Anda di halaman 1dari 74

PROFESI DAN ETIKA

SANITARIAN

Oleh
ERDINAL ,SKM,MKM
PENGURUS HAKLI PROV. RIAU
BIO DATA

Nama : ERDINAL, SKM.,MKM


TTL : Pd. Panjang, 1 Juni 1964
T4 Kerja : RSUD Arifin Achmad
Jab SKRG : Kabag. UMUM
HP/WA : 0813-6570 9444
Alamat : Jl. Belanak No. 11 RT. 04/RW. 03
Kel. Tangk. Barat
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 1986-1987 : SPPH Padang
2. 1992-1994 : APK Kabanjahe
3. 1998-2000 : S1. FKM Universitas Indonesia
Peminatan Kesling
4. 2004-2006 : S2 FKM Universitas Indonesia
Peminatan Kesling
5. 2013- skrg : S3 Universitas Riau
(BLOM SELESAI)
RIWAYAT PEKERJAAN
1. 1988-2003 : KKP Pekanbaru (Sanitasi)
2. 2003-2008 : Bapelkes Prov. Riau
3. 2008-2011 : Labkesling (Kasubag. TU)
4. 2011-2012 : Kasi Promkes Dinkes Prov. Riau
5. 2012-2013 : Kasubag. Perencaan Dinkes Prov.
6. 2013-2013 : Kabid P4L Dinkes Prov. Riau
7. 2013-2015 : Kabid. Keperawatan RSJ Tampan
8. 2015-2016 : Kabag Umum RSUDAA
9. 2016-2017 :Kabid Fasyanmed RSUDAA
9. 2017-skrg : Kabag Umum RSUDAA
PENGERTIAN

Pengertian profesi dan profesional


Menurut DE GEORGE :
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
yang tinggi. Atau seorang
“PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI :
 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian
khusus.
 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau
kegiatan utama (purna waktu).
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mendalam.
PROFESIONAL :
 Orang yang tahu akan keahlian dan

keterampilannya.
 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan
atau kegiatannya itu.
 Hidup dari situ.

 Bangga akan pekerjaannya.


CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu
melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian
dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan
kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan
pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi.
ETIKA KESEHATAN
Etika dan Etiket
1. Pengertian ETIKA
 Berasal dari bahasa Inggris ethics adalah istilah yang
muncul dari aristoteles, asal kata ethos yaitu adat, budi
pekerti.
 Etika pada umumnya adalah setiap manusia
mempunyai hak kewajiban untuk menentukan sendiri
tindakan-tindakannya dan mempertanggung
jawabkanya dihadapan tuhan.
2. Pengertian ETIKET
 etiket yaitu cara melakukan perbuatan sesuai dengan
Etika yang berlaku
PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET

1. Etika menetapkan norma perbuatan apakah


perbuatan itu dapat dilakukan atau tidak,
cth masuk tanpa izin tdk boleh.
 Etiket menetapkan cara melakukan perbuatan
sesuai dengan yang diinginkan, masuk kerumah
org mengetuk pintu atau/dan salam.
2. Etika berlaku tidak bergantung pd ada tidaknya
org,cth larangan mencuri walau tdk ada org.
 etiket berlaku jika ada org.cth org makan pakai
baju tdk ada org tdk apa2.
PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET

3. Etika bersifat absolut tdk dpt ditawar


cth mencuri&membunuh
 Etiket bersifat relatif cth koteka wajar dipapua,
diaceh wajib menutup aurat
4. Etika memandang manusia dari segi dalam
(batiniah) cth: org-org bersifat baik tidak munafik.
 etiket memandang manusia dari segi
luar(lahiriah).cth: bersifat sopan dan santun tp
munafik.
B. ETIKA,MORAL DAN AGAMA

1.Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan


atau ilmu tentang adat istiadat
2. Moral (latin) objek etika (yunani) yang berarti
adat kebiasaan
 Perbedaan Etika adalah ilmu pengetahuan dan moral
adalah objek
3. Agama
a. hub antara manusia dan suatu kekuasaan luar yang
lain dan lebih daripada yg dialami manusia
b. apa yang diisyaratkan Allah dengan perantara Nabi
berupa perintah dan larangan
HUBUNGAN ETIKA, MORAL DAN AGAMA

 Moral diartikan sama dengan etika yang berupa


nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan hidup manusia untuk mengatur
perilakunya.
 Agama mengandung nilai moral yang menjadi
ukuran moralitas/etika perilaku manusia. Makin
tebal keyakinan agama dan kesempurnaan taqwa
seseorg makin baik moralnya yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku baik dan benar.
FAKTOR PENENTU MORALITAS

1. Perbuatan manusia dilihat dari motivasi,tujuan akhir


dan lingkungan perbuatan
2. Motivasi :hal yang diinginkan oleh pelaku perbuatan
dgn maksud untuk mencapai sasaran yang hendak
dituju.cth: kasus Aborsi motivasix mencegah malu dan aib
keluarga
3. Tujuan akhir adalah diwujudkan perbuatan yang
dikehendaki secara bebas. Cth aborsi tujuanx
mengugurkan kandungan.
4. Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang secara
aksidential atau mewarnai perbuatan. Cth aborsi oleh PSK
C. JENIS - JENIS ETIKA

 Etika umum & etika khusus


 Etika umum membicarakan mengenai kondisi-
kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, teori-teori Etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak, serta tolok ukur menilai baik
atau buruk.
 Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus.
ETIKA KHUSUS

 Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu


 Etika individual Etika individual menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap diri sendiri.
 Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota masyarakat.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan
manusia baik secara perseorangan dan langsung atau
bersama-sama dalam bentuk kelembagaan, sikap kritis
terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung jawab
manusia terhadap lainnya.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum
profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya.
SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
 Melibatkan kegiatan intelektual.
 Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
 Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan
sekedar latihan.
 Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
 Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
 Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
 Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah
kode etik.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :

 Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok


diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk
mengatur kehidupan bersama.
 Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai
nilai-nilai yang Menjadi landasan dalam
pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya,
yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering
menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai
yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya.
SAMBUNGAN
 Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam
manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota
profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama
(tertuang dalam kode etik profesi), sehingga
terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi
hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian
juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis di daerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.
ETIKA PROFESI SANITARIAN (KESEHATAN
LINGKUNGAN)

PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI SANITARIAN


1. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
2. PERAN SEBAGAI PENGELOLA KESEHATAN
LINGKUNGAN
3. PERAN SEBAGAI PENDIDIK, PELATIH DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. PERAN SEBAGAI PELAKSANA

1. Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi


kesehatan manusia Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Mampu mengidentifikasi komponen-komponen yang
mempengaruhi kesehatan manusia
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen
lingkungan secara tepat berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memilih alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur.
SAMBUNGAN
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan/pengukuran.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memahami bentuk-bentuk penyajian hasil
pemeriksaan
b. Menyajikan hasil pemeriksaan/pengukuran.
4. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan
terhadap standar baku mutu sanitasi bersih
a. Memahami standar baku mutu sanitasi
b. Mampu mempergunakan standar sanitasi
lingkungan yang tepat
c. Mampu menegakkan diagnosa lingkungan
2. PERAN SEBAGAI PENGELOLA KESEHATAN
LINGKUNGAN
Sebagai pengelola, sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi .
1. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami dampak negatif akibat penyimpangan mutu lingkungan
b. Menggunakan metode analisis yang tepat
2. Menginterpretasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu lingkungan
b. Menentukan penyimpangan parameter mutu lingkungan.
3. Merancang dan merekayasa penanggulangan
masalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
manusia
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memahami cara penanggulangan masalah
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
b. Memilih cara penanggulangan yang tepat
c. Merancang bangun upaya penanggulangan masalah
lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
4. Mengorganisir penanggulangan masalah kesehatan
lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memahami tata laksana penanggulangan
b. Mampu menngunakan sumber daya yang ada
5. Mengevaluasi hasil penanggulangan
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Menentukan kriteria kebersihan
penanggulangan
b. Menentukan instrumen/alat evaluasi
c. Menilai kebersihan penanggulangan
3. PERAN SEBAGAI PENDIDIK, PELATIH DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sebagai pendidik, pelatih dan pemberdayaan masyarakat,


sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi.
1. Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang kesehatan lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Menyusun instrumen pengumpulan data
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan
b. Mengumpulkan data pengetahuan, sikap dan
perilaku tentang kesehatan lingkungan
2. Menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang kesehatan lingkungan yang perlu
diintervensi
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memahami pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang sesuai kaidah kesehatan
b. Memilih bentuk intervensi pengetahuan,
sikap dan perilaku
3. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku tentang kesehatan lingkungan.
Kompotensi yang harus dimiliki:
a. Memahami metode intervensi
b. Merancang bentuk intervensi yang kuat

4. Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku


masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Memahami tata laksana intervensi sikap dan perilaku
b. Menggali sumber daya di masyarakat
c. Mengembangkan jaringan kemitraan untuk pemecahan
masalah kesehatan lingkungan
d. Menggerakkan sumber daya
e. Memberikan alternatif pemecahan masalah
5. Mengevaluasi hasil intervensi
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Menentukan kriteria keberhasilan intervensi
b. Menentukan instrumen evaluasi
c. Menilai keberhasilan intervensi
4. PERAN SEBAGAI PENELITI KESEHATAN
LINGKUNGAN
Sebagai peneliti, sanitarian mempunyai 2 (dua) fungsi
1. Menentukan masalah kesehatan lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mengumpulkan data kesehatan lingkungan
b. Merumuskan masalah kesehatan lingkungan
2. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat
Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Mampu membuat usulan penelitian teknologi tepat
dalam bidang kesehatan lingkungan
b. Menggerakkan sumber daya
c. Menyusun laporan penelitian
UU 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Pasal 23
(1) “Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan”.
(2) “Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanankesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki”.
(3) “Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki
izin dari pemerintah”.

34
UU 36/2009 TENTANG KESEHATAN

Pasal 24
(1) mengamanatkan “Tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional”.
(2) “Ketentuan mengenai kode etik dan standar
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh organisasi profesi”.

35
BATASAN
• Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang
moralitas, yaitu baik-buruk suatu perbuatan dan
benar-salah suatu perbuatan dilihat dari segi
moral.
• Etika adalah pengetahuan tentang moralitas,
menilai baik buruknya sesuatu perbuatan ditinjau
dari sisi moral.
• Etika dapat mengandung norma kesusilaan
(sikap pribadi), norma kesopanan (perilaku antar
manusia), tetapi dapat dipengaruhi oleh norma
agama dan norma hukum.
36
PENGERTIAN
CODE OF ETHICAL CONDUCT
Kode Etik Sanitarian merupakan rumusan
“sikap tindak” yang menurut profesi
sanitarian “baik” khususnya bagi
masyarakat dan lingkungan , yang disusun
berdasarkan kajian dan prinsip Etik.

Kode Etik harus dipatuhi oleh anggota, dan


bila dilanggar akan diberi sanksi.
37
PRINSIP DASAR
 Autonomy
Menghormati hak klien untuk menentukan apa yang
boleh dilakukan terhadap dirinya
 Beneficence
Setiap sikap/tindakan harus berorientasikan kepada
kebaikan klien
 Non Maleficence
Tidak boleh melakukan sikap/tindakan yang
memperburuk keadaan klien
 Justice: fairness
Keadilan, keterbukaan dan kejujuran

38
KODE ETIK SANITARIAN/AHLI KESEHATAN
LINGKUNGAN

20 kewajiban :
 Umum (11)
 Terhadap Klien/Masyarakat (5)

 Terhadap Teman Seprofesi (2)

 Terhadap Diri Sendiri (2).

39
UMUM (11)
1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan profesi sanitasi
dengan sebaik-baiknya.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi
sanitasi, seorang sanitarian tidak boleh
dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

40
UMUM (11)

4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri


dari perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.
5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati
dalam menerapkan setiap penemuan teknik
atau cara baru yang belum teruji
kehandalannya dan hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat
6. Seorang sanitarian hanya memberi saran atau
rekomendasi yang telah melalui suatu proses
analisis secara komprehensif.
41
Diklat Jabfung Sanitarian

UMUM (11)
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya,
harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan menjunjung tinggi kesehatan dan
keselamatan manusia serta kelestarian lingkungan.
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan klien atau masyarakat dan
teman seprofesinya, dan berupaya untuk
mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau
kebohongan dalam menangani masalah klien atau
masyarakat. 42
Diklat Jabfung Sanitarian

UMUM (11)
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien
atau masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak
tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat.
10.Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian
harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan
secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenar-benarnya.
11.Seorang sanitarian dalam bekerjasama dengan para
pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat, harus saling menghormati. 43
Diklat Jabfung Sanitarian

TERHADAP KLIEN/MASYARAKAT
(5)
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas
dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan
penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
Dalam hal ia tidak mampu menyelesaikan
suatu pemeriksaan atau penyelesaian suatu
masalah, maka ia wajib berkonsultasi,
bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan
tersebut kepada sanitarian lain yang
mempunyai keahlian dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
44
TERHADAP KLIEN/MASYARAKAT (5)

2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan


profesinya secara bertanggung jawab.
3. Seorang sanitarian wajib melakukan
penyelesaian masalah sanitasi secara tuntas
dan keseluruhan.
4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi
kepada kliennya atas pelayanan yang
diberikannya.
5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan
perlindungan atas praktek pemberian
pelayanan.
45
TERHADAP TEMAN SEPROFESI (2)

1. Seorang sanitarian memperlakukan


teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelesaian masalah.
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling
menganbil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan,
atau berdasarkan prosedur yang ada.

46
TERHADAP DIRI SENDIRI (2)

1. Seorang sanitarian harus memperhatikan


dan mempraktekkan hidup bersih dan
sehat supaya dapat bekerja dengan baik.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan
lingkungan, kesehatan dan bidang-
bidang lain yang terkait.

47
PERILAKU PROFESI SANITARIAN (12)

1. Bekerja sesuai dengan standar tertinggi


2. Otonomi dan kebebasan profesi
3. Mendahulukan kepentingan klien
4. For the best interest on the client
5. Evidence based
6. Keterangan yang benar

48
PERILAKU PROFESI SANITARIAN (12)

7. Jujur, kemanusiaan, bertanggung jawab


8. Hormati hal client, sejawat, dll

9. Hormati kehidupan

10. Hormati sejawat

11. Pelihara kesehatan

12. Pelihara dan tingkatkan pengetahuan.

49
KASUS 1

 Seorang penduduk yang tinggal 50 M dari


sebuah hotel terkena DBD, hasil
pemeriksaan spesimen darah positif.
 Manajer hotel minta Sanitarian (private)
melakukan pengasapan

50
KASUS 2

 Di sebuah lingkungan pemukiman yang


padat dan kumuh, ada keluarga yang
melakukan usaha membuat tahu dari
bahan baku kedelai dengan omset 0,5
kwintal/hari.
 Seorang tetangganya melaporkan
masalah limbahnya kepada Sanitarian
(private)
51
KASUS 3

 Di sebuah lingkungan pemukiman yang


relatif padat dan kumuh, ada keluarga
yang ingin membuat sumur untuk sumber
air minum
 Dia meminta kepada Sanitarian (di Klinik
sanitasi) untuk keperluan tersebut.

52
 Etik Sanitarian bukanlah common sense
 Etik Sanitarian harus dipelajari, dihayati dan
diamalkan
 Etik Sanitarian harus dibiasakan, diulang
setiap saat agar dapat melekat kedalam diri
seorang Sanitarian (internalisasi)

53
PERMENKES NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN

 Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah


lulus pendidikan di bidang kesehatan lingkungan
sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
SANITARIAN

PNS YANG DIBERI TUGAS, TANGGUNG JAWAB,


WEWENANG DAN HAK SECARA PENUH OLEH
PEJABAT YG BERWENANG UNTUK MELAKUKAN
KEGIATAN PENGAMATAN, PENGAWASAN, DAN
PEMBERDAYAAN MASY DALAM RANGKA
PERBAIKAN KUALITAS KESLING UNTUK DAPAT
MEMELIHARA, MELINDUNGI, & MENINGKATKAN
CARA-CARA HIDUP BERSIH DAN SEHAT

KEPMENPAN 19/2000
LOKUS PEKERJAAN

Fasyankes
a. puskesmas;
SANITARIAN b. klinik;
c. rumah sakit; dan
d. Fasyankes lain

SIKTS
Lingkup pekerjaan Tenaga
Sanitarian
LINGKUP PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN
Pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan ;
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
Undang-undang No. 36
tahun 2009 tentang
Kesehatan
Pasal 163 (ayat 3)
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-
unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. Sampah yang tidak diproses sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi


limbah cair dan tinja;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
limbah cair dan tinja.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi


tanah dan limbah padat;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
tanah dan limbah padat
PENGELOLAAN UDARA DAN LIMBAH GAS

a. pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran


dan kelembaban, kimia dan mikrobiologi udara
dan
limbah gas;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengolahan limbah;
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
udara dan limbah gas.
PENGELOLAAN SAMPAH

a. pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan, dan


karakteristik;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan
pemerintah
PENGENDALIAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

a. pemeriksaan tempat perindukan, perilaku


binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat
perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit,
perilaku masyarakat; dan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian
binatang pembawa penyakit.
PENGELOLAAN ZAT KIMIA DAN LIMBAH B3, MEDIS

a. pemeriksaan jumlah, consentrasi dan jenis zat


kimia, limbah B3, hygiene industry, kesehatan
kerja;
b. pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang
terpajan, dan manusia yang terpajan; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat
kimia dan limbah B3.
PENGELOLAAN KEBISINGAN YG MELEBIHI AMBANG BATAS

a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan


yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat,
kondisi lingkungan;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi
ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan;
dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan yang terpajan kebisingan yang melebihi
ambang batas.
PENGELOLAAN RADIASI SINAR PENGION DAN NON PENGION

a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi,


sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat
radiasi, kondisi lingkungan radiasi; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan yang terkena radiasi sinar pengion dan
non pengion.
PENGELOLAAN AIR YANG TERCEMAR

a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi


air;
b. penentuan sumber air, dan perlindungan
kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan
air; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air
yang tercemar
PENGELOLAAN UDARA YANG TERCEMAR

a. pemeriksaan kualitas fisik udara/ kebisingan/


getaran/ kelembaban udara baik in door maupun
outdoor, kecepatan angin dan radiasi, pemeriksaan
kimia, mikrobiologi;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari
pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengolahan udara; dan
c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan
udara yang tercemar
PENGELOLAAN MAKANAN YANG
TERKONTAMINASI

a. pemeriksaan kualitas fisik , kimia, mikrobiologi


dan parasitologi;

b. perlindungan kesehatan masyarakat dari


pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur
dari proses pengelolaan makanan; dan

c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan


makanan dan minuman yang terkontaminasi.
PELAYANAN KESLING (PROG PEMERINTAH)

a. melakukan ARKL, ADKL, RKL, RPL, UKL, UPL.


b. melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi
kapal dan pesawat sesuai dengan Peraturan
Kesehatan Internasional (IHR); dan
c. melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik
Sanitasi dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).
TERIMA KASIH
NATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai