Andika adestira
Anika sari
Linda melandani
Kartika sandra
Widya dila sari
Evi depantis
DEFINISI
4. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
5. Faktor imunodefisiensi
Tanda
Merengek ,Anus dan daerah sekitar lecet, BB
menurun,Turgor berkurang,Mata dan ubun-ubun besar
dan menjadi cekung (pada bayi), Selaput lendir bibir
dan mulut serta kulit tampak kering, Nadi cupat dan
kecil, Denyut jantung jadi cepat,TD menurun Kesadaran
menurun, Pucat, nafas cepat, Buang air besar 4x/hari
untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa,
Suhunya tinggi
Gejala
Tidak nafsu makan, Lemas, Dehidrasi, Cengeng,
Oliguria, Anuria Rasa haus
PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik akut/kronis akanterjadi:
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% pada anak-anak yang
menderita diare.
4. Gangguan gizi
makanan yang sering tidak dicerna dan diabsorbsi
baik karena hiperperistaltik.Meningkatnya motilitas
dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan
ekskresi cairan-cairan dan elektrolit yang
berlebihan.
mikroskopis: Na normal dalam tinja 56 – 105 mEq/l, chloride normal dalam tinja 55 – 95 mEq/l, kalium normalnya 25 – 26
mEq/l,HCO3 normalnya 14 – 31 meq/l.
Pemeriksaan PH
PH dan kadar gula dapat diperiksqa dengan kertas lakmus dan tablet clini test bila didugaterjadi intoleransi gula.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah lebih tepat lagi dengan dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan kadar urin dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
Pemeriksaan Darah
Darah lengkap meliputi elektrolit serum, kreatinin, BUN menunjukan adanya dehidrasi, hemoglobin, hematokrit, dan BUN biasanya
mengalami penurunan pada diare akut
Duodenal Intubation
untuk mengetahui kuiman penyebab secar kuantitatif terutama pada diarekronik.
Rekto kolonoskopi
kolonoskopi tidak diindikasikan pada diare akuttapiu pada waktu lebih dari 10 haritidak berhenti / cenderung menjadi kronik maka
rekto sigmoidoskopi sangat perlu . Bila diare berdarah mutlak perlu dilakukan rektokolomoskopi.
Rontgen sudah digantikan oleh endoskopi. Lain halnya pada diare kronik dimana pemeriksaan sinar X memegang peranan yang
sama dengan endoskopi.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Anamnesa
Umur : pada pasien geriatric biasanya akibat
tumor , divertikulitis, laksan berlebih. Pada
pasien muda dan anak- anak biasanya infeksi,
intoleransi lactase, sindrom kolon iritatif.
Data subyektif :
Data yang didapat dari keluhan klien
Data obyektif :
Data yang didapat dari apa yang kita observasi
, diukur , dapat diperoleh dengan panca indra
Pemeriksaan Fisik
Mulut: mukosa kering, bibir pecah – pecah , lidah kering bibir sianosis.
Palpasi: umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi
kejang perut .
Vital sign : pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hupovolemik dengan :
TDmenurun ( missal 90/40 mmHg )
Suhu terjadi peningkatan karena dehidrasi dan dapat juga karena adanya infeksi dalam
usus
Respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dam berat karena adanya kompensasi asam
basa.
Diagnosa keperawatan
DX 1 . Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
intake terbatas (mual).
Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawtaan sela ma 3x 24 jam, Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara
optimal
Kriteria :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun
besar tidak cekung.
Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
Blood Gas Analysis dalam batas normal
Intervensi :
Penatalaksanaan rehidrasi :
Anjurkan keluarga bersama klien untuk minum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
Kolaborasi :
Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)
Obat-obatan (antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya, antispasmolitikberfungsi
untuk proses absrobsi normal dan antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin)
Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta)
DX 2 . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
Nafsu makan baik
BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh
Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)\
Intrvensi :
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)
Timbang BB setiap hari
Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.
Kolaborasi :
Dietetik
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah
padat/makanan padat.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
Rehidrasi parenteral (IV line)
Supporatif (pemberian vitamin A)
DX.Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nyeri teratasi
Kriteria hasil :
Tidak tampak wajah meringis kesakitan
Skala nyeri berkuran (0-2)
Tidak ada keluhan nyeri
Intervensi :
Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal
dan non verbal
Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase
punggung dan kompres hangat abdomen
Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan
berikan perawatan kulit
Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi