tebal,berisi
sel germinativum. (wanita
cairan kental dan
usia < 20 tahun)
berminyak karena dinding
• Gambaran Klinik : tumor mengandung
-Terdiri dari banyak kelenjar sebasea
ektodermal,mesodermal,ent dan derivat ektodermal
odermal. (Semakin lengkap - Komplikasi :
akan semakin solid
torsi,ruptur,perdarahan,da
konsistensi tumor)
n transformasi ganas
- Terapi :
Laparotomi dan Kistektomi

45
Torsi dan Ruptur Kista Ruptur Kista
• Torsi komplit menyebabkan gangguan peredaran • Pendarahan / rupturnya kista yang ditandai dengan ascites dan
darah  kongesti + nekrosis, radang, pendarahan sering sulit untuk dibedakan dari kehamilan ektopik.

• Merupakan komplikasi dari kista ovarium • Faktor Risiko:


• Korpus luteum
Torsi Kista
• Kista folikel
• Menyebabkan tuba falopi berotasi, situasi ini bisa • Endometrioma
menyebabkan nekrosis. Dapat menyebabkan • Kista teka – lutein
infertilitas • Teratoma kistik benigna – kista dermoid
• Faktor Risiko: • Kisadenokarsinoma
• Teratoma kistik benigna – kista dermoid • Gejala:
• Kistadenoma pseudomusinosum • nyeri kuat yang berlokasi di salah satu sisi dari abdomen
• Kista teka lutein (pada ovarium yang mengandung kista).
• Ruptur kista ovarium juga mengakibatkan anemia.
• Manifestasi klinis: nyeri perut unilateral yang
• Kadang Asimptomatik
biasanya menyebar turun ke kaki
• Tanda pertama yang bisa terjadi adalah terasa nyeri di
• Diagnosis : Doppler sonografi (penurunan ovarian abdomen bagian bawah, mual, muntah dan demam
blood flow) Konservatif Operatif Observasi
• Tatalaksana: • Massa <6cm • Massa >6cm • Bila ada tanda
• Laparoskopi untuk membetulkan lilitan • Kista fungsional • Kitirektomi, perdarahan,
salfingooforekto
• Jika torsio lebih dari 6 jam dan tuba falopi mi
• Peritonitis
• suportif
sudah nekrosis -> surgical removal
Myoma / Leiomyoma Uterus
• Neoplasma benigna otot polos tersering pada traktus • Pemeriksaan lab : Anemia defesiensi besi,
genitalia wanita. polisitemia (langka)
• Klasifikasi tergantung letak : • Radiologi : USG, MRI, Histerografi atau
• Intramural hysteroscopy
• Submukosa
• Subserosa
• Treatment :
• Intraligamentous • Pengobatan : pemberian GnRH
• Parasitic • Operatif : Miomektomi, histerektomi
• Cervical • Radioterapi
• Gambaran :
• Makroskopis : tumor berbatas jelas, berkapsul,
pada penampang tampak massa putih dengan
susunan lingkaran2 konsentrik didalamnya.
• Mikroskopik : tumor terdiri atas berkas2 otot
polos yang mengikal, stroma mengalami
degenerasi hialin.
• Gejala dan tanda
• Biasa asimptomatik
• Perdarahan abnormal
• Pelvic pain or pressure
Teratoma ovarium (kista dermoid) (2)

Gambaran Umum Gambaran klinik


• Merupakan tumor jinak • Ektodermal merupakan komponen utama,
terbanyak yg berasal dari sel diikuti dgn mesodermal dan entodermal.
germinativum, banyak Semakin lengkap unsur penyusun maka
diderita oleh gadis berusia < semakin solid konsistensi tumor.
20 tahun • Kista dermoid jarang mencapai ukuran besar
• Unsur penyusun tumor terdiri dari sel-sel yg
• Dalam ukuran kecil, kista dermoid tdk telah matur shg kista ini disebut sbg teratoma
menimbulkan keluhan & penemuan
matur
tumor pd umumnya hanya melalui
pemeriksaan ginekologi. • Dinding berwarna putih & tebal, berisi cairan
• Rasa penuh dan berat di dlm perut kental dan b’minyak krn dinding tumor
hanya dirasakan apabila ukuran tumor mengandung banyak kel. Sebasea & derivate
cukup besar. ectodermal (sebagian bsr rambut)
• Komplikasi kista dapat berupa torsi,
rupture, perdarahan dan transformasi Terapi
ganas. • Laparotomi dan kistektomi
Ca Endometrium
• Kanker endometrium merupakan kanker bertingkat dng kawalan histeroskopik
ginekologik yg paling sering tjd di negara barat, (kuretase bertingkat diperlukan jika ada
menempati urutan ke-4 kanker pd perempuan kecurigaan infiltrasi ke endoserviks)
• Etiologi : kelanjutan dr lesi prakanker dr neoplasia • Praoperasi perlu dilakukan pemeriksaan foto
intraepitel endometrium, genetik (mutan p53 (+) paru2, tes Pap u/ singkirkan kelainan serviks,
pd kersinoma jenis serosum papiliferum) pemeriksaan lab darah rutin (darah tepi), tes
fungsi hati, tes fungsi ginjal, elektrolit u/
• Faktor risiko : singkirkan peny sistemik yg dialami atau
• Obesitas, rangsangan estrogen yg terus- metastasis occult
menerus, ,enopause yg terlambat (>52 th), • Tumor marker : CA-125
nulipara, siklus anovulasi, obat Tamoxifen,
hiperplasia endometrium • Sigmoidoskopi atau barium enema perlu
dipertimbangkan bila ada massa tumor di luar
• Tanda & gejala : perdarahan uterus abnormal uterus dng keluhan pd sal cerna
berupa metroragia atau perdarahan atau ada rw keluarga dng kanker kolon
pascamenopause &/atau keputihan
• CT scan u/ indentifikasi lokasi primer kanker
• Diagnosis :
• Biopsi endometrium atau kuretase diagnostik
• Hasil (-) pd biopsi endometrium pd kasus dng
keluhan simtomatis  lanjutkan dng kuretase
Ca serviks
Penyebab :
• Human Papilloma Virus (hPV)
Faktor resiko :
• Infeksi human papiloma virus khususnya tipe 16, 18, 31, dan 45
• Aktivitas seksual usia muda (< 16 tahun)
• Hubungan seksual dengan multipartner
• HIV atau immunosuppressive yg bersamaan dgn infeksi hPV
• Merokok
Tanda dan gejala :
• Sekret vagina, biasanya disertai Diagnosis :
bercak perdarahan dan bau busuk • Tes Pap Smear
• Keputihan, dan Perdarahan • Biopsi Serviks (pemastian
pervaginam pascasenggama, diagnosis)
perdarahan di luar haid. (sering)
•Pemeriksaan radiografi
• Nyeri panggul dan nyeri pinggang (foto paru2, pielografi
• Sering berkemih intravena atau CT scan)
• Disuria •Pemeriksaan lab (darah
• Edema kaki tepi, tes fungsi ginjal, dan
tes fungsi hati )
Pengobatan Prognosis Rute penyebaran

• Pembedahan (cth: • Faktor yg • Secara langsung,


histerektomi) menimbulkan residif: melalui aliran getah
• Radioterapi • Invasi limfo-vaskuler, bening 
• Kemoterapi metastasis ke KGB, bermetastasis ke KGB
kedalaman invasi iliaka eksterna
• Diberikan Cisplatin,
stroma, batas sayatan /interna, obturator,
Carboplatin, Ifosfamid
operasi, dan ukuran para aorta, ductus
dan paclitaxel
tumor thoracicusskalen kiri
melalui ligamentum
rotundum
• Penyebaran juga bisa
melalui hematogen
LO 3
• Menjelaskan infertilitas pada pria dan wanita
Infertilitas wanita
Faktor non organik: Usia, Frekuensi senggama (2-3x - Faktor endometriosis
seminggu), Pola hidup (alkoholik, merokok) • Faktor miometrium
Faktor Organik: - Adenomiosis
merupakan kelainan pada miometrium berupa
• Masalah Vagina susupan jaringan stroma dan kelenjar yang sangat
- Dispareunia : masalah kesehatan yang ditandai dengan menyerupai endometrium.
rasa tidak nyaman atau rasa nyeri saat melakukan
• Masalah Tuba
sanggama.
- sumbatan tuba baik pada pangkal, pada bagian
- Vaginismus : masalah pada perempuan yang ditandai
tengah tuba, maupun pada ujung distal dari tuba.
dengan adanya rasa nyeri saat penis akan melakukan
penetrasi ke dalam vagina
- Vaginitis : infeksi kuman seperti klamidia trakomatis dan
Niseria Gonore.
• Masalah Uterus
• Faktor serviks
- Servisitis kronis dapat menyebabkan kesulitan bagi
sperma untuk melakukan penetrasi kedalam kavum
uteri.
- Trauma pada serviks
• Faktor kavum uteri
- Kelainan anatomi kavum uteri.
• Primer : Bila pasangan belum pernah hamil melakukan
hubungan seksual secara teratur, tanpa kontrasepsi dalam Infertilitas pada Pria
periode satu tahun belum ada tanda-tanda kehamilan • Gangguan fungsi:
• Sekunder : Bila pasangan sudah pernah hamil, dan hubungan • Impotensia – ketidak mampuan penis untuk
seksual teratur tanpa kontrasepsi tapi belum ada tanda ereksi secara memadai agar dapat melakukan
kehamilan penetrasi saat sanggama .
• Etiologi:
• Masalah pada testis – dapat disebabkan oleh
cedera , infeksi atau kemoterapi
• Varicocele (menyebabkan kelainan produksi sperma)
• Prostatektomi – efek sampingnya adalah
• Gonorhoe (tersumbat duktus spermatika) infertilitas , impotensia dan inkontinensia
• Epididymitis (tersumbat duktus spermatika) • Gangguan tertentu – sklerosis multiple , diabetes
• Alkohol (kelainan produksi sperma) yang menyebabkan gangguan ereksi dan ejakulasi
• Perokok (ketidaknormalan produksi sperma) • Antibodi – sistem kekebalan pada pria dapat
• Parotitis (fungsi testis berkurang) menyebabkan terganggunya aktivitas sperma
antara lain hilangnya kemampuan untuk
• Psikologis (malfungsi seksual) menembus sel telur.
• Masalah sperma : masalah jumlah dan kualitas, diduga akibat • Pemeriksaan:
faktor genetik
• Analisa sperma - sediaan sperma diperiksa di
• Azoospermia – cairan semen tidak mengandung sperma laboratorium dan dicari adanya kelainan sperma
; dapat disebabkan oleh sumbatan atau kegagalan testis. dan antibodi
• Oligospermia – cairan ejakulasi tidak mengandung • Pemeriksaan darah – menentukan kadar hormon
jumlah sperma yang cukup agar dapat terjadi konsepsi
• Biopsi testis
• Bentuk sperma abnormal – menyebabkan hilang atau
terganggunya kemampuan untuk menembus sel telur • Pemeriksaan ultrasonografi – untuk memeriksa
organ reproduksi antara lain kelenjar prostat
• Gangguan motilitas
kesimpulan
• Kami telah mempelajari kelainan organ pada wanita, keganasan pada
organ wanita, menjelaskan infertilitas pada wanita pria
Daftar pustaka
• Schorge John O, Scahffer Joseph I et all, Williams Gynecolog, 2nd ed. Mc
Graw Hill 2012
• Buku Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo ,
• https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000863.htm

Anda mungkin juga menyukai