SANITARIAN
Oleh
ERDINAL ,SKM,MKM
PENGURUS HAKLI PROV. RIAU
BIO DATA
keterampilannya.
Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan
atau kegiatannya itu.
Hidup dari situ.
34
UU 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Pasal 24
(1) mengamanatkan “Tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional”.
(2) “Ketentuan mengenai kode etik dan standar
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh organisasi profesi”.
35
BATASAN
• Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang
moralitas, yaitu baik-buruk suatu perbuatan dan
benar-salah suatu perbuatan dilihat dari segi
moral.
• Etika adalah pengetahuan tentang moralitas,
menilai baik buruknya sesuatu perbuatan ditinjau
dari sisi moral.
• Etika dapat mengandung norma kesusilaan
(sikap pribadi), norma kesopanan (perilaku antar
manusia), tetapi dapat dipengaruhi oleh norma
agama dan norma hukum.
36
PENGERTIAN
CODE OF ETHICAL CONDUCT
Kode Etik Sanitarian merupakan rumusan
“sikap tindak” yang menurut profesi
sanitarian “baik” khususnya bagi
masyarakat dan lingkungan , yang disusun
berdasarkan kajian dan prinsip Etik.
38
KODE ETIK SANITARIAN/AHLI KESEHATAN
LINGKUNGAN
20 kewajiban :
Umum (11)
Terhadap Klien/Masyarakat (5)
39
UMUM (11)
1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan profesi sanitasi
dengan sebaik-baiknya.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi
sanitasi, seorang sanitarian tidak boleh
dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
40
UMUM (11)
UMUM (11)
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya,
harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan menjunjung tinggi kesehatan dan
keselamatan manusia serta kelestarian lingkungan.
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan klien atau masyarakat dan
teman seprofesinya, dan berupaya untuk
mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau
kebohongan dalam menangani masalah klien atau
masyarakat. 42
Diklat Jabfung Sanitarian
UMUM (11)
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien
atau masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak
tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat.
10.Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian
harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan
secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenar-benarnya.
11.Seorang sanitarian dalam bekerjasama dengan para
pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat, harus saling menghormati. 43
Diklat Jabfung Sanitarian
TERHADAP KLIEN/MASYARAKAT
(5)
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas
dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan
penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
Dalam hal ia tidak mampu menyelesaikan
suatu pemeriksaan atau penyelesaian suatu
masalah, maka ia wajib berkonsultasi,
bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan
tersebut kepada sanitarian lain yang
mempunyai keahlian dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
44
TERHADAP KLIEN/MASYARAKAT (5)
46
TERHADAP DIRI SENDIRI (2)
47
PERILAKU PROFESI SANITARIAN (12)
48
PERILAKU PROFESI SANITARIAN (12)
9. Hormati kehidupan
49
KASUS 1
50
KASUS 2
52
Etik Sanitarian bukanlah common sense
Etik Sanitarian harus dipelajari, dihayati dan
diamalkan
Etik Sanitarian harus dibiasakan, diulang
setiap saat agar dapat melekat kedalam diri
seorang Sanitarian (internalisasi)
53
PERMENKES NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN
KEPMENPAN 19/2000
LOKUS PEKERJAAN
Fasyankes
a. puskesmas;
SANITARIAN b. klinik;
c. rumah sakit; dan
d. Fasyankes lain
SIKTS
Lingkup pekerjaan Tenaga
Sanitarian
LINGKUP PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN
Pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan ;
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
Undang-undang No. 36
tahun 2009 tentang
Kesehatan
Pasal 163 (ayat 3)
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-
unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. Sampah yang tidak diproses sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR