Anda di halaman 1dari 108

Anatomi Mata

Hansen JT. Editor. Netter's Clinical Anatomy.


3rd Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Hansen JT. Editor. Netter's Clinical Anatomy.
3rd Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Histologi Mata
KORNEA
• Potongan dari lensa, bagian anterior
• Kaspula lensa merupakan membran tebal yang
memiliki kolagen tipe 4 dan laminin
• Dibawah epitel subkapsular, terdapat serat-serat
lensa yang tidak memiliki nuklei dan organel,
menjadi tipis, memanjang dan memiliki struktur
transparan.
Fisiologi Penglihatan
REFRAKSI MATA
• Refraksi adalah suatu
mekanisme pembelokan
cahaya yang terjadi
ketika berkas cahaya
berpindah dari suatu
medium ke medium lain
yang kepadatannya
berbeda.
• Mekanisme : cahaya
masuk ke mata 
mengenai permukaan
melengkung lensa mata
(densitas lebih besar) 
arah refraksi tergantung
sudut kelengkungan
(permukaan konveks
dari lensa mata
menyebabkan
konvergensi berkas-
berkas cahaya sehingga
membawa bayangan ke
satu titik fokus)
Akomodasi
Phototransduction of light by retinal
cells
Ablasi retina
• Def: suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel
pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membran bruch,
• Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen
epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari oembuluh darah
koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi
yang menetap
• Tanda dini retina mengancam untuk terlepas adalah floater (benda kecil
berterbangan) di depan lapang pengluhtan, disusul pijaran kilat terang
disertai turunnya penglihatan
• Penyebabnya adalah akibat penipisan retina dan terjadinya trauma
• Dxdengan pemeriksaan oftalmoskopi, slitlamp ataupun dengan USG
• Pengobatan yang diberikan cepat akan mengurangkan gejala
permanen, biasanya hasil pembedahan akan baik, penyembuhan
dapat terjadi berbulan bulan

• Ada 3 ablasi retina


1. Ablasi retina regmatogenosa
2. Ablasi retina eksudatif
3. Ablasi retina traksi (tarikan)
Ablasi retina regmantosa
• Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masukke
belakang antara sel pigmen epitel dengan retina, terjadi pendorongan
retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous) yang masuk melalui robekan
atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan
retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid

• Ablasi yang berbakat untuk terjadinya ablassi retina


a) Mata dengan miopia tinggi
b) Pasca retinitis
c) Retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer
Trauma hanyamerupakan faktor pencetus untuk terjadinya ablasi retina
• SS
a) Terdapatnya ggn penglihatan yang kadang” terlihat sebagai tabir yang
menutup
b) Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapangan penglihatan
c) Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas (ablasi) bergoyang
d) Kadang terdapat piigmen di dalam badan kaca, pupil terlihat adanya
defek aferen pupil akibat penglihatan menurun
e) Tekanan bola mata rendah dan dapat meninggu bila terlah terjadi
neovaskular galukoma pada ablasi yang telah lama
• Pemeriksaan
a) Terlihat retina yang terangkat bewarna pucat dengan pembuluh
darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna
merah
• Pengobatan
a) Pembedahan (sebelum pembedahan ps dirawat dengan mata
ditutup, pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya
antara 1-2 hari. Dengan tujuan melekatkan kembali bagian retina
yang lepas dengan krioterapi atau laser
• Berbagai tehnik bedah
1. Retinopati pneumatik
Udara/gas yang disuntikan kedalam vitreous untuk mempertahankan retina
pada posisinya
1. Scelar buckling
Mempertahankan retina di posisinya dengan melekukan sklera
menggunakan eksplan yang dijahitkan pada daerah robekan retina
1. Vitrektomi
Pelepasan traksi vitreoretina, jika diperlukan penyuntikan perfluorocarbon
atau cairan dan udara/gas yang dapat mempertahanlan pss jika dibutuhkan
amponade lebih lama
• Prognosis pascabedah tergantung dari keadaan makula, jika sudah
terlepas biasanya hasil tidak sempurna, tetapi jika makula masih
melekar tindakan bedah harus segera dilakukan dan akan
mendapatkan hasil yang lebih baik
Ablasi retina eksudatif
• Ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat dibawah retina dan
mengangkat retina, penimbunan cairan subretina sebagai akibat
keluarnya cairan dari pd retina dan koroid (ekstravasasi)
• Disebabkan penyakit epitel pigmen retina, koroid, skleritis, koroiditis
• Penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat
• Ablasi dapat hinag atau menetap bertahun” setelah penyebab
berkurang atau hilang
Ablasi retina tarikan/traksi
• Pada ablasi retina traksi lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan
jaringan partu pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi
retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit
• Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan dm
, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi
• Pengobatan dilakukan dengan melepaskan tarikan jaringan parut atau
fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan vitrektomi
glaukoma
• Glaukoma adalah penyakit mata dimana terjadi kerusakan saraf optik
yang diikuti ganggian pada lapang pandang yang khas
• Diakibatkan oleh tio yang tinggi yang biasanya disebabkan oleh
hambatah pemgeluaran cairn bola mata (aquos humor), penyebab
lainnya adalah kerusakan saraf optik antara lain ggn suplai darah ke
serat saraf optik dan kelemahan/maslah saraf optiknya sendiri
• Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Glaukoma sudut terbuka biasanya
glaukoma kronis , glaukoma primer sudut tertutup bisa berupa glaukoma akut
ataupun kronis
• Glaukoma sekunder
Glaukoma yang timbul sebagai akibat dari penyakit mata lain, ttauma, pembedahan
dll
• Glaukoma kongenital
Adalah glaukoma yang ditemukan sejak dilahirkan, dan biasanya disebabkan oleh
sitem saluran pembuangan di dalam maya tidak berfungsi dengan baik sehingga
menyebablan pembesaran mata bayi
• Glaukoma absolut
Glaukoma dengan kebutaan total
Glaukoma terbuka
• sudut bilik mata depan terbuka lebar tetapi terdapat hambatan pada
sistem pengeluaran akuos humor sehingga tekanan bola mata
meningkat. sering disebut pencuri penglihatan, karena sulit untuk
dideteksi dini mengingat sering kali tidak bergejala kecuali pada tahap
lanjut.

Gejala yang bisa terjadi adalah:


• Berkurangnya penglihatan secara perlahan, biasanya di kedua mata.
• Jika sudah berada di tahap lanjut, maka penglihatan akan seperti
memiliki frame hitam atau sering disebut juga Tunnel Vision
Glaukoma Primer Sudut Tertutup

• glaukoma primer sudut tertutup, hambatan aliran keluar akuos humor


disebabkan oleh sempitnya sudut bilik mata depan. Serangan akut
glaukoma adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan mendadak
tekanan bola mata akibat sudut bilik mata depan yang sempit menjadi
tertutup secara mendadak.
• Pasien biasanya akan mengeluh mata menjadi nyeri, buram, merah dan
nyeri tersebut bahkan dapat menyebabkan seseorang mengalami rasa mual
disertai dengan muntah-muntah.
• Tindakan laser ataupun operasi katarak, dapat membantu mengurangi
resiko terjadinya serangan glaukoma akut. tindakan laser yang dapat
membuka sudut bilik mata depan tersebut. Pada pasien yang juga sudah
memiliki katarak, operasi katarak dapat menjadi pilihan untuk membantu
membuka sudut bilik mata yang tertutup tersebut.
patfis
• Umumnya terjadi karna tio yang mana tio normanlnya 10-20 mmhg,
sedangkan penderita glaukoma memiliki tekanan mata yang lebih besar
dari normal, tekanan mata yang tinggi akan menyebabkan kerusakan saraf,
semakin tinggi tekanan mata akan semakin berat kerusakan saraf yang
terjadi
• Tio dapat menignkat akibat adanya hambaran aliran cairan di dalam bola
mata yang disebut aquos humor, cairan trsbt diproduksi utnuk untuk
memberikan nutrisi pada jaringan mata
• Aquos humor  dikeluarkan dari dalam mata dan diserap oleh jaringan
sekitar jika tersumbat tio meningkat, jika sumbatan mendadak akan
menyebabkan ggn aliran yang berat dan tekanan mata akan sangat tinggi
(glaukoma akut). Jika penyumbatan terjadi secara perlahan akan
menyebabkan peningkatan tekanan mata yang perlahan pula (glaukoma
kronik)
Pengobatan glaukoma

• Terapi obat (obat tetes guna mengontrol tekanan mata)


• Laser (jika obat tidak berhasil) untuk membukan jalan keluar cairan di
dalam bola maya sehingga tekanan mata
• Operasi filtrasi

• Glaukoma primer perlu pengawasan dokter seumur hidup


Oklusi vena retina sentral

• Adalah penyumbatan vena retina yang mengakibatkan ggn perdarahan di dalam bola mata, ditemukan
pada usia pertengahan
• Penyumbatan paling sering terjadi di depan lamina kribrosa, penyumbatan vena retina dapat terjadi
pada suatu cabang kecil ataupun pembuluh vena utama (vena retina sentral) sehingga daerah yang
terlibat memberi gejala sesuai dengan daerah yang di pengaruhi seuatu penyumbatan cabang vena
retina lebih sering terdapat di daerah temporal atas atau temporal bawah
• Penyumbatan lebih mydah terjadi pd ps dengan glaukoma, dm, hipertensi
• Penyebab terjadi penyumbatan adalah
1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada proses arteriosklerosis
atau jaringan pada lamina kribros
2. Akibat penyakit pd pd vena sendiri seperti fibrosklerosis
3. Akibat hambatan aliran darah dalam pd vena seperti pada kelinan viskositas darah
• Tajam penglihatan terganggu nila perdarahan mengenai daerah makula lutea. Penderita biasanya
mengeluh adanya penurunan tajam penglihatan sentral ataupun perifer mendadak yang dapat
memburuk sampai hanya persepsi cahaya, tidak terdapapat rasa sakit dan mengenai satu mata
• pemeriksaan funduskopi ps dengan oklusi vena sentral akan terlihat vena yang berkelok kelok, edema
makula dan retina, perdarahan berupa titik terutama bila terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna
• Pada retina trdpt; edema retina dan makula dan bercak bercak (eksudat) wol katun yang terdapat diantara
bercak” perdarahan,
• Pemeriksaan angiografi fluoresin dapat ditentukan letak penymbatan, penyumbatan total atau sebagian dan
ada tidaknya neovaskularisasi

• Pengobatan ditujukan kepada mencari oenyebab (antikoagulasi, fotokagulasi guna menurunkan tio untuk
mengatasi penyebab, steroid jika penyumbatan disebabkan flebitis)
Oklusi arteri retina sentral
• Biasanya terdapat pada usia tua atau usia pertengahan
KATARAK
• Pupil terlihat putih atau abu2
• Pemeriksaan : slitlamp, funduskopi, tonometer, visus
• Terapi : Bedah + pengganti lensa
• Klasifikasi
• Katarak kongenital
• Katarak Juvenile
• Katarak senile

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KONGENITAL
• Terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi
berusia <1th
• Digolongkan menjadi
• Kapsulolentikular : katarak kapsular dan polaris
• Lentikular : hanya lensa atau nukleus lensa
• Penyebab :
• ibu menderita rubela, galaktosemia, homosisteinuria, DM,
hipoparatiroidisme, toksoplasmosis, inklusi sitomegali,
histoplasmosis

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KONGENITAL

• Sering ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf


seperti retardasi mental
• Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita penyakit : rubela,
galaktosemia, homosisteinuri, diabetes melitus, hipoparatiroidism,
toksoplasmosis, inkulis sitomegalik, histoplasmosis
• Penyakit yang menyertai : mikroftalmus, aniridia, koloboma iris,
keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, megalo
kornea
KATARAK KONGENITAL
• Penyakit penyerta katarak kongenital
• Mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris
heterokromia, lensa ektopik, displasia retina,
megalokornea
• Bentuk katarak kongenital
• Katarak piramidalis atau polaris anterior
• Katarak piramidalis atau polaris posterior
• Katarak zonularus atau lameralis
• Katarak pungtata dll

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KONGENITAL
• Katarak kongenital total  makula lutea tdk bisa berkembang maks
 ambliopia sensoris  komplikasi nistagmus dan strabismus
• Operasi sebaiknya dilakukan pd usia <2bulan

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KONGENITAL
• Pemeriksaan : Riwayat prenatal infeksi ibu, pemakaian obat selama
kehamilan, pada ibu hamil ada riwayat kejang, tetani, ikterus,
hepatosplenomegali, uji reduksi urine, pemeriksaan darah

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KONGENITAL
• Terapi
• Katarak total bilateral  bedah secepatnya
• Katarak total unilateral  bedah 6 bulan sesudah terlihat, sebelum terjadinya
juling
• Katarak total atau kongenital unilateral  prognosis buruk, ambliopia. Bedah
secepatnya
• Katarak bilateral parsial  konservatif dg kacamata dan midriatika. Bila
progresif  bedah

• Komplikasi
• Makula lutea tidak berkembang sempurna, nistagmus, dan strabismus

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK RUBELA
• Disebabkan oleh infeksi rubela pada ibu
• 2 bentuk
• Kekeruhan di sentral dg perifer jernih
• Kekeruhan di korteks anterior dan posterior atau total

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK JUVENIL
• Kelanjutan dr katarak kongenital
• Merupakan penyulit dr penyakit2
• Katarak metabolik
• Diabetik dan galaktosemik, hipokalsemik / tetanik, defisiensi gizi, aminoasiduria,
penyakit wilson
• Gangguan otot
• Distrofi miotonik (usia 20-30th)
• Katarak traumatik

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK JUVENIL
• Katarak komplikata
• Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, anidiria,
heterokromia iridis)
• Katarak degeneratif (miopi, neoplasma, etc)
• Katarak anoksik
• Toksik
• Sindrom tertentu
• Katarak radiasi

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK SENILE
• Kekeruhan lensa pada usia >50th
• Penyebab belum diketahui scr pasti
• 4 stadium katarak senile

Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KOMPLIKATA
• Katarak akibat penyakit lain
• Ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia
okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, trauma, pasca bedah
• Diabetes mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia, miotonia distrofi
• Keracunan obat
• Selamanya dimulai di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks,
bisa difus atau linier

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK KOMPLIKATA
• 2 bentuk
• Kelainan polus posterior mata
• Koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina, miopia tinggi
• Kelainan polus anterior mata
• Iridoksiklitis, neoplasma, galukoma

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK DIABETES
• Hiperglikemia  timbunan sorbitol dan fruktosa dalam lensa
• Terjadi dalam 3 bentuk
• Pasien dehidrasi berat, asidosis, dan hiperglikemia  kekeruhan hilang
setelah rehidrasi dan kadar glukosa normal
• Pasien diabetes juvenil dan tua tidak terkontrol
• Pasien diabetes dg katarak spt pasien non diabetes

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK DIABETES
• Galaktosemia pd bayi  kekeruhan anterior dan subkapsular
posterior

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


KATARAK SEKUNDER
• Akibat terbentukny jaringan fibrosis pd sisa lensa yg
tertinggal
• Dapat berupa
• Cincin Soemmering : kapsul anterior pecah dan traksi ke
pinggir  gambaran cincin
• Mutiara Elschnig  epitel subkapsular yg berproliferasi dan
membesar spt telur kodok atau busa sabun
• Terapi : disisio katarak sekunder, kapsulotomi,
memberanektomi, mengeluarkan seluruh membran
keruh

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


PENANGANAN KATARAK
• Operasi Katarak Ekstrakapsular
• Pengeluaran isi lensa dengan memecah kapsul lensa anterior, kemudian lensa
intraokular diletakkan pd kapsul posterior
• Fakoemulsifikasi
• Nukleus dihancurkan dg vibrator ultrasonik lalu dikeluarkan melalui insisi kecil
kemudian meletakkan lensa intraokular yg bisa dilipat

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


PENANGANAN KATARAK
• Operasi katarak intrakapsular
• Mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul
• Tidak terjadi resiko katarak sekunder
• Penyulit : astigmatisma, glaukoma, uveitis, endoftalmitis, perdarahan

Sidarta Ilyas Ilmu Penyakit Mata Ed 4


Ablasi Retina (Rhegmatogenous Retinal
Detachment)
• Merupakan terpisahnya neural retina dari epitel
pigmen retina yang menyebabkan cairan vitreous
mengalir dari tempat rusaknya retina ke ruang
subretina
• Insidensi  5.3-12.6 kasus/100.000
• Faktor predisposisi RRD
• Pseudophakia
• Aphakia
• Miopia berat (> 6D)
• Kelainan PD terkait kolagen (Marfan Syndrome)
• Lain-lain; trauma, retinitis viral terkait imunodefisiensi
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Patogenesis
• Perlekatan retina pada
RPE
• Matrix interphotoreceptor
• Perbedaan tekanan
onkotik antara koroid dan
ruang sub retina
• Tekanan hidrostatik
• Pertukaran ion dan cairan
metabolic oleh RPE
• Perubahan degenerative
pada matriks fibril-
hyaluronan  kolaps
vitreous (syneresis) dan
liquefaction (synchysis) 
PVD (Posterior Vitreous
Detachment) & traksi
retina secara fokal

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ablasio
retina

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Tanda dan Gejala • Diagnosis ditegakkan mll
• Gejala awal pemeriksaan binokuler
• Floaters tiba-tiba stereoskopik pada seluruh
• Seperti melihat
blitz kamera retina
secara tiba-tiba
• Subklinis 
asimtomatik
• Skomata relative
 akumulasi
cairan pada ruang
subretina
• Timbul sensasi
penglihatan seperti
ada gorden

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Age-Related Macular Degeneration
• Merupakan suatu kelainan degenerative pada macula yang umum
dijumpai, bersifat kronik dan progresif di mana terjadi pada orang tua
dan membuat pasien kehilangan penglihatan sentral akibat
abnormalitas pada fotoreseptor/RPE/membran Bruch/kompleks
koroid  atrofi geografik dan atau neovaskularisasi
• Secara epidemiologi;
• WHO (2002)  8.7% kebutaan di dunia: AMD; 14 juta orang mengalami
kebutaan dan gangguan penglihatan
• Di th 2000, AMD lanjut telah diderita > 1.75 juta orang di USA; di tahun 2020
diprediksi meningkat mjd 3 jt orang
• AMD lanjut paling serig pada usia 75 tahun >>>; terbagi atas 2: kering dan
basah
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Faktor resiko • Patogenesis
• Penyebab AMD  secara
• Polimorfisme pada gen molekuler dan genetic
yang mengode faktor • Awal  lemak terdeposisi
pada membran Bruch akibat
komplemn H, HTRA1, RPE gagal memproses sisa-
komplemen C2, CFB, C3 sisa metabolism sel  drusen
(earlies visible clinical sign)
• Faktor lingkungan  • Drusen  lipid, amyloid,
merokok dan obesitas faktor komplemen dan
komponen seluler 
• Inflamasi kronik penebalan kolagen membrane
Bruch, degenerasi elasitin +
kalsifikasi membrane Bruch +
↑ AGE (advanced glycation
ends) products
• Perubahan  penghalang yg
bersifat hidrofobik 
mengganggu aliran cairan dan
nutrient antara koroid dan
retina luar  neovaskularisasi

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Diabetic Retinopathy
• Retinopati diabetikum  pelopor kebutaan di daerah barat terutama
pada orang-orang pekerja
• Merupakan disfungsi pembuluh darah retina yang progresif akibat
hiperglikemia kronik sehingga menyebabkan kerusakan structural
pada neural retina
• Pada 5 th pertama diabetes tipe I  low risk
• Setelah 5-10 tahun  rentan
• Sekitar 78% penderita diabetes tidak sadar mereka memiliki penyakit yang
mengancam penglihatan saat kontrol pertama kali
• Pada wanita hamil dg diabetes tanpa retinopati  memiliki resiko
nonproliferating diabetic retinopathy sekitar 10%
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Riordan-Eva P, Cunningham Jr ET. Vaughan &
Asbury’s General Ophthalmology. 18th Ed. New
York: McGraw-Hill; 2011
• Patogenesis  teori
• Gangguan enzim Aldose Reductase
• Faktor Vasoproliferatif
• Platelet dan Viskositas darah

• Manifestasi okuler
• Nonproliferative retinopathy  kerusakan pembuluh
kecil dan oklusi + penebalan membran basalis endotel
kapiler + ↓ perisit
• Maculopathy  penebalan retina secara fokal/difus
atau edema  kerusakan blood-retnal barrier; sering
pada DM tipe 2
• Proliferative retinopathy  paling berat 
pembentukkan PD baru yg mengalami kebocoran
protein serumYanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Pemeriksaan Penunjang
• Imaging
• OCT  identifikasi dan monitor edema macula
• FFA  identifikasi kelainan mikrovaskuler

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Kelainan Refraksi ( Ametropia)
= Keadaan dimana berkas cahaya masuk mata jatuh terfokus didepan /
dibelakang retina  bayangan dihasilkan tidak fokus.

Kelainan Refraksi dibedakan menjadi:


- Miopia (Rabun Jauh)  Kacamata sferis minus
- Hipermetropia (Rabun Dekat)  Sferis plus
- Astigmatisma (Silinder)  Lensa Cylinder
MIOPIA (rabun jauh / nearsighted) TATALAKSANA
Definisi : dimana bayangan benda yang terletak
- Lensa Koreksi  untuk memundurkan jatuhnya
jauh difokuskan di depan retina oleh mata
bayangan
yang tidak berakomodasi.  miopia aksial &
- Lasik (Laser in situ Keratomileusis)= Corneal flap 
miopia refrakter / miopia kurvatura
meratakan kelengkungan kornea sehingga jatuh
bayangan kembali pada titik fokus.
• Miopia aksial = merupakan akibat dari PROGNOSIS
bentuk bola mata yang memanjang antero- - Orang dengan miopia, nantinya pada usia
posterior yang menyebabkan penambahan presbiopia  dapat membaca dekat tanpa
panjang sumbu. Sehingga letak bayangan menggunakan lensa koreksi.
benda jatuh di depan retina. KOMPLIKASI
- miopia derajat tinggi  lebih beresiko tinggi
• Miopia kurvatura = keadaan yang terhadap gangguan retina degeneratif seperti ablatio
disebabkan karena adanya peningkatan retina.
kelengkungan kornea, lensa atau keduanya.
- Nyctalopia sering ditemukan pada miopia tinggi
seiring dengan terjadinya perubahan degeneratif
Derajat Miopia (Ilyas, 2006)
- Floaters, Katarak, Vitreous Hemmorage, Choroid
- Miopia Ringan (< - 3,00 D ) Hemmorage
- Miopia sedang ( - 3,00 D s/d -
6,00 D)
- Miopia berat ( > - 6,00 D )

Koreksi miopia dengan lensa


minus
HIPEROPIA (HIPERMETROPIA / Farsightness)
Definisi: Keadaan mata ketika tidak Jika insidensi hiperopia ringan pada orang muda maka penderita
berakomodasi memfokuskan mampu melihat kemampuan melihat normal  Mata mampu
bayangan di belakang retina. kompensasi sampai dengan 3 dioptri dengan melakukakan
Hiperopia berdasarkan jenisnya yang akomodasi.
sering ditemukan dibagi menjadi
hiperopia aksial, hiperopia - Ketika melakukan pekerjaan yang memerlukan ketelitian
kurvatura. penglihatan akomodasi yang terus menerus  kelelahan mata
yang berat.
• Hiperopia aksial = kondisi dimana
- hiperopia simpleks, yang berkaitan dengan fisiologi variasi
panjang sumbu bola mata yang
kurang sehingga jatuhnya tumbuh kembang organ biologis.  Diperlukan lensa koreksi
bayangan berada dibelakang sedini mungkin untuk mencegah ambliopia
retina. Jenis ini merupakan jenis
yang sering ditemukan. - Pada usia dewasa akan memerlukan koreksi meski tidak terjadi
perburukan hiperopia  penuruan daya akomodasi bersamaan
• Hiperopia kurvatura = berkaitan dengan penuaan.
dengan penurunan daya
akomodasi karena kondisi
kurvatura kornea, lensa atau
keduanya lebih mendatar dari
bentuk normal

Koreksi dengan lensa konveks (+)


Astigmatisme
Kelainan yang disebabkan bola mata Type Astigmatisme
atau permukaan lensa mata • Astigmat Reguler
mempunyai kelengkungan yang tidak Kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-
sama, sehingga fokusnya tidak sama, lahan secara teratur dari 1 meridian ke meridian
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak berikutnya.
pada tempat yang sama Bayangan yang terjadi : garis, lonjong atau lingkaran.

Ditolong dengan lensa silindris : lensa • Astigmat Ireguler


yang mempunyai beberapa fokus Tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus.
Akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
• Pada astigmatisme, bola mata
berbeda sehingga bayangan menjadi iregular.
berbentuk lonjong seperti telur
Infeksi kornea, trauma, dan distrofi atau akibat kelainan
 sinar atau bayangan yang
pembiasan pada meridian lensa yang berbeda
masuk ke mata sedikit menyebar
 tidak fokus pada retina  Etiiologi
bayangan yang terlihat akan kabur • Umumnya diturunkan (faktor genetik)
dan hanya terlihat jelas pada satu •  sering muncul sejak anak anak
titik saja. • Tekanan yang berlebihan pada kornea
• Disamping itu, bayangan yang • Kebiasaan membaca yang buruk
agak jauh akan tampak kabur dan • Kebiasaan menggunakan mata untuk melihat objek yang
bergelombang. terlalu dekat
Tanda dan Gejala
• Sakit kepala
• Kelelahan pada mata
• Kabur saat melihat benda berjarak dekat maupun jauh
Presbiopia
Koreksi :
Definisi : Hilangnya daya akomodasi
• Presbiopi dikoreksi menggunakan lensa plus
yang terjadi bersamaan dengan
untuk mengatasi daya fokus otomatis lensa
proses penuaan pada semua orang.
yang hilang.
• Kacamata separuh, yaitu kacamata bagian
atasnya tidak dikoreksi untuk penglihatan
Epidemiologi : pada usia 44-46 jauh.
tahun, meningkat sampai usia 55 • Kacamata bifokus melakukan hal yang
tahun , menjadi stabil tetapi serupa tetapi memungkinkan koreksi
menetap kelainan refraksi yang lain

Kacamata atau adisi sesuai usia:


Memburuk pada cahaya temaram
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
dan biasanya lebih nyata pada pagi
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
hari atau saat subjek lelah
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
AMBLIOPIA
DEFINISI Penglihatan di salah satu mata tidak berkembang (bisa juga pada
keduanya); Onset : masa kanak-kanak
ETIOLOGI -Strabismus (mata yang mengalami deviasi cenderung tidak digunakan)
– strabismic amblyopia
-Anisometropia (khususnya yang perbedaan kemampuan refraksinya
cukup besar) dalam kelainan tersebut, kedua mata menghasilkan hasil
penglihatan yang berbeda (ada salah satu yang lebih jelas/sesuai)
sehingga otak cenderung memproses hasil dari mata yang lebih jelas
mata yang kurang jelas/ blurry hasil penglihatannya cenderung tidak
digunakan. – refractive amblyopia
Sebaiknya dilakukan screening pada anak-anak untuk mencapai diagnosis dan tatalaksana
yg lebih awal.
-Bayi yang mengalami strabismus sebaiknya setelah usia 3 bulan konsultasi dengan dr
mata
-Screening pada anak-anak usia 4 tahun (Vaughan & Asbury’s. General Ophtalmology. 18th
Ed)
TREATMENT -Memperbaiki kelainan refraksi yang ada dengan lensa yang sesuai
-Memacu pasien menggunakan mata yang kurang jelas penglihatannya
dengan menggunakan eye patch untuk menutup mata yg dominan.
Terapi sejak dini memberi hasil lebih baik
Anisometropia
• is the condition in which the two eyes have unequal refractive power.
Each eye can be nearsighted (myopia), farsighted (hyperopia) or a
combination of both, which is called antimetropia
Etiologi
• Kongenital, akibat pertumbuhan sumbu bola mata terlalu panjang
atau pendek, serta adanya faktor genetik.
• Didapat, biasanya karena trauma atau pasca-ekstraksi lensa saat
menjalani operasi katarak.
Klasifikasi
Simple anisometropia
Mixed anisometropia
simple astigmatic anisometropiaopic
astigmatism.
Manifestasi Klinis
• penglihatan kabur akibat kelainan refraksi.
• mata terasa lelah disertai nyeri kepala tanpa diketahui penyebabnya.
• Penglihatan ganda atau diplopia
Diagnosis
• Snellen chart
• uji aniseikonia
• worth four dots test
• Hirschberg test dan cover and uncover test.
Tatalakasana
a. Terapi Oklusi, merupakan sebuah teknik terapi dengan
menggunakan penutup mata atau patch pada mata sehat. Tujuan
penutupan ini berkaitan dengan upaya mencegah ambliopia akibat
supresi mata yang sakit. Mekanisme kerja terapi oklusi adalah
merangsang mata yang sakit untuk meningkatkan kemampuan
fungsi penglihatannya melalui stimulasi yang diberikan ke otak.
Beberapa jenis penutup mata yang dapat digunakan adalah
bandage, lensa kontak, kaca mata, dan terapi farmakologi
b. Lensa kacamata, Penggunaan lensa kacamata
merupakan metode yang paling aman, namun sulit
untuk menentukan koreksi visus yang terbaik
c. Lensa Kontak, salah satu terapi yang sangat
dianjurkan bagi penderita anisometropia. Beberapa
tipe lensa kontak adalah soft contact lenses, rigid
gas permeable (RGP) contact lenses, dan
orthokeratology (Ortho K). KI ; riwayat infeksi mata
berulang dan alergi, mata kering, bekerja di
lingkungan berdebu atau kotor, dan membutuhkan
koreksi lensa prisma
d. Pembedahan Photorefractive keratectomy (PRK)
dan laser in situ keratomileusis (LASIK) merupakan
metode koreksi pembedahan yang umum
dilakukan. Kedua teknik pembedahan ini bertujuan
untuk memperbaiki kelengkungan kornea
NIGHT BLINDNESS
Definisi : Patofisiologi:
• Ketidakmampuan melihat •Retina disuplai o/ suatu zat kimia yg disebut
dalam keadaan gelap. rhodopsin/ “visual purple”.
•Disebut juga dengan
nyctalopia. •Cahaya yg masuk ke retina akan menyebabkan
perubahan rhodopsin & berbagai zat kimia yg
•E/: ada di sel batang & kerucutperubahan sgt
–kekurangan vitamin A.
–Miopia progresif cepat & memerlukan sejumlah vitamin A.
–Refraksi •Defisiensi vit.A  night-blindness.
–Glaukoma lanjut
–Atrofi papil berat Klasifikasi
–Pupil kecil (akibat
miotika) •Congenital stationary night blind-ness
–Retinitis pigmentosa •Progressive night-blindness
–Obat2,mis: klorokuin & •Night blindness as complication of obesity
kina. surgery
–katarak
Tatalaksana:
•Konsumsi suplemen vit.A
•Perbanyak diet yg mengandung vit.A
•Atasi kelainan yg mendasarinya, mis: katarak.
Katarak
• Berdasarkan Riordan-Eva & Cunningham (2014), katarak  semua kekeruhan
pada lensa mata
• Menurut WHO  161 jt orang mengalami gangguan penglihatan di th 2002;
47.8%nya adalah katarak
• Sebagian besar  negara-negara berkembang
• Faktor resiko:
• Genetik
• Nutrisi, faktor penyakit sistemik
• Antioksidan
• Sinar matahari dan radiasi
• Rokok dan alcohol
• Usia, pendidikan
• Miopian
• Pencegahan katarak

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th Ed.


Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Diabetic Retinopathy
• Retinopati diabetikum  pelopor kebutaan di daerah barat terutama
pada orang-orang pekerja
• Merupakan disfungsi pembuluh darah retina yang progresif akibat
hiperglikemia kronik sehingga menyebabkan kerusakan structural
pada neural retina
• Pada 5 th pertama diabetes tipe I  low risk
• Setelah 5-10 tahun  rentan
• Sekitar 78% penderita diabetes tidak sadar mereka memiliki penyakit yang
mengancam penglihatan saat kontrol pertama kali
• Pada wanita hamil dg diabetes tanpa retinopati  memiliki resiko
nonproliferating diabetic retinopathy sekitar 10%
Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
Riordan-Eva P, Cunningham Jr ET. Vaughan &
Asbury’s General Ophthalmology. 18th Ed. New
York: McGraw-Hill; 2011
• Patogenesis  teori
• Gangguan enzim Aldose Reductase
• Faktor Vasoproliferatif
• Platelet dan Viskositas darah

• Manifestasi okuler
• Nonproliferative retinopathy  kerusakan pembuluh
kecil dan oklusi + penebalan membran basalis endotel
kapiler + ↓ perisit
• Maculopathy  penebalan retina secara fokal/difus
atau edema  kerusakan blood-retnal barrier; sering
pada DM tipe 2
• Proliferative retinopathy  paling berat 
pembentukkan PD baru yg mengalami kebocoran
protein serumYanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th
Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
• Pemeriksaan Penunjang
• Imaging
• OCT  identifikasi dan monitor edema macula
• FFA  identifikasi kelainan mikrovaskuler

Yanoff M, Duker JS. Editor. Ophthalmology. 4th


Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014
CSCR
• is an eye diseasewhich causes visual impairment, often temporary,
usually in one eye. When the disorder is active it is characterized by
leakage of fluid under the retina that has a propensity to accumulate
under the central macula. This results in blurred or distorted
vision (metamorphopsia). A blurred or gray spot in the central visual
field is common when the retina is detached. Reduced visual
acuity may persist after the fluid has disappeared
Causes
• CSR is a fluid detachment of macula layers from their supporting
tissue
• CSR is sometimes called idiopathic CSR which means that its cause is
unknown. Stress appears to play an important role
• CSR has also been associated with cortisol and corticosteroids
• Evidence has also implicated helicobacter pylori (see gastritis) as
playing a role
Diagnosis
• optical coherence tomography
• fluorescein angiography
RETINOPATI SEROSA SENTRAL

Keterangan
Definisi Keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen epitel di daerah
makula akibat masuknya cairan melalui membran Bruch
dan pigmen epitel yang inkompeten

Epidemiologi Laki-laki (20-50 tahun)


Didapatkan pada perempuan hamil dan usia > 60tahun

Etiologi dan Akibat tertimbunnya cairan di bawah makula terdapat


Patofisiologi gangguan fungsi makula visus menurun (disertai
metamorffopsia, hipermetropi, dengan skotoma relatif
dan positif)

Sifat Residif
Tanda dan gejala Penglihatan biasanya 20/20 – 20/80
RETINOPATI SEROSA SENTRAL
Pemeriksaan •Uji Amster penyimpangan garis lurus disertai skotoma
•Berkurangnya fungsi makulape ↓ kemampuan melihat warna
•Funduskopiterangkatnya retina dapat sangat kecil dan dapat
seluas diamter pupil
•Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat masuknya cairan
subretinal (dilihat dgn pemeriksaan angiografi fluoresein)

Terapi non Melihat letak kebocoran yang kadang tidak perlu di lakukan
farmakologi fotokoagulasi
Bila terjadi pe↓ visus akibat gangguan metabolisme
makuladipertimbangkan fotokoagulasi

Prognosis •Umumnya hilang sendiri setelah 6-8 minggu biasanya akan


hilang total setelah 4-6 bulan
•Pada keadaan ini cairan subretinal akan diserap kembali dan
retina melekat pada epitel pigmen tnapa gejala sisa subyektif
yang menyolok
•Makulaterlihat gamabaran perubahan pada epitel pigmen
Afakia Kongenital
• Suatu keadaan dimana tidak adanya suatu lensa pada mata yang
bersifat kongenital (didapat sejak lahir)
• Tanpa daya fokus lensa, mata akan mengalami hipermetropi tinggi
• Afakia bisa dikoreksi dengan kaca, kontak lens dan juga bedah
• Diperlukan pemakaian lensa yang tebal, maka menimbulkan keluhan
berupa:
benda yg dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal,
benda terlihat seperti melengkung (efek prisma lensa tebal),
bagian yg jelas hanya pada sentral sedangkan tepi kabur.
• Penatalaksanaan pada anak-anak sangat diperlukan, agar tidak
berkembang menjadi ambylopia
• Dengan adanya keluhan di atas maka pada pasien hipermetropia
dengan afakia diberikan kaca mata sbb:
- Pusat lensa yg dipakai letaknya tepat pada tempatnya.
- Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia.
- Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan.
- Kacamata tidak terlalu berat.
AFAKIA
Optic Disk Cupping
• Istilah yang menggambarkan terjadinya pembesaran “cup” pada optic disc.
• Optic disc memiliki bagian tengah yang disebut “cup" yang biasanya cukup
kecil dibandingkan dengan keseluruhan optic disc.
• Penyebab tersering glaukoma
• Pada ps glaukoma: peningkatan tio/kehilangan aliran darah ke optic nerve
 serabut saraf mati  “cup” membesar  berlanjut hingga lebih besar
dari optic disc
• Rasio cup to disc (C/D) lebih besar dari enam per sepuluh (0,6) umumnya
dianggap mencurigakan karena glaukoma.
• Pemeriksaan: Oftalmoskopi

Anda mungkin juga menyukai